ANEKA

BORDIR SENDANG INDAH UNTUK PAKAIAN ANDA

Bordir“Selamat  datang di pusat industri batik dan bordir Lamongan,” begitulah slogan pada sebuah poster besar di sisi jalan sebelum masuk ke pertigaan menuju ke Desa Sendang Agung dan Sendang Duwur, Kecamatan Paciran.

Desa Sendang Duwur memang lebih dikenal sebagai desa tempat disemayamkannya jasad Sunan Sendang Duwur. Namun, sebenarnya bukan cuma itu saja, desa yang terletak di perbukitan ini bersama dengan tetangga desanya, Sendang Agung, terkenal juga akan pruduk hasil kerajinan. Salah satunya yakni kerajinan bordir.

Tidak sulit mencari tempat bordir di kedua desa ini. Tinggal masuk ke dalam desa, Anda akan disapa dengan banyak papan nama yang menawarkan produk bordir terpasang di depan puluhan rumah warga. Anda tinggal pilih saja, mau bordir mesin atau bordir sulam.

Kedua jenis bordir ini memang berbeda, meski prinsip yang digunakan sebenarnya sama, yakni menambahkan hiasan (benang, pita, atau pernak-pernik) di atas kain. Berbeda dengan batikyang polanya menyatu dengan kain, pola hiasan bordir pada baju merupakan hiasan timbul.

Jika Anda pernah datang ke sebuah pesta pernikahan, di sana Anda akan melihat si penerima tamu perempuan memakai baju kebaya. Nah, kebaya merupakan salah satu pakaian yang dihias dengan teknik bordir mesin.

Bordir mesin Sendang memang kebanyakan digunakan untuk menghias kebaya, selain itu juga untuk menghias baju, mukena dan kerudung. Meski prosesnya menggunakan mesin, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembordiran tergolong cukup lama, sekitar satu sampai empat minggu, tergantung jenis pakaian dan tingkat kesulitan motifnya.

Soal pilihan motif, jika anda membeli kain batik, Anda tidak bisa memesan motif kepada perajin. Tapi jika Anda hendak membeli kain bordir, Anda bisa memesan motif sesuai selera. Prinsipnya seperti slogan iklan rokok “tunjukin gaya loe.” Kenapa begitu? Para produsen bordir mesin di Sendang kebanyakan melayani pembelian dengan cara pemesanan. Mereka membebaskan kita memilih motif dan desain untuk pakaian yang kita pesan. Ini sangat cocok bagi Anda yang gemar membuat desain hiasan pada pakaian namun tidak bisa membuatnya sendiri. Tapi jika Anda malah bingung menentukan motif, Anda bisa meminta rekomendasi kepada si produsen.

Proses membordir dengan mesin dimulai dengan menggambar dulu pola pada kain. Kain yang digunakan bermacam-macam, terserah Anda, bisa sutra, bisa katun atau yang lain, namun tetap dengan rekomendasi dari produsen. Setelah pola tergambar, baru kain dibordir. Proses pembordiran ini tidaklah mudah, harus benar-benar teliti. Karena sedikit saja kesalahan dalam menerapkan pola bordirannya, bisa merusak pola dasar. Kehalusan dalam membordir dan tingkat kesulitan motif pun akan menentukan harga.

Para produsen batik bordir Sendang membanderol harga di kisaran Rp 150.000 sampai Rp 750.000 untuk jenis kebaya, baju, dan mukena. Sedangkan untuk kerudung dibanderol sekitar Rp 60.000-an.

Jika Anda lebih suka pakaian dengan hiasan benang disertai  dengan pita atau pernak-pernik lainnya, Anda bisa memilih rumah dengan papan nama bertuliskan “bordir sulam” di depannya. Sama seperti bordir mesin, ada puluhan warga Desa Sendang Agung dan Sendang Duwur yang menjadi produsen konveksi bordir sulam.

Bedanya, selain di proses pembordiran, juga pada cara pembelian. Jika bordir mesin umumnya bisa melalui cara pemesanan saja, di rumah-rumah produsen bordir sulam, selain memesan, pembeli juga bisa langsung memilih kerudung, jilbab, baju, dan pakaian lainnya yang sudah jadi. Lebih efektif bagi Anda yang berasal dari jauh dan belum tentu memiliki waktu berkunjung ke sana lagi. Namun biasanya stok yang ada tidaklah banyak, jadi jika membeli langsung, Anda tidak begitu punya banyak pilihan seperti di pasar-pasar.

Proses bordir sulam, seperti namanya, melewati proses penyulaman, yakni merajut benang di atas sebuah kain menggunakan tangan. Meski dengan tangan, lama proses pembuatannya relatif sama dengan proses pembordiran menggunakan mesin, sekitar satu sampai empat minggu, lagi-lagi tergantung tingkat kesulitan dan sedikit banyaknya motif.

Pola yang telah ditentukan mula-mula digambar dulu pada pakaian yang akan disulam. Jika bordir mesin mendahulukan proses membordir dan proses menjahit adalah finishing, lain halnya dengan bordir sulam. Proses pembuatannya yang lebih fleksibel dengan tangan membuat proses penyulaman bisa dilakukan belakangan.

Selain itu, kesalahan yang terjadi saat proses penyulaman tidaklah menjadi masalah. Karena sulaman  yang salah bisa dengan mudah dilepas kembali untuk dibenarkan.

Motif yang dipakai dalam rajutan, kebanyakan merupakan pola-pola modern dengan motif simetris dan fleksibel. Motif simetris kebanyakan diterapkan pada baju-baju lelaki, sementara motif yang lebih fleksibel seperti bunga dengan aneka pita dan pernak-pernik diterapkan pada pakaian perempuan.

