Jadwal Dokter Rumah Sakit ARSY Abdurrahman Syamsuri Paciran

| Alamat | Jl. Deandels Paciran |
| Google Maps | Klik di sini |
| Telp | |
| WA | 0812 3287 0229 |
Nama rumah sakit ini diambil dari nama pendiri Pondok Pesantren Karangasem Paciran, KH Abdurrahman Syamsuri. Biasa disingkat Arsy (dilafalkan Arsi).
Pesantren ini tak hanya memiliki lembaga pendidikan tapi juga beberapa unit usaha bidang kesehatan. Tidak hanya rumah sakit tapi juga apotek Karangasem I di Paciran dan Karangasem II di Brondong.
Untuk ukuran rumah sakit di kota kecamatan, layanannya lumayan lengkap. Berikut jadwal lengkap praktek dokter di RS Arsy:
| Poli | Dokter | Hari Praktek | Jam Praktek | Keterangan |
| Umum | ||||
| Penyakit Dalam | dr. Fajar Admayana, Sp.PD | Senin & Kamis Sabtu | 15.30 – 19.00 09.00 – 11.00 | |
| Kebidanan & Kandungan | dr. Utami Luwih Asih, Sp.OG | Rabu & Sabtu | 14.00 – 18.00 | |
| dr. Akhmad Khof Albar, Sp.OG | Senin & Kamis | 11.00 – 14.00 | ||
| dr. Cindy Wicaksono, Sp.OG | Selasa & Jumat | 08.00 – 12.00 | BPJS | |
| 14.00 – 20.00 | Umum | |||
| Ahad | 08.00 – 12.00 | BPJS & Umum | ||
| Anak | dr. Taufiqurrahman, Sp.A. | Jumat | 15.00 – 19.00 | |
| Syaraf | dr. Dhimas, Sp.S | Rabu | 14.00 – 20.00 | |
| Mata | dr. Dedik Ipung, Sp.M | Selasa | 16.00 – 20.00 | |
| Radiologi | dr. Bagus Danu, Sp.Rad | Senin & Rabu | Menyesuaikan | |
| Paru | dr. Ganis Tjahjono, Sp.P | Rabu | 16.00 | |
| Ortopedi (Tulang) | dr. Abdurrahman Yusuf, Sp.OT | Senin & Kamis | 15.00 | |
| dr. Citra Ahdi, Sp.OT | Sabtu | 16.00 | ||
| Anestesi | dr. Anas, Sp.An | Sesuai janji | Sesuai janji | |
| Bedah | dr. Arif Banar, Sp.B | Senin – Jumat | 08.00 – 12.00 | |
| THT | dr. Bella Barus, Sp.B | Sabtu | 16.00 – 20.00 | |
| dr. M. Faiz, Sp. THT | Rabu | 20.00 – 22.00 | ||
| Jantung | dr. Hari Yuda, Sp.JP | Ahad | 08.00 – 12.00 | |
| Gigi | drg. Meirina Rosa | Senin sampai Jumat | 08.00 – 15.30 | |
Kalau ingin mendapat nomor antrian yang awal, pasien bisa datang pagi mengambil tiket lebih dulu, lalu pulang dan datang lagi menjelang jam praktek dokter.
Untuk lebih jelasnya, pasien bisa bertanya lebih dulu lewat nomor Whatsapp rumah sakit di 0812 3287 0229. Tapi harap diingat, nomor ini hanya untuk layanan informasi. Pasien tidak bisa mengambil tiket lewat pesan Whatsapp.
Jika Anda punya pengalaman berobat ke rumah sakit ini, silakan sampaikan di kolom komentar. Mungkin bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi masukan bagi rumah sakit.
Refresh Swimming Pool vs Kolam Renang Penanjan

