ALAM

Seri Pantai di Lamongan (4): Panen Anggur Laut di Pantai Kutang Labuhan

Bulan ini adalah saat yang tepat untuk berkunjung ke Pantai Kutang di Desa Labuhan Kecamatan Brondong. Ada beberapa alasan:

  1. Ketinggian airnya pas. Ketinggian air di pantai sangat dipengaruhi oleh musim dan pasang surut. Kalau airnya dangkal, maka permukaan air tidak sampai menyentuh bagian pantai yang berpasir lembut. Anak-anak tidak bisa menceburkan diri ke dalam air, tidak bisa bermain pasir sambil menikmati ombak. 
  2. Ketinggian ombak juga pas. Pada musim kemarau seperti sekarang, ombak tidak begitu tinggi. Biasanya pengunjung ramai-ramai datang ke sini pada libur Desember-Januari. Pada saat itu bertepatan dengan awal musim hujan. Ombak cukup tinggi. Angin juga cukup kencang. Agak berbahaya buat anak kecil untuk bermain di pantai.
  3. Airnya jernih. Pada musim kemarau seperti sekarang, air pantai cukup jernih. Dari atas geladak, kita bisa melihat ikan berenang di bawah. Bahkan jika kita menceburkan diri ke air, kita bisa melihat ikan kecil-kecil berenang dari jarak dekat. Pada musim hujan, ombak cukup besar sehingga air pantai cenderung keruh. Kita tidak bisa melihat ikan berenang di dalam air.

4. Bisa panen anggur laut. Ini pengalaman yang sangat sulit didapatkan di tempat wisata lain. Anggur laut adalah sejenis rumput laut yang bentuknya seperti anggur kecil-kecil, printil-printil. Anggur laut ini biasanya tumbuh di pantai yang dangkal dan berpasir. Kebetulan Pantai Kutang Labuhan termasuk pantai jenis ini. Pada musim kemarau, air laut cukup jernih dan sinar matahari cukup kuat untuk sampai di dasar pantai sehingga rumput laut mudah berfotosintesis. 

Dompolan anggur laut ini akan terbawa ombak sampai ke pantai. Anak-anak bisa mengumpulkannya hanya dengan cara menunggunya terbawa ombak sampai ke pasir. Kalau kita mau mendapat anggur laut lebih banyak, kita bisa turun ke dalam air. Kalau kita datang awal, kita bahkan bisa mengumpulkan anggur laut beberapa kilogram selama satu jam. Jumlah sebanyak ini kira-kira nilainya beberapa puluh ribu rupiah kalau dijual. 

Ini sebetulnya rahasia tapi kami bocorkan. Jangan bilang ke siapa-siapa. hehehe… Tinggal hitung saja. Tiket masuk hanya Rp5 ribu per orang. Kalau kita pulang membawa 1 kg anggur laut saja, kita sudah untung. 

Yang asyik, anggur laut ini bisa dimakan langsung. Tinggal dicuci dengan air laut yang bersih dan langsung dikeremus. Rasanya asin gurih. Sensasinya unik. Kita bisa merasakan dompolan anggur mini ini meletus di mulut. Kraus-kraus. Tapi paling enak tentu saja dibawa pulang, dicuci bersih, lalu terakhir dibilas dengan air panas, kemudian dinikmati dengan sambal urap, sambal kacang, atau sambal pecel. 

Lho, apa memang anggur laut ini boleh dibawa pulang? 

Boleh. Karena anggur laut adalah hasil laut yang terbarukan. Bisa tumbuh lagi. Beda halnya dengan pasir. Kita tidak boleh pulang membawa pasir karena pasir bisa habis. Tapi anggur laut akan selalu tumbuh dan terbawa ombak ke tepi laut. Bahkan kalau tidak kita ambil, anggur laut ini akan menjadi sampah. 

ANEKA

Tanaman Buah yang Cocok Dikembangkan di Lamongan (Bag. 7): Mangga Agri Gardina

Mangga mungkin tidak begitu menarik untuk dibudidayakan karena harga jualnya yang rendah. Di Lamongan, mangga jenis gadung (arumanis) dan manalagi adalah jenis tanaman rakyat yang tumbuh di mana-mana. Mulai dari pekarangan rumah sampai tegalan yang tak terawat.

Jika sedang musimnya, buah mangga nyaris tak berharga. Satu buah cuma dihargai seribu rupiah. Padahal rasanya enak sekali, gizinya juga padat. 

Kalau kita hendak mengembangkan kebun mangga, pilihan yang lebih menguntungkan adalah menyasar pasar premium. Bukan pasar tradisional. Pasar premium ini melayani konsumen horang kaya seperti supermarket kota.

  1. Mangga Alpukat

Mangga arumanis sebetulnya bisa dikelola untuk pasar premium. Caranya adalah dengan membungkus semua buah mangga satu demi satu dan membiarkannya matang pohon. Mangga dipanen pada saat sudah matang sempurna. Supermarket menyebut mangga ini dengan nama mangga alpukat. Harganya lumayan. Di tingkat konsumen mencapai Rp25 ribu per kilo walaupun sedang musim mangga. Padahal ini adalah jenis mangga gadung biasa. Hanya beda perlakuan.

Di pasar diberi nama mangga alpukat karena cara makannya seperti alpukat. Buah diiris melintang lalu daging buahnya disendoki seperti alpukat. Tidak diiris-iris layaknya cara kita makan mangga gadung. Daging buahnya bisa disendoki karena memang mangga gadung yang matang sempurna itu daging buahnya lembut sekali tanpa serat.

Kelemahannya adalah tingkat kesulitan membungkus mangga satu demi satu. Di tempat kita pohon mangga biasanya dibiarkan tumbuh tinggi besar. Hampir tidak mungkin buahnya dibungkus satu-satu. Kalau memang kita ingin membudidayakan mangga alpukat, sejjak masa tanam, pohon mangga harus diatur tidak boleh terlalu tinggi sehingga buahnya mudah dibungkus satu demi satu. 