Untuk urusan harga, bordir mesin dan bordir sulam tidak jauh berbeda. Bordir sulam untuk jenis pakaian harganya berkisar antara Rp 100.000 sampai Rp 700.000. Sedangkan untuk kerudung dan jilbab seharga Rp 50.000-an ke atas.

Tidak jarang pakaian dan kerudung juga memiliki hiasan bordir mesin sekaligus bordir sulam. Lebih bagus atau tidak, tentu Anda sebagai pembeli yang bisa menentukan.

Bagaimana? Anda yang suka dengan pakaian berhias benang, tertarik untuk datang langsung ke Sendang?

Desa Sendang Agung dan Desa Sendang Duwur

Sekitar 2 km sebelah barat WBL, Anda akan menemui pertigaan ke arah selatan.

Dari pertigaan tersebut kira-kira 5 km Anda sampai pada Desa Sendang Agung.

Desa  Sendang Agung dan Desa Sendang Duwur bersebelahan. Setelah melewati Desa Sendang Agung, Anda akan menemui Desa Sendang Duwur.

ANEKA

PESAWAT DI TENGAH ALUN-ALUN LAMONGAN

    Pesaawat NomadJika Anda sedang berada di Kota Lamongan, sempatkan diri untuk mengunjungi alun-alun. Terletak di Jalan Lamongrejo, Jetis, sekitar 300 meter sebelah selatan pertigaan Dapur Lamongan, alun-alun ini merupakan sebuah public space yang disediakan untuk masyarakat umum. Jadi tidak hanya untuk masyarakat Lamongan, dari mana pun Anda berasal bisa mampir ke sana.

Karena alun-alun dengan luas sekitar 4.900 meter persegi ini dibuka untuk ruang umum, banyak fasilitas disediakan bagi pengunjung. Jika Anda sedang berada di sana, mungkin yang paling menarik perhatian Anda adalah keberadaan sebuah pesawat terbang di dalam alun-alun ini.

Lamongan tidak memiliki lapangan udara layaknya kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang. Untuk itu, terlihat aneh memang jika kita bisa menemukan pesawat di bumi Lamongan, di sebuah alun-alun pula. Di badan samping pesawat berwarna abu-abu ini bertuliskan “TNI ANGKATAN LAUT” beserta logonya yang seakan memberi kita informasi pemilik pesawat tesebut. Dari sini timbul sebuah pertanyaan, bagaimana pesawat milik TNI AL ini bisa “nyasar” ke alun-alun Lamongan?

Pesawat terbang yang berjenis Nomad dengan nomor lambung P. 086 N 2255 ini dulunya digunakan untuk patroli udara dan tergabung dalam Sukadron Udara 800 dan bermarkas di Lanudal Juanda Surabaya. Saya katakan “dulunya”, karena sekarang pesawat terbang ini sudah dalam keadaan grounded alias sudah tidak dapat terbang lagi. Jadi jangan heran jika pesawat Nomad di alun-alun ini disangga dengan tiga tiang setinggi 2 meter. Karena di Kota Soto, pesawat Nomad ini diberdirikan sebagai monumen.

Jika dilihat dari bentuknya, pesawat Nomad berbeda dengan pesawat yang biasa digunakan untuk penerbangan komersial. Karena pesawat ini dibuat untuk keperluan tentara, bentuknya lebih kecil, memiliki panjang  12,5 meter, dengan lebar 16,46 meter, dan berat 2.627 kilogram. Lebih kecil daripada pesawat untuk penerbangan komersial yang beratnya bisa berpuluh kali lipat.

Alun-alunSelain dari ukuran dan berat, bentuk pesawat Nomad juga berbeda dengan pesawat untuk penerbangan komersial. Jika pesawat untuk penerbangan komersial yang biasa kita lihat berbentuk besar panjang, dengan puluhan tempat duduk di dalamnya, dan sayap yang menempel di bagian tengah badan pesawat, pesawat Nomad buatan Australia tahun 1974 ini berbentuk ramping, hanya ada dua tempat duduk di depan, dan kedua sayapnya menempel di bagian atas pesawat. Pesawat Nomad memiliki dua baling-baling yang berada di setiap sayapnya. Bagian depanya juga lebih lancip daripada bagian depan pesawat untuk penerbangan komersial.

Meski sudah dalam keadaan grounded, fisik monumen pesawat ini masih terlihat bagus. Dan meski sudah berada di alun-alun sejak tahun 2009, monumen pesawat ini juga terawat dengan baik, terlihat dari bagian-bagian eksteriornya yang masih utuh.

Jika Anda pernah melihat monumen pesawat lainnya di Kabupaten Jombang, tepatnya di Jalan Raya Jombang – Surabaya, di pertigaan terminal, atau juga monumen pesawat di depan museum Kabupaten Probolinggo, Anda akan mendapati banyak kesamaan pada dua monumen pesawat tersebut dengan monumen pesawat di alun-alun Lamongan. Karena semua monumen pesawat ini berjenis sama dan sama-sama berasal dari pemberian TNI Angkatan Laut.

Arena BermainArena Bermain 2Selain monumen pesawat, di alun-alun Lamongan juga menyediakan fasilitas umum lain seperti Islamic Garden. Tempat ini berada di sebelah selatan dan menempati sekitar seperempat dari luas alun-alun. Dengan berbagai macam tanaman dan pepohonan yang membuat rindang, kita bisa duduk-duduk besantai di sana sambil menikmati pemandangan.

Di dalam area ini juga ada fasilitas lain, yakni jogging track. Sesuai namanya, fasilitas ini berupa lintasan jalan berkeliling islamic garden yang sangat cocok digunakan untuk ber-joging ria sambil melihat sangkar burung dengan berbagai koleksi burung warna-warni. Oh iya, di alun-alun Lamongan juga memiliki koneksi wifi. Buat Anda yang suka browsering di internet bisa membawa laptop atau gadget Anda ke tempat ini.