Di Pantura ada dua kolam renang besar yang punya banyak pengunjung, yaitu Kolam Renang Penanjan di Paciran dan Refresh Swimming Pool di selatan Pasar Blimbing. Dalam hal bangunan, Refresh lebih luas, lebih indah, dan lebih modern daripada Penanjan. Refresh memang didesain sebagai tempat wisata.
Tapi dalam hal pengunjung, Penanjan masih jauh lebih meriah. Saking ramainya, pada hari libur kolam renang ini penuh sesak, sampai kadang tidak nyaman berenang di sini. Kelihatannya ini disebabkan oleh banyak faktor:

Tiket Refresh lebih mahal
Di Penanjan karcis masuknya murah meriah, cuma Rp 5.000. Tak peduli hari libur atau bukan. Sementara di Refresh tiket masuknya tergantung hari. Senin sampai Kamis tiketnya Rp 8.000. Tapi Jumat sampai Ahad Rp 10.000. Masih dua kali lipat karcis Penanjan.
Dulu saat awal Refresh buka tiketnya bahkan Rp 15.000, lalu sempat turun jadi 12.000. Tapi karena memang kolam renangnya bagus, tiket sebesar Rp 10.000 sebetulnya tidak terhitung mahal.

- Air di Refresh agak bau kaporit
Walaupun letak kolam Penanjan di dekat laut, kualitas airnya bagus, tidak payau. Juga tidak bau kaporit. Ini agak berbeda dengan air di Refresh yang bening tapi masih tercium bau kaporit. Jika berenang agak lama, mata bisa sampai merah. Ini tidak menyenangkan buat anak-anak yang matanya sensitif.

- Kolam Penanjan lebih hangat
Banyak anak-anak yang mengeluh, air kolam di Refresh lebih dingin. Sebetulnya yang membuat kolam Refresh lebih dingin bukan airnya tapi udaranya. Refresh berada dekat dengan hutan dan sawah sehingga anginnya cenderung kering dan lebih dingin. Berbeda dari Penanjan yang dekat laut sehingga angin yang bertiup membawa uap air laut yang hangat dan lembab.
Selain itu Refresh juga luas sekali. Di dalam kolam juga tidak banyak pepohonan tinggi yang menahan tiupan angin sehingga angin cenderung bertiup lebih kencang. Ini berbeda dengan kolam Penanjan yang tidak begitu luas, dan banyak pepohonan yang menahan tiupan angin.
Ada pendapat lain?
Jika ada, silakan tinggalkan komentar di bawah. Agar menjadi masukan bagi pengelolanya.
Belajar Sejarah Lamongan di Museum Sunan Drajat

Lamongan terkenal akan budaya dan tradisinya. Salah satu tempat yang sering dikunjungi banyak orang ialah komplek wisata religi makam Sunan Drajat. Tempat ini berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
Selain makam, di sini juga terdapat museum Sunan Drajat. Dulu bangunan ini konon berfungsi sebagai tempat nyantri para murid Sunan Drajat. Seiring berjalannya waktu, tempat tersebut digunakan untuk menyimpan barang-barang peninggalan dari Sunan Drajat.
Gedung museum ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso, pada 30 Maret 1992. Terdapat sejumlah koleksi barang antik di museum ini. Mulai dari batu, keramik, fosil, hingga uang koin kuno zaman dahulu. Ada batu bencet, biasanya digunakan sebagai alat penunjuk waktu sholat pada masa lampau.

Terdapat juga koleksi sejumlah alat musik seperti Gamelan Singo Mengkok. Dinamai Singo Mengkok karena terdapat ukiran singo mengkok atau singa duduk. Pada zaman dulu, gamelan adalah perangkat penting untuk mendakwahkan Islam lewat pendekatan budaya.
Kesenian ini adalah sebuah akulturasi dari budaya Hindu, Buddha dan Islam, mengingat masyarakat sekitar dulu adalah pemeluk agama Hindu. Selain itu, terdapat juga kitab-kitab kuno yang ditulis di kulit sapi dan daun lontar yang berisi hikayat para nabi.
Benda antik lainnya adalah kain batik peninggalan Sunan Drajat. Motif batik Sunan Drajat terdiri atas bunga teratai, burung garuda, singa, mahkota dan kubah masjid. Sementara itu, kursi goyang yang digunakan istirahat Sunan Drajat terbuat dari bahan kayu jati, dan dibuat pada abad ke-14.
Dan, yang paling banyak menyedot perhatian di museum ini adalah bedhug. Bedhug ini dibuat oleh Pangeran Wonotirto, keturunan Sunan Drajat ke III sekitar abad ke-17.

