Kabar Gembira, Pemerintah Akan Beri Subsidi Guru Honorer dan Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp3,5 Juta
Rencana Subsidi Pemerintah untuk Pekerja Bergaji di Bawah Rp 3,5 Juta pada Juni-Juli 2025
Pemerintah Indonesia kembali menghadirkan angin segar bagi pekerja bergaji rendah dan guru honorer melalui program Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang akan mulai disalurkan pada 5 Juni 2025. Program ini menyasar pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan atau setara dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), termasuk guru honorer, sebagai bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai rencana subsidi ini, termasuk tujuan, besaran, syarat, dan mekanisme penyalurannya.
Apa Itu Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025?
Bantuan Subsidi Upah (BSU) adalah program pemerintah untuk memberikan bantuan tunai kepada pekerja dengan gaji rendah guna mendukung daya beli mereka di tengah tantangan ekonomi. Program ini sebelumnya pernah diterapkan pada masa pandemi Covid-19, dengan nilai bantuan mencapai Rp 600.000 hingga Rp 1 juta per penerima. Untuk tahun 2025, BSU kembali digulirkan sebagai salah satu dari enam paket stimulus ekonomi yang dirancang untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kuartal II tetap berada di kisaran 5 persen.
Tujuan BSU 2025
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menargetkan BSU untuk:
- Meningkatkan daya beli masyarakat: Membantu pekerja bergaji rendah menghadapi tekanan ekonomi global.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi: Menjaga konsumsi rumah tangga, terutama pada periode Juni-Juli 2025, yang bertepatan dengan libur sekolah dan pemberian gaji ke-13.
- Memberikan perlindungan sosial: Mendukung pekerja di sektor padat karya dan guru honorer yang sering kali luput dari bantuan sosial lainnya.
Besaran dan Jadwal Penyaluran BSU 2025
Besaran Bantuan
Meskipun besaran pasti BSU 2025 masih dalam tahap finalisasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa nominalnya akan lebih kecil dibandingkan BSU 2022 yang sebesar Rp 600.000 per penerima dalam sekali pencairan. Sebagai perbandingan:
- Pada 2021, BSU sebesar Rp 1 juta diberikan untuk dua bulan (Rp 500.000 per bulan).
- Pada 2022, BSU sebesar Rp 600.000 diberikan sekali.
Pemerintah memastikan anggaran untuk BSU telah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun detail nominal dan jumlah penerima masih disusun oleh kementerian terkait.
Jadwal Penyaluran
Penyaluran BSU dijadwalkan mulai 5 Juni 2025 dan akan berlangsung selama periode Juni hingga Juli 2025. Momentum ini dipilih untuk memanfaatkan libur sekolah dan pemberian gaji ke-13, yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat.
Syarat Penerima BSU 2025
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, berikut adalah kriteria umum untuk menjadi penerima BSU 2025:
- Warga Negara Indonesia (WNI): Penerima harus memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).
- Terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan: Data kepesertaan akan diambil dari BPJS Ketenagakerjaan hingga Mei 2025.
- Gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan: Atau sesuai Upah Minimum Provinsi/Kabupaten/Kota (UMP/UMK) di wilayah masing-masing.
- Bukan ASN, TNI, atau Polri: Program ini menyasar pekerja swasta dan guru honorer.
- Tidak menerima bantuan sosial lain: Seperti Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan (PKH), atau Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Pemerintah akan menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan sebagai acuan utama untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Pekerja diimbau untuk memastikan nomor rekening mereka terdaftar dan aktif di BPJS Ketenagakerjaan.
Mekanisme Penyaluran BSU
Skema penyaluran BSU 2025 akan mengadopsi pola yang mirip dengan program pada masa pandemi Covid-19. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Validasi data: Pemerintah akan memverifikasi data penerima melalui BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan kriteria gaji dan kepesertaan aktif.
- Transfer langsung: Bantuan akan ditransfer langsung ke rekening bank penerima yang telah terdaftar.
- Pengawasan dan koordinasi: Kementerian Ketenagakerjaan dan kementerian terkait lainnya akan mengawasi proses penyaluran untuk memastikan akuntabilitas dan ketepatan sasaran.
Pemerintah juga mendorong perusahaan untuk secara proaktif menyampaikan data nomor rekening pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan guna mempercepat proses pencairan.
Paket Stimulus Ekonomi Lainnya
Selain BSU, pemerintah menyiapkan lima paket stimulus ekonomi lainnya yang akan diluncurkan serentak pada 5 Juni 2025, yaitu:
- Diskon transportasi: Mencakup tiket pesawat, kereta api, dan angkutan laut untuk mendorong mobilitas selama libur sekolah.
- Diskon tarif tol: Menargetkan sekitar 110 juta pengguna kendaraan pribadi selama Juni-Juli 2025.
- Diskon tarif listrik 50 persen: Untuk 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA selama dua bulan.
- Bantuan sosial pangan: Kartu sembako dan bantuan pangan untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
- Diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK): Diperpanjang untuk pekerja di sektor padat karya.
Keenam stimulus ini dirancang untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga dan mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama setelah momen konsumsi besar seperti Ramadan dan Lebaran berlalu.
Mengapa BSU 2025 Penting?
BSU 2025 menjadi krusial karena beberapa alasan:
- Tantangan ekonomi global: Tekanan inflasi dan perlambatan konsumsi domestik memerlukan intervensi pemerintah untuk menjaga daya beli.
- Momentum libur sekolah: Juni-Juli 2025 dianggap sebagai periode strategis untuk mendorong aktivitas ekonomi, terutama di sektor pariwisata dan hiburan lokal.
- Dukungan untuk pekerja informal dan guru honorer: Program ini memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang sering terabaikan, seperti guru honorer dan pekerja di sektor padat karya.
Pemerintah juga mengajak pemerintah daerah untuk aktif menciptakan kegiatan pariwisata dan hiburan lokal guna mendukung pergerakan masyarakat selama libur sekolah. Hal ini diharapkan dapat memperkuat efek stimulus terhadap perekonomian nasional.
Tantangan dan Harapan
Meskipun BSU 2025 menjanjikan manfaat besar, beberapa tantangan yang perlu diperhatikan meliputi:
- Finalisasi regulasi: Pemerintah masih menyusun regulasi teknis untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan lancar.
- Validasi data penerima: Akurasi data dari BPJS Ketenagakerjaan menjadi kunci untuk menghindari penyaluran yang tidak tepat sasaran.
- Besaran bantuan: Nominal yang lebih kecil dari sebelumnya mungkin memengaruhi efektivitas program dalam mendukung daya beli.
Namun, dengan pengalaman penyaluran BSU pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah optimistis program ini dapat berjalan efektif. Masyarakat diharapkan memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendukung perekonomian lokal.
Kesimpulan
Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2025. Dengan menyasar pekerja bergaji di bawah Rp 3,5 juta dan guru honorer, program ini diharapkan dapat memberikan bantalan ekonomi bagi kelompok rentan. Meskipun besaran bantuan lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, BSU tetap menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan ekonomi global. Pekerja yang memenuhi syarat diimbau untuk memastikan data mereka terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan agar dapat menerima bantuan mulai 5 Juni 2025.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai BSU dan stimulus ekonomi lainnya, pantau pengumuman resmi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau kunjungi situs resmi pemerintah.
Kabar Buruk, Pemerintah Membatalkan Diskon Listrik 50% PLN Juni-Juli 2025
UPDATE: Yang masih bisa husnuzon kepada pemerintah, mungkin perlu periksa ke dokter jiwa.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali menghadirkan program spesial berupa diskon tarif listrik 50% untuk pelanggan rumah tangga. Program ini berlangsung sepanjang Juni hingga Juli 2025 dan dirancang untuk membantu masyarakat mengurangi beban pengeluaran listrik. Baik Anda pelanggan prabayar maupun pascabayar, inisiatif ini menawarkan kesempatan besar untuk berhemat.
Apa yang Dimaksud dengan Diskon 50% PLN?
Program diskon 50% PLN adalah kebijakan pemerintah melalui PLN untuk memberikan keringanan biaya listrik kepada pelanggan rumah tangga. Selama dua bulan, yaitu 1 Juni hingga 31 Juli 2025, Anda bisa menikmati potongan harga 50% pada pembelian token (bagi pelanggan prabayar) atau tagihan listrik (bagi pelanggan pascabayar). Kabar baiknya, diskon ini diberikan secara otomatis tanpa perlu registrasi tambahan.