BurungAnda yang membawa anak kecil, tampaknya harus betah berlama-lama menemani anak Anda.  Karena selain fasilitas yang sudah saya sebutkan tadi, alun-alun ini juga memiliki cukup banyak arena bermain. Benar-benar tempat rekreasi gratis dengan banyak fasilitas, bukan?

Meski Anda bisa datang ke alun-alun ini setiap saat, tapi ada baiknya Anda datang di jam-jam sore sampai malam. Karena di jam-jam ini biasanya pengunjung cukup ramai, apalagi di akhir pekan.

ALAM

TAMAN TELAGA, SUMBER OKSIGEN DI TENGAH KOTA

Surya 2  Telaga Bandung 6Terletak tidak jauh dari pesisir pantai utara pulau jawa, membuat kota ini memiliki cuaca yang cukup panas. Meski begitu, bukan berarti tidak ada lagi tempat yang “adem ayem” untuk disinggahi. Salah satu tempat yang masih menunjukkan dua kata sifat tersebut adalah taman telaga Bandung.

Kita tidak sedang membicarakan telaga yang ada di Kota Kembang Bandung. Karena selain Kota Bandung tidak dekat dengan daerah pantura, kota ini juga tidak panas. Bahkan sebaliknya, ibu kota Jawa Barat ini terkenal memiliki udara yang  sangat sejuk.Taman telaga Bandung yang saya maksud adalah taman telaga yang terletak di Jalan Andanwangi RT 01 RW 04, Desa Bandung, salah satu desa di Kota Lamongan.

Keberadaan taman telaga Bandung menjadi sumber oksigen baru di tengah pengapnya Kota Soto ini. Jika membahas sisi telaganya saja, memang tidak ada yang spesial. Hanya dua buah telaga yang tidak terlalu luas, ditumbuhi tumbuhan air, dan dipisahkan oleh sebuah bendungan kecil. Namun, jika kita melihat area sekelilingnya, taman telaga Bandung akan terasa nyaman dan indah dengan adanya bangunan dan tumbuh-tumbuhan yang sengaja didirikan dan ditanam.

Telaga Bandung 7Dulu, orang datang ke telaga Bandung hanya untuk mengambil air sebagai kebutuhan sehari-hari saja, atau paling meriah saat desa mengadakan lomba memancing. Sekarang, setelah tahun 2009, telaga Bandung mulai ramai didatangi setelah dibangun pemerintah daerah dan dijadikan sebagai taman terbuka hijau. Tujuannya jelas, untuk menghijaukan Kota Lamongan dan sebagai tempat berekreasi yang murah.

Taman telaga Bandung memang benar-benar taman wisata murah. Anda hanya perlu membayar parkir kendaraan Rp 2.000 saja. Untuk masuk ke dalam taman, tidak perlu membayar alias gratis.

Telaga Bandung 2Di taman yang memiliki luas sekitar 900 meter persegi ini, Anda bisa jalan-jalan mengelilingi telaga Bandung dengan menyusuri jalan setapak yang ada. Di kanan kiri jalan juga disediakan setidaknya 17 tempat duduk dan 10 gazebo. Anda bisa duduk santai di sana sambil melihat ke arah telaga. Taman ini benar-benar nyaman, cocok untuk kumpul bersama keluarga atau teman.

Karena memang dibangun untuk “menghijaukan” Lamongan, taman telaga Bandung dibuat indah dan sejuk oleh banyak pohon randu, pohon palem, pohon beringin, dan pohon-pohon lainnya.

Meski tidak begitu luas, taman ini juga menyisipkan fasilitas lain seperti jalan batu untuk pijat kaki refleksi dan arena bermain. Sayangnya, jika Anda ingin buang air, toilet di taman ini tidak bisa digunakan. Jadi, mau tidak mau Anda harus keluar untuk mencari toilet umum.

Telaga Bandung 4Fasilitas di taman telaga Bandung memang tidak sebanyak fasilitas di alun-alun Lamongan. Selain itu letak taman ini juga lebih sulit dicari, dan hanya bisa dikunjungi di pukul 07.00-17.30 saja setiap harinya. Berbeda dengan alun-alun yang bisa Anda datangi 24 jam.

Tapi di balik keunggulannya, alun-alun Lamongan tidak memiliki pemandangan telaga yang meski biasa, namun akan tampak indah jika dipadukan dengan tanaman-tanaman hias, buah, dan bunga yang mengelilinginya.

Oh iya, ada larangan memburu hewan di taman telaga Bandung, termasuk ikan di telaga sebelah timur. Namun, Jika Anda gemar sekali memancing, Anda bisa membawa perlengkapan pancing Anda ke telaga sebelah barat. Ikan di telaga ini bebas dipancing karena belum termasuk area taman.

Telaga Bandung 3Jika Anda merasa lelah dalam perjalanan di sekitar Kota Lamongan, atau Anda yang butuh refreshing setelah seharian berkerja, taman telaga Bandung juga cocok dijadikan sebagai tempat beristirahat.

Saat ini, pemerintah daerah telah merencanakan untuk memperluas wilayah taman ini, menambah area bermain, dan memberi wahana perahu motor di telaga tempat memancing tadi. Kapan dan bagaimana rupanya nanti? Mungkin tidak akan jadi seperti Wisata Bahari Lamongan (WBL), namun penambahan fasilitas ini tetap layak untuk kita nantikan.

Taman telaga Bandung

Jalan Andanwangi RT 01 TW 04, sebelah selatan Masjid Al- Azhar Lamongan

Desa Bandung, Kabupaten Lamongan.