Selain berfoto-foto, kita juga bisa menghabiskan waktu di museum dengan membaca buku yang sudah disediakan oleh Dinas Perpustakaan Lamongan. Untuk berkunjung ke musem sunan drajat, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun, alias gratis!
Tiap hari museum ini selalu ramai dengan pengunjung, baik hari biasa maupun weekend.
Ayo! Ramaikan tempat budaya dan tradisi di Lamongan. Ajak teman-teman serta keluarga kalian untuk belajar dan mengenal bagian sejarah dari Lamongan.
Wasiat Sunan Drajat:
“Wenehono teken marang wong kang wutho”
“Wenehono mangan marang wong kang luwe”
“Wenehono Busono marang wong kang Mudha”
“Wenehono yupan marang wong kang kudhanan”
Berwisata ke Mazola di Masa Pandemi

Beberapa bulan lalu ada video viral di medsos yang menampilkan seekor harimau kurus di Kebun Binatang Mazola (Maharani Zoo), Wisata Bahari Lamongan. Pihak Mazola sudah memberi klarifikasi bahwa harimau kurus itu bukan karena kurang makan melainkan karena usianya sudah tua. Hewan itu diberi makan seperti biasa.
Di masa pandemi seperti sekarang, kondisi kebun binatang memang perlu perhatian. Hewan-hewan itu tentu tetap harus dirawat seperti biasa. Tapi di masa pandemi ini pemasukan dari tiket jelas turun drastis. Tim Lamongan Oke melihat sendiri kondisi Mazola tanggal 13 November. Memang sangat sepi. Hanya ada beberapa belas orang pengunjung.

Pihak Mazola sudah berusaha menarik minat pengunjung dengan program promo beli tiket 1, gratis 1. Harga tiket Rp 52 ribu. Dengan harga promo, Rp 52 ribu sudah bisa untuk dua orang. Ini promo yang sangat menarik. (Promo bisa dilihat di halaman Facebook kami, Info Kabupaten Lamongan.)
Sayangnya promo ini ribet sekali. Pengunjung harus reservasi dulu lewat WA paling lambat sehari sebelum kedatangan. Juga harus follow Instagram Mazola. Ruwet, apalagi bagi orang orang yang gaptek. Tidak bisa langsung datang membawa KTP.
Padahal orang tua mengajak anak-anak berkunjung ke kebun binatang bisa saja tanpa rencana jauh hari. Tim Lamongan Oke sendiri mencoba langsung datang tanpa reservasi dan ternyata memang tidak bisa memperoleh promo.

Sesuai protokol kesehatan, semua pengunjung wajib pakai masker dan menjaga jarak. Kalau kita punya gejala demam atau batuk, tentu saja sebaiknya kita tidak mengunjungi Mazola.
Sebaiknya pengunjung juga tidak perlu masuk ke dalam Goa Maharani. Karena ruangan goa tidak terkena sinar matahari sama sekali. Kuman-kuman bisa bertahan lebih lama di sana. Ini berbeda dengan kebun binatang yang sebagian besar di ruangan terbuka dan terkena sinar matahari.

Kami sempat mengamati singa dan harimau. Kondisi hewan-hewan ini tampak normal. Tidak kurus kering seperti di video yang dulu viral. Hanya saja saat ini cuacanya masih panas sehingga hewan-hewan buas ini lebih banyak bermalas-malasan di bawah pohon rindang, jauh dari pengunjung.


