JAMULA, JANGAN JANJI MULUK LAGI

Sudah lebih dari satu periode bupati, program JAMULA sampai sekarang masih di bawah harapan. Jalan lamongan yang gronjal-gronjal masih biasa menjadi bahan ledekan.

Oke, mari kita bersikap objektif: pada era Bupati Yuhronur, ruas jalan Lamongan yang diperbaiki jauh lebih panjang daripada di era Fadeli. 

Tapi apakah itu berarti program JAMULA sukses?

Jawabannya gampang, kita mengukurnya dari janji. Seandainya Bupati Yuhronur tidak berjanji memuluskan jalan, maka pencapaian ini kategorinya sangat bagus. Tapi Yuhronur saat pilbup pertama sudah berjanji memuluskan jalan lamongan, itu artinya program ini harus tuntas dalam satu periode bupati.

Kita tahu, target ini tidak tercapai. Bahkan banyak ruas jalan vital baru diperbaiki pada saat ia mau ikut pilbup kedua. Bahkan slogan kampanyenya jelas sekali, “Menuntaskan yang tertunda.” Itu artinya, dia sendiri menyadari janji JAMULA belum terealisasi sesuai target.

Contoh konkretnya adalah jalan raya Blimbing-Laren-Pucuk. Ini termasuk salah satu ruas jalan vital.

Menjelang akhir periode pertama Yuhronur, perbaikan ruas jalan ini dikebut. Beberapa ruas jalan yang rusak parah, tidak cuma ditambal tapi dicor. Ini harus diacungi jempol. Jalan jadi mulus. Benar-benar jamula.

Sayangnya, ternyata bagian ruas jalan yang lainnya dibiarkan saja. Ini menciptakan kondisi yang kontras. Setelah beberapa kilometer lewat JAMULA di tengah hutan Gampangsejati, kita tiba-tiba lewat jalan yang JAMPUT LAH di depan SMP Negeri Gampangsejati.

Seandainya bupati tidak pernah berjanji, mungkin persoalannya lain. Tapi janji sudah diumumkan. Para pemilih mencoblos cabup dengan harapan janji itu diwujudkan sesuai target. 

Sekarang Yuhronur sudah periode kedua. Tentu saja kami berharap JAMULA diprioritaskan karena “Menuntaskan yang tertunda”. Apalagi wabupnya orang Sedayulawas yang seharusnya tahu kondisi jalan Blimbing-Pucuk.

Tentu saja kami bukan pendukung para lawan politik Yuhronur yang sering menjadikan jalan jelek sebagai alat serang kampanye. Kami hanya warga biasa yang ingin naik Supra pelan-pelan sambil membaca sholawat tanpa takut skok motor rusak.

OPINI

Breaking News: Lagu Kebangsaan Terbaru Pengganti “Indonesia Raya” Sudah Dirilis

Ini adalah lagu yang paling menggambarkan kondisi Tanah Air kita hari ini. Lagu berbahasa Jawa halus. Yang unik, lagu Jawa ini dibawakan oleh penyanyi balada alm. Franky Sahilatua dan diciptakan oleh Johnny Sahilatua, dua musisi kakak beradik dari Maluku.

Bahkan sebagai orang Jawa pun, saya hanya bisa meraba-raba maknanya. Sesambating Manah. Ratapan Batin. 

Dengan iringan musik tradisional Jawa dan Sunda yang lembut, lagu ini menciptakan suasana lagu maskumambang yang sedih tapi tegar. Kesedihan karena mengalami kenyataan yang pahit, tetapi pada saat yang sama tidak kehilangan daya juang.

Sinten-sinten kang kerso mirengaken
Lelakoning tanah Nuswantoro
Tumindak olo manunggil rogo
Kabecikan sami pun sela’i
Duh Pengeran, nyuwun gung pangaksami
Dumateng poro pamong negari
Kathah pitutur iso ing lamis
Tumindak lan polah aji mumpung
Kok mekaten lelakone
Jejamu ing pelataran
Mboten kerso mirengaken
Sesambat manahing bongso
Sami ngaku inggil budayane
Nanging tumindak ing damel pasulayan



Mari-mari dengarkan
Kisah tanah Nusantara
Perilaku buruk sudah membudaya
Perilaku baik malah jadi langka
Wahai Tuhan, mohon sebesar ampunan
Buat para pejabat negara
Yang pandai bermulut manis
Perilakunya aji mumpung
Kenapa begitu kelakuannya
Hidup bermewah-mewahan
Tidak mau mendengarkan
Keluh kesah dari rakyat
Katanya mengaku berbudaya tinggi
Tapi perilakunya suka ingkar janji


(Terima kasih jika ada ahli bahasa Jawa yang berkenan membantu koreksi)

Video asli bisa dilihat di kanal Youtube Johnny Sahilatua.

https://www.youtube.com/watch?v=PXW8n5jgHCg

Di blantika musik Indonesia, nama Franky Sahilatua kalau jauh tenar daripada Iwan Fals atau Ebiet G Ade. Padahal Franky adalah juga seorang maestro musik yang bisa disejajarkan dengan dua nama besar itu.

Tak ada yang bisa menandinginya dalam hal lagu-lagu balada. Lagu-lagunya menciptakan suasana tenang dan damai seperti ketika kita berada di tengah-tengah orang tercinta. Tapi tak hanya itu, Franky juga banyak membawakan lagu-lagu kritik sosial yang sangat tajam dan berani. Bahkan lebih terang-terangan daripada Iwan Fals. Di masa pemerintahan Presiden SBY, dilatarbelakangi oleh kekecewaannya kepada Susilo yang sibuk tebar pesona, Franky membuat lagu “Aku Mau Presiden Baru”.

Aku mau presiden baru

Bela rakyat yang punya ketegasan jadi pemimpin

Rakyat semakin susah

Rakyat hilang harapan

Karena salah pilih Pemilu kemarin

Aku mau presiden baru

Jangan tebar pesona

Rakyat tak butuh

Sebagai penggemar berat Franky, saya selalu merasa masygul mendengarkan lagu ini. Franky meninggal terlalu cepat, tahun 2011, beberapa tahun sebelum datangnya presiden baru.

Saya membayangkan, seandainya Franky masih hidup, mungkin dia juga akan terbawa euforia mendukung capres segar dari kalangan rakyat jelata yang tampangnya ndeso, merakyat, dan didukung oleh kalangan intelektual saat itu. Tapi setelah itu, ia, sebagaimana para intelektual lainnya, kemudian kecewa lagi. Sebagaimana juga saya, kami, dan kita semua, Franky hanya berpindah dari satu kekecewaan ke kekecewaan lain.

Di semua fase kekecewaan itu, hanya lagu ini yang bisa merangkum semuanya. “Pamong negeri” datang dan pergi, silih berganti. Tapi kebiasaan mereka tidak pernah berganti. Mulut manis dan suka ingkar janji.

Semestinya lagu kebangsaan Indonesia bukanlah Indonesia Raya gubahan WR Supratman melainkan lagi gubahan kakak beradik Sahilatua ini.

OPINI

Ijazah Jokowi Asli, Kejujurannya Yang Palsu

Mari perjelas dulu, saya adalah oposan Jokowi sejak ia mulai naik mobil gaib Esemka. Logika sederhana saya, Astra yang sudah puluhan tahun memegang lisensi mobil Jepang saja masih kesulitan membuat mobil sendiri. Bagaimana mungkin tiba-tiba ada anak-anak SMK bisa membuat mobil sendiri?

Sejak kemunculannya itu, saya sudah melihat Jokowi “pintar mulitik”. Mulitik adalah istilah Jawa yang berarti “membuat  tipu muslihat”.

Tapi dalam hal tuduhan ijazah palsu yang viral tak henti-henti di medsos, saya berpikir sebaliknya. Saya percaya Jokowi punya ijazah asli. Pihak UGM sudah berkali-kali membuat klarifikasi bahwa Jokowi memang lulusan UGM. Bagi saya, ini sudah cukup.

Saya melihat para penentang Jokowi seperti tantrum karena lose streak. Tiap pemilu, mereka kalah terus dari Jokowi, akhirnya marah tak berkesudahan. 

Harus diakui, Jokowi adalah orang yang paling paham kelemahan demokrasi. Ia tahu bahwa di bilik pemilu, suara satu orang miskin penerima bansos itu nilainya sama dengan suara satu orang guru besar UGM seperti Amien Rais. Makanya dia berfokus menggarap segmen ini dan dia bisa melakukannya dengan sangat baik.

Kebetulan sekali dia punya modal yang tidak dimiliki oleh orang-orang pintar macam Amien Rais bahkan Anies sekalipun, yaitu tampang baik hati dan kemampuan mengendalikan diri khas kejawen. Kita semua tahu bagaimana bencinya Jokowi kepada Anies, tapi apakah kita pernah mendengar ucapan Jokowi menjelek-jelekkan Anies? Ia punya kemampuan yang sangat baik menyembunyikan isi hatinya. Kita hanya bisa melihat kebencian itu dari serangan-serangan politiknya.