ANEKA

BATIK TULIS MURAH MADE IN SENDANG DUWUR

Surya 2Perajin BatikBatik tulis memang identik dengan Kota Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. Memang bisa dibilang kota tersebut merupakan sentra dari kerajinan yang oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi ini. Namun tidak banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Lamongan juga ada industri batik tulis, tepatnya di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran.

Di desa yang menjadi tempat makam Sunan Sendang Duwur ini ada puluhan warga yang menekuni pekerjaan sebagai pembatik tulis, salah satunya adalah Bapak Harsono. Ia menceritakan bahwa batik tulis di Sendang Duwur sudah ada sejak ia lahir, sudah lebih dari 60 tahun yang lalu. Namun beberapa tahun setelah itu industri ini mulai surut dan sempat hilang. Hingga pada tahun 80-an, baru batik tulis sendang mulai dikenal luas hingga saat ini.

Sama seperti batik-batik tulis lainnya, proses pembuatan batik sendang dimulai dari menggambar pola batik di atas kain. Setelah pola diterapkan, baru proses pembatikan menggunakan canting dimulai. Proses ini akan sangat berpengaruh terhadap harga batik. Apabila pola batik rumit dan dibatik dengan halus (baik), harga kain batik bisa mahal. Sebaliknya, apabila polanya sederhana dengan proses pembatikan yang kurang halus (kurang baik), harganya pun otomatis lebih murah.

Batik sendang didominasi oleh warna merah bata dan biru. Untuk urusan motif, batik ini condong pada pola-pola berbentuk bunga dan burung, mirip seperti motif pada batik solo dan batik pekalongan. Menurut Pak Harsono kesamaan pola ini terjadi karena para pengrajin batik sendang memang belum bisa membuat pola secara mandiri. Umumnya pola diambil dari pola lama yang dikembangkan.

Proses MembantikSetelah proses pembatikan selesai, kain siap untuk proses pewarnaan. Proses ini bisa berlangsung satu kali dan bisa juga berkali-kali, tergantung berapa warna yang akan diberikan pada batik tersebut. Batik sendang tidak memiliki banyak corak warna. Kebanyakan batik ini hanya memiliki satu atau dua warna saja, seperti industri batik yang dimiliki Bapak Harsono. “Di sini kalau membuat batik paling banyak dua warna,” ujar Bapak yang pernah berkerja sebagai pengrajin emas ini.

Sedikitnya corak warna di batik sendang memang membuat batik ini kurang bervariasi jika  dibandingkan dengan batik yogyakarta, batik pekalongan, atau batik solo. Di batik-batik tersebut kita bisa dengan mudah menjumpai 3 atau 4 warna dalam selembar kain batiknya.

Setelah proses perwarnaan selesai, batik dijemur, dilepas malamnya, dan siap  untuk dipasarkan. Butuh waktu setidaknya tiga hari untuk proses dari menggambar pola hingga batik sendang siap dijual.

Berbeda dengan corak warnanya yang kurang variatif, harga batik sendang cukup bervariasi, tergantung jenis serta kerumitan dan kehalusan proses membatiknya seperti yang saya sebutkan tadi. Batik yang diproduksi oleh Pak Harsono misalnya, mematok harga antara Rp 125.000 sampai Rp 135.000 untuk jenis selendang, Rp 85.000 sampai Rp 150.000 untuk bahan sarung, dan Rp 100.000 sampai Rp 175.000 untuk bahan baju.

Saat pameran batik di Surabaya tahun 2004, meskipun batik yang Pak Harsono pamerkan tidak mendapatkan penghargaan, namun peminatnya tidak kalah dengan batik-batik yang lebih terkenal. “Saya sendiri nggak nyangka, kalau batik (sendang) ini sangat diminati saat (pameran) itu,” ucapnya sambil tersenyum.

Proses PerwarnaanSaat ini pemasaran batik sendang masih sebatas di pasar-pasar di Kabupaten Lamongan. Namun dengan diadakannya pelatihan membatik di Desa Sendang secara rutin, Pak Harsono dan pembatik lainnya berharap batik sendang akan bisa bersaing dengan batik yang sudah terkenal nantinya.

Jika Anda tertarik memiliki batik asli Sendang ini, selain mencarinya di pasar-pasar, Anda juga bisa membeli langsung ke pengrajinnya untuk sekalian melihat proses pembuatan batik ini. Desa Sendang Duwur berada sekitar 4 km sebelah selatan pertigaan Paciran. Pertigaan ini berada 2 km sebelah barat Wisata Bahari Lamongan (WBL).

Saat Anda sedang berziarah ke makam Sunan Sendang Duwur, sepanjang perjalanan Anda akan banyak menemui papan nama tempat produksi batik tulis sendang duwur. Tidak ada salahnya jika Anda mampir dan membeli batik ini sebagai kenang-kenangan.

Oh iya sekadar saran dari saya, jika Anda berniat mencari batik tulis ini langsung ke Desa Sendang Duwur: Saat bertanya kepada orang, Anda jangan lupa untuk mengatakan “batik tulis”, jangan hanya mengatakan “batik” saja. Jika tidak, bisa jadi Anda akan dibawa ke tempat batik bordir yang juga banyak diproduksi di desa ini.Kain Batik Sendang

ANEKA

BRUMBUN: BERENDAM UAP DI HUTAN RIMBUN

Kolam Air Panas BrumbunMandi air hangat memang sangat menyenangkan. Tapi tempat pemandian seperti ini tidak kita jumpai di banyak tempat. Kalaupun ada, untuk masuk ke dalam tempat tersebut akan dikenakan tarif yang cukup mahal.

Tidak banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Lamongan ada sebuah tempat pemandian air panas yang relatif murah. Tempat ini bernama Pemandian Air Panas Brumbun. Bertempat di Dusun Tepanas, Desa Kranji, Kecamatan Paciran. Lokasinya yang berada di tengah-tengah hutan, menjadikan tempat ini memiliki pemandangan yang sangat asri, membuat kita merasa benar-benar berada di tengah hutan. Pepohonan yang rindang di kanan-kiri juga menjadikan tempat ini teduh meskipun di siang hari.