Waktu Berlaku Diskon
- Tanggal Mulai: 1 Juni 2025
- Tanggal Berakhir: 31 Juli 2025
Pelanggan prabayar bisa membeli token dengan harga lebih murah, sedangkan pelanggan pascabayar akan melihat tagihan mereka berkurang setengah untuk pemakaian selama periode ini.
Siapa yang Bisa Menikmati Diskon Listrik 50% PLN?
Program ini ditujukan khusus untuk pelanggan rumah tangga dengan kapasitas daya tertentu, yaitu:
- 450 VA
- 900 VA
- 1.300 VA
- 2.200 VA
Jika daya listrik Anda lebih dari 2.200 VA atau digunakan untuk keperluan bisnis/industri, Anda tidak memenuhi syarat. Program ini berlaku di seluruh Indonesia tanpa terkecuali.
Syarat dan Ketentuan
- Pelanggan Lama dan Baru: Baik pelanggan lama maupun yang baru terdaftar sebelum Juni 2025 bisa ikut serta.
- Tunggakan: Pelanggan pascabayar dengan tunggakan tetap bisa mendapatkan diskon, asalkan tunggakan dilunasi saat membayar tagihan yang sudah didiskon.
Cara Mudah Memanfaatkan Diskon 50% PLN
Tergantung pada jenis layanan Anda (prabayar atau pascabayar), berikut panduan praktis untuk memanfaatkan program ini:
1. Pelanggan Prabayar: Beli Token dengan Harga Spesial
Pelanggan prabayar bisa menikmati diskon 50% saat membeli token listrik. Dengan kata lain, Anda bisa mendapatkan kWh dua kali lebih banyak untuk nominal yang sama atau membayar separuh harga untuk jumlah kWh biasa.
Langkah Membeli Token Listrik Diskon
- Via PLN Mobile:
- Unduh aplikasi PLN Mobile di ponsel Anda.
- Pilih opsi “Token & Pembayaran”.
- Masukkan ID Pelanggan atau Nomor Meter.
- Tentukan nominal pembelian (contoh: Rp 50.000 atau Rp 100.000).
- Bayar, dan diskon 50% akan langsung diterapkan.
- Masukkan kode token ke meteran Anda.
- Alternatif Lain: Beli melalui minimarket, aplikasi perbankan, atau e-commerce—diskon akan tetap berlaku otomatis.
Contoh Hemat dengan Diskon
- Normal: Token Rp 100.000 (daya 900 VA) = 73,96 kWh (tarif Rp 1.352/kWh).
- Diskon 50%:
- Rp 100.000 = 147,92 kWh (dua kali lipat kWh).
- Rp 50.000 = 73,96 kWh (setengah harga).
2. Pelanggan Pascabayar: Tagihan Otomatis Lebih Murah
Bagi pelanggan pascabayar, diskon 50% akan langsung terlihat pada tagihan untuk pemakaian Juni (dibayar Juli) dan Juli (dibayar Agustus). Anda cukup membayar jumlah yang sudah dipotong tanpa langkah tambahan.
Batas Maksimal Pembelian Token Listrik Diskon
Untuk pelanggan prabayar, ada batas maksimum pembelian token dengan diskon 50% per bulan, berdasarkan 720 jam nyala. Berikut rinciannya:
Daya | Batas kWh/Bulan | Tarif (Rp/kWh) | Harga Normal (Rp) | Harga Diskon (Rp) |
---|---|---|---|---|
450 VA | 324 kWh | 415 | 134.460 | 67.230 |
900 VA | 648 kWh | 1.352 | 876.096 | 438.048 |
1.300 VA | 936 kWh | 1.444,70 | 1.352.000 | 676.000 |
2.200 VA | 1.584 kWh | 1.444,70 | 2.288.000 | 1.144.000 |
Pembelian melebihi batas ini tidak akan mendapatkan diskon, jadi pastikan Anda menghitung kebutuhan dengan cermat.
Tips Cerdas Memaksimalkan Diskon Listrik PLN
Agar Anda bisa menghemat lebih banyak, terapkan strategi berikut:
1. Pahami Batas Maksimal Token
- Sesuaikan pembelian dengan batas daya Anda. Misalnya:
- 450 VA: Maksimal Rp 67.230 (setelah diskon).
- 900 VA: Maksimal Rp 438.048 (setelah diskon).
2. Beli Token Sesuai Kebutuhan
- Jika penggunaan bulanan Anda di bawah batas maksimal, beli token sesuai kebiasaan. Contoh untuk 900 VA:
- Normal Rp 270.400 = 200 kWh → Diskon Rp 135.200 = 200 kWh.
3. Alokasikan Penghematan
- Manfaatkan uang yang dihemat untuk kebutuhan lain. Dengan Rp 438.048 (900 VA), Anda dapatkan 648 kWh dan hemat Rp 438.048 dari harga normal.
4. Beli Bertahap
- Anda bisa membeli token beberapa kali dalam sebulan, asal tidak melebihi batas. Misalnya, dua kali Rp 200.000 untuk 900 VA = 592 kWh.
5. Gunakan PLN Mobile
- Pantau penggunaan dan beli token dengan mudah melalui aplikasi ini untuk memastikan Anda tidak kelewatan diskon.
Kencangkan Ikat Pinggang (Bagian 2)
Apakah saat ini Indonesia sedang baik-baik saja?
Secara ringkas, jawabannya TIDAK.
Ekonomi sedang lesu. Daya beli mayarakat turun. Omset usaha turun. Membuat usaha baru juga sulit sekali.
Apalagi sekarang terjadi demonstrasi di mana-mana. Harga saham (nilai perusahaan-perusahaan Indonesia) runtuh. Nilai rupiah anjlok mendekati angka saat krisis moneter tahun 1998.
Di saat ekonomi sedang lesu begini, Presiden Prabowo malah sibuk dengan mainan barunya, Proyek Danantara. Gara-gara proyek ini, anggaran negara dipangkas habis-habisan dan uangnya dialihkan untuk Danantara.
Danatara ini proyek yang nilainya amat sangat besar sekali. Angkanya sampai seribuan TRILIUN. Kita bahkan sudah tidak bisa membayangkan seberapa banyak uang ini. Ini kira-kira sama dengan memberi uang hampir satu miliar rupiah kepada semua penduduk Lamongan, mulai bayi sampai manula, yang jumlahnya sekitar satu jutaan orang.
Yang licik, Prabowo sama sekali tidak menyebut proyek Danantara ini pada saat kampanye pilpres. Begitu dia terpilih, langsung dieksekusi. Padahal ini melibatkan uang negara yang sangat besar.
Demonstrasi hari ini adalah akumulasi dari kekesalan warga kepada Pemerintah, dipicu oleh revisi UU TNI yang berlangsung secepat kilat dan diam-diam. Pemerintah bilang, nggak usah khawatir karena nggak ada pasal yang mengkhawatirkan. Tapi kocaknya, warga tidak pernah bisa membaca pasal-pasal revisi itu karena DPR tidak pernah mempublikasikannya.
Ini sama saja dengan bilang, “Sudahlah, kalian nurut dan percaya sama saya saja.” Padahal amanat reformasi memerintahkan agar semua proses pembuatan undang-undang dilakukan secara terbuka. Jika sudah begini, Pemerintah akan makin sewenang-wenang membuat undang-undang untuk menaikkan pajak, mengurangi subsidi, memenjarakan warga, dan sebagainya sambil bilang, “Sudahlah, kalian nurut dan percaya sama saya saja.”
Bagaimana mungkin kita bisa percaya begitu saja? Kemarin kita percaya Pertamax itu memang bensin elite. Tapi ternyata itu cuma Pertalite. Berita tentang korupsi datang bertubi-tubi. Kita ditipu berkali-kali sampai lupa kapan terakhir kita percaya.
Di tengah situasi seperti ini, apa yang bisa kita lakukan sebagai rakyat jelata?