Ini persis seperti karakter raja-raja Jawa zaman dulu. Mereka tetap bisa bicara dengan bahasa krama inggil kepada lawan-lawan politiknya walaupun mereka sedang berencana menghabisinya.

Jokowi adalah orang yang sangat pandai mulitik. Dalam sejarah Indonesia, tak ada satu pun presiden yang punya ide memberi konsesi tambang kepada ormas keagamaan macam NU dan Muhammadiyah. Jokowi tahu, ini adalah cara jitu untuk membeli suara pemilu dengan uang milik negara, yang artinya juga uang milik orang-orang NU dan Muhammadiyah.

Jokowi memang licik. Tapi mau bagaimana lagi? Ini memang kelemahan demokrasi. Kondisi demokrasi itu seperti ungkapan satiris Mark Twain, “Menipu orang itu lebih mudah daripada menyadarkan mereka bahwa mereka sudah ditipu.”

Saat ini kebanyakan orang Indonesia memang masih belum bisa diajak bicara kebijakan. Mereka baru bisa diajak bicara di level tutur kata yang sopan atau tidak sopan. Ini kenyataan yang, tidak bisa tidak, harus diterima. 

Saya oposan Jokowi. Tapi daripada ribut soal ijazah, saya lebih tertarik menunggu Anies mendirikan partai politik untuk pembuktian bahwa Anies memang bisa menyadarkan orang-orang bahwa mereka sudah ditipu Jokowi. Memang inilah tantangan demokrasi. Kalau tiap kali kalah pemilu lantas marah-marah tanpa henti, mana mungkin kita bisa meyakinkan orang-orang bahwa mereka sudah ditipu Jokowi?

Memang Indonesia punya masalah banyaknya politikus penipu. Tapi sebetulnya ada masalah yang lebih mendasar lagi, yaitu orang-orang yang mudah ditipu. Kalau kita hanya fokus pada penipu, kalaupun besok Jokowi tumbang, hampir pasti akan muncul masalah serupa lagi. Yang paling dekat saja, orang-orang sekarang mudah sekali terpesona pada Dedi Mulyadi Gubernur “Jawa Barak” yang gaya politiknya mirip sekali dengan Jokowi.

Ijazah Jokowi mungkin punya masalah administrasi. Tetapi ijazah kehutanan UGM itu bukan sesuatu yang istimewa. IQ Jokowi sudah pasti melampaui passing grade fakultas kehutanan. Saya saja baru tahu ungkapan “wi wok de tok not onli tok de tok” dari pidato Jokowi. 

Kalau cuma urusan fotonya beda, atau Jokowi tidak pernah hadir di acara alumni UGM, dan tetek bengek lainnya itu cuma soal administrasi atau preferensi saja. Saya pun tidak pernah ikut pertemuan alumni. Foto saya dulu juga jauh berbeda dari foto saya sekarang. Tapi apakah itu lantas membuat ijazah saya tidak asli?

Soal Ijazah, Jokowi Sudah Terbukti Lebih Hebat daripada Rektor dan Guru Besar UGM

OPINI

Apakah Pantas Umat Islam Naik Haji Ketika Orang Palestina Dibantai?

Apakah ada urusan yang lebih mendesak bagi umat Islam hari ini selain pembantaian orang Palestina? Apakah urusan haji lebih penting daripada Palestina?

Jika ya, saya mungkin memang tidak begitu beriman. 

Pembantaian orang Palestina sudah begitu terang benderang. Setiap hari. Anak-anak. Dibom. Dibakar hidup-hidup.

Tapi miliaran orang Islam tidak bisa berbuat apa-apa. Raja-raja Arab mencium kaki Donald Trump. Padahal Amerika adalah penyokong utama pembantaian orang Palestina.

Saat ini yang berani melawan Israel hanya orang-orang syiah. Iran. Hizbullah Lebanon. Houthi Yaman.

Ini membuat kita layak mempertanyakan Islam sunni yang kita peluk selama ini. 

Ali Khomeini, pemimpin spiritual Iran, kemarin mengucapkan komentar yang sangat pedas menjelang haji tahun ini, ”Haji adalah seratus persen ritual politis.”

Orang-orang syiah memang punya sejarah buruk dengan penguasa Masjidil Haram yang membunuh keturunan Imam Ali. Sehingga fatwa Khomeini sudah pasti bias dan politis. 

Akan tetapi,di tengah situasi politik seperti hari ini, fatwa Khomeini ini mendapatkan relevansinya. Ibadah haji sekarang memang harus politis. Untuk menggalang solidaritas kepada Palestina. Dan untuk membangunkan raja-raja Arab sunni yang bermental pecundang.

Dengan situasi seperti sekarang, apakah orang-orang Islam tidak malu berdoa minta rezeki dan ingin masuk surga sementara pintu surga tertutup oleh jenazah anak-anak Palestina.

Seharusnya semua orang Islam di dunia mengirim pesan tegas kepada Raja Saudi sebagai Tuan Rumah Haji bahwa mereka hanya akan berangkat ke Tanah Suci kalau pemegang kunci Kakbah itu secara tegas berani melawan Israel.

Ini bukan soal kalah atau menang. Ini semata-mata karena pembantaian itu sudah melewati batas peperangan.

Dulu raja-raja Arab itu memang pernah berperang melawan Israel dan mereka semua kalah karena Israel didukung persenjataan Amerika. Tapi sekarang situasinya sudah berbeda. Rudal Iran dan Yaman buatan Rusia sudah terbukti bisa menembus Tel Aviv. Rudal Pakistan buatan Cina juga terbukti bisa mengalahkan India, sekutu Israel di Asia Selatan.

Jika pemegang kunci Tanah Suci hari ini masih menunduk ke Israel, kita patut curiga, mereka hanya “Abu Sufyan sebelum masuk Islam”.

I’m culturally sunni, but politically syiah.

OPINI

Sukatani, Suara Orang-Orangan Sawah Pengusir Burung

Band Sukatani sudah viral bulan lalu. Tapi baru hari ini saya sempat mendengarkan albumnya di internet. Saya harus berterima kasih kepada Pak Polisi yang sudah membuat band ini jadi berita. Sukatani memang layak didengarkan oleh penggemar musik rok progresif. Musiknya mungkin tidak se-progresif Iwan Fals atau Rhoma Irama. Tapi liriknya jelas jauh lebih progresif dari keduanya. Seperti inilah seharusnya musik.

Musik Sukatani sekilas terdengar seperti Green Day, grup musik punk dari Amerika. Suarajauh vokalisnya mirip Mel Shandy.

Satu album isinya full potret sosial manusia zaman sekarang. Tak ada cinta-cintaan. Sebab mereka memang benar-benar sudah selesai dengan urusan asmara. Duo penyanyi dan gitaris Sukatani adalah pasangan suami istri. Mungkin inilah terjemahan yang paling pas dari kata “soulmate”.

Band asal Purbalingga ini memang layak naik panggung nasional agar lebih banyak orang mengenalnya. Di panggung, pasangan ini selalu tampil memakai topeng serupa topeng orang-orangan sawah pengusir burung pemakan padi. Rupanya ini untuk menutupi identitas mereka. Di atas panggung, sang vokalis adalah Twister Angel. Di belakang panggung, sang Angel ini adalah Novi Citra Indriyati, seorang ustazah di sebuah SD Islam yang biasanya identik dengan emak-emak PKS. Dua persona yang sulit kita bayangkan ada di dalam diri satu orang. Dan memang benar, setelah Sukatani viral dan identitasnya terbuka, Novi dipecat dari guru SD karena pakaian dan aktivitasnya dianggap “tidak Islami’ padahal ia hanya menyampaikan kritik sosial lewat musik. 

Dulu lagu-lagu kritik sosial banyak dinyanyikan oleh Sang Legenda Iwan Fals. Tapi kini Iwan Fals sudah uzur dan suaranya sudah benar-benar fals. Ia bahkan sering menyindir gerakan demonstrasi mahasiswa.

Setelah era Iwan Fals tamat, muncul grup musik Efek Rumah Kaca, yang vokalisnya masih keturunan Babat, Lamongan. ERK banyak menyanyikan lagu-lagu perlawanan, salah satunya Di Udara, yang terus mengingatkan kita betapa jahatnya organ-organ Pemerintah, mereka menghabisi Munir dengan racun saat terbang ke Belanda.

Bertahun-tahun setelah lahirnya ERK yang melodinya mirip Radiohead, sekarang baru muncul lagi band pemberontakan yang musiknya rancak, enak dinikmati sebagai teman goyang kaki. 