Sebelumnya, sumber air panas yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu ini hanya digunakan sebagai tempat mandi warga setempat saja. Namun pemberitaan dari mulut ke mulut menjadikan pemandian ini mulai ramai oleh orang-orang yang berdatangan dari berbagai tempat.

Dari situlah mulai tahun 2006, pemandian ini dijadikan sebagai tempat wisata dan mulai dibangun meskipun dengan sarana yang masih sangat minim. Sebelumnya tempat ini hanya berupa dua kolam kecil dengan dinding yang sebagian besar terbuat dari batu-batuan.  Air dialirkan dari kolam kecil tempat sumber air panas yang keluar dari bawah tanah, tepat di bawah sebuah pohon besar. Sekarang, meski tidak banyak perubahan, dua kolamnya kini telah direnovasi menjadi kolam yang lebih besar dan terbuat dari semen. Dan juga mulai ada tempat ganti baju dan warung-warung yang menyediakan makanan atau minuman bagi pengunjung.

Ada dua versi legenda tentang asal-muasal sumber air panas ini. Versi pertama menyatakan bahwa area pemandian ini merupakan tempat peninggalan Sunan Drajat dan tempat bertapa serta berkumpulnya para wali.

Sedangkan versi kedua menyatakan bahwa tempat ini sebelumnya adalah daerah ramai saat masa jayanya Kerajaan Majapahit. Saat Kerajaan Majapahit mulai runtuh, tempat ini mulai sepi hingga akhirnya menjadi hutan. Teori kedua ini di tunjang oleh adanya patung-patung (ciri masyarakat Hindu Majapahit) di sekitar daerah ini yang telah dipindahkan oleh pemerintah. Namun sejak dipindahkan, sampai saat ini patung-patung tersebut tidak diketahui lagi keberadaannya.

Kedua versi tersebut diyakini oleh mayoritas penduduk setempat, meskipun mereka tidak bisa memastikan versi mana yang benar.

Saat ini, setiap hari pemandian yang tidak pernah habis sumber air panasnya ini didatangi oleh puluhan, bahkan ratusan pengunjung dari berbagai tempat. Mulai dari tetangga desa sekitar, sampai luar kota seperti, Bojonegoro, Malang, sampai Madura.

Pintu Masuk Pemandian BrumbunMereka umumnya datang dengan berbagai alasan, mulai dari hanya ingin melihat-lihat saja, sampai yang datang dengan tujuan menyembuhkan penyakit, seperti gatal-gatal, stroke, atau penyakit-penyakit lainnya. Kandungan belerang yang telah dinyatakan aman oleh Pemda Lamongan juga membuat pengunjung lebih yakin untuk mandi di sana.

Luas tempat pemandiannya kira-kira 5 x 10 meter yang terbagi menjadi dua tempat. Sebenarnya maksud dibagi menjadi dua tempat ini agar bisa memisahkan antara perempuan dan laki-laki. Namun karena pengunjung lebih suka memilih semaunya, akhirnya dua tempat ini bisa digunakan untuk siapa saja.

Namun sayang, karena lokasinya yang berada di tengah-tengah hutan dengan banyak tempat-tempat tersembunyi, banyak pasangan muda-mudi yang menjadikan tempat ini sebagai ajang mesum.

Jika dibandingkan dengan pemandian air panas lain di Jawa Timur seperti Wisata Air Panas Pacet di Mojokerto, pemandian Air Panas Brumbun ini jauh lebih sedehana. Sarana–prasarana yang kurang memadai jelas sangat kontras dengan Wisata Air Panas Pacet  yang selain memiliki kolam air panas yang lengkap, juga memberikan arena bermain bagi anak-anak. Tapi Pemandian Air Panas Brumbun ini jauh lebih murah, untuk masuk ke dalam, Anda hanya perlu membayar parkir kendaraan seharga Rp 5.000 saja.

Selain sebagai tempat pemandian, area kawasan ini juga sering digunakan untuk tempat berkemah sehingga membuat pemandian air panas ini memiliki nilai plus edukatif.

Untuk sampai di pemandian yang buka 24 jam ini, Anda bisa lewat jalur pantura (pantai utara), sekitar 5 km dari pertigaan Drajat ke arah selatan. Atau sekitar 25 km dari Pertigaan Sukodadi ke arah utara. Di Jalan Raya Sukodadi-Drajat ini nanti Anda akan menemukan petunjuk arah kecil yang mengarahkan kita ke lokasi. Namun karena petunjuk arahnya sangat kecil, Anda harus benar-benar memperhatikan jika tidak mau sampai kelewatan hehehe

Kali Sekitar BrumbunDari petunjuk arah ini Anda akan melewati jalur hutan dengan jalan yang sebagian besar masih berupa tanah dan bebatuan dengan jarak sekitar 2 km lagi. Meski harus melewati jalan yang tak mudah, Anda akan terpuaskan setelah sampai dan mandi air hangat di sana.

Sekadar saran saja, apabila Anda ingin datang untuk menikmati panas terbaik, Anda bisa datang tengah malam. Karena di waktu itulah pemandian ini sampai pada panas terbaiknya. Kalau ingin menikmatinya dengan tenang, Anda disarankan untuk tidak datang pas hari libur dan  hari besar. Pada saat-saat seperti itu, pemandian ini akan sangat ramai pengunjung.

Tempat ini juga pas dijadikan pelepas lelah setelah Anda seharian berkeliling Wisata Bahari Lamongan (WBL), Mazola, atau setelah Anda pulang dari makam Sunan Drajat atau Sunan Sendang Duwur. Tertarik untuk mencoba?