Tidak ada yang lain kecuali mengencangkan ikat pinggang. Krisis ini mungkin akan memburuk. Setidaknya, akan lama. Karena Presiden Prabowo masih tidak bisa meninggalkan gaya militernya, yang menganggap warga sebagai prajurit yang tidak pernah membantah dan harus selalu berkata “Siap, Komandan.”
Ayo Ikut Awasi Dana Desa di Lamongan
Pada mulanya program Dana Desa dimaksudkan agar pembangunan di Indonesia lebih merata. Agar keadilan sosial tidak hanya sekadar retorika. Tapi politik Indonesia membuat program mulia ini dibajak untuk kepentingan politik. Para capres dan caleg berlomba menarik simpati dengan janji menaikkan Dana Desa sebesar-besarnya.
Bahkan, program Dana Desa secara licik ”di-bundling” dengan paket perpanjangan masa jabatan kepala desa untuk membeli suara pemilu. Sementara di lapangan, Dana Desa menjadi lahan korupsi baru. Dana Desa telah memperlebar wilayah korupsi, tidak hanya sampai di Kepala Dinas, tetapi juga sampai di kepala desa dan bendahara desa.
Di Lamongan sendiri sudah ada beberapa kepala desa atau pejabat desa lain yang dibui karena menyelewengkan uang desa, di antaranya Kades Pucakwangi Babat, Kades Sumberrejo Pucuk, Kades Kedungwaras Modo, Kades Sukodadi. Ini baru beberapa yang ketahuan dan sudah dibui. Belum lagi yang statusnya masih dilaporkan.
Salah satu contoh belanja Dana Desa yang tampaknya cukup baik bisa dilihat di Desa Sendangagung, Paciran. Sejak program ini bergulir, Desa Sendangagung bisa membuat berbagai badan usaha, memajukan batik sendang, memajukan wisata, hingga memperkenalkan kekayaan kulinernya.
Bagi orang desa, Dana Desa ini sebetulnya cukup besar. Hampir satu miliar setahun. Jika dibelanjakan dengan transparan, Dana Desa ini seharusnya akan kelihatan hasilnya. Entah berupa perbaikan jalan, pendirian badan usaha, perbaikan irigasi, bantuan sosial, atau lainnya.
Jika tidak ada wujudnya sama sekali, atau wujudnya tidak sesuai dengan anggarannya, kita patut curiga. Jika kita punya bukti penyelewengannya, kita bisa melaporkannya ke kanal aduan di:
http://laporwbs.lamongankab.go.id/
Silakan dicoba.
PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 6 TAHUN 2024 TENTANG RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2024
NO. | KECAMATAN/DESA | JUMLAH DANA DESA (Rp) | |
1 | 2 | 3 | |
1. | SUKORAME | ||
1. | SEMBUNG | 801.731.000 | |
2. | BANGGLE | 814.353.000 | |
3. | KEDUNGKUMPUL | 1.389.575.000 | |
4. | SUKORAME | 1.460.349.000 | |
5. | MRAGEL | 762.832.000 | |
6. | KEDUNGREJO | 782.342.000 | |
7. | SEWOR | 956.362.000 | |
8. | WEDORO | 910.920.000 | |
9. | PENDOWOKUMPUL | 898.607.000 | |
JUMLAH | 8.777.071.000 | ||
2. | BLULUK | ||
1. | TALUNREJO | 987.862.000 | |
2. | BANJARGONDANG | 940.540.000 | |
3. | BLULUK | 969.174.000 | |
4. | CANGKRING | 929.389.000 | |
5. | BRONJONG | 830.989.000 | |
6. | SONGOWARENG | 836.980.000 | |
7. | KUWUREJO | 851.286.000 | |
8. | SUMBERBANJAR | 975.063.000 | |
9. | PRIMPEN | 823.687.000 | |
JUMLAH | 8.144.970.000 | ||
3. | MODO | ||
1. | JEGREG | 1.380.061.000 | |
2. | KEDUNGPENGARON | 1.028.790.000 | |
3. | SUMBERAGUNG | 906.612.000 | |
4. | KEDUNGLEREP | 868.894.000 | |
5. | JATIPAYAK | 1.066.354.000 | |
6. | KEDUNGWARAS | 946.688.000 | |
7. | SIDOMULYO | 923.968.000 | |
8. | SAMBANGREJO | 852.045.000 | |
9. | MEDALEM | 885.339.000 | |
10. | SIDODOWO | 1.156.777.000 | |
11. | MOJOREJO | 1.434.114.000 |
1 | 2 | 3 | |
12. | SAMBUNGREJO | 734.541.000 | |
13. | KEDUNGREJO | 823.120.000 | |
14. | KACANGAN | 1.156.372.000 | |
15. | NGUWOK | 862.229.000 | |
16. | PULE | 1.251.137.000 | |
17. | YUNGYANG | 1.067.343.000 | |
JUMLAH | 17.344.384.000 | ||
4. | NGIMBANG | ||
1. | KEDUNGMENTAWAR | 842.064.000 | |
2. | CERME | 852.063.000 | |
3. | GEBANGANGKRIK | 1.031.515.000 | |
4. | NGASEMLEMAHBANG | 671.388.000 | |
5. | SLAHARWOTAN | 1.178.966.000 | |
6. | GANGGANGTINGAN | 1.049.149.000 | |
7. | JEJEL | 884.182.000 | |
8. | PURWOKERTO | 836.408.000 | |
9. | KAKATPENJALIN | 815.239.000 | |
10. | TLEMANG | 874.764.000 | |
11. | MENDOGO | 955.779.000 | |
12. | LAWAK | 974.065.000 | |
13. | DRUJUGURIT | 674.380.000 | |
14. | GIRIK | 1.003.964.000 | |
15. | MUNUNGREJO | 893.423.000 | |
16. | NGIMBANG | 784.976.000 | |
17. | DURIKEDUNGJERO | 840.778.000 | |
18. | LAMONGREJO | 1.273.552.000 | |
19. | SENDANGREJO | 1.153.009.000 | |
JUMLAH | 17.589.664.000 | ||
5. | BABAT | ||
1. | KARANGKEMBANG | 1.088.718.000 | |
2. | PUCAKWANGI | 761.256.000 | |
3. | SOGO | 815.658.000 | |
4. | BEDAHAN | 1.152.898.000 | |
5. | TRUNI | 789.919.000 | |
6. | GENDONGKULON | 1.268.222.000 | |
7. | PLAOSAN | 816.582.000 | |
8. | TREPAN | 892.006.000 | |
9. | KURIPAN | 999.273.000 | |
10. | KEBALANPELANG | 830.741.000 | |
11. | SUMURGENUK | 1.055.254.000 | |
12. | GEMBONG | 1.049.311.000 | |
13. | BULUMARGI | 1.015.939.000 | |
14. | DATINAWONG | 1.488.842.000 | |
15. | KEBALANDONO | 980.994.000 |
1 | 2 | 3 | |
16. | PATIHAN | 816.403.000 | |
17. | MOROPELANG | 925.834.000 | |
18. | KEYONGAN | 879.688.000 | |
19. | SAMBANGAN | 816.279.000 | |
20. | TRITUNGGAL | 1.265.490.000 | |
21. | KEBONAGUNG | 769.947.000 | |
JUMLAH | 20.479.254.000 | ||
6. | KEDUNGPRING | ||
1. | DRADAHBLUMBANG | 1.188.590.000 | |
2. | KALEN | 869.002.000 | |
3. | MOJODADI | 764.361.000 | |
4. | GUNUNGREJO | 883.058.000 | |
5. | WARUNGRING | 843.102.000 | |
6. | JATIDROJOG | 773.706.000 | |
7. | KRADENANREJO | 895.305.000 | |
8. | KANDANGREJO | 841.676.000 | |
9. | KEDUNGPRING | 899.609.000 | |