  1. Mangga Agri Gardina

Mangga jenis ini belum begitu populer tapi sebetulnya termasuk mangga unggul yang mudah dikembangkan. Kelebihannya antara lain:

  1. Cepat berbuah (genjah)

Umur tiga tahun, mangga sudah berbuah dan jumlah buahnya cukup banyak. Tidak sekadar “belajar berbuah”. Buahnya sudah merata di semua bagian ranting. Karena batangnya masih pendek, hanya setinggi badan kita, panennya pun gampang. Tinggal petik pakai tangan. Mangga ini kategorinya seperti mesin buah, bukan mesin daun. Jadi nutrisi yang diserap memang diolah menjadi buah dalam jumlah banyak. Yang lebih menarik, mangga ini bisa berbuah terus, tidak mengenal musim. Setelah buanya habis dipanen, pucuk-pucuknya akan mengeluarkan bunga kembali. 

  1. Tampilan buahnya menarik

Warna buahnya sangat menarik. Kulitnya dominan ungu-merah-oranye. Sangat sesuai dengan selera konsumen premium. Tidak seperti mangga gadung yang warnanya tetap hijau dan tidak menarik walaupun sudah matang sempurna dan rasanya legit sekali.

  1. Aroma harum rasanya legit 

Mangga agri gardina rasanya mirip gadung: manis, tidak kecut. Aromanya lebih harum daripada gadung. Enak sekali buat dicium-cium saat matang sempurna. Bahkan selesai dimakan, ketika kita bersendawa, aroma harumnya masih terasa. 

  1. Cara makannya unik

Nah, ini bagian yang paling menarik. Mangga ini ukurannya kecil, hanya segenggam tangan. Pada saat matang sempurna, kulitnya bisa dikupas seperti kulit pisang, hanya dengan menggunakan kuku jempol. Jadi, sama sekali tidak perlu pisau. Kulitnya tinggal dikupas lalu dagingnya langsung dikerokoti. Dagingnya lembut sekali seperti mangga alpukat. Tidak berserat, tidak menyebabkan selilitan. 

  1. Harganya masih bagus

Di tingkat petani, harga mangga ini masih cukup mahal, Rp15 ribu sekilo. Maklum, karena saat ini masih jarang yang mengebunkan. Bandingkan dengan harga mangga manalagi di tingkat petani yang satu buahnya hanya dihargai seribu pada saat musim.

Kelemahan mangga ini adalah butuh perawatan yang intensif. Mangga agri gardina berbeda dari mangga gadung atau manalagi yang tidak perlu dirawat pun akan berbuah sendiri. Mangga agri gardina harus disiram dan rutin dipupuk organik. Jika tidak dirawat, buahnya akan kecil-kecil sehingga porsi bijinya lebih banyak daripada porsi dagingnya.

Jadi mangga ini cocok dikembangkan di lahan yang mudah pengairannya. Misalnya daerah sepanjang bantaran Bengawan Solo. Adapun lahan tegal bebukitan yang tidak punya sumber air tidak cocok untuk kebun agri gardina. 

OLEH-OLEH KHAS LAMONGAN

Kupat Sumuran Paciran Enake Megilan

Maaf, info ini hanya buat Anda yang memang berniat wisata kuliner, bukan berniat cari makan.

Lho, apa bedanya?

Tempat makan ini lokasinya cukup jauh dari jalan raya. Akses jalan aspalnya juga gronjal-gronjal. Jadi hanya cocok dikunjungi kalau Anda memang berniat mengeksplorasi makanan-makanan enak di pesisir Lamongan.

Lokasi

Warung ini cukup terkenal di kalangan warga Paciran. Lokasinya ada di Dusun Sumuran, Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran, Lamongan. Petunjuk arah yang paling mudah, kita bisa masuk dari gang yang berada persis di seberang Masjid “Kubah Emas” at-Taqwa Paciran. Lurus terus ke selatan melewati jalan kampung, melintasi ladang, sampai masuk Dusun Sumuran, lurus terus sampai sekitar 3 km dari Jl. Raya Daendels. Warung berada di sisi timur jalan, sangat mudah dikenali karena sendirian, dikelilingi ladang, tidak bertetangga.

Tempat duduknya muat dua puluhan orang. Suasananya nyaman dan adem pedesaan, di bawah naungan pohon mimba dan para-para tanaman markisa. Enak sekali buat bersantai bersama keluarga.

Menu utama

Menu utama di warung ini adalah kupat kare. Pilihan daging karenya ada ayam kampung, mentok, ikan pari, tpngkol, dan pindang. Porsinya kategori besar. Mengenyangkan. Kami mencoba pesan becek mentok dan opor ayam. Dua-duanya bintang lima.

Satu porsi becek mentok berisi dua potong. Sementara satu porsi opor ayam kampung berisi tiga potong. Walaupun daging mentok tergolong sulit diolah, di warung ini becek mentok dagingnya empuk sekali. Aroma amis mentok sama sekali tidak tercium.

Kuahnya sangat berminyak. Ini wajar karena daging mentok memang secara alami mengandung banyak lemak.

Selain berminyak, kuahnya juga kental karena bumbunya cukup pekat. Inilah yang menyebabkan aroma amis mentoknya sama sekali tidak tercium. Kami memberi rating mumtaz. Bintang lima.

Begitu pula kare ayamnya. Daging ayam kampung biasanya cukup alot tapi di warung ini ayam kampungnya empuk sekali. Lebih empuk daripada becek mentoknya. Kare di sini khas, dihidangkan dengan serundeng basah kelapa. Tanpa serundeng pun karenya sudah maknyus. Apalagi jika ditambah kelapa. Laziiiiz.