ANEKA

Penginapan Murah Dekat WBL, Tanjung Kodok, dan Makam Sunan Drajat Lamongan

Kendil WesiDi Paciran terdapat banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi, seperti Wisata Bahari Lamongan (WBL), Maharani Zoo and Goa (Mazola), makam Sunan Drajat, makam Sunan Sendang Duwur, Batik Sendang, home industry gula merah, wisata kuliner jumbrek, Rujak Mak Tas, legen, dan lain sebagainya. Tidak cukup sehari untuk bisa menjelajahi dan mencicipi semuanya.

Penduduk Lamongan asli tentu bisa pulang – pergi kapanpun mau. Tapi untuk yang berasal dari luar kota tak harus berkecil hati, Anda bisa memilih bermalam di beberapa tempat di Paciran.

Sebenarnya WBL sudah menyediakan Tanjung Kodok Beach Resort yang terletak di sebelah barat WBL. Tapi resort yang menghadap langsung ke laut ini sungguh menguras isi kantong. Untuk menginap satu malam saja, kita harus merogoh kocek mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 3,5 juta. Bayangkan bila harus menginap beberapa malam atau bahkan beberapa minggu.

Tapi tenang, ibarat pepatah, “Tiada rotan, akar pun jadi,” Anda pun bisa bermalam tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.  Tak sanggup bayar hotel, penginapan pun okelah. Ya, di sekitar Paciran ada beberapa penginapan yang bisa kita pilih. Tentunya dengan fasilitas cukup dengan harga miring.

Salah satu yang bisa dicoba adalah Penginapan Mayang Madu. Penginapan yang terletak di Desa Drajat ini mematok harga yang sangat murah, mulai dari Rp 75.000, 100.000,  dan 150.000 per malam. Tentu, tarif tersebut sesuai dengan fasilitas kamar yang akan kita dapat. Untuk tarif yang termurah, yakni Rp 75.000, kita akan mendapat sebuah kamar dengan ukuran 3×4 meter dengan satu kasur di atas dipan dan satu kasur lagi di lantai. Tersedia empat kamar untuk tarif ini.

Sementara dengan tarif Rp 100.000, kita akan mendapat kamar berukuran hampir sama, dengan satu springbed yang cukup untuk dua orang dewasa. Untuk tarif ini hanya disediakan satu kamar. Sedangkan untuk yang Rp 150.000, kita akan mendapat kamar yang lebih besar dengan dua srpingbed. Disediakan dua kamar untuk tarif tertinggi di penginapan ini.

Semua kamar dilengkapi dengan kipas angin. Khusus untuk kamar dengan tarif termurah, tidak disediakan kamar mandi di dalam kamar. Jadi untuk mandi dan semua kegiatan yang berhubungan dengan kamar mandi, penghuni harus berbagi bersama penghuni kamar lain dengan harga yang sama.

Kalau mau pilihan penginapan lain, kita bisa mencoba ke Penginapan Lestari. Penginapan ini letaknya tidak lebih dari seratus meter sebelah barat dari Penginapan Mayang Madu. Fasilitas berbeda ditawarkan oleh penginapan ini. Tersedia enam kamar dengan dua macam tarif. Dua kamar masing-masing tarifnya Rp 150.000 per hari dengan fasilitas kasur dan kipas angin. Empat kamar lainnya masing-masing tarifnya Rp 200.000 dengan fasilitas AC dan dua springbed per kamar. Ukuran kamarnya relatif sama dengan ukuran kamar Panginapan Mayang Madu yang tarifnya Rp 150.000.

Kedua penginapan ini letaknya hanya seratusan meter di sebelah barat makam Sunan Drajat.

Jika anda mengutamakan wisata religi, kedua penginapan ini merupakan pilihan yang tepat karena letaknya berdekatan dengan makam Sunan Drajat. Namun, karena letaknya yang lumayan jauh dari jalan raya besar, akan lebih baik apabila Anda membawa kendaraan pribadi sendiri, sepeda motor atau mobil, untuk memudahkan perjalanan mengunjungi tempat wisata lainnya.

Apabila Anda ingin lebih dekat dengan wisata modern seperti WBL dan Mazola, Anda bisa menginap di Penginapan Kendil Wesi. Penginapan ini hanya berjarak 800 meter sebelah barat WBL. Karena penginapan ini terletak di pinggir jalan, Anda bisa naik angkutan umum menuju ke WBL, atau kalau ingin lebih sehat, bisa berjalan kaki saja.

Penginapan ini memiliki fasilitas AC di setiap kamar. Tarifnya Rp 200.000 dan 250.000 per hari, tergantung ukuran kamar dan jumlah springbed-nya. Sedikit lebih mahal memang. Di penginapan ini juga disediakan rumah makan, dengan menu di antaranya berbagai olahan hasil laut. Jadi, Anda tidak perlu jauh-jauh mencari tempat makan lagi.  Selain itu, penginapan ini juga menghadap langsung ke laut dengan pemandangan indah. Anda tinggal menyeberang jalan untuk bermain ke pantai.

Ketiga penginapan tersebut sama-sama bisa dihuni sekitar 2-5 orang tiap kamarnya. Jadi, jika Anda berwisata bersama teman-teman akan lebih baik, karena bisa patungan untuk memangkas pengeluaran.

Selain Penginapan Kendil Wesi, ada satu lagi yang sangat dekat (mungkin “terlalu” dekat) dengan Mazola, yakni Rumah Kos HSN. Rumah kos ini berbentuk bangunan cukup besar, bertingkat, tepat bersebelahan dengan Mazola. Tapi Anda tidak perlu khawatir digigit ular atau macan karena semua hewan buas di Mazola berada dalam pengamanan tingkat tinggi hehehe…

Karena tempat ini merupakan sebuah kos-kosan, banyak penghuninya merupakan penghuni tetap, dan tarif yang dipatok juga per bulan, yakni sebesar Rp 300.000. Meski begitu, Anda tetap bisa menginap untuk satu atau dua malam saja, tentunya dengan bernegosiasi dulu dengan pemilik kos.