Di skena musik Indonesia, band Sukatani dikelompokkan sebagai band punk. Musiknya post punk. Tapi sebetulnya label punk justru membatasi audiens mereka. Sejarah punk sendiri sebetulnya adalah tradisi perlawanan terhadap pemerintah. Tapi di masyarakat kita, label punk bergeser menjadi sekadar gaya hidup “ora urus”. Lebih ironis lagi, yang disebut anak-anak punk adalah mereka yang hidup di jalan dan menjadi tukang palak di Indomaret atau pom bensin.

Sukatani layak keluar dari label punk. 

Album Konsep

Album Gelap Gempita diawali dengan intro cerita Mbah Gatot Surono, seorang petani pelestari benih padi lokal Rojolele yang hidup di zaman ketika Pak Harto terobsesi dengan swasembada beras. Untuk mencapai swasembada itu, Pak Harto memaksa semua petani menanam padi IR yang cepat panen. Gatot menolak. Ia tetap menanam Rojolele.

Karena sikapnya yang menentang pemerintah ini, dia ditangkap tentara dan sempat ditahan di penjara Koramil. Keluar dari penjara, ia menanam padi lagi. Ketika panen, ia mengadakan syukuran dan mengundang tentara Koramil yang dulu menangkapnya. Ketika makan nasi suguhan Gatot, tentara itu memuji, nasinya enak sekali. “Ini dari padi yang dulu Bapak cabuti,” kata Gatot. Sebuah cerita lucu yang getir.

Gaya intro seperti ini lazim digunakan oleh band-band rok progresif dunia seperti Pink Floyd dan Dream Theater. Dalam tradisi musik rok progresif, album musik adalah sebuah konsep cerita yang bersambung mulai dari lagu pertama sampai lagu terakhir. 

Walaupun cerita Mbah Gatot Surono ini jadul sekali, pesannya tetap relevan dengan situasi hari ini ketika para petani tetap menjadi menjadi alat produksi yang dibayar dengan upah jauh di bawah batas minimum.

Semua lagu di album ini direkam dengan vokal suarajauh sehingga liriknya kurang jelas terdengar. Persis seperti teriakan petani dari gubuknya ketika mengusir burung di sawah yang hendak dipanen. Teriakan jengkel karena selalu kalah. Ingin putus asa tapi menolak menyerah.

Sukatani

Untuk mendengarkan, klik tombol PLAY di atas.

Sukatani seneng karo wong tani

Sukatani pengin dadi wong tani

Sukatani tapi ra ndue lemah

Sukatani mayuh pada nggembor

Maturnuwun wong tani

Dewek dadi teyeng mangan

Maturnuwun wong tani

Sing wis ngejaga lingkungan

Bayar Bayar Bayar

Mau bikin SIM bayar polisi

Ketilang di jalan bayar polisi

Touring motor gede bayar polisi

Angkot mau ngetem bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang

Untuk bisa bayar polisi

Mau bikin gigs bayar polisi

Lapor barang hilang bayar polisi

Masuk ke penjara bayar polisi

Keluar penjara bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang

Untuk bisa bayar polisi

Mau korupsi bayar polisi

Mau gusur rumah bayar polisi

Mau babat hutan bayar polisi

Mau jadi polisi bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang

Untuk bisa bayar polisi

Semakin Tua Semakin Punk

Semakin tua banyak pikiran

Semakin tua banyak persoalan

Semakin tua banyak tanggungan

Semakin tua banyak keluhan

Semakin tua semakin punk

Semakin tua butuh hiburan

Semakin tua kurang kerjaan

Semakin tua jadi emosian

Semakin tua abang-abangan

Semakin tua semakin punk

Tanam Kemandirian

Dan kami tak pernah berharap

Sebab bila tak nyata kami ‘kan kecewa

Dan lakukan yang kami bisa

Bekerja dan belajar di jalan yang ada

Selama itu bukan segala kejahatan

Selama itu adalah sebuah pilihan

Nak, kami adalah kawanmu

Bergabung dengan kami dan menjadi satu

Nak, prinsip ayah dan ibumu

Membawa kami datang di hadapanmu

Bangun relasi keluargamu yang aman

Pertahankan jalan mandiri berjuang

Selama itu bukan segala kejahatan

Selama itu adalah sebuah pilihan

Alas Wirasaba

Pas esih cilik inyong, pada mlaku – mlaku

Karo batir – batir maring, alas Wirasaba

Pada ngarahi tebu, meneki wit jambu

Dolanan sundamanda, karo brancakan

La la la la la la la la

Pas esih cilik inyong, pada mlaku – mlaku

Karo batir – batir maring, alas Wirasaba

Pada ngarahi tebu, meneki wit jambu

Dolanan sundamanda, karo brancakan

Lah siki alase ra ana

wis didadikna bandara

Terus inyong arep dolanan nang ngendi ya

Jebul batire mbarang, wis pada ilang

Realitas Konsumerisme

Kehidupan dihadapkan banyak keinginan

Keinginan tak ubahnya ujian

Kredit cicilan dan hutang tanpa ada urgensi

Kaji ulang dan dipikir lagi

Sesungguhnya kemampuan

Belum mencukupi

Realitas konsumerisme

Produktivitas nol

Kehidupan dihadapkan banyak keinginan

Keinginan tak ubahnya ujian

Kredit cicilan dan hutang tanpa ada urgensi

Kaji ulang dan dipikir lagi

Sesungguhnya kemampuan

Belum mencukupi

Realitas konsumerisme

Produktivitas nol

Jangan Bicara Solidaritas

Jangan bicara tentang solidaritas

Jika hanya untuk terlihat keras

Menjadi tren menciptakan kelas

Kelas para pejuang

Dipajang di panggung dan kertas

Jangan bicara tentang perjuangan

Sementara keluarga, tetangga dan teman

Tak merasa aman dan ditinggalkan

Berujung kecewa

Penuh kesakitan dan malang

Terbitnya sang mentari adalah bukti

Sinarnya menerangi seisi bumi

Tenggelam saat senja tak perlu kata

Malam pun akan tiba tanpa di murka

Jangan bicara tentang solidaritas

Gelap Gempita

Di dalam otak mereka hanyalah kekuasaan

Di dalam hati mereka tak ada kepuasan

Di dalam cara mereka terpampang kedzaliman

Di dalam harap mereka cahaya kemenangan

Di dalam otak mereka hanyalah kekuasaan

Di dalam hati mereka tak ada kepuasan

Di dalam cara mereka terpampang kedzaliman

Di dalam harap mereka cahaya kemenangan

The light shining on them

Will be blocked by this flag

The light shining on them

Will be blocked by this flag

Sumber: https://dugtrax.bandcamp.com/album/gelap-gempita

OPINI

Mbak Anggun C Sasmi dan Kakek Roger Waters

Saya kira tidak ada musisi internasional yang bicara lebih lantang mengenai penindasan Israel atas Palestina selain Roger Waters. Saking lantangnya, dia sering berkelahi dengan musisi lain yang mendukung Israel. Dia pernah menyebut Thom Yorke, vokalis Radiohead, sebagai orang tolol karena band-nya yang sering dijuluki “Punk Floyd” ini manggung di Israel. Waters sendiri tidak pernah mau manggung di Israel karena itu ia anggap sebagai “bernyanyi bersama para pembunuh anak-anak”. Terakhir, Waters bahkan menyebut Bono dengan kata “menjijikkan” gara-gara vokalis U2 ini menyanyikan lagu yang membela Israel.

Kebetulan saya penggemar berat Pink Floyd dan Radiohead, juga penyuka U2. Saya mengoleksi kaset-kaset mereka. Tapi sejak mengetahui posisi politik mereka atas Israel, saya tinggal menjadi penggemar berat Roger Waters.

Waters seorang maestro. Dia tidak hanya pandai omon-omon. Dia musisi genius. Lagu-lagu ciptaannya membuat saya merinding, terutama album The Dark Side of The Moon. Bagi saya, ini album musik terbaik sepanjang masa. 

Waters ini seperti judul lagu Anggun C Sasmi, Tua-Tua Keladi. Makin tua makin menjadi-jadi. Di usia pensiunnya dari Pink Floyd, makin sering berkelahi dengan sesama musisi. Tapi di masa tuanya ini juga dia menciptakan lagu yang sangat menyentuh untuk perjuangan Palestina. 

Deep in my heart

I do believe

That we will tear down all those prison walls

On that day

Tentu saja Roger Waters bukan seorang muslim. Dia “Kresten”. Tapi kemanusiaan membuatnya jadi pembela Palestina.

Penjajahan atas Palestina ini sudah terlalu terang-benderang. Sudah melampaui sekat agama. Mangkanya kalau masih ada yang membela Israel, memang seperti kata Waters, tidak ada kata lain selain tolol dan menjijikkan

Di tengah brutalnya Israel, dukungan terhadap Palestina atau Israel ini memang layak menjadi filter untuk menyaring dan memboikot musisi. Mereka yang mendukung Israel memang layak diboikot sebagaimana Starbucks.