———————————————————————————————-
Untuk memperoleh update info dari LamonganOke,
JPPR Lamongan Sosialisasikan Pilkada ke Lansia dan Pemula

Setelah terdaftar dan terakreditasi secara kelembagaan, Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR) Kabupaten Lamongan bergerak dengan cepat. Demi mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020, JPPR Kabupaten Lamongan langsung menyiapkan program awal dan unggulan yakni sosialisasi bagi pemilih pemula dan lansia.
Program tersebut diadakan bukan tanpa alasan. Menurut Aan Andri Ardiansyah selaku koordinator JPPR Kabupaten Lamongan, masih banyak warga yang belum paham betul cara berdemokrasi dengan benar, terutama pemilih pemula dan lansia. Karena masalah tersebutlah tercetus sebuah program yang siap memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pemilih awal dan lansia.
“Kita memiliki banyak program, salah satunya adalah memberikan pendidikan bagi pemilih pemula dan lansia. Hal tersebut dilakukan agar mereka (pemula dan lansia) tahu betul bagaimana cara menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (12/11).
JPPR Kabupaten Lamongan sendiri baru terdaftar secara resmi pada 5 November 2020 lalu. Sebenarnya lembaga tersebut sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Namun kali ini mereka kembali dengan wajah dan semangat baru.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris JPPR Kabupaten Lamongan, Bayu Rangga Dirga Hutama. Menurutnya masih ada sejumlah program lain yang akan dijalankan dalam beberapa waktu ke depan.
“Program ini (sosialisasi pemilih pemula dan lansia) baru yang pertama. Masih ada beberapa program lagi, tentunya bertahap satu-satu,” imbuh pemuda yang akrab disapa Rangga itu.
JPPR akan mengawasi jalannya pemilu, baik dalam segi money politic hingga kecurangan yang lainnya. Tujuannya adalah supaya Pilkada di Lamongan berjalan lancar dan antusiasme masyarakat semakin tinggi.
Sementara itu, Ali Faizin selaku Pembina JPPR Kabupaten Lamongan secara pribadi mendukung penuh program yang akan digagas oleh teman-temannya itu.
“Semoga JPPR Kabupaten Lamongan mampu bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu sehingga program tersebut mampu berjalan dengan baik,” ucapnya.
“Setelah sosialisasi itu sudah berjalan, harapannya pemilih pemuda dan lansia dapat meningkatkan proses berjalannya demokrasi dengan baik dari awal hingga akhir,” tambahnya.
JPPR Kabupaten Lamongan hadir untuk mensukseskan Pilkada dalam melakukan pendidikan untuk masyarakat dan pemantau terhadap jalannya pemilu. JPPR juga bisa dikatakan sebagai lembaga pemantau independen yang membantu KPU dan Bawaslu dalam mensukseskan Pilkada Lamongan 2020.
Servis & Jual Beli Laptop-Komputer di Modo

| DESA | Toko | Alamat | Detail |
| Mojorejo | SJ Computer | Jl. Raya Modo Mojorejo, arah Bluluk | Jual beli laptop second, service Laptop, aksesoris, dll. Menerima panggilan ke rumah. |
| Wa/SMS | 085855550814 082232797703 | ||
| Google Maps | Klik di sini | ||
| Kang Mus |
Wanita Lamongan Melamar Pria, Bukan Soal Jual Mahal