Tertarik untuk menginap?

ANEKA

BELANJA DAN WISATA DI PELELANGAN IKAN BRONDONG

Ikan-ikan di TPIKebanyakan dari Anda mungkin lebih sering berbelanja ikan di pasar, entah itu pasar tradisional maupun pasar modern. Jika Anda penggemar ikan laut, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong wajib untuk dikunjungi.

Setidaknya ada dua alasan kenapa Anda harus ke TPI Brondong ini. Yang pertama, karena di sini Anda bisa memilih dan memilah puluhan jenis ikan laut. Dan yang kedua, ikan yang Anda dapatkan dijamin ikan yang masih segar.

Di TPI Brondong ini, setiap hari ribuan nelayan menawarkan puluhan jenis ikan laut, mulai dari ikan tengiri, ikan layang, ikan tongkol, ikan kakap merah, rajungan (sejenis kepiting), cumi-cumi, dan berbagai macam ikan laut lainnya. Dan karena ikan di pelelangan ikan ini hasil tangkapan nelayan yang baru pulang berlayar, tentunya semua ikan dijamin segar. Benar-benar segar. Dua hal ini akan sulit Anda dapatkan jika hanya berbelanja ikan ke pasar.

Pemandangan di Sekitar TPI BrondongSelain itu, karena Anda membeli langsung dari para nelayan, harganya pun relatif lebih murah. Sekitar 20 persen lebih murah dibandingkan dengan harga ikan serupa di pasar. Jika di pasar harganya Rp 10.000, maka di TPI harganya hanya 8.000.

Namun, karena TPI Brondong merupakan gudangnya ikan laut, jangan heran saat baru menginjakkan kaki di  gerbangnya saja, kita sudah disambut dengan bau amis yang sangat menyengat. Tetapi biasanya bau amis ini tidak terasa saat mata kita telah dimanjakan oleh berbagai macam ikan laut segar.

TPI Brondong menyediakan berbagai jenis ikan laut setiap  hari. Jadi Anda bisa datang di hari apa saja, dengan catatan antara pukul 05.00 sampai 18.00 WIB. Karena kalau Anda datang lebih petang lagi, ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan telah habis diborong oleh para tengkulak. Dan akan lebih baik apabila Anda datang lebih pagi, karena selain Anda bisa memilih dan mendapatkan ikan segar, Anda juga bisa melihat bagaimana para nelayan pulang melaut dan mengeluarkan hasil tangkapannya. Tentu akan menjadi atraksi yang menarik.

Pemandangan di Sekitar TPI BrondongSetelah diturunkan dari kapal, ikan-ikan laut ini dibawa ke tempat penjualan yang telah disediakan. Di tempat inilah Anda bisa bertawar-menawar dengan para penjual.

Dalam satu hari, ratusan kapal di TPI Brondong bisa menghasilkan sekitar tiga puluh ribuan ton ikan laut segar. Dengan jumlah yang cukup fantastis ini, tidak heran rasanya apabila ikan-ikan di TPI Brondong, selain dipasarkan ke sebagian besar kota di Jawa Timur, juga merambah  sampai ke Yogjakarta. Dan bahkan diekspor ke negara lain, seperti Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat.

Sebagai tips saja, akan lebih baik apabila Anda membawa kamera. “Belanja ikan kok bawa kamera?” Jangan salah, karena TPI Brondong ini juga bisa menjadi objek foto human interest yang menarik, juga pemandangan-pemandangan laut dan kapal-kapal yang indah. Sebagai bonus, setelah lelah berbenja, Anda bisa sekalian mengabadikan Monumen Van Der Wijck yang berada satu kompleks dengan TPI Brondong ini, tepatnya di sebelah utara gerbang masuk.

Pemandangan di Sekitar TPI BrondongTPI Brondong ini terletak di Desa Brondong, Kecamatan Brondong. Sekitar 15 km sebelah timur Tuban, dan sekitar 84 km sebelah barat Surabaya. Sebagai patokan, pelelangan ikan ini berada sekitar 300 meter ke arah barat dari pertigaan pasar Blimbing.

Sepanjang perjalanan ke sini dari Surabaya atau Tuban, Anda akan disuguhi pemandangan laut pantai utara (pantura) juga perahu-perahu nelayan di sepanjang pantainya. Benar-benar belanja bonus wisata.

ANEKA

Wisata Sambil Belajar Membatik di Sendangagung Paciran

Belajar tidak harus di dalam kelas.  Di luar kelas, kegiatan belajar sebetulnya jauh lebih menyenangkan.

Contohnya ini: wisata edukasi membatik di Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran.

Di sini siswa bisa mengenal batik, praktek membatik, belajar sains mengenai zat warna, kelarutan zat di dalam air, dan sebagainya.

Setelah membatik, anak-anak belajar biologi mengenai reptil, aves, dan sebagainya lewat interaksi dengan aneka satwa koleksi komunitas Pencinta Satwa Sendangagung.

Sebelum pulang, mereka bisa menikmati hidangan khas Sendang nasi muduk, sejenis nasi kuning/punar. Lengkap.

Biayanya, satu siswa antara Rp30.000 sampai 50.000. Sudah termasuk semua keperluan membatik, hasil batik dibawa pulang, piagam, dan suvenir.

Tak hanya tema batik, di sini ada juga wisata dengan tema kerajinan emas-perak, bordir, dan siwalan. Lengkap. Kalau cuma wisata batik, tak harus jauh-jauh ke Jogja atau Solo. Di Lamongan sudah ada.