Hari ini di media sosial ramai berita tuduhan Anggun C Sasmi sebagai pendukung Israel. Tapi Mbak Anggun langsung mengklarifikasi. Tuduhan ini memang tidak cukup kuat. Hanya berdasarkan cuitan yang menyebut kata “Israel”. 

Selama ini saya tidak pernah percaya dengan omongan Mbak Anggun. Apakah Anda percaya dia pakai sampo Pantene? Tapi dalam hal dukungan ke Israel ini, saya pribadi percaya dengan jawaban Mbak Anggun bahwa dia mendukung Palestin. Urusan Palestin beda dengan sampo Pentin.

Tentu berlebihan kalau kita mengharapkan Mbak Anggun bilang Free Palestine. Lebih realistis kita tidak pakai sampo Pentin karena pabrik sampo ini, P&G, pernah masuk daftar penyumbang ke Israel.

BERITA

Ayo Ikut Awasi Dana Desa di Lamongan

Pada mulanya program Dana Desa dimaksudkan agar pembangunan di Indonesia lebih merata. Agar keadilan sosial tidak hanya sekadar retorika. Tapi politik Indonesia membuat program mulia ini dibajak untuk kepentingan politik. Para capres dan caleg berlomba menarik simpati dengan janji menaikkan Dana Desa sebesar-besarnya. 

Bahkan, program Dana Desa secara licik ”di-bundling” dengan paket perpanjangan masa jabatan kepala desa untuk membeli suara pemilu. Sementara di lapangan, Dana Desa menjadi lahan korupsi baru. Dana Desa telah memperlebar wilayah korupsi, tidak hanya sampai di Kepala Dinas, tetapi juga sampai di kepala desa dan bendahara desa.

Di Lamongan sendiri sudah ada beberapa kepala desa atau pejabat desa lain yang dibui karena menyelewengkan uang desa, di antaranya Kades Pucakwangi Babat, Kades Sumberrejo Pucuk, Kades Kedungwaras Modo, Kades Sukodadi. Ini baru beberapa yang ketahuan dan sudah dibui. Belum lagi yang statusnya masih dilaporkan.

Salah satu contoh belanja Dana Desa yang tampaknya cukup baik bisa dilihat di Desa Sendangagung, Paciran. Sejak program ini bergulir, Desa Sendangagung bisa membuat berbagai badan usaha, memajukan batik sendang, memajukan wisata, hingga memperkenalkan kekayaan kulinernya.

Bagi orang desa, Dana Desa ini sebetulnya cukup besar. Hampir satu miliar setahun. Jika dibelanjakan dengan transparan, Dana Desa ini seharusnya akan kelihatan hasilnya. Entah berupa perbaikan jalan, pendirian badan usaha, perbaikan irigasi, bantuan sosial, atau lainnya.

Jika tidak ada wujudnya sama sekali, atau wujudnya tidak sesuai dengan anggarannya, kita patut curiga. Jika kita punya bukti penyelewengannya, kita bisa melaporkannya ke kanal aduan di: 

http://laporwbs.lamongankab.go.id/ 

Silakan dicoba.

PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 6 TAHUN 2024 TENTANG RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2024