Tulisan Tradisi Perempuan Melamar Laki-Laki di Lamongan ternyata mendapat respon paling banyak dari pembaca. Dari seribuan komentar di Facebook, kita dapat melihat beberapa hal, antara lain:
- Tradisi ini sampai sekarang masih ada walaupun hanya dilakukan sebagian kecil orang. Tidak terbatas di Lamongan Pantura tapi juga di Lamongan Selatan. Bahkan tidak hanya di Lamongan tapi juga di Tuban dan Bojonegoro.
- Banyak orang, terutama perempuan, menganggap tradisi ini sudah tidak sesuai zaman. “Wis ora usum!” Bahkan beberapa perempuan menolak dengan tegas. “Nggolek liyane wae. Isik akeh sing gelem.”
Pandangan seperti ini tampaknya muncul karena salah paham dengan tradisi. Walaupun yang melamar duluan adalah pihak perempuan, sebetulnya itu hanya persoalan siapa yang membuat gemblong lebih dulu.
Sebelum ada proses lamaran, pihak laki-laki tetap meminang lebih dulu, hanya saja tidak pakai prosesi membawa gemblong. Setelah kedua pihak sepakat, barulah ada prosesi lamaran formal dari pihak perempuan dengan membawa gemblong lemet dan kawan-kawan. Setelah itu pihak laki-laki melamar balik dengan membawa gemblong juga.
Jadi, tradisi ini tidak merendahkan perempuan, apalagi dengan ancaman, “Nik gak gelem nglamar disik, yo dadi perawan tuwo”. Ini hanya persoalan formalitas dan urut-urutan prosesi. Bukan karena si laki-laki jual mahal.
- Tradisi ini hanya dilakukan kalau kedua pihak masih menganut tradisi yang sama. Kalau perempuan berasal dari daerah yang tradisinya perempuan dilamar, maka yang berlaku adalah tradisi umum ini, yaitu laki-laki melamar duluan.
- Adanya latar belakang sejarah walaupun sudah tidak relevan dengan zaman sekarang. Versi sejarah yang paling banyak dipercaya adalah cerita laki-laki kembar anak adipati Lamongan zaman dulu, yaitu Panji Laras dan Panji Liris.
Keduanya dilamar oleh sepasang perempuan kembar anak adipati Kediri, yaitu Andansari dan Andanwangi. Tapi lamaran ini ditolak oleh pihak Panji Laras-Liris dengan alasan ala sinetron FTV, karena ternyata betis Andanwangi dan Andansari berbulu lebat. Singkat cerita, hikayat ini berakhir dengan tragedi saling bunuh antara orang Kediri dan orang Lamongan.
Dari hikayat ini kemudian muncul pantangan, yaitu laki-laki Lamongan tidak boleh menikah dengan perempuan Kediri. Tentu saja tabu ini sudah tidak relevan dengan zaman sekarang.
Hikayat ini terjadi di penghujung era Kerajaan Majapahit. Tapi hikayat tentang perempuan melamar laki-laki sudah ada sebelum era Majapahit, yaitu legenda Ande-Ande Lumut yang dilamar oleh Kleting Kuning bersaudara. Legenda ini terjadi pada masa Kerajaan Jenggala, beberapa abad sebelum kisah Panji Laras dan Panji Liris.
Tidak seperti hikayat Panji Laras-Liris yang berakhir bunuh-bunuhan, hikayat Ande-Ande Lumut berakhir bahagia. Persis seperti ungkapan dongeng, “Akhirnya mereka hidup bahagia selama-lamanya.”
Jadi kalau ada perempuan Lamongan melamar laki-laki, anggap saja itu Kleting Kuning dan Ande-Ande Lumut yang sedang menuju hidup bahagia selama-lamanya.
———————————————————————————————-
Untuk memperoleh update info dari LamonganOke,
Laga Persahabatan: Persela All Star Hajar Persebaya All Star

Persela All Star kembali menggelar laga persahabatan. Jika sebelumnya melawan tim-tim dari desa, kini mereka menghadapi Persebaya All Star, Kamis sore (29/10). Laga itu dilangsungkan di Lapangan Garuda, Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.
Laga tersebut terbilang cukup spesial karena diisi beberapa pemain aktif yang berlaga di Liga 1.
Persela All Star memulai babak pertama dengan menurunkan para pemain yang sudah tak lagi muda, macam Ragil Sudirman. Demikian pula Persebaya All Star, mereka juga memainkan para