10. | TLANAK | 1.101.553.000 | |
11. | SUKOMALO | 948.637.000 | |
12. | MLATI | 748.064.000 | |
13. | KARANGCANGKRING | 766.779.000 | |
14. | MEKANDEREJO | 930.744.000 | |
15. | BANJAREJO | 970.234.000 | |
16. | SIDOBANGUN | 888.885.000 | |
17. | BLAWIREJO | 739.306.000 | |
18. | MAINDU | 766.163.000 | |
19. | TENGGEREJO | 957.974.000 | |
20. | MAJENANG | 1.017.715.000 | |
21. | SIDOMLANGEAN | 854.533.000 | |
22. | NGLEBUR | 799.865.000 | |
23. | SUMENGKO | 787.179.000 | |
JUMLAH | 20.236.040.000 | ||
7. | BRONDONG | ||
1. | LOHGUNG | 1.109.906.000 | |
2. | LABUHAN | 991.363.000 | |
3. | SIDOMUKTI | 997.390.000 | |
4. | BRENGKOK | 1.239.032.000 | |
5. | TLOGORETNO | 727.707.000 | |
6. | SENDANGHARJO | 1.109.185.000 | |
7. | LEMBOR | 1.114.433.000 | |
8. | SEDAYULAWAS | 1.395.515.000 | |
9. | SUMBERAGUNG | 1.255.745.000 | |
JUMLAH | 9.940.276.000 | ||
8. | LAREN |
1 | 2 | 3 | |
1. | DATENG | 792.890.000 | |
2. | JABUNG | 813.906.000 | |
3. | KEDUYUNG | 721.384.000 | |
4. | CENTINI | 1.003.233.000 | |
5. | DURIKULON | 754.078.000 | |
6. | PESANGGRAHAN | 721.732.000 | |
7. | GELAP | 789.555.000 | |
8. | MOJOASEM | 798.930.000 | |
9. | SISER | 758.066.000 | |
10. | BULUTIGO | 894.151.000 | |
11. | PELANGWOT | 915.068.000 | |
12. | LAREN | 861.053.000 | |
13. | GAMPANGSEJATI | 838.555.000 | |
14. | TAMANPRIJEG | 984.425.000 | |
15. | KARANGTAWAR | 773.253.000 | |
16. | TEJOASRI | 1.109.389.000 | |
17. | GODOG | 939.786.000 | |
18. | BULUBRANGSI | 889.323.000 | |
19. | KARANGWUNGULOR | 820.354.000 | |
20. | BRANGSI | 791.595.000 | |
JUMLAH | 16.970.726.000 | ||
9. | SEKARAN | ||
1. | BESUR | 784.441.000 | |
2. | TITIK | 682.127.000 | |
3. | KENDAL | 737.245.000 | |
4. | KETING | 674.930.000 | |
5. | NGARUM | 713.743.000 | |
6. | KEBALANKULON | 1.080.297.000 | |
7. | KUDIKAN | 824.352.000 | |
8. | JUGO | 927.655.000 | |
9. | MANYAR | 943.666.000 | |
10. | TROSONO | 778.083.000 | |
11. | LATEK | 802.006.000 | |
12. | MIRU | 715.618.000 | |
13. | SEKARAN | 962.684.000 | |
14. | MORO | 659.844.000 | |
15. | KARANG | 682.708.000 | |
16. | KEMBANGAN | 665.117.000 | |
17. | SIMAN | 712.313.000 | |
18. | BULUTENGGER | 839.235.000 | |
19. | PORODESO | 741.422.000 | |
20. | BUGEL | 701.961.000 | |
21. | SUNGEGENENG | 969.916.000 | |
JUMLAH | 16.599.363.000 |
1 | 2 | 3 | |
10. | MADURAN | ||
1. | DURIWETAN | 850.938.000 | |
2. | TAJI | 884.189.000 | |
3. | BRUMBUN | 819.317.000 | |
4. | SIWURAN | 734.420.000 | |
5. | KLAGENSRAMPAT | 789.306.000 | |
6. | PANGEAN | 979.100.000 | |
7. | MADURAN | 739.626.000 | |
8. | JANGKUNGSOMO | 665.528.000 | |
9. | PARENGAN | 790.202.000 | |
10. | PANGKATREJO | 932.266.000 | |
11. | KANUGRAHAN | 864.042.000 | |
12. | GUMANTUK | 798.138.000 | |
13. | NGAYUNG | 1.055.694.000 | |
14. | PRINGGOBOYO | 1.027.291.000 | |
15. | GEDANGAN | 765.347.000 | |
16. | TURI | 788.809.000 | |
17. | BLUMBANG | 697.953.000 | |
JUMLAH | 14.182.166.000 | ||
11. | SAMBENG | ||
1. | SIDOKUMPUL | 1.031.320.000 | |
2. | PASARLEGI | 764.318.000 | |
3. | SEMAMPIREJO | 802.265.000 | |
4. | WATESWINANGUN | 1.132.454.000 | |
5. | SUMBERSARI | 830.093.000 | |
6. | PATAAN | 1.020.439.000 | |
7. | TENGGIRING | 890.549.000 | |
8. | GARUNG | 763.673.000 | |
9. | WONOREJO | 730.377.000 | |
10. | ARDIREJO | 1.001.982.000 | |
11. | SEKIDANG | 711.219.000 | |
12. | KEDUNGWANGI | 934.596.000 | |
13. | JATIPANDAK | 763.754.000 | |
14. | CANDISARI | 955.760.000 | |
15. | NOGOJATISARI | 761.788.000 | |
16. | PAMOTAN | 867.448.000 | |
17. | WUDI | 803.825.000 | |
18. | BARUREJO | 842.759.000 | |
19. | KEDUNGBANJAR | 610.223.000 | |
20. | GEMPOLMANIS | 806.823.000 | |
21. | SELOREJO | 775.922.000 | |
22. | KRETERANGGON | 1.092.278.000 | |
JUMLAH | 18.893.865.000 | ||
12. | SUGIO |
1 | 2 | 3 | |
1. | SIDOBOGEM | 669.644.000 | |
2. | KALITENGAH | 902.972.000 | |
3. | KEDUNGDADI | 862.866.000 | |
4. | SIDOREJO | 944.234.000 | |
5. | KEDUNGBANJAR | 840.058.000 | |
6. | BEDINGIN | 821.732.000 | |
7. | BAKALREJO | 866.826.000 | |
8. | GONDANGLOR | 1.018.061.000 | |
9. | PANGKATREJO | 874.860.000 | |
10. | KARANGSAMBIGALIH | 857.992.000 | |
11. | SUPENUH | 814.922.000 | |
12. | LEBAKADI | 966.552.000 | |
13. | DEKETAGUNG | 999.155.000 | |
14. | JUBELLOR | 914.400.000 | |
15. | SUGIO | 973.834.000 | |
16. | DALIWANGUN | 746.771.000 | |
17. | JUBELKIDUL | 886.851.000 | |
18. | LAWANGANAGUNG | 911.246.000 | |
19. | KALIPANG | 788.909.000 | |
20. | GERMAN | 884.650.000 | |
21. | SEKARBAGUS | 952.195.000 | |
JUMLAH | 18.498.730.000 | ||
13. | PUCUK | ||
1. | PUCUK | 789.459.000 | |
2. | GEMPOLPADING | 1.022.360.000 | |
3. | KESAMBI | 781.807.000 | |
4. | PLOSOSETRO | 686.337.000 | |
5. | WANAR | 1.100.061.000 | |
6. | KARANGTINGGIL | 789.011.000 | |
7. | WARUKULON | 1.142.848.000 | |
8. | WARUWETAN | 749.421.000 | |
9. | KEDALI | 772.541.000 | |
10. | PAJI | 753.074.000 | |
11. | SUMBERJO | 874.561.000 | |
12. | CUNGKUP | 787.555.000 | |
13. | BUGOHARJO | 775.700.000 | |
14. | NGAMBEG | 929.106.000 | |
15. | BABATKUMPUL | 1.086.279.000 | |
16. | TANGGUNGAN | 961.236.000 | |
17. | PADENGANPLOSO | 1.075.000.000 | |
JUMLAH | 15.076.356.000 | ||
14. | PACIRAN | ||
1. | KANDANGSEMANGKON | 1.380.329.000 | |
2. | PACIRAN | 1.397.660.000 |
1 | 2 | 3 | |
3. | SUMURGAYAM | 1.128.501.000 | |
4. | SENDANGAGUNG | 1.427.647.000 | |
5. | SENDANGDUWUR | 1.052.940.000 | |
6. | TUNGGUL | 1.175.057.000 | |
7. | KRANJI | 982.929.000 | |