  NO.  KECAMATAN/DESAJUMLAH DANA DESA (Rp)
123
1.SUKORAME 
1.SEMBUNG801.731.000
2.BANGGLE814.353.000
3.KEDUNGKUMPUL1.389.575.000
4.SUKORAME1.460.349.000
5.MRAGEL762.832.000
6.KEDUNGREJO782.342.000
7.SEWOR956.362.000
8.WEDORO910.920.000
9.PENDOWOKUMPUL898.607.000
JUMLAH8.777.071.000
2.BLULUK 
1.TALUNREJO987.862.000
2.BANJARGONDANG940.540.000
3.BLULUK969.174.000
4.CANGKRING929.389.000
5.BRONJONG830.989.000
6.SONGOWARENG836.980.000
7.KUWUREJO851.286.000
8.SUMBERBANJAR975.063.000
9.PRIMPEN823.687.000
JUMLAH8.144.970.000
3.MODO 
1.JEGREG1.380.061.000
2.KEDUNGPENGARON1.028.790.000
3.SUMBERAGUNG906.612.000
4.KEDUNGLEREP868.894.000
5.JATIPAYAK1.066.354.000
6.KEDUNGWARAS946.688.000
7.SIDOMULYO923.968.000
8.SAMBANGREJO852.045.000
9.MEDALEM885.339.000
10.SIDODOWO1.156.777.000
11.MOJOREJO1.434.114.000
123
 12.SAMBUNGREJO734.541.000
13.KEDUNGREJO823.120.000
14.KACANGAN1.156.372.000
15.NGUWOK862.229.000
16.PULE1.251.137.000
17.YUNGYANG1.067.343.000
JUMLAH17.344.384.000
4.NGIMBANG 
1.KEDUNGMENTAWAR842.064.000
2.CERME852.063.000
3.GEBANGANGKRIK1.031.515.000
4.NGASEMLEMAHBANG671.388.000
5.SLAHARWOTAN1.178.966.000
6.GANGGANGTINGAN1.049.149.000
7.JEJEL884.182.000
8.PURWOKERTO836.408.000
9.KAKATPENJALIN815.239.000
10.TLEMANG874.764.000
11.MENDOGO955.779.000
12.LAWAK974.065.000
13.DRUJUGURIT674.380.000
14.GIRIK1.003.964.000
15.MUNUNGREJO893.423.000
16.NGIMBANG784.976.000
17.DURIKEDUNGJERO840.778.000
18.LAMONGREJO1.273.552.000
19.SENDANGREJO1.153.009.000
JUMLAH17.589.664.000
5.BABAT 
1.KARANGKEMBANG1.088.718.000
2.PUCAKWANGI761.256.000
3.SOGO815.658.000
4.BEDAHAN1.152.898.000
5.TRUNI789.919.000
6.GENDONGKULON1.268.222.000
7.PLAOSAN816.582.000
8.TREPAN892.006.000
9.KURIPAN999.273.000
10.KEBALANPELANG830.741.000
11.SUMURGENUK1.055.254.000
12.GEMBONG1.049.311.000
13.BULUMARGI1.015.939.000
14.DATINAWONG1.488.842.000
15.KEBALANDONO980.994.000
123
 16.PATIHAN816.403.000
17.MOROPELANG925.834.000
18.KEYONGAN879.688.000
19.SAMBANGAN816.279.000
20.TRITUNGGAL1.265.490.000
21.KEBONAGUNG769.947.000
JUMLAH20.479.254.000
6.KEDUNGPRING 
1.DRADAHBLUMBANG1.188.590.000
2.KALEN869.002.000
3.MOJODADI764.361.000
4.GUNUNGREJO883.058.000
5.WARUNGRING843.102.000
6.JATIDROJOG773.706.000
7.KRADENANREJO895.305.000
8.KANDANGREJO841.676.000
9.KEDUNGPRING899.609.000
10.TLANAK1.101.553.000
11.SUKOMALO948.637.000
12.MLATI748.064.000
13.KARANGCANGKRING766.779.000
14.MEKANDEREJO930.744.000
15.BANJAREJO970.234.000
16.SIDOBANGUN888.885.000
17.BLAWIREJO739.306.000
18.MAINDU766.163.000
19.TENGGEREJO957.974.000
20.MAJENANG1.017.715.000
21.SIDOMLANGEAN854.533.000
22.NGLEBUR799.865.000
23.SUMENGKO787.179.000
JUMLAH20.236.040.000
7.BRONDONG 
1.LOHGUNG1.109.906.000
2.LABUHAN991.363.000
3.SIDOMUKTI997.390.000
4.BRENGKOK1.239.032.000
5.TLOGORETNO727.707.000
6.SENDANGHARJO1.109.185.000
7.LEMBOR1.114.433.000
8.SEDAYULAWAS1.395.515.000
9.SUMBERAGUNG1.255.745.000
JUMLAH9.940.276.000
8.LAREN 
123
 1.DATENG792.890.000
2.JABUNG813.906.000
3.KEDUYUNG721.384.000
4.CENTINI1.003.233.000
5.DURIKULON754.078.000
6.PESANGGRAHAN721.732.000
7.GELAP789.555.000
8.MOJOASEM798.930.000
9.SISER758.066.000
10.BULUTIGO894.151.000
11.PELANGWOT915.068.000
12.LAREN861.053.000
13.GAMPANGSEJATI838.555.000
14.TAMANPRIJEG984.425.000
15.KARANGTAWAR773.253.000
16.TEJOASRI1.109.389.000
17.GODOG939.786.000
18.BULUBRANGSI889.323.000
19.KARANGWUNGULOR820.354.000
20.BRANGSI791.595.000
JUMLAH16.970.726.000
9.SEKARAN 
1.BESUR784.441.000
2.TITIK682.127.000
3.KENDAL737.245.000
4.KETING674.930.000
5.NGARUM713.743.000
6.KEBALANKULON1.080.297.000
7.KUDIKAN824.352.000
8.JUGO927.655.000
9.MANYAR943.666.000
10.TROSONO778.083.000
11.LATEK802.006.000
12.MIRU715.618.000
13.SEKARAN962.684.000
14.MORO659.844.000
15.KARANG682.708.000
16.KEMBANGAN665.117.000
17.SIMAN712.313.000
18.BULUTENGGER839.235.000
19.PORODESO741.422.000
20.BUGEL701.961.000
21.SUNGEGENENG969.916.000
JUMLAH16.599.363.000
123
10.MADURAN 
1.DURIWETAN850.938.000
2.TAJI884.189.000
3.BRUMBUN819.317.000
4.SIWURAN734.420.000
5.KLAGENSRAMPAT789.306.000
6.PANGEAN979.100.000
7.MADURAN739.626.000
8.JANGKUNGSOMO665.528.000
9.PARENGAN790.202.000
10.PANGKATREJO932.266.000
11.KANUGRAHAN864.042.000
12.GUMANTUK798.138.000
13.NGAYUNG1.055.694.000
14.PRINGGOBOYO1.027.291.000
15.GEDANGAN765.347.000
16.TURI788.809.000
17.BLUMBANG697.953.000
JUMLAH14.182.166.000
11.SAMBENG 
1.SIDOKUMPUL1.031.320.000
2.PASARLEGI764.318.000
3.SEMAMPIREJO802.265.000
4.WATESWINANGUN1.132.454.000
5.SUMBERSARI830.093.000
6.PATAAN1.020.439.000
7.TENGGIRING890.549.000
8.GARUNG763.673.000
9.WONOREJO730.377.000
10.ARDIREJO1.001.982.000
11.SEKIDANG711.219.000
12.KEDUNGWANGI934.596.000
13.JATIPANDAK763.754.000
14.CANDISARI955.760.000
15.NOGOJATISARI761.788.000
16.PAMOTAN867.448.000
17.WUDI803.825.000
18.BARUREJO842.759.000
19.KEDUNGBANJAR610.223.000
20.GEMPOLMANIS806.823.000
21.SELOREJO775.922.000
22.KRETERANGGON1.092.278.000
JUMLAH18.893.865.000
12.SUGIO 
123
 1.SIDOBOGEM669.644.000
2.KALITENGAH902.972.000
3.KEDUNGDADI862.866.000
4.SIDOREJO944.234.000
5.KEDUNGBANJAR840.058.000
6.BEDINGIN821.732.000
7.BAKALREJO866.826.000
8.GONDANGLOR1.018.061.000
9.PANGKATREJO874.860.000
10.KARANGSAMBIGALIH857.992.000
11.SUPENUH814.922.000
12.LEBAKADI966.552.000
13.DEKETAGUNG999.155.000
14.JUBELLOR914.400.000
15.SUGIO973.834.000
16.DALIWANGUN746.771.000
17.JUBELKIDUL886.851.000
18.LAWANGANAGUNG911.246.000
19.KALIPANG788.909.000
20.GERMAN884.650.000
21.SEKARBAGUS952.195.000
JUMLAH18.498.730.000
13.PUCUK 
1.PUCUK789.459.000
2.GEMPOLPADING1.022.360.000
3.KESAMBI781.807.000
4.PLOSOSETRO686.337.000
5.WANAR1.100.061.000
6.KARANGTINGGIL789.011.000
7.WARUKULON1.142.848.000
8.WARUWETAN749.421.000
9.KEDALI772.541.000
10.PAJI753.074.000
11.SUMBERJO874.561.000
12.CUNGKUP787.555.000
13.BUGOHARJO775.700.000
14.NGAMBEG929.106.000
15.BABATKUMPUL1.086.279.000
16.TANGGUNGAN961.236.000
17.PADENGANPLOSO1.075.000.000
JUMLAH15.076.356.000
14.PACIRAN 
1.KANDANGSEMANGKON1.380.329.000
2.PACIRAN1.397.660.000
123
 3.SUMURGAYAM1.128.501.000
4.SENDANGAGUNG1.427.647.000
5.SENDANGDUWUR1.052.940.000
6.TUNGGUL1.175.057.000
7.KRANJI982.929.000
8.DRAJAT963.658.000
9.BANJARWATI1.161.450.000
10.KEMANTREN1.154.761.000
11.SIDOKELAR1.006.107.000
12.TLOGOSADANG987.159.000
13.PALOH684.885.000
14.WERU805.560.000
15.SIDOKUMPUL707.059.000
16.WARULOR745.900.000
JUMLAH16.761.602.000
123
15.SOLOKURO 
1.DADAPAN969.803.000
2.TEBLURU851.298.000
3.SUGIHAN882.524.000
4.TENGGULUN771.680.000
5.PAYAMAN1.437.975.000
6.SOLOKURO1.117.130.000
7.TAKERHARJO1.176.432.000
8.DAGAN1.183.390.000
9.BANYUBANG998.699.000
10.BLURI803.355.000
JUMLAH10.192.286.000
16.MANTUP 
1.SUKOBENDU1.548.293.000
2.TUNGGUNJAGIR1.108.002.000
3.SUMBERBENDO901.873.000
4.MANTUP1.098.647.000
5.KEDUKBEMBEM850.408.000
6.SUMBERDADI989.975.000
7.KEDUNGSOKO996.245.000
8.TUGU759.698.000
9.SUKOSARI894.280.000
10.SUMBERAGUNG831.038.000
11.SIDOMULYO840.482.000
12.MOJOSARI1.146.115.000
13.PLABUHANREJO930.137.000
14.SUMBERKEREP890.346.000
15.RUMPUK1.036.567.000
JUMLAH14.822.106.000
17.SUKODADI 
1.SIWALANREJO677.783.000
2.KEBONSARI872.615.000
3.SUKOLILO956.873.000
4.PAJANGAN790.624.000
5.KADUNGREMBUG881.598.000
6.SUMBERAGUNG793.276.000
7.SUKODADI1.300.132.000
8.SUMBERAJI762.356.000
9.MENONGO958.016.000
10.MADULEGI916.629.000
11.BANJAREJO868.701.000
12.PLUMPANG936.086.000
13.BANDUNGSARI1.008.684.000
14.SIDOGEMBUL934.682.000
123
 15.BALONGTAWUN923.694.000
16.GEDANGAN1.017.197.000
17.TLOGOREJO690.687.000
18.BATURONO976.428.000
19.SURABAYAN738.299.000
20.SUGIHREJO758.554.000
JUMLAH17.762.914.000
18.KARANGGENENG 
1.BANTENGPUTIH822.707.000
2.KARANGREJO717.999.000
3.LATUKAN1.178.169.000
4.GUCI737.147.000
5.KALIGERMAN698.186.000
6.SUNGELEBAK964.724.000
7.PRIJEKNGABLAK823.220.000
8.TRACAL1.178.321.000
9.SONOADI638.882.000
10.KALANGANYAR1.181.376.000
11.BANJARMADU1.146.185.000
12.KENDALKEMLAGI947.636.000
13.KAWISTOLEGI771.084.000
14.JAGRAN799.077.000
15.KARANGWUNGU791.400.000
16.SUMBERWUDI789.290.000
17.KARANGGENENG972.324.000
18.MERTANI768.521.000
JUMLAH15.926.248.000
19.KEMBANGBAHU 
1.TLOGOAGUNG886.319.000
2.KEDUNGMEGARIH928.316.000
3.SIDOMUKTI809.702.000
4.SUKOSONGO841.517.000
5.KALIWATES821.552.000
6.KEDUNGASRI810.116.000
7.DOYOMULYO871.683.000
8.KEMBANGBAHU757.492.000
9.MAOR702.531.000
10.MORONYAMPLUNG813.771.000
11.MANGKUJAJAR747.476.000
12.PUTER943.379.000
13.PELANG871.714.000
14.DUMPIAGUNG788.296.000
15.RANDUBENER808.117.000
16.LOPANG1.258.108.000
123
 17.GINTUNGAN833.628.000
18.KATEMAS804.629.000
JUMLAH15.298.346.000
20.KALITENGAH 
1.PUCANGRO826.833.000
2.PUCANGTELU792.804.000
3.SOMOSARI701.781.000
4.JELAKCATUR789.679.000
5.MUNGLI694.169.000
6.PENGANGSALAN769.344.000
7.DIBEE762.632.000
8.BUTUNGAN790.429.000
9.LUKREJO757.175.000
10.TIWET694.711.000
11.BLAJO669.545.000
12.KALITENGAH687.725.000
13.GAMBUHAN678.341.000
14.CLURING666.492.000
15.BOJOASRI842.030.000
16.KEDIREN755.600.000
17.KULURAN796.611.000
18.CANDITUNGGAL790.690.000
19.SUGIHWARAS901.166.000
20.TUNJUNGMEKAR720.467.000
JUMLAH15.088.224.000
21.TURI 
1.GEGER1.185.407.000
2.BADURAME1.053.031.000
3.KARANGWEDORO931.287.000
4.WANGUNREJO770.681.000
5.PUTATKUMPUL1.025.141.000
6.KEBEN791.612.000
7.SUKOANYAR1.078.269.000
8.KEMLAGIGEDE848.740.000
9.TURI1.104.834.000
10.KEMLAGILOR761.152.000
11.SUKOREJO763.983.000
12.TAWANGREJO856.874.000
13.BAMBANG982.595.000
14.POMAHANJANGGAN794.808.000
15.TAMBAKPLOSO777.715.000
16.BALUN1.183.010.000
17.NGUJUNGREJO821.695.000
18.KEPUDIBENER846.038.000
123
 19.GEDUNGBOYOUNTUNG925.926.000
JUMLAH17.502.798.000
22.LAMONGAN 
1.RANCANGKENCONO751.390.000
2.KARANGLANGIT879.368.000
3.PANGKATREJO869.766.000
4.KEBET775.102.000
5.SENDANGREJO757.589.000
6.SUMBERJO802.840.000
7.TANJUNG985.346.000
8.PLOSOWAHYU1.030.744.000
9.WAJIK781.644.000
10.KRAMAT1.056.085.000
11.MADE1.259.931.000
12.SIDOMUKTI735.477.000
JUMLAH10.685.282.000
23.TIKUNG 
1.WONOKROMO1.161.541.000
2.SOKO1.001.950.000
3.GUMININGREJO757.230.000
4.BAKALANPULE790.052.000
5.TAKERANKLATING962.358.000
6.KELORARUM954.751.000
7.JOTOSANUR965.841.000
8.PENGUMBULANADI800.295.000
9.JATIREJO877.116.000
10.DUKUHAGUNG874.760.000
11.TAMBAKRIGADUNG1.180.834.000
12.BOTOPUTIH872.701.000
13.BALONGWANGI904.509.000
JUMLAH12.103.938.000
24.KARANGBINANGUN 
1.WARUK714.109.000
2.SUKOREJO800.155.000
3.KARANGANOM682.012.000
4.SOMOWINANGUN681.407.000
5.KETAPANGTELU780.798.000
6.MAYONG995.264.000
7.PALANGAN787.518.000
8.BLAWI839.645.000
9.BANJAREJO809.990.000
10.PUTATBANGAH777.355.000
11.BANYUURIP708.118.000
12.PENDOWOLIMO833.535.000
123
 13.BARANGGAYAM710.671.000
14.WATANGPANJANG804.491.000
15.SAMBOPINGGIR1.009.471.000
16.PRIYOSO674.361.000
17.WINDU773.303.000
18.BOGOBABADAN804.521.000
19.GAWEREJO787.823.000
20.KURO740.506.000
21.KARANGBINANGUN779.139.000
JUMLAH16.494.192.000
25.DEKET 
1.SIDOREJO1.071.507.000
2.DLANGGU1.171.816.000
3.LALADAN797.961.000
4.DEKETKULON1.072.084.000
5.DEKETWETAN1.048.800.000
6.SUGIHWARAS738.656.000
7.DINOYO1.007.600.000
8.SIDOMULYO834.252.000
9.REJOSARI1.011.161.000
10.PANDANPANCUR793.165.000
11.SIDOBINANGUN1.085.246.000
12.BABATAGUNG1.012.683.000
13.TUKKERTO805.067.000
14.WEDUNI699.249.000
15.REJOTENGAH847.803.000
16.SRIRANDE1.043.452.000
17.PLOSOBUDEN813.787.000
JUMLAH15.854.289.000
26.GLAGAH 
1.SOKO732.166.000
2.MOROCALAN786.414.000
3.GEMPOLPENDOWO745.988.000
4.PASI835.491.000
5.RAYUNGGUMUK798.859.000
6.MENGANTI793.271.000
7.MARGOANYAR741.108.000
8.BEGAN659.492.000
9.MENDOGO684.744.000
10.KENTONG849.511.000
11.SUDANGAN701.278.000
12.MEDANG660.630.000
13.DUDUKLOR725.884.000
14.GLAGAH774.103.000
123
 15.WANGEN740.461.000
16.TANGGUNGPRIGEL669.512.000
17.KARANGAGUNG695.670.000
18.BANGKOK650.471.000
19.JATIRENGGO804.483.000
20.BAPUHBARU704.939.000
21.BAPUHBANDUNG743.715.000
22.MELUNTUR599.048.000
23.KONANG682.927.000
24.DUKUHTUNGGAL983.071.000
25.PANGGANG669.777.000
26.WONOREJO740.598.000
27.WEDORO680.187.000
28.KARANGTURI862.669.000
29.MELUWUR698.587.000
JUMLAH21.415.054.000
27.SARIREJO 
1.KEDUNGKUMPUL779.996.000
2.DERMOLEMAHBANG925.023.000
3.SIMBATAN985.085.000
4.SUMBERJO830.512.000
5.CANGGAH670.662.000
6.BERU763.328.000
7.TAMBAKMENJANGAN970.779.000
8.GEMPOLTUKMLOKO733.448.000
9.SARIREJO756.259.000
JUMLAH7.415.092.000
  JUMLAH TOTAL  410.055.236.000