Dua menu ini kami beri rating bintang lima. Untuk membayangkan rasa lezatnya, cukup lihat foto sebelum dan sesudah disantap.

Harga per porsi Rp25 ribu. Mungkin terkesan mahal tapi sebetulnya wajar karena satu porsi berisi tiga potong ayam kampung atau dua potong mentok. Karena ini ayam kampung, tentu ukuran potongannya tidak sebesar ayam pedaging.

Kalau Rp25 ribu dianggap terlalu mahal, kita bisa pesan lodeh tongkol (Rp15 ribu) atau lodeh ikan pindang layang (Rp 10ribu)

Minuman

Ada beberapa pilihan minum. Kami mencoba es batil dan dawet ental. Buat yang belum tahu, es batil adalah es dengan isi batil, roti beras sejenis apem. Selain berisi batil, es ini juga berisi dawet.

Soal rasa, es batil di sini kira-kira sama dengan es batil Bu Bayinah Bulubrangsi yang terkenal itu. Tapi masih belum bisa mengalahkan juara es batil Lamongan, yaitu es batil Bu Isa Desa Gampangsejati.

Adapun menu dawet entalnya cukup enak. Entalnya pas. Empuk, tidak terlalu muda, atau terlalu tua. Manisnya juga manis gula siwalan asli yang gurih dan wangi. Kedua menu ini layak dicoba apalagi es batil cukup sulit dijumpai.

Secara ringkas, warung ini kategorinya jempolan karena semua masakannya enak. Hanya saja, ya itu tadi, lokasinya mblusuk-mblusuk.

Kekurangan lain adalah kecepatan pelayanan. Warung ini cukup terkenal. Pelanggannya cukup banyak tapi penjaganya hanya satu orang. Kalau kebetulan sedang banyak pembeli, antrean pesanan jadi agak lama. Makanya warung ini tidak cocok buat yang berniat makan karena sudah lapar.

Lebih cocok buat wisata kuliner sekeluarga.

mixue lamongan OLEH-OLEH KHAS LAMONGAN

Mixue vs Jian Kang vs Momoyo

Pertarungan gerai es krim di Lamongan sekarang sudah sangat panas. Saking panasnya, es krimnya sampai meleleh. Di Pantura saja, lebih sempit lagi di sepanjang jalan raya Blimbing-Brondong, kini sudah ada tiga gerai waralaba es krim yaitu Jian Kang, Mixue, dan Momoyo. 

Dari ketiganya, Jian Kang membuka gerai paling awal. Lokasinya di Blimbing, kecamatan Paciran. Dengan promo yang cukup gencar, lewat banner yang dipasang di sepanjang jalan raya Daendels, Jian Kang sempat menikmati masa panen karena menjadi satu-satunya gerai es krim di Pantura. Pembelinya sampai antre di luar karena ruang di dalam tidak begitu luas.

Tapi baru masuk lap kedua arena balapan, tiba-tiba Jian Kang disalip dari kiri oleh gerai es krim legendaris, Mixue. Mixue membuka gerai di Brondong.  Beda kecamatan dengan gerai Jian Kang tetapi lokasinya hanya berjarak sekitar 2 km. 

Begitu Mixue masuk arena balapan, para pembeli berduyun-duyun pindah haluan. Kebetulan nama Mixue memang lebih dulu terkenal walaupun kehadirannya di Pantura kalah cepat dari Jian Kang. Kebetulan dua-duanya adalah waralaba es krim dari luar negeri. Mixue dari Cina. Jian Kang dari Hongkong.

Pembeli Mixue membludak sampai kendaraan para pembeli diparkir di depan rumah sebelah yang kebetulan adalah praktik dokter. Sampai-sampai pemilik rumah merasa terganggu dan memasang plang dilarang parkir di situ. 

Dari luar, gerai Mixue kelihatan kecil. Tapi bagian dalamnya cukup panjang sehingga bisa menampung belasan pembeli. Bahkan di dalamnya juga ada tempat bermain buat anak-anak. Dibandingkan tempat bermain anak, tempat parkir seharusnya lebih diprioritaskan karena menyangkut ketertiban umum.

Ketika Mixue dan Jian Kang sedang balapan memasuki lap ketiga, tiba-tiba dari belakang kanan datang pemain baru, Momoyo. Tidak tanggung-tanggung, Momoyo langsung menantang dan membuka gerai yang lokasinya hanya seratusan meter dari Mixue. Dari jalan raya, gerai Momoyo paling mencolok dan mudah dilihat pendengara yang lewat.

Dari namanya, Momoyo ini sekilas terdengar seperti merek dari Jepang atau Korea. Tapi ternyata ini adalah waralaba es krim lokal. Momoyo datang paling belakang tetapi langsung menawarkan kenyamanan yang tidak dimiliki dua pesaingnya yang buka lebih awal. Momoyo menyediakan tempat parkir yang luas. Kursi meja juga cukup banyak. Sementara Mixue dan Jian Kang sama-sama punya masalah dalam hal tempat parkir. 

Kenyamanan ini menjadi faktor penting karena dalam hal harga dan rasa, ketiga es krim ini sebelas dua belas. Harga termurahnya sama-sama Rp 8 ribu rupiah. Harga rata-rata sekitar Rp 16 ribu rupiah.

Tapi dari ketiganya, Mixue sedikit lebih royal dalam hal porsi. Mixue juga memiliki citarasa susu yang paling kuat dibanding dua yang lain. Aroma susu ini bagi penggemar susu memang membuat Mixue terasa lebih enak. Tapi bagi orang yang tidak begitu menyukai aroma susu, citarasa Mixue bisa bikin enek. 

Anda sendiri pilih yang mana? Punya pendapat lain? Sampaikan di kolom komentar.