8. | DRAJAT | 963.658.000 | |
9. | BANJARWATI | 1.161.450.000 | |
10. | KEMANTREN | 1.154.761.000 | |
11. | SIDOKELAR | 1.006.107.000 | |
12. | TLOGOSADANG | 987.159.000 | |
13. | PALOH | 684.885.000 | |
14. | WERU | 805.560.000 | |
15. | SIDOKUMPUL | 707.059.000 | |
16. | WARULOR | 745.900.000 | |
JUMLAH | 16.761.602.000 |
1 | 2 | 3 | |
15. | SOLOKURO | ||
1. | DADAPAN | 969.803.000 | |
2. | TEBLURU | 851.298.000 | |
3. | SUGIHAN | 882.524.000 | |
4. | TENGGULUN | 771.680.000 | |
5. | PAYAMAN | 1.437.975.000 | |
6. | SOLOKURO | 1.117.130.000 | |
7. | TAKERHARJO | 1.176.432.000 | |
8. | DAGAN | 1.183.390.000 | |
9. | BANYUBANG | 998.699.000 | |
10. | BLURI | 803.355.000 | |
JUMLAH | 10.192.286.000 | ||
16. | MANTUP | ||
1. | SUKOBENDU | 1.548.293.000 | |
2. | TUNGGUNJAGIR | 1.108.002.000 | |
3. | SUMBERBENDO | 901.873.000 | |
4. | MANTUP | 1.098.647.000 | |
5. | KEDUKBEMBEM | 850.408.000 | |
6. | SUMBERDADI | 989.975.000 | |
7. | KEDUNGSOKO | 996.245.000 | |
8. | TUGU | 759.698.000 | |
9. | SUKOSARI | 894.280.000 | |
10. | SUMBERAGUNG | 831.038.000 | |
11. | SIDOMULYO | 840.482.000 | |
12. | MOJOSARI | 1.146.115.000 | |
13. | PLABUHANREJO | 930.137.000 | |
14. | SUMBERKEREP | 890.346.000 | |
15. | RUMPUK | 1.036.567.000 | |
JUMLAH | 14.822.106.000 | ||
17. | SUKODADI | ||
1. | SIWALANREJO | 677.783.000 | |
2. | KEBONSARI | 872.615.000 | |
3. | SUKOLILO | 956.873.000 | |
4. | PAJANGAN | 790.624.000 | |
5. | KADUNGREMBUG | 881.598.000 | |
6. | SUMBERAGUNG | 793.276.000 | |
7. | SUKODADI | 1.300.132.000 | |
8. | SUMBERAJI | 762.356.000 | |
9. | MENONGO | 958.016.000 | |
10. | MADULEGI | 916.629.000 | |
11. | BANJAREJO | 868.701.000 | |
12. | PLUMPANG | 936.086.000 | |
13. | BANDUNGSARI | 1.008.684.000 | |
14. | SIDOGEMBUL | 934.682.000 |
1 | 2 | 3 | |
15. | BALONGTAWUN | 923.694.000 | |
16. | GEDANGAN | 1.017.197.000 | |
17. | TLOGOREJO | 690.687.000 | |
18. | BATURONO | 976.428.000 | |
19. | SURABAYAN | 738.299.000 | |
20. | SUGIHREJO | 758.554.000 | |
JUMLAH | 17.762.914.000 | ||
18. | KARANGGENENG | ||
1. | BANTENGPUTIH | 822.707.000 | |
2. | KARANGREJO | 717.999.000 | |
3. | LATUKAN | 1.178.169.000 | |
4. | GUCI | 737.147.000 | |
5. | KALIGERMAN | 698.186.000 | |
6. | SUNGELEBAK | 964.724.000 | |
7. | PRIJEKNGABLAK | 823.220.000 | |
8. | TRACAL | 1.178.321.000 | |
9. | SONOADI | 638.882.000 | |
10. | KALANGANYAR | 1.181.376.000 | |
11. | BANJARMADU | 1.146.185.000 | |
12. | KENDALKEMLAGI | 947.636.000 | |
13. | KAWISTOLEGI | 771.084.000 | |
14. | JAGRAN | 799.077.000 | |
15. | KARANGWUNGU | 791.400.000 | |
16. | SUMBERWUDI | 789.290.000 | |
17. | KARANGGENENG | 972.324.000 | |
18. | MERTANI | 768.521.000 | |
JUMLAH | 15.926.248.000 | ||
19. | KEMBANGBAHU | ||
1. | TLOGOAGUNG | 886.319.000 | |
2. | KEDUNGMEGARIH | 928.316.000 | |
3. | SIDOMUKTI | 809.702.000 | |
4. | SUKOSONGO | 841.517.000 | |
5. | KALIWATES | 821.552.000 | |
6. | KEDUNGASRI | 810.116.000 | |
7. | DOYOMULYO | 871.683.000 | |
8. | KEMBANGBAHU | 757.492.000 | |
9. | MAOR | 702.531.000 | |
10. | MORONYAMPLUNG | 813.771.000 | |
11. | MANGKUJAJAR | 747.476.000 | |
12. | PUTER | 943.379.000 | |
13. | PELANG | 871.714.000 | |
14. | DUMPIAGUNG | 788.296.000 | |
15. | RANDUBENER | 808.117.000 | |
16. | LOPANG | 1.258.108.000 |
1 | 2 | 3 | |
17. | GINTUNGAN | 833.628.000 | |
18. | KATEMAS | 804.629.000 | |
JUMLAH | 15.298.346.000 | ||
20. | KALITENGAH | ||
1. | PUCANGRO | 826.833.000 | |
2. | PUCANGTELU | 792.804.000 | |
3. | SOMOSARI | 701.781.000 | |
4. | JELAKCATUR | 789.679.000 | |
5. | MUNGLI | 694.169.000 | |
6. | PENGANGSALAN | 769.344.000 | |
7. | DIBEE | 762.632.000 | |
8. | BUTUNGAN | 790.429.000 | |
9. | LUKREJO | 757.175.000 | |
10. | TIWET | 694.711.000 | |
11. | BLAJO | 669.545.000 | |
12. | KALITENGAH | 687.725.000 | |
13. | GAMBUHAN | 678.341.000 | |
14. | CLURING | 666.492.000 | |
15. | BOJOASRI | 842.030.000 | |
16. | KEDIREN | 755.600.000 | |
17. | KULURAN | 796.611.000 | |
18. | CANDITUNGGAL | 790.690.000 | |
19. | SUGIHWARAS | 901.166.000 | |
20. | TUNJUNGMEKAR | 720.467.000 | |
JUMLAH | 15.088.224.000 | ||
21. | TURI | ||
1. | GEGER | 1.185.407.000 | |
2. | BADURAME | 1.053.031.000 | |
3. | KARANGWEDORO | 931.287.000 | |
4. | WANGUNREJO | 770.681.000 | |
5. | PUTATKUMPUL | 1.025.141.000 | |
6. | KEBEN | 791.612.000 | |
7. | SUKOANYAR | 1.078.269.000 | |
8. | KEMLAGIGEDE | 848.740.000 | |
9. | TURI | 1.104.834.000 | |
10. | KEMLAGILOR | 761.152.000 | |
11. | SUKOREJO | 763.983.000 | |
12. | TAWANGREJO | 856.874.000 | |
13. | BAMBANG | 982.595.000 | |
14. | POMAHANJANGGAN | 794.808.000 | |
15. | TAMBAKPLOSO | 777.715.000 | |
16. | BALUN | 1.183.010.000 | |
17. | NGUJUNGREJO | 821.695.000 | |
18. | KEPUDIBENER | 846.038.000 |
1 | 2 | 3 | |
19. | GEDUNGBOYOUNTUNG | 925.926.000 | |
JUMLAH | 17.502.798.000 | ||
22. | LAMONGAN | ||
1. | RANCANGKENCONO | 751.390.000 | |
2. | KARANGLANGIT | 879.368.000 | |
3. | PANGKATREJO | 869.766.000 | |
4. | KEBET | 775.102.000 | |
5. | SENDANGREJO | 757.589.000 | |
6. | SUMBERJO | 802.840.000 | |
7. | TANJUNG | 985.346.000 | |
8. | PLOSOWAHYU | 1.030.744.000 | |
9. | WAJIK | 781.644.000 | |
10. | KRAMAT | 1.056.085.000 | |
11. | MADE | 1.259.931.000 | |
12. | SIDOMUKTI | 735.477.000 | |
JUMLAH | 10.685.282.000 | ||
23. | TIKUNG | ||
1. | WONOKROMO | 1.161.541.000 | |
2. | SOKO | 1.001.950.000 | |
3. | GUMININGREJO | 757.230.000 | |
4. | BAKALANPULE | 790.052.000 | |
5. | TAKERANKLATING | 962.358.000 | |