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM,

BUPATI LAMONGAN, ttd.

YUHRONUR EFENDI

M. RO’IS

NIP. 19710615 200312 1 007

bupati lamongan yuhronur efendi BERITA

Dugaan Korupsi yang Melibatkan Bupati Yuhronur Efendi dan Pejabat di Lamongan

Kita tahu selama ini Bupati Yuhronur Efendi sudah beberapa kali diperiksa KPK terkait kasus korupsi pembangunan gedung Pemkab Lamongan yang terjadi semasa Bupati Fadeli dari Partai Demokrat. Saat itu Yuhronur menjabat sebagai Sekretaris Daerah. Dengan jabatannya yang sangat penting itu, tentu sulit sekali dipercaya jika Yuhronur tidak mengetahui korupsi tersebut.

KPK sudah menetapkan beberapa orang tersangka. Tapi nama-namanya tidak pernah diumumkan sampai hari ini. Secara implisit, Partai Demokrat mengakui kadernya terlibat. Entah siapa. Apakah Fadeli yang sudah almarhum? Walllau a’lam. Yuhronur sendiri bukan kader Partai Demokrat walaupun ia maju diusung oleh partai ini.

Secara hukum Yuhronur tidak pernah ditetapkan sebagai tersangka. Dia bahkan terpilih kembali menjadi bupati periode kedua. Yang menarik, pada pemilu bupati kedua ini, Partai Demokrat, yang gagal mencalonkan Debby Kurniawan bin Fadeli, secara terang-terangan menantang Yuhronur dan menjadi pendukung Abdul Ghofur.

Kita sebagai warga Lamongan awam tidak pernah tahu apa yang terjadi di balik layar. Apakah ada tawar-menawar politik dan hukum? Wallahu a’lam.

Hari ini warganet Lamongan dibuat heboh oleh dokumen yang disebarkan oleh akun anonim @viva_voltcyber/ yang berisi daftar kasus-kasus korupsi yang melibatkan Yuhronur dan pejabat lain di Lamongan. Dokumen ini bukan dokumen dari lembaga hukum melainkan daftar yang disusun oleh Viva Voltcyber, yang diklaim berdasarkan dokumen resmi.

Lagi-lagi kita tidak bisa memverifikasinya sehingga kita tidak bisa membedakan apakah Viva Voltcyber ini whistle-blower atau tukang fitnah. Apalagi secara bersamaan ia juga mengumbar data pribadi Yuhronur dan keluarganya.

Yang diuntungkan dari heboh semacam ini tentu saja kubu lawan-lawan politik Yuhronur. Akan tetapi bagaimanapun juga dokumen seperti ini penting bagi transparansi informasi. Di tengah rendahnya tingkat kepercayaan kita terhadap penegakan hukum di Indonesia, kita memang punya alasan untuk mencurigai tindak korupsi oleh pejabat. Itu lebih berguna daripada sikap dukang-dukung saat pemilu.

Daftar dugaan korupsi ini sebetulnya terlalu banyak. Kita sebetulnya cukup ingin tahu bagaimana hasil pemeriksaan korupsi pembangunan gedung Pemkab Lamongan yang sudah berkali-kali diperiksa KPK. Itu saja dulu. Tapi bahkan untuk hal yang mendasar seperti ini saja kita tidak mendapatkan informasi sama sekali. Apatah lagi dengan dugaan-dugaan korupsi lain yang statusnya baru dilaporkan dan belum ada tindak lanjut.