SEJARAH

Sejarah Bangkai Pesawat Tempur di Desa Weru, Paciran, Lamongan 

Hari Minggu, 21 Mei kemarin, nelayan Desa Weru Kecamatan Paciran Lamongan menemukan bangkai pesawat tempur saat melaut. Lokasi penemuan sekitar 12 mil dari pantai.

Penemuan ini menambah daftar bangkai alat tempur yang ditemukan di wilayah Lamongan. Tahun 2019 lalu, warga Desa Mertani Karanggeneng juga menemukan perahu baja di Bengawan Solo. Awalnya perahu baja ini diduga milik tentara Sekutu yang sedang di Jawa untuk melucuti tentara Jepang yang kalah perang pada tahun 1945. Dugaan ini didasarkan pada cap yang menunjukkan perahu ini buatan Amerika.

Namun berdasarkan penelusuran sejarah yang kami lakukan, bangkai perahu baja ini kami duga kuat milik tentara Belanda yang digunakan pada saat agresi militer sesudah kemerdekaan RI. Pada masa itu Belanda memang banyak menggunakan alat tempur buatan Amerika. Ini bagian dari bantuan Amerika yang diberikan kepada negara-negara sekutunya selama Perang Dunia II.

Selengkapnya tentang Sejarah Perahu Baja bisa dibaca di sini

Bagaimana dengan bangkai pesawat di Weru ini?

Pada awalnya masyarakat Weru menduga bangkai pesawat itu ada hubungannya dengan penuturan orang-orang tua dulu bahwa di desa ini ada tangsi (barak militer) zaman Belanda. Namun, sepertinya dugaan ini sulit dihubungkan. Seandainya pun di Weru pernah ada tangsi, sejauh ini tidak ada catatan sejarah yang menunjukkan desa ini pernah menjadi pangkalan pesawat tempur. 

Kemungkinan Pertama: Pesawat Tempur Belanda


Dugaan paling kuat sejauh ini baru dikemukakan oleh Zaki Yamani, pegiat komunitas sejarah Begandring, Surabaya. Menurut dugaannya, bangkai pesawat itu adalah potongan sayap pesawat milik Belanda yang jatuh di laut Jawa pada tahun 1941. 

Pesawat jenis Martin 166 WH-3 itu terbang dari Singkawang menuju Palembang pada tanggal 23 Desember 1941. Data ini tercatat di situs Aviation Safety. Dilihat dari bentuknya, bangkai pesawat itu memang sesuai dengan bentuk sayap pesawat Martin 166. 

Awalnya nelayan menyangka bagian baling-baling itu adalah baling-baling utama di depan pilot. Tapi sebetulnya ini adalah baling-baling samping.

Dilihat dari kerangka bagian dalamnya (ragangan), sepertinya ini memang cocok dengan kerangka Martin 166.

Cuma, yang jadi pertanyaan, kenapa pesawat itu jatuh di perairan Lamongan? Padahal pesawat itu terbang dari Singkawang, di pesisir barat Kalimantan, menuju ke Palembang, Sumatera Selatan. Pertanyaan ini masih belum bisa dijawab. Mungkin pesawat itu dikejar oleh pesawat tempur Jepang.  

Spekulasi ini masih bisa diterima mengingat pada hari itu Jepang mengebom pangkalan udara Belanda di Singkawang. Beberapa pesawat Belanda yang masih selamat dilarikan ke pangkalan udara Belanda di Palembang. Jadi memang terbangnya pesawat Belanda dari Singkawang ke Palembang ini bukan penerbangan biasa melainkan penerbangan darurat dalam rangka melarikan diri. 

Pada bulan Desember 1941, Jepang melakukan agresi militer ke semua wilayah Sekutu. Pada tanggal 7 Desember penerbang-penerbang Jepang mengebom pangkalan militer Amerika di Pearl Harbor. Setelah itu mereka merangsek ke Asia Tenggara yang saat itu dikuasai oleh Inggris, Amerika, dan Belanda. Pangkalan militer Belanda di Singkawang menjadi target awal karena tempatnya yang strategis. Dari sini, Jepang kemudian merangsek ke Jawa dan Sumatera. 

Kemungkinan Kedua: Pesawat Tempur Jepang

Pada saat Perang Dunia kedua itu, kekuatan tempur Belanda jauh di bawah kekuatan tempur Jepang, baik dalam hal mental pasukan maupun peralatan. Maka Singkawang pun jatuh ke tangan Jepang dengan mudah. Setelah itu, selama Februari dan Maret 1942, terjadi beberapa kali pertempuran besar di laut Jawa antara kapal-kapal perang Jepang melawan kapal perang Sekutu. Ini adalah pertempuran laut terbesar selama Perang Dunia ke-2. Bisa dibayangkan, pada saat itu di laut Jawa hilir mudik kapal-kapal perang Sekutu dan Jepang. Dalam pertempuran besar ini, Sekutu keok. Kapal-kapal tempur mereka ditenggelamkan oleh tentara Jepang. Hingga akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942.

Di pertempuran Laut Jawa ini Jepang maupun Sekutu juga mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya. Walaupun Jepang menang besar, beberapa kapal perang mereka juga tenggelam. Mungkin ada juga pesawat tempur Jepang yang jatuh dan tidak tercatat. Beberapa pesawat tempur Jepang era Perang Dunia kedua juga memiliki desain yang mirip dengan bangkai yang ditemukan di Weru, misalnya Mitsubishi G4M. 

Salah satu lokasi Pertempuran Laut Jawa adalah di perairan Lamongan-Gresik-Bawean. Pertempuran ini melibatkan belasan kapal perang. Di perairan inilah kapal perang Belanda De Ruyter yang dipimpin oleh panglima perang mereka, Karel Doorman, ditenggelamkan oleh pasukan Jepang. Jadi, Laut Jawa sebelah utara Lamongan memang penuh dengan bangkai bom dan kendaraan tempur. 

Kelemahan utama dari dugaan ini adalah kita tidak memiliki referensi mengenai pesawat tempur yang jatuh dalam pertempuran ini.