 WISATA EDUKASI MEMBATIKDesa Sendangagung, Kec. Paciran
Telp/WA082230409990 (Mas Agus)
FacebookWisataedukasi Sendangagung
Instagramwisataedukasisendangagung

ANEKA

Melon Hidroponik Prayoga, Tidak Manis Uang Kembali

Beli melon di pasar pada umumnya untung-untungan. Kadang dapat yang manis, kadang sepoh. Harga melon, rasa timun.

Tapi di Dusun Penanjan, Desa Paciran, Anda bisa membeli melon bergaransi. Dijamin manis pol. Kalau tidak manis, jaminan uang kembali. Matoh tenan!

Pada musim kemarau, kemanisannya sekitar 17 briks. Briks adalah skala kemanisan. Angka 17 briks ini dalam ungkapan orang Lamongan adalah “legi nyer“. Pada musim hujan, briks agak turun tapi tetap manis, sekitar 14-15. Kemanisan sebesar ini masih kategori melon premium.

Pemilik kebun, Gigih Prayoga, berani memberi garansi karena melon ini ditanam di dalam rumah kaca (greenhouse) yang kondisinya benar-benar terkontrol. Nutrisi dialirkan lewat selang-selang hidroponik sehingga tanaman tidak kekurangan unsur hara.

Serangga sulit masuk sehingga tanaman tidak mudah penyakitan seperti melon pada umumnya yang ditanam di lahan terbuka. Sekadar diketahui, penyebab utama melon hambar adalah kondisi tanaman yang kena penyakit.

Ada beberapa jenis melon yang tersedia di sini. Melon hijau dan melon kuning, atau yang biasa disebut melon Apollo. Satu buah melon bobotnya sekitar 1-2 kg.

Melon ini dijual dengan sistem pesan dulu. Pembeli datang dengan janji lebih dulu. Harganya Rp 20 ribu sekilo. Cukup mahal jika dibandingkan dengan melon pada umumnya. Selain karena bergaransi, biaya produksi sistem hidroponik rumah kaca memang cukup tinggi.

Sebagai gambaran, untuk membuat rumah kaca dengan luas 15×10 meter saja butuh dana Rp 40 juta.

Kelebihan lain melon Prayoga adalah lebih sehat karena penggunaan pestisidanya sangat minimal. Tidak seperti di lahan terbuka yang harus sering disemprot pestisida karena tanaman mudah kena penyakit.

Namun, karena di sini hanya ada satu lahan rumah kaca, melon hanya tersedia pada saat panen. Sekali siklus tanam butuh waktu sekitar tiga bulan. Panen terakhir kemarin bulan Maret. Saat ini sedang tahap awal menanam lagi dan baru tersedia bulan Juni nanti.

Yang unik, Gigih Prayoga bukan sarjana pertanian melainkan sarjana teknik sipil lulusan Untag Surabaya. Selepas lulus tahun 2019, ia langsung terjun ke agrobisnis ini di awal 2020. Ia belajar hidroponik secara otodidaktik dari Google dan Youtube.

Cah Lamongan memang pinter-pinter.

Jika Anda berminat mencicipi melon premium made in Penanjan ini, silakan hubungi pemilik kebun. Bisa tanya-tanya juga. Gratis.

Kalau ingin serius belajar hidroponik, Anda juga bisa magang dan belajar privat di sini sampai lulus dan bisa bikin kebun sendiri. Tentu saja tidak gratis.

Melon PrayogaDusun Penanjan, Desa/Kecamatan Paciran, sebelah barat Wisata Bahari Lamongan
Google Mapsklik di sini
Cari Penanjan Paciran, masuk lewat gapura, lihat video di bawah
Telp/WA085730009567
Facebookfacebook.com/yoga.avenged.37
InstagramLadang Prayoga
  
ANEKA

Belajar Membaca Kaligrafi di Masjid Namira

Foto-foto: IG @kopi.tjangkir

Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, punya daya tarik yang tak dimiliki sebagaian besar masjid di Tanah Air.

Di dalam masjid tersebut terpajang potongan kiswah atau kain penutup kakbah. Tulisan di kiswah Namira ini terbuat dari 120 kg benang emas dan 25 kg benang perak.

Kiswah ini berukuran 6 m x 3,5 meter. Lebih besar ketimbang kiswah Masjid Istiqlal. Seperti diketahui, masjid di Jakarta itu mendapat kiswah dari Raja Salman bin Abdulaziz ketika berkunjung Maret 2017.

Banyak orang mengira bahwa nama Namira meniru nama masjid Namirah di Arafah, Arab Saudi. Ternyata tidak. Nama masjid ini sebenarnya diambil dari nama salah satu anak dari pemilik yayasan yang membangun masjid ini.

Yayasan keluarga ini jugalah yang menanggung biaya operasional bulanan masjid ini, selain hasil kotak infak. Karena masjid ini menyelenggarakan cukup banyak kegiatan pengajian rutin, biaya bulanan yang dikeluarkan pun cukup besar, sekitar Rp 300 juta.

Meski namanya tak berkaitan, masjid Namira Tikung ini memang didesain mirip Masjid Namirah Arafah tapi dengan ukuran minimalis. Awalnya, Masjid Namira dibangun hanya untuk menampung sekitar 700 jamaah.

Namun karena banyaknya pengunjung, masjid ini akhirnya tak bisa menampung jamaah. Pada 1 Oktober 2017, masjid baru dengan ukuiran yang lebih besar dibangun di sisi belakang bangunan pertama.

KUIS: Bagaimana bunyi tulisan Arab di Kiswah tersebut? Silakan balas di kolom komentar.

Kami mulai dari baris pertama: QS al-Baqarah 144.

Silakan dilanjutkan. Boleh minta bantuan teman yang bisa bahasa Arab.