Lamongan memang sepertinya masih butuh waktu lama menjadi daerah yang maju dan terbuka.

FEATURED

Belajar Tanpa Menghafal

Penulis: Mohammad Sholekhudin, wali murid sekolah Muhammadiyah

Dulu waktu saya belajar matematika di sekolah, guru-guru saya menyuruh begitu saja menghafal rumus lingkaran. Mereka menyodorkan rumus keliling dan luas lingkaran sebagai pasal-pasal yang harus dihafal.

Rumus keliling lingkaran = 2 π r

Rumus luas lingkaran     = π r²

Ketika saya mulai banyak membaca buku sejarah, saya baru sadar bahwa rumus-rumus dasar matematika seharusnya tidak perlu dihafal. Cukup dipahami konsepnya saja. Kalau kita paham konsepnya, kita bisa mengetahui rumusnya secara otomatis. Tidak perlu dihafal.

Bagaimana bisa?

Rumus-rumus itu sejatinya punya cerita. Bilangan pi itu bukan sesuatu yang tiba-tiba turun dari langit. Pi itu hasil pengamatan para ahli hitung zaman dulu. 

Salah satu cerita tertua mengenai pi adalah ketika Nabi Sulaiman menyuruh tukang perunggu membuat bejana (kuali) raksasa. Ia memberi petunjuk kepada tukang perunggu itu: 

  • Mulut kuali berbentuk bundar
  • Garis tengah mulut kuali 10 hasta
  • Keliling mulut kuali 30 hasta

Hasta adalah satuan panjang zaman dulu yang panjangnya kira-kira setengah meter, setara dengan panjang lengan orang dewasa, yang dihitung mulai dari siku sampai ujung jari.

Dari angka-angka di atas, terlihat Nabi Sulaiman sudah memiliki pengetahuan geometri bahwa keliling lingkaran itu 3 kali lipat dari garis tengah (diameter) lingkaran. Berapa pun besarnya kuali itu, perbandingan keliling dan diameter mulutnya selalu 3. Angka ini konstan, dan merupakan cikal bakal konstanta pi.

Ketika ilmu pengetahuan semakin maju, para ilmuwan melakukan pengukuran dengan lebih cermat. Hasilnya, ternyata perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran itu besarnya 3,14 sekian. Bukan 3 persis seperti pi ala Nabi Sulaiman.

Para ilmuwan kemudian menyebut bilangan 3,14 ini sebagai pi. Simbol pi dipinjam dari huruf Yunani kuno dan merupakan inisial dari “perifer” yang artinya tepi lingkaran.

Jadi, pi adalah perbandingan antara keliling terhadap diameter lingkaran. Inilah konsepnya.

Dengan memahami cerita asal muasalnya, kita tidak perlu menghafalkan rumus keliling lingkaran karena kita sudah tahu bahwa pi itu perbandingan (rasio) antara keliling dan diameter lingkaran.

Alangkah baiknya jika sebelum belajar Bab Lingkaran, guru mengajak murid keluar kelas untuk mengamati benda-benda berbentuk bundar seperti roda, kaleng, piring, dsb. Lalu guru mengajak mereka mengukur keliling dan diameter benda-benda itu lalu hasilnya dicatat. Setelah itu guru baru menjelaskan konsep pi. Dengan cara ini belajar matematika jadi lebih menyenangkan. Rumus-rumus jadi lebih mudah diingat.

Sekarang bagaimana dengan rumus luas lingkaran? Ini juga sebetulnya tidak perlu dihafal. Cukup kita pahami saja konsepnya dengan logika sederhana.

Gambar di atas adalah lingkaran yang ada di dalam kotak persegi. 

Kita tidak tahu rumus luas lingkaran, tetapi kita sudah tahu rumus luas persegi. 

Persegi ABCD di atas sebetulnya adalah empat buah persegi kecil yang panjang sisinya adalah jari-jari lingkaran.

Jadi, luas persegi di atas = 4 x (jarijari x jarijari) = 4 r2

Bagaimana dengan luas lingkarannya? Tinggal ganti saja angka 4 di atas dengan pi.

Ini cara singkatnya. Kalau mau cara panjangnya, kita bisa menggunakan logika matematika.

“Luas lingkaran dibagi keliling lingkaran sama dengan luas persegi dibagi keliling persegi.”

Mari kita tulis logika ini dengan rumus matematika.

Tentu saja cara panjang ini hanya untuk mengobati rasa penasaran. Jelas tidak praktis kalau diterapkan pada saat murid menghadapi kertas ujian yang waktunya sempit. Lebih praktis pakai cara cepat di atas.

Tanpa latar belakang sejarah, rumus matematika bukan hanya sulit dimengerti tapi juga sulit dinikmati. Misalnya dulu sewaktu SMA saya selalu bertanya-tanya, buat apa kami diajari sin, cos, tangen, dan sejenisnya itu? Di kelas, kami tiba-tiba disuguhi rumus-rumus ini untuk kami hafalkan begitu saja.

Setelah lulus SMA, saya baru bisa mengagumi rumus–rumus sin cos ini ketika membaca sejarah ilmuwan muslim yang hidup di abad ke-11, yaitu Albiruni. 

Pada saat berada di wilayah yang sekarang masuk negara Pakistan, Albiruni melakukan pengamatan ilmiah yang spektakuler. Dia mengukur jari-jari planet Bumi menggunakan alat-alat sederhana. Padahal di masa itu sebagian besar manusia masih menyangka Bumi ini datar. Orang Lamongan sendiri saat itu menyembah Dewa Ikan dan berada di bawah kekuasaan Prabu Airlangga, Raja Kerajaan Kahuripan.

Yang luar biasa, hasil perhitungan Albiruni ternyata cukup akurat. Hampir sama dengan perhitungan ilmuwan modern yang didukung dengan alat-alat canggih.

Bagaimana caranya Albiruni bisa menghitung ukuran Bumi? 

Mula-mula dia mencari lokasi terbuka yang ada bukit di salah satu sisinya. Yang pertama kali diukur adalah tinggi bukit. Caranya, ia meneropong bukit itu dari jarak jauh menggunakan protraktor (busur pengukur sudut). Jarak dari kaki bukit ke posisi pengamatan dia ukur manual. Dari busur ukur, dia mengetahui sudut antara tanah datar dan garis imajiner ke puncak bukit. Dengan menggunakan rumus sin cos, dia bisa menghitung ketinggian bukit.

Setelah itu ia naik ke puncak bukit. Dari atas bukit ini dia mengukur sudut antara garis horizontal dengan garis imajiner dari puncak bukit ke permukaan Bumi terjauh yang bisa dipandang mata (kaki langit). 

Dengan mengetahui besarnya sudut-sudut ini, berikut ketinggian bukit, Albiruni bisa menghitung jari-jari bola Bumi dengan rumus sin cos.

Video Youtube bagaimana Albiruni mengukur keliling planet Bumi bisa dilihat di sini.

Kisah-kisah ini walaupun mungkin tidak membuat rumus sin cos menjadi lebih mudah, setidaknya bisa membuat murid lebih tertarik belajar daripada jika rumus-rumus rumit itu disampaikan begitu saja sebagai hafalan.

Akan lebih menarik lagi jika guru mengajak murid keluar kelas menuju sebuah bangunan tinggi, lalu mengajak mereka mengukur tinggi bangunan itu menggunakan busur sudut. Seumur hidup mungkin para murid itu akan mengingat pengalaman ilmiah ini.

Manusia pada dasarnya menyukai sejarah dan pengamatan. Matematika sendiri sebetulnya adalah materi sejarah. Akan tetapi sistem pembelajaran kejar tayang membuat sejarah tersisih dari matematika dan membuat rumus-rumus itu tampak seperti angka-angka yang datang dari antah berantah.

Penerapan di mata pelajaran bahasa

Pemanfaatan sejarah untuk belajar seperti ini tidak terbatas hanya bisa digunakan untuk memahami konsep matematika. Bisa juga digunakan untuk pelajaran lain, misalnya bahasa. Untuk keperluan ini, kita perlu ilmu tambahan yaitu etimologi (asal-usul kata).

Saya ambil contoh pelajaran bahasa Arab di buku anak saya yang kebetulan bersekolah di madrasah ibtidaiyah Muhammadiyah. Di bab nama-nama buah, ada salah satu kosa kata yang sulit sekali diingat maupun diucapkan, yaitu “burtuqal” (jeruk).

Hampir pasti semua murid akan menghafalkan kosa kata yang sulit diucapkan ini seperti mereka menghafalkan nama orang Belanda yang pertama kali mendarat di Banten: Cornelis de Houtman. Padahal dengan bantuan sejarah, kita bisa dengan mudah mengingat bahasa Arab dari jeruk tanpa perlu menghafal.