Kemungkinan Kecil: Pesawat Belanda Saat Agresi Militer

Setelah kemerdekaan RI, Belanda masih berusaha menguasai kembali Jawa lewat dua kali agresi militer tahun 1947 dan 1949. Selama agresi militer ini, Belanda juga menyerang pesisir Lamongan menggunakan pesawat-pesawat tempur. Foto-foto di bawah ini adalah dokumentasi tentara Belanda yang dijepret dari pesawat tempur. 

Apakah ada pesawat Belanda yang jatuh saat operasi ini? Kemungkinan besar tidak. Saat itu Belanda menyerang dengan tiba-tiba. Pejuang Lamongan saat itu juga tidak punya senjata untuk menjatuhkan pesawat. Apalagi bagkai pesawat ini ditemukan di tengah laut. 

Ini adalah foto Jembatan di Tunggul yang disambung sementara.
Mungkin baru saja dibom oleh Belanda.
Di foto ini tampak jelas orang-orang di pantai melihat ke arah pesawat.
Kemungkinan besar foto ini lokasinya di Weru.

Kemungkinan Paling Kecil: Pesawat Zaman Hindia Belanda

Satu tahun setelah kapal Van der Wijck tenggelam tahun 1936 di perairan Brondong, sebuah pesawat tempur Belanda jenis T2 tenggelam di sekitar tempat yang sama. Tapi bangkai pesawat ini sudah diangkat menggunakan kapal Belanda. Jadi ini jelas bukan pesawat jenis T2 yang jatuh itu. Desain pesawat juga berbeda dari bangkai yang ditemukan di Weru. 

kafe labuhan brondong WISATA

Kafe Labuan yang Tidak di Labuhan

Bagi orang Lamongan Pantura, nama kafe ini dulu sempat membingungkan. Namanya Kafe Labuan. Tapi lokasinya tidak di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, melainkan di Kelurahan Brondong, Kecamatan Brondong. 

Rupanya kafe ini dinamai Labuan karena tempatnya di dekat pelabuhan lawas (Boom Lawas). Ini adalah kafe paling besar di wilayah Kecamatan Brondong. Di Kecamatan Paciran sudah ada banyak sekali kafe besar seperti kafe Aola, kafe Tebing, dan restoran Sunan Drajat. 

Apa yang membedakan kafe ini dari kafe Aola dan Tebing?

Pemandangan Alam

Dalam hal pemandangan alam, kafe ini masih kalah dari dua kafe di Paciran tersebut. Kafe Aola menawarkan pemandangan pantai. Kafe Tebing menawarkan pemandangan tebing dan laut dari kejauhan. Kafe Labuan letaknya memang di dekat pelabuhan tapi pengunjung tidak bisa menikmati pemandangan pelabuhan karena kafe dibatasi dinding. 

Kafe ini tertutup. Dari jalan raya, kafe ini tampak kecil. Setelah masuk, kita baru bisa melihat bagian dalamnya yang lapang karena memanjang. Ada bagian indoor dan semi outdoor. Bagian indoor bisa dipesan untuk menampung beberapa puluh pengunjung. Bagian belakang yang semi outdoor bisa menampung lebih dari seratus orang.

Seandainya di bagian belakang kafe ini ada lantai dua yang terbuka, mungkin ini bisa menjadi daya tarik yang tidak dimiliki oleh kafe mana pun. Dari lantai atas, pengunjung bisa menikmati pemandangan pelabuhan. Memang pelabuhan lawas tidak begitu indah sebab hanya berupa sisa-sisa pelabuhan yang ditinggalkan. Tapi setidaknya ini bisa menjadi obat penasaran buat pengunjung dari luar Pantura yang tidak sempat jalan-jalan langsung ke pelabuhan. Apalagi jika dari lantai dua pengunjung bisa melihat perahu yang ditambatkan di Pelabuhan Baru. Tentu lebih mbois lagi.  

Bagi orang luar pesisir, melihat perahu hilir mudik, atau bahkan perahu yang ditambatkan saja sudah tergolong wisata. Sudah cukup indah untuk dijadikan latar belakang selfie buat dimuat di Instagram. 

Live Music

Di bagian belakang ini juga terdapat panggung yang di waktu-waktu tertentu diisi pertunjukan musik live. Di awal buka kemarin Labuan sempat mendatangkan mantan vokalis Boomerang, Roy Jeconiah.

Soal panggung live music, Kafe Labuan juga tidak lebih unggul daripada kafa Aola dan Tebing karena dua kafe di Paciran ini juga menyediakan musik serupa. 

Menu Hidangan

Di sini hanya ada tujuh gerai makanan dan satu gerai utama minuman. Menu makanannya antara lain ayam kentaki dan sejenisnya, pempek, mi. Dalam hal variasi menu, Labuan masih kalah dibandingkan Aola, Tebing, atau Restoran Sunan Drajat. Tapi untuk ukuran kafe keluarga, variasi menu di sini sudah cukup banyak untuk memenuhi selera pengunjung anak-anak hingga orang dewasa. Apalagi di sini juga ada gerai roti dan kue Gusti Atmo yang rasanya cukup enak dan tidak bisa kita jumpai di Aola.

Harga

Soal harga, semua kafe di Pantura tergolong wajar. Tidak mahal. Juga tidak murah. Harga minuman di Labuan sekitar belasan ribu. Sebagai perbandingan, harga air mineral Cleo setengah liter di sini Rp 5.000. 

Permainan Anak

Di sini juga ada satu buah perosotan buat anak-anak dengan lantai berpasir pantai yang lembut. Jadi, sembari orang tua mengobrol, anak-anak bisa bermain perosotan dan pasir. Memang wahana permainan dan area bermainnya tidak seluas di Aola, tapi sudah cukup untuk menampung sepuluhan anak bermain bersamaan, bergantian.