6. | KELORARUM | 954.751.000 | |
7. | JOTOSANUR | 965.841.000 | |
8. | PENGUMBULANADI | 800.295.000 | |
9. | JATIREJO | 877.116.000 | |
10. | DUKUHAGUNG | 874.760.000 | |
11. | TAMBAKRIGADUNG | 1.180.834.000 | |
12. | BOTOPUTIH | 872.701.000 | |
13. | BALONGWANGI | 904.509.000 | |
JUMLAH | 12.103.938.000 | ||
24. | KARANGBINANGUN | ||
1. | WARUK | 714.109.000 | |
2. | SUKOREJO | 800.155.000 | |
3. | KARANGANOM | 682.012.000 | |
4. | SOMOWINANGUN | 681.407.000 | |
5. | KETAPANGTELU | 780.798.000 | |
6. | MAYONG | 995.264.000 | |
7. | PALANGAN | 787.518.000 | |
8. | BLAWI | 839.645.000 | |
9. | BANJAREJO | 809.990.000 | |
10. | PUTATBANGAH | 777.355.000 | |
11. | BANYUURIP | 708.118.000 | |
12. | PENDOWOLIMO | 833.535.000 |
1 | 2 | 3 | |
13. | BARANGGAYAM | 710.671.000 | |
14. | WATANGPANJANG | 804.491.000 | |
15. | SAMBOPINGGIR | 1.009.471.000 | |
16. | PRIYOSO | 674.361.000 | |
17. | WINDU | 773.303.000 | |
18. | BOGOBABADAN | 804.521.000 | |
19. | GAWEREJO | 787.823.000 | |
20. | KURO | 740.506.000 | |
21. | KARANGBINANGUN | 779.139.000 | |
JUMLAH | 16.494.192.000 | ||
25. | DEKET | ||
1. | SIDOREJO | 1.071.507.000 | |
2. | DLANGGU | 1.171.816.000 | |
3. | LALADAN | 797.961.000 | |
4. | DEKETKULON | 1.072.084.000 | |
5. | DEKETWETAN | 1.048.800.000 | |
6. | SUGIHWARAS | 738.656.000 | |
7. | DINOYO | 1.007.600.000 | |
8. | SIDOMULYO | 834.252.000 | |
9. | REJOSARI | 1.011.161.000 | |
10. | PANDANPANCUR | 793.165.000 | |
11. | SIDOBINANGUN | 1.085.246.000 | |
12. | BABATAGUNG | 1.012.683.000 | |
13. | TUKKERTO | 805.067.000 | |
14. | WEDUNI | 699.249.000 | |
15. | REJOTENGAH | 847.803.000 | |
16. | SRIRANDE | 1.043.452.000 | |
17. | PLOSOBUDEN | 813.787.000 | |
JUMLAH | 15.854.289.000 | ||
26. | GLAGAH | ||
1. | SOKO | 732.166.000 | |
2. | MOROCALAN | 786.414.000 | |
3. | GEMPOLPENDOWO | 745.988.000 | |
4. | PASI | 835.491.000 | |
5. | RAYUNGGUMUK | 798.859.000 | |
6. | MENGANTI | 793.271.000 | |
7. | MARGOANYAR | 741.108.000 | |
8. | BEGAN | 659.492.000 | |
9. | MENDOGO | 684.744.000 | |
10. | KENTONG | 849.511.000 | |
11. | SUDANGAN | 701.278.000 | |
12. | MEDANG | 660.630.000 | |
13. | DUDUKLOR | 725.884.000 | |
14. | GLAGAH | 774.103.000 |
1 | 2 | 3 | |
15. | WANGEN | 740.461.000 | |
16. | TANGGUNGPRIGEL | 669.512.000 | |
17. | KARANGAGUNG | 695.670.000 | |
18. | BANGKOK | 650.471.000 | |
19. | JATIRENGGO | 804.483.000 | |
20. | BAPUHBARU | 704.939.000 | |
21. | BAPUHBANDUNG | 743.715.000 | |
22. | MELUNTUR | 599.048.000 | |
23. | KONANG | 682.927.000 | |
24. | DUKUHTUNGGAL | 983.071.000 | |
25. | PANGGANG | 669.777.000 | |
26. | WONOREJO | 740.598.000 | |
27. | WEDORO | 680.187.000 | |
28. | KARANGTURI | 862.669.000 | |
29. | MELUWUR | 698.587.000 | |
JUMLAH | 21.415.054.000 | ||
27. | SARIREJO | ||
1. | KEDUNGKUMPUL | 779.996.000 | |
2. | DERMOLEMAHBANG | 925.023.000 | |
3. | SIMBATAN | 985.085.000 | |
4. | SUMBERJO | 830.512.000 | |
5. | CANGGAH | 670.662.000 | |
6. | BERU | 763.328.000 | |
7. | TAMBAKMENJANGAN | 970.779.000 | |
8. | GEMPOLTUKMLOKO | 733.448.000 | |
9. | SARIREJO | 756.259.000 | |
JUMLAH | 7.415.092.000 | ||
JUMLAH TOTAL | 410.055.236.000 |
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM,
BUPATI LAMONGAN, ttd.
YUHRONUR EFENDI
M. RO’IS
NIP. 19710615 200312 1 007
Dugaan Korupsi yang Melibatkan Bupati Yuhronur Efendi dan Pejabat di Lamongan
Kita tahu selama ini Bupati Yuhronur Efendi sudah beberapa kali diperiksa KPK terkait kasus korupsi pembangunan gedung Pemkab Lamongan yang terjadi semasa Bupati Fadeli dari Partai Demokrat. Saat itu Yuhronur menjabat sebagai Sekretaris Daerah. Dengan jabatannya yang sangat penting itu, tentu sulit sekali dipercaya jika Yuhronur tidak mengetahui korupsi tersebut.
KPK sudah menetapkan beberapa orang tersangka. Tapi nama-namanya tidak pernah diumumkan sampai hari ini. Secara implisit, Partai Demokrat mengakui kadernya terlibat. Entah siapa. Apakah Fadeli yang sudah almarhum? Walllau a’lam. Yuhronur sendiri bukan kader Partai Demokrat walaupun ia maju diusung oleh partai ini.
Secara hukum Yuhronur tidak pernah ditetapkan sebagai tersangka. Dia bahkan terpilih kembali menjadi bupati periode kedua. Yang menarik, pada pemilu bupati kedua ini, Partai Demokrat, yang gagal mencalonkan Debby Kurniawan bin Fadeli, secara terang-terangan menantang Yuhronur dan menjadi pendukung Abdul Ghofur.
Kita sebagai warga Lamongan awam tidak pernah tahu apa yang terjadi di balik layar. Apakah ada tawar-menawar politik dan hukum? Wallahu a’lam.
Hari ini warganet Lamongan dibuat heboh oleh dokumen yang disebarkan oleh akun anonim @viva_voltcyber/ yang berisi daftar kasus-kasus korupsi yang melibatkan Yuhronur dan pejabat lain di Lamongan. Dokumen ini bukan dokumen dari lembaga hukum melainkan daftar yang disusun oleh Viva Voltcyber, yang diklaim berdasarkan dokumen resmi.
Lagi-lagi kita tidak bisa memverifikasinya sehingga kita tidak bisa membedakan apakah Viva Voltcyber ini whistle-blower atau tukang fitnah. Apalagi secara bersamaan ia juga mengumbar data pribadi Yuhronur dan keluarganya.
Yang diuntungkan dari heboh semacam ini tentu saja kubu lawan-lawan politik Yuhronur. Akan tetapi bagaimanapun juga dokumen seperti ini penting bagi transparansi informasi. Di tengah rendahnya tingkat kepercayaan kita terhadap penegakan hukum di Indonesia, kita memang punya alasan untuk mencurigai tindak korupsi oleh pejabat. Itu lebih berguna daripada sikap dukang-dukung saat pemilu.