Pada zaman dulu orang Arab baru mengenal jeruk sejenis lemon yang rasanya kecut. Pada abad ke-15, mereka mengenal buah jeruk manis (orange) yang dibawa oleh orang-orang Portugis. Itu sebabnya orang Arab menyebutnya sebagai “buah Portugal”. Jadi burtuqal itu sebetulnya adalah pelafalan Arab dari kata Portugal

Bisa dibilang hampir semua murid zaman sekarang sudah mengenal kata Portugal, negara asal Cristiano Ronaldo. Jadi mereka tidak perlu lagi menghafal “burtuqal” sebagai kosakata baru sebab itu hanya pengucapan cara Arab dari negara asal Ronaldo.

Contoh lain, bahasa Inggris dari buah asam Jawa, yaitu tamarind. Kata Inggris ini berasal dari bahasa Arab “tamar hindi”, yang artinya “kurma India”. Lidah Inggris mengucapkannya jadi tamarind.

Akan lebih menarik kalau bahasa Arab dan bahasa Inggris diajarkan sebagai satu paket. Sebab, ada banyak kosakata Arab pinjaman dari bahasa Inggris. Dan sebaliknya, ada banyak kosakata Inggris pinjaman dari bahasa Arab.

Misalnya, bahasa Arab dari jambu biji adalah jawwafah. Ini adalah kata yang dipinjam dari bahasa Inggris, guava.

Sebaliknya, bahasa Inggris dari gula (sugar) dan minuman gula (syrup) sama-sama berasal dari kata Arab, yaitu “sukkar” (gula) dan “syarab” (minuman). Sebab pada masa keemasan Islam, orang Eropa mengenal kristal gula dari orang-orang Arab.

Bahasa Inggris dari kapas (cotton) berasal dari bahasa Arab “qutn”. Sebab pada zaman dulu orang-orang Eropa mengenal kain berbahan kapas dari orang-orang Arab.

Pengetahuan mengenai asal-usul kata ini sangat berguna dalam pelajaran bahasa Arab karena banyak kosakata merupakan turunan dari kata dasar yang sama. Misalnya, masih di buku anak saya, di bab nama-nama kendaraan, ada bahasa Arab pesawat terbang (tha-irah). Ini tidak perlu dihafal karena sebetulnya hanya turunan kata dari kosakata thayr (burung) yang ada di dalam surat yang biasa dibaca murid SD, yaitu surat Al-fil, yang bercerita tentang burung ababil. Pesawat dan burung sama-sama bisa terbang.

Dalam bahasa Arab, bus disebut hafilah karena bus bisa memuat banyak orang satu rombongan. Bahasa Arab inilah yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kafilah (rombongan).

Tank tempur dalam bahasa Arab disebut dabbabah. Ini kata dasarnya sama dengan dabbah (hewan melata) karena cara berjalan tank mirip hewan melata, yakni menggunakan perut. Kata dabbah beberapa kali disebut di dalam Alquran.

Mobil disebut sayyarah. Kata dasarnya sama dengan sara (bepergian) karena memang mobil digunakan untuk bepergian.

Sepeda disebut darrajah. Kata dasarnya sama dengan daraja yang kemudian diserap ke  dalam bahasa Indonesia menjadi derajat. Kata dasar daraja dalam bahasa Arab berarti gerakan langkah kaki naik tangga. Sepeda dinamai darrajah karena gerakan kaki mengayuh pedal seperti gerakan kaki naik tangga.

Sepeda motor disebut darrajah nariyah. Kata nariyah ini berasal dari kata dasar nar (api). Sebab memang kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran.

Dan seterusnya. 

Intinya semua kosakata di dalam bahasa apa pun memiliki sejarah dan asal usul. Sejarah ini bisa dimanfaatkan untuk proses belajar agar pelajar jadi lebih mudah ingat tanpa menghafal.

FEATURED

Sejarah PKI, Masyumi, dan NU di Lamongan

Pada tahun 1950/60-an, Lamongan adalah medan pertarungan sengit Partai Islam dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Setidaknya ini bisa kita lihat dari hasil pemilu di Lamongan tahun 1955. Di pesta demokrasi yang diikuti oleh 48 partai politik ini, tiga besarnya adalah Masyumi, PKI, dan NU. 

Masyumi memperoleh 117 ribu suara, PKI 87 ribu, Partai NU 70 ribu. PNI yang menjual nama Bung Karno saja hanya mendapat 50 ribu suara. Bahkan di Pemilu Daerah tahun 1957, ketika suara Masyumi turun, suara PKI justru naik.

Dari semua partai itu, yang paling menonjol adalah PKI. Masyumi dan NU wajar mendapat banyak suara karena di Lamongan banyak kiai Muhammadiyah dan NU. PKI terhitung pendatang baru.

Koran PKI, Harian Rakjat, persis pada tanggal 30 September 1965 memuat berita “Delegasi 12 Ormas Wanita Lamongan Temui Pemerintah.”

Daerah Brondong pernah menjadi tujuan Turba para petinggi PKI pusat. Turba adalah program Turun ke Bawah, semacam riset untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ini semua menunjukkan bahwa Lamongan adalah basis penting PKI.

Menurut laporan majalah Tempo edisi “Pengakuan Algojo 1965”, DN Aidit, ketua PKI yang terkenal itu, pernah berkampanye di alun-alun Lamongan. Aidit adalah seorang orator ulung. Kata-katanya memikat. Ketika berkampanye di Lamongan, ia berpidato menggunakan bahasa Jawa krama inggil. Padahal Aidit bukan orang asli Jawa melainkan Belitung. 

Ia menyampaikan rencana PKI untuk membagi tanah sama rata untuk semua orang sesuai agenda reforma agraria. Tentu saja janji manis ini membius orang-orang Lamongan. Maka warga pun berbondong-bondong masuk PKI. Daerah Sugio, Sambeng, dan Tikung saat itu adalah basis PKI.

Celakanya, agenda mentah reforma agraria ini justru menyebabkan kericuhan di kalangan bawah. Banyak orang PKI menyerobot begitu saja tanah milik orang lain. Tak jarang sampai menyebabkan saling bunuh. 

Provokasi orang PKI makin lengkap karena mereka juga mengejek orang-orang NU dan Muhammadiyah. Lekra mengadakan pertunjukan ludruk yang sengaja digelar di samping masjid dengan lakon “Gusti Allah Mantu”.

Salah satu bagian dialognya yang terkenal: “Wis rasah macak ayu ayu, ora ayu yo payu. Nek ra ayu, yo, raup diniati wudhu. Nek ora ana banyu yo nganggo uyuhku. Banyu uyuhku padha sucine karo banyu wudhu.”

Tentu saja ini memancing kemarahan luar biasa di kalangan santri.

Saat itu PKI berada di atas angin. Di dalam negeri, mereka partai besar. Di luar negeri, mereka mendapat dukungan dari Soviet dan Cina. Aidit adalah salah satu kandidat penerus Bung Karno. Apalagi Si Bung Besar juga merestui komunisme, sampai-sampai ia meracik jargon Nasakom. 

Mereka makin kuat setelah Masyumi dibubarkan oleh Bung Karno tahun 1960. Beberapa langkah lagi PKI akan berkuasa. Tapi semua kedigdayaan PKI itu seketika runtuh begitu terjadi Gestapu.

Ketika peristiwa Malam Jahanam itu terjadi, Lamongan masih tenang seperti hari biasa. Karena keterbatasan alat komunikasi saat itu, berita Gestapu baru menyebar di kalangan warga Lamongan tiga hari kemudian. Itu menjadi awal dari tragedi berdarah.

Kebencian orang NU dan Muhammadiyah kepada PKI yang sudah memuncak itu menemukan pelampiasannya. Dengan dukungan tentara, mereka membasmi orang-orang PKI. Banyak di antara tokoh PKI itu dibunuh oleh pendekar-pendekar NU dan Muhammadiyah. 

Di Desa Gempol Manis Sambeng, misalnya, penumpasan PKI dipimpin oleh tokoh NU, Kiai Ahmad dan pendekar Pemuda Ansor, Abdul Ubaid. Ketua PKI setempat ditangkap kemudian dibunuh. 

Di wilayah Pantura, penumpasan PKI dipimpin oleh Kiai Abdurrrahman Syamsuri, pendiri Pesantren (Muhammadiyah) Karangasem Paciran. Pendekar-pendekar Tapak Suci berjaga 24 jam di Pesantren Karangasem. Siap sedia menerima tugas. Mereka juga bahkan diperbantukan sampai wilayah Lamongan selatan.

Kiai Abdurrahman Syamsuri

Lanjut Baca Sejarah PKI, Masyumi, dan NU di Lamongan (bagian 2)