Fasilitas lain

Fasilitas paling penting, yaitu toilet dan musola, tersedia di kafe ini. Sayangnya musolanya membujur ke arah utara-selatan dengan pintu masuk di utara. Sehingga orang yang sedang salat di dekat pintu akan menghalangi pengunjung lain yang akan masuk. 

Saran LamonganPos

Akan lebih mbois kalau Kafe Labuan menghidupkan kembali sejarah kapal Van der Wijck dan sejarah Brondong. Sebab ini adalah aset sejarah yang tidak dimiliki oleh kafe mana pun. Di sebelah timur kafe ini ada monumen tenggelamnya kapal Van der Wijck. Tapi monumen ini tenggelam oleh bangunan di sekitarnya.

Caranya menghidupkannya, misalnya, kafe Labuan membangun lantai dua atau menara kecil yang dinamai Menara Van der Wijck. Menara tidak perlu tinggi-tinggi. Cukup setinggi monumen Van der Wijck. Di menara ini, pengunjung bisa naik dan melihat pemandangan pelabuhan.

Lantai bawahnya digunakan sebagai semacam museum mini yang menampilkan kronik sejarah tenggelamnya kapal Van der Wijck. Berisi foto-foto, arsip koran zaman Belanda, dan video kapal Van der Wijck. Video bisa ditampilkan di layar monitor. Atau cukup ditampilkan dalam bentuk QR Code yang jika dipindai akan mengarahkan pengunjung ke Youtube.

Sejarah lengkap, foto-foto, dan arsip koran zaman Belanda tentang sejarah Van der Wijck bisa dibaca di sini.

Foto-foto dan sejarah Brondong bisa dilihat di sini.

Foto ini bisa dicetak ukuran besar sebesar manusia lalu dijadikan photo booth. Wajah penumpang yang berkemul sarung itu dihilangkan dan dilubangi sebesar kepala manusia. Pengunjung dari belakang foto bisa memasang mukanya di bagian wajah yang dihilangkan itu. Captionnya: “Bersama Penumpang Kapal Van der Wijck”. Dijamin viral.

Foto Brondong pada zaman Belanda bisa dilihat di sini.

Foto Paciran zaman Belanda bisa dilihat di sini.

Kalau di kafe ini ada Menara Van der Wijck dan museum mini sejarah, pengunjung dari Panturan maupun luar Pantura sama-sama punya alasan untuk penasaran dan datang ke sini. Jika kafe Labuan ingin foto dan video resolusi tinggi, LamonganPos bisa menyediakannya. Cincay-lah.

restoran sunan drajat WISATA

Review: Restoran Sunan Drajat

Sekarang di Lamongan Pantura ada restoran yang sedang hit, yaitu Restoran Sunan Drajat. Restoran ini berada di samping Toserba Sunan Drajat yang sudah pernah kami review sebelumnya. Silakan baca di sini.

Sambil jalan-jalan habis Lebaran, kami mampir dan mencoba beberapa menu di sini. Ada beberapa poin penting yang perlu diketahui sebelum ke sini.

Cara Pembayarannya Modern

Mereka yang datang pertama kali ke sini mungkin agak bingung. Sebab pembayaran tidak menggunakan uang tunai melainkan kartu. Kartu ini bisa kita dapatkan di meja Top Up di dekat gerai es krim. Kita bisa mengisi kartu ini dengan saldo berapa saja. Kalau kita datang berempat, setidaknya kita harus mengisi saldo sekitar Rp 100 ribu. Jangan khawatir, kalau saldo kita nanti masih ada sisanya, saldo ini bisa kita tarik lagi sebelum pulang. 

Di sini ada sebelas gerai makanan dan minuman. Tempat makannya ada di lantai satu dan lantai dua. Kita harus memesan sendiri ke tiap-tiap gerai. Kita membayar menggunakan kartu. Lalu kita akan diberi smart pager, sejenis perangkat alarm. Kita harus menunggu dulu di tempat duduk. Saat alarm ini berbunyi, kita harus mengambil sendiri menu pesanan ke konter.

Resto ini kategorinya sudah sangat modern. Paling modern di Pantura. Menu bisa dilihat online. Bayar pakai uang elektronik. Pesanan yang sudah siap akan diberitahukan lewat alarm.

Variasi Menu

Restoran ini lebih mirip seperti Pujasera mini. Ada sepuluh gerai makanan dan satu gerai minuman. Pilihan menunya banyak sekali sebab satu gerai bisa menjual aneka menu. Menunya sangat bervariasi, mulai dari ayam kentaki, geprek, mi, bakso, pempek, piza, tomyam, dimsum, sampai steik. Menunya lebih lengkap daripada, misalnya, menu kafe Aola yang jumlah gerainya sama.

Kenyamanan Tempat

Di sini tempat duduknya ada cukup banyak. Bisa menampung lebih dari seratus orang. Tempatnya terbuka, tidak gerah walaupun tanpa AC dan kipas angin. Ada lantai satu, lantai dua, dan lantai tiga. Tapi lantai tiga di siang hari panas sekali. Hanya cocok untuk malam hari. Atau untuk acara makan-makan prasmanan yang dipesan khusus, misalnya untuk acara ulang tahun. Ringkasnya, tempat makan sangat nyaman.

Apalagi tempat parkirnya juga luas. Ada musala di sebelahnya. Dan yang paling penting, tentu saja ada toserba yang sangat lengkap, sekelas mal, di sebelahnya. Selesai makan, kita bisa berbelanja.

Harga 

Harga makanan minuman di sini kategorinya wajar. Tidak murah, juga tidak mahal. Memang agak sedikit lebih mahal dibandingkan menu serupa di warung. Ini wajar karena sewa tempatnya tentu lebih mahal daripada di warung.