Daftar dugaan korupsi ini sebetulnya terlalu banyak. Kita sebetulnya cukup ingin tahu bagaimana hasil pemeriksaan korupsi pembangunan gedung Pemkab Lamongan yang sudah berkali-kali diperiksa KPK. Itu saja dulu. Tapi bahkan untuk hal yang mendasar seperti ini saja kita tidak mendapatkan informasi sama sekali. Apatah lagi dengan dugaan-dugaan korupsi lain yang statusnya baru dilaporkan dan belum ada tindak lanjut.
Lamongan memang sepertinya masih butuh waktu lama menjadi daerah yang maju dan terbuka.




Cara Mengambil Semua Diskon 50% Token Listrik PLN
Seperti diketahui bulan Januari dan Februari ini PLN memberi diskon token listrik sebesar 50 persen. Namun, diskon ini dibatasi pembeliannya. Jadi pelanggan tidak bisa menimbun token PLN.
Berapa batasnya? Batas token disesuaikan dengan kategorinya.
Daya (VA) | Maksimal Token Yang Dapat Diskon | Cara Membeli Token |
450 | Rp134.000 | 50.000 50.000 20.000 10.00 |
900 | Rp876.000 | 200.000 200.000 200.000 200.000 50.000 20,000 |
1.300 | Rp1.350.000 | 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 100.000 50.000 |
2.200 | Rp2.280.000 | 500.000 500.000 500.000 500.000 200.000 50.000 20.000 |
Apakah bisa beli token Rp10.000?
Bisa. Salah satu aplikasi konter pulsa yang paling populer adalah Mitra Bukalapak. Aplikasi ini bisa melayani pembelian token 10 ribu.
Tapi memang tidak semua aplikasi bisa melayani pembelian token 10 ribu.
Bagaimana kalau pemakaian listrik melebihi batas di atas?
Pelanggan tetap bisa membeli token seperti biasa. Tapi setelah batas di atas terlewati, pelanggan tidak dapat diskon.
Kalau masih tersisa di bulan Maret, apakah token diskon masih berlaku?
Masih berlaku. Ibarat kita beli bensin diskon. Kalau pemakaian bensinnya sedikit, sisanya masih berfungsi seperti biasa. Jadi pelanggan prabayar (listrik token) dalam hal ini lebih diuntungkan daripada pelanggan pascabayar (tagihan bulanan).
Pelanggan pascabayar hanya menikmati diskon bulan Januari dan Februari. Sementara pelanggan prabayar bisa menikmati sampai bulan Maret kalau memang pemakaian listrik bulanannya di bawah batas diskon.
‘
Simalakama Mudik dan Bahaya Covid 21 dari India
Mantan Bupati Lamongan Pak Fadeli baru saja meninggal dunia. Pak Bupati Yes mengkonfirmasi bahwa Pak Fadeli meninggal dunia karena Covid.
Covid sudah nyata sekali di depan kita. Tapi masih saja banyak yang bilang, “Ah, Covid itu dilebih-lebihkan. Tidak ada orang yang mati MURNI karena Covid!”
Tentu saja tidak ada orang mati MURNI karena Covid. Makanya ada istilah “ko-morbid”. Penyakit penyerta.
Sama halnya tidak ada orang yang mati murni karena kanker, AIDS, diabetes, gagal ginjal, atau liver. Apakah itu berarti penyakit-penyakit tersebut dilebih-lebihkan?

“Tapi kenapa wisata dibuka? Pilkada jalan terus? Penerbangan dari luar negeri dibuka? Pak Jokowi datang ke kondangan Atta Halilintar? Bahkan berkunjung ke Lamongan, padahal Menteri Kelautan barusan berkunjung? Semua kok boleh? Kenapa mudik dilarang?”
Argumen ini memang benar. Tapi kesimpulannya bisa salah. Kalau Pak Jokowi melakukan kesalahan, itu tidak berarti kita boleh melakukan kesalahan yang sama.
Larangan mudik sudah benar. Ini bentuk kehati-hatian. Yang salah adalah kebijakan pemerintah yang tidak konsisten soal pilkada, wisata, mall, penerbangan luar negeri, dan sebagainya.
Pak Jokowi sebagai pemimpin tertinggi harusnya juga memberi contoh yang selaras dengan kebijakannya. Harusnya dia juga tidak menciptakan kerumunan di mana-mana.
“Ah, kamu pasti Kadrun!” Stempel inilah yang akan kita dapat kalau kita mengkritik pemerintah. Padahal kita fokus mengkritik kebijakan. Tak ada urusannya dengan kebencian personal.
Di tengah situasi saling mau enaknya sendiri ini, mari bersikap realistis saja. Mari selamatkan diri dan keluarga masing-masing. Wabah Covid gelombang dua tahun ini bisa jadi lebih sulit dikendalikan.
Saat ini episentrum wabah ada di India. Penyebabnya adalah virus Covid yang sudah bermutasi. Bukan lagi Covid 19 tapi Covid 21.
Di sana kondisinya mencekam. Rumah sakit penuh. Banyak pasien terpaksa dirawat di rumah dengan tabung oksigen. Shiva dan Ladu Singh tak bisa berbuat apa-apa.

Covid 21 varian India ini sudah terkonfirmasi masuk ke Indonesia. Hanya kita belum tahu seberapa banyak karena Indonesia lemah dalam hal tes-lacak.
Dalam kondisi ini, kita harus waspada dan tahu diri. Indonesia tak beda jauh dari India. Maka wajar jika kita khawatir. Jangan sampai tragedi di India terjadi juga di negara kita.
Pak Fadeli Sudah Divaksin Kok Masih Kena Covid?
Banyak dari kita mungkin bertanya-tanya. Katanya vaksin buatan Sinovac itu efektif, tapi kenapa Ustaz Tengku Zulkarnain dan Pak Fadeli masih bisa meninggal dunia karena Covid?
Ini pertanyaan yang sangat penting. Tapi sebelum menjawabnya, kita harus memastikan dulu status vaksinasi mereka.
Ustaz Tengkuzul memang sudah divaksin. Tapi kami belum tahu, apakah Pak Fadeli sudah divaksin atau belum.
Pada vaksinasi gelombang pertama, Pak Fadeli yang saat itu masih menjabat sebagai bupati tidak ikut divaksin karena umurnya di atas 59 tahun.
Tapi sejak April kemarin, lansia Lamongan sudah masuk target program vaksinasi. Harusnya Pak Fadeli masuk kloter lansia ini. Tapi kami belum memperoleh kepastian informasinya karena sejak serah terima jabatan, status Pak Fadeli adalah rakyat biasa.
Andaikan seseorang sudah divaksin, apakah ia bisa meninggal karena Covid? Jawaban dari pertanyaan ini jelas: BISA! Ustaz Tengkuzul adalah contohnya.
Setidaknya ada empat penjelasan:
- Tidak ada vaksin yang manjur 100%
Dalam bahasa medis, kemanjuran vaksin disebut “efikasi”. Vaksin Sinovac dinyatakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) memiliki efikasi 65%. Artinya, orang yang sudah divaksin memang masih bisa terkena Covid, hanya saja peluangnya mengecil.
Efikasi sendiri sebetulnya bermacam-macam. Ada efikasi mencegah tertular, mencegah menularkan, mencegah gejala parah, hingga mencegah kematian. Angkanya bisa berbeda-beda.
Kondisi penyakit seseorang juga menentukan. Ustaz Tengkuzul, misalnya, punya bawaan diabetes melitus.

- Efikasi 65% itu hanya angka sementara
Angka 65% itu sebetulnya hanya angka sementara dari hasil pengamatan yang terbatas karena kondisinya mendesak. Makanya nama izinnya adalah Emergency Use Authorization. Izin penggunaan darurat.
Uji klinis yang normal harusnya dilakukan selama beberapa tahun. Tapi karena kali ini kondisinya mendesak, pengamatan hanya dilakukan selama setahun. Jadi “margin of error”-nya cukup besar. Angka efikasi yang sebenarnya bisa saja tidak 63%. Mungkin lebih rendah.
Satu vaksin, jika diuji di dua tempat yang berbeda, bisa saja hasilnya berbeda. Contohnya adalah vaksin buatan Sinovac. Di Brazil, angka efikasinya hanya sedikit di atas 50%.