Rata-rata harga makanan sekitar belasan ribu rupiah. Pempek sekitar 15 ribu. Piza sekitar 25 ribu. Dimsum 10 ribu dapat empat biji ukuran sedang. Minuman es capucino 11 ribu. Cleo kemasan kecil 3 ribu. Gampangnya, satu orang perlu top up minimal 25 ribu.

Daftar menu dan harga selengkapnya bisa dilihat di sini.

Rasa

Nah, ini bagian yang paling penting. Kalau Anda melihat review para Tiktoker dan selebgram seperti Nunu Elcidi, semua makanan di sini kelihatan menggoda. Telap-telepable. Kami tentu saja tidak mencoba semua menu. Hanya sampling beberapa. Sebagian sudah pernah kami makan, misalnya Sedayu Fried Chicken yang gerai utamanya ada di Sedayulawas.

Dari sampling ini, kami menyimpulkan: rasa menu di sini kategorinya biasa. Tidak istimewa. Juga tidak mengecewakan. 

Restoran ini cocok Anda kunjungi bersama keluarga kalau sedang jalan-jalan melewati Drajat atau memang sengaja ingin berbelanja ke Toserba Sunan Drajat. Kalau rumah Anda di Brondong, Laren, atau Karanggeneng, lalu secara khusus ingin makan di sini tanpa tujuan lain, mungkin ekspektasi Anda terlalu tinggi. 

OLEH-OLEH KHAS LAMONGAN

Richeese Factory Lamongan, Spesialis Ayam Kentaki Keju

Ini adalah gerai waralaba ayam goreng cepat saji alias ayam kentaki. Sesuai namanya, Richeese, ayam kentaki di sini punya ciri khas saus keju. Bagi penggemar keju, tentu gerai ini adalah surga. Tapi bagi selera ndeso seperti LamonganPos, yang tak begitu suka keju, menu geprek ala Ayam Goreng Sa’i lebih enak. Enak atau tidak, itu soal selera. Yang pasti, ayam goreng Richeese kategorinya pasti enak karena sudah terbukti sebagai resto waralaba nasional dengan gerai yang ada di mana-mana. 

Harganya memang tidak kategori murah. Satu orang perlu siap Rp 50 ribu. Ini bisa dimaklumi karena lokasinya di dalam mal. Apalagi saus keju memang harganya mahal.

Gerai Richeese di Lamongan gampang sekali dicari karena lokasinya ada di LA Plaza Lamongan Kota.

Foto: Zulhilmi Wafa

pantai klayar kemantren ALAM

Seri Pantai di Lamongan (5): Pantai Putri Klayar

pantai klayar kemantren

UPDATE 2024:

Pada saat kami datang ke sini, Pantai Putri Klayar masih belum dikeola dengan baik. Sekarang pantai ini sudah ramah wisatawan. Kondisi pantai per Februari 2024 bisa dilihat di video Mutiara Firdausy di bawah ini.

Di sepanjang Pantura Lamongan, ada banyak pantai yang bisa dikunjungi wisatawan. Berturut-turut dari barat ke timur ada Pantai Joko Mursodo di Lohgung, Pantai Kutang di Labuhan, Pelabuhan Nasional di Brondong, Pantai Pengkolan dan Pantai Kafe Aola di Kandangsemangkon, Pantai Lorena di Penanjan, Pantai Tanjung Kodok di Paciran, Pantai Tunggul di Tunggul, Pantai Maldives (Kempala) di Kemantren, hingga Pantai Putri Klayar di Sidokelar, juga Kemantren. 

Pantai yang terakhir ini adalah pantai yang paling alami dan indah. Sangat layak dikunjungi. Pantai ini memang kalah populer dari Pantai Kutang, di Labuhan. Pantai Kutang sudah dikelola sebagai tempat wisata sehingga banyak fasilitasnya. Ada banyak spot foto selfie. Yang paling jelas tentu saja ada jembatan di atas air untuk tempat wisatawan berjalan dan menikmati pantai.

Di Pantai Klayar, tidak ada sama sekali fasilitas seperti ini. Pantai Klayar sebetulnya lebih indah dan lebih asri. Sayangnya, pantai ini belum dikelola sebagai tempat wisata. Tidak ada tiket masuk. Kita bebas keluar masuk. Bahkan parkir pun gratis.

Fasilitas di Pantai Klayar

Belum ada fasilitas wisata di sini. Tempat parkirnya hanya bisa untuk sepeda motor. Itu pun kapasitasnya belum banyak. Kalau kita datang ke sini mengendarai mobil, kita harus parkir menumpang di dekat rumah warga.  

Di sini juga tidak ada toilet. Kalau sekadar pipis terpaksa, urusannya mungkin tidak seberapa repot. Tapi kalau kebelet buang air besar di sini, urusannya memang agak repot. Sehabis nyebur ke air, kita juga tidak bisa mandi. Kalau kita mau mandi, paling mudah adalah mandi menumpang di masjid. 

Satu-satunya fasilitas wisata yang tersedia di sini adalah penjual minuman dan makanan ringan. Itu pun minuman dan makanan toko seperti snack anak kecil, mi instan, teh, Milo, dan sejenisnya. 

Garis pantai di sini cukup panjang. Pasirnya lembut sekali, seperti pasir di Pantai Delegan, Panceng, Gresik. Kalau air sedang pasang, pasir ini terendam air dan kita bisa bermain dengan anak-anak di dalam air. Tapi kalau air sedang surut, kita tidak bisa nyebur ke air karena dasar pantainya berupa lapisan batu karang. 

Sebagai alternatifnya, kalau air sedang surut, kita bisa mengajak anak-anak bermain mencari kelomang (yang biasanya kita sebut sebagai keong), kepiting, kerang, udang, rumput laut. Ini bagian yang paling menyenangkan buat anak-anak. Tapi sebelumnya, orangtua sebaiknya googling dulu agar bisa menjelaskan perbedaan kelomang dan keong. Ini pelajaran ilmu alam yang sangat menarik, yang bahkan orang tua pun banyak yang tidak tahu. 

Ini kelebihan Pasir Klayar yang tidak dimiliki oleh pantai-pantai lain. Bahkan kalau kita menyusuri pantai lebih ke tengah laut, kita bisa bertemu dengan ubur-ubur. Tapi hewan yang satu ini jangan dipegang sebab bisa menyebabkan alergi. 

Pantai di desa ini letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk. Tidak banyak sampah. Masih asri. Dekat dengan tambak. Hewan-hewan kecil masih mudah dijumpai di sini. Berbeda dari pantai-pantai lain yang dekat dengan permukiman dan banyak sampah. 

Di sini juga ada tempat agak tersembunyi yang dikelilingi tanaman bakau. Landai dan berpasir lembut. Sangat cocok digunakan sebagai tempat berkemah. 

Cara Menuju ke Pantai Klayar

Jika kita berangkat dari barat, pintu gapura menuju Pantai Klayar ada di sebelah timur Pom Bensin Kemantren. Paling gampang tentu saja berpedoman Google Maps. Namun, tanpa Google Maps pun pantai ini mudah dicari. Setelah POM bensin Kemantren, ada gapura Desa Sidokelar di sebelah utara jalan. Tinggal masuk. Lurus sampai tembus pantai. Pantai Klayar posisinya ada di sebelah timur jalan desa. 

Pantai Klayar BISA Tak Seindah Fotonya

Di Instagram atau Tiktok, foto-foto Pantai Klayar hampir semuanya indah-indah. Tapi jika Anda datang ke pantai ini di waktu yang tidak tepat, kondisi riilnya bisa jauh dari fotonya dan mengecewakan.

Memangnya ada waktu yang tidak tepat? Ada. Yaitu ketika air sedang surut jauh. Kalau Anda datang ke pantai ketika air sedang surut, tampilannya akan seperti ini, tidak seindah foto-foto di medsos.

Pantai yang sedang surut ini bisa mengecewakan kalau Anda berangkat dengan harapan bisa nyebur bermain air bersama anak-anak. Dasar pantai ini berupa lumpur hitam. Tidak bisa digunakan untuk bermain-main. Kena baju bisa kotor. Anak-anak hanya bisa bermain pasir.

Kapan air laut surut dan pasang?

Nah, ini bagian yang sulit diprediksi. Pasang surut air laut itu dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain angin laut, arus laut, musim, posisi bulan. Misalnya, ketika kami datang pada awal bulan Desember 2023 di pagi hari, pantai sedang surut jauh. Banyak pengunjung yang juga kecewa karena menyangka anak-anak bisa bermain di air.

Pada pagi hari, air surut jauh. Pada siang hari, air mulai pasang tapi pantai masih belum dipenuhi air laut. Pasir pantai baru terendam maksimal pada malam hari. Masalahnya, kita kan tidak mungkin berwisata malam-malam?

Pada puncak musim hujan, biasanya permukaan air lebih tinggi dengan ombak cukup besar. Warna air laut agak keruh. Sementara pada musim kemarau, ombak biasanya lebih kecil, air laut lebih bening.

Bahkan pada puncak musim kemarau, kita bisa panen anggur laut di pantai. Dompolan anggur laut ini tumbuh di lantai pantai yang berpasir lalu terseret ke pinggir pantai. Anggur laut ini sejenis rumput laut yang bisa langsung dimakan tanpa dimasak. Cukup dicuci dengan air panas atau air bersih, lalu dimakan dengan sambel pecel, sambel kacang, atau urap kelapa.

Apakah kita bisa bertanya ke pengelola wisata sebelum datang ke sini? Sayangnya, belum ada layanan ini, baik di Pantai Klayar maupun Pantai Kutang. Jadi kita tidak tahu apakah air sedang surut atau sedang pasang. Ringkasnya, untung-untungan.

Paling aman kita datang ke sini siang-siang. Walaupun permukaan air belum tinggi maksimal, setidaknya anak-anak sudah bisa nyebur ke air.

Atau, lebih gampang lagi, sebelum ke sini, silakan tanya kami lewat DM media sosial kami. Nanti kami akan mengecek pasang surut air laut buat Anda.

Saran Buat Pemerintah Desa

Tempat ini punya potensi sangat besar sebagai tempat wisata sekaligus tempat acara outdoor seperti berkemah. Akan lebih bagus jika pantai ini dikelola sebagai tempat wisata. Sama-sama untung. Wisatawan senang, Pemdes juga untung. Beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki:

  1. Tempat parkir. Wisatawan tak akan mempermasalahkan kalau harus membayar beberapa ribu rupiah. 
  2. Toilet. Wisatawan memerlukan toilet pada saat kebelet dan untuk mandi selesai nyebur ke air. Tak masalah harus membayar biaya toilet. Kebutuhan makan mungkin tidak begitu mendesak. Tapi kalau soal kebelet BAB, ini bisa membuat wisatawan mengalami trauma.
  3. Tiket masuk. Utuk tahap awal, tiket bisa dipatok beberapa ribu rupiah per orang. Maksimal sama dengan Pantai Kutang. 
  4. Tempat berkemah bisa dipromosikan buat para siswa sekolah untuk acara pecinta alam. Jika perlu, fasilitas pendukungnya perlu disediakan, misalnya parkir menginap dan persewaan tenda.
  5. Contact person. Ini penting buat orang luar yang hendak berkemah di sini. Kalau mereka langsung datang begitu saja tanpa izin dan berkemah di sini, tentu tidak etis. Akan lebih bagus kalau ada orang yang bisa dihubungi untuk minta izin berkemah. 
pdf buku gratis SEJARAH

PDF Gratis Buku Sejarah Zaman Belanda

Oud Javaansche Oorkonden. Dr. JLA BRANDES