- Virus covid sekarang sudah bermacam-macam
Vaksin Sinovac dibuat dari virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina. Sekarang kondisi pandemi sudah banyak berubah. Virus ini sudah bermutasi menjadi banyak varian. Ada varian India, Inggris, Afrika Selatan.
Mungkin saja ada mutan Indonesia. Kita tidak tahu karena negara kita lemah dalam hal tes.
Makin banyak variasi mutan, makin sulit diprediksi kemanjuran sebuah vaksin. Sangat mungkin kemanjurannya turun.
- Masih banyak yang belum kita ketahui
Ini penjelasan terakhir tapi yang paling penting. Walaupun wabah covid ini sudah lebih dari setahun, sebetulnya para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami penyakit ini. Ringkasnya, wallahu a’lam.
Vaksin tetap berguna menurunkan kemungkinan tertular, menulari, sakit parah, dan meninggal. Ini adalah ikhtiar yang bisa kita lakukan.
Tapi karena kita tidak tahu seberapa tingkat kemanjurannya, maka walaupun sudah divaksin, jangan merasa kebal.
Tetap pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan.
Sekolah Alam Telur Buaya Lamongan
Seminggu ini media orang Lamongan dihebohkan oleh berita penemuan puluhan telur yang diduga telur buaya di bantaran Bengawan Solo di Karanggeneng. Tapi beberapa hari kemudian ahli reptil memastikan bahwa telur itu bukan telur buaya melainkan telur biawak.
Urusan telur buaya ini sebetulnya menarik sekali. Memang ada orang yang mengaku pernah melihat buaya di sungai yang biasa disebut Mbawan ini.
Tapi yang jelas selama ini tidak ada laporan hewan buas itu mengganggu manusia. Padahal di musim kemarau, para petani biasa mengambil air Bengawan saat surut hingga hampir habis.
Seandainya pun buaya masih ada, sepanjang dia tidak mengganggu manusia, sebetulnya manusia juga tidak boleh mengganggunya, termasuk mengambil telurnya.
Berita telur buaya ini mestinya adalah bahan pelajaran yang sangat menarik buat guru-guru IPA di Lamongan. Inilah saatnya guru-guru mengajarkan konsep kembang biak, ovipar, vivipar, ovovivipar, dan sebagainya. Tak perlu menunggu jadwal kurikulum di buku-buku LKS.
Dengan belajar langsung lewat kasus nyata di lingkungan, para siswa bisa lebih tertarik. Bahkan kalau mereka melihat langsung wujud telur itu, mereka mungkin akan mengingatnya seumur hidup.
Kalau kita paham biologi, kita tidak akan mudah membuat kehebohan dengan menyebutnya “telur buaya”. Mestinya kita sebut saja “telur reptil”. Bisa buaya atau biawak. Bahkan bisa juga ular piton. Biawak dan ular piton jelas masih banyak dijumpai di bantaran Bengawan Solo.
Seandainya pun itu telur ular piton, tetap saja kita tidak perlu mengganggunya. Sebab ular piton juga bermanfaat buat petani karena mereka memangsa tikus, hama sawah.
Piton tidak berbisa seperti ular kobra. Ia membunuh manusia dengan cara membelitnya sehingga ular ini hanya berbahaya kalau ukurannya sangat besar. Di sekitar Bengawan, ukuran piton tidak sampai level berbahaya.
Bengawan Solo sebetulnya adalah laboratorium alam. Jauh sebelum ada sudetan Sedayu Lawas, warga masih bisa melihat bulus (keluarga kura-kura) yang muncul ke permukaan karena mabok pada saat oyang-oyang.
Pada masa itu, Bengawan Solo adalah penghasil aneka jenis ikan, mulai dari kutuk (gabus), keting dan wagal (ikan patin), urang dan conggah (lobster air tawar), lupis (ikan belida), sili (yang digunakan di sego boran), bader (sejenis ikan mas), dan masih banyak lagi.
Bagi generasi X, Bengawan Solo adalah sekolah alam. Dari sungai inilah mereka pertama-tama belajar biologi sebelum mengetahuinya di bangku sekolah.
Tapi sekarang Bengawan Solo ibarat laboratorium yang terbengkalai. Sebab murid-murid masa kini hanya belajar dari buku-buku LKS yang disampul rapi.
Kalau sejak kecil mereka dididik untuk mencintai Bengawan Solo, kelak mereka mungkin bisa mengembangkan ekonomi iwak kutuk, yang sekarang harganya sekitar 50 ribu/kg. Atau, ekonomi iwak sili untuk melestarikan sego boran yang asli.

Kabarnya, harga iwak sili sekarang Rp 100 ribu sekilo. Wow.
Hantu Herlina di Film Munkar: Ada Lamongan Coy!
Bulan ini ada film baru, judulnya Munkar. Sekilas terdengar seperti judul film Rhoma Irama, Tapi ini adalah film horor. Judulnya pakai bahasa Arab karena film ini mengambil latar sebuah pesantren. Tidak jelas lokasi pesantren ini tapi di film ini nama pesantrennya ar-Rahimu di Bengiratus di Lamongan.
Lamongan, Coy.
Alur Cerita Film
Seorang santriwati bernama Herlina sering menjadi sasaran bullying temannya di pesantren. Suatu kali ia berusaha kabur dari pesantren. Tapi nahas, ketika berusaha kabur itu ia ditabrak mobil dan mati. Tapi keesokan harinya ia malah kembali ke pesantren, kali ini sebagai hantu Herlina, yang meneror para santri.
Ada perbedaan antara cerita hantu Herlina yang sempat viral di Tiktok dengan gambaran hantu Herlina di film. Versi Tiktok menyebut, Herlina kabur dari pesantren karena ketahuan mencuri cincin milik bu nyai.
Apa pun versinya, intinya ini adalah cerita soal hantu, bukan kehidupan pesantren yang sesungguhnya. Mana ada hantu mondok di pesantren?
Apakah Cerita Hantu Herlina Ini Kisah Nyata?
Mana mungkin, Coy. Di trailer film ini, dikatakan bahwa kisah ini diangkat dari urban legend. Bahkan sebagai urban legend saja layak dipertanyakan. Kami sebagai orang Lamongan saja tidak pernah mendengar cerita ini sebelumnya. Ini hanya khayalan penulis skenarionya saja. Mana ada pesantren di Lamongan yang santriwatinya keluyuran keluar pesantren di malam hari? Apalagi pesantrennya ada di tempat terbuka.
Satu-satunya hantu di Lamongan hanya ada di Paciran. Hantu ini menakut-nakuti orang hanya di siang hari. Yang paling lucu, banyak orang malah ingin ditakut-takuti oleh hantu ini. Saking inginnya ditakut-takuti, mereka sampai harus membayar tiket.
Ya, hantu ini tinggal di wahana rumah hantu Wisata Bahari Lamongan.
Kita tahu industri film akan mengeksploitasi apa saja yang bisa dijual. Belakangan ini sedang marak film-film horor berlatar kehidupan religius seperti Khanzab atau Siksa Neraka. Bahkan platform penulisan novel yang cukup besar, Kwikku, baru-baru ini juga mengadakan lomba penulisan novel horor berlatar pesantren. Novel yang menang akan dibuat filmnya oleh rumah produksi Falcon Picture.
Ini sebetulnya adalah potret buram masyarakat Indonesia. Kita masih senang dengan cerita hantu-hantuan. Film horor bisa menjadi film box office. Salah satunya tentu saja adalah film KKN di Desa Penari, yang tahun lalu menjadi salah satu film yang paling ditunggu warga Lamongan sebelum Bioskop NSC dibuka kembali.
Pondok Pesantren Hantu Herlina di Mana?
Di film, nama pesantrennya Ar-Rahimu. Nama yang sungguh kocak. Tidak ada pesantren dengan nama ini di Lamongan. Nama desanya Bengiratus. Tidak ada nama desa begini di Lamongan. Tidak disebutkan nama kecamatannya. Papan nama pesantren di film hanya menyebut nama desa dan langsung nama kabupaten Lamongan.
Konon katanya cerita hantu Herlina ada di pesantren di Lamongan dekat Jombang. Jadi mungkin di daerah Ngimbang. Itu kalau sampeyan percaya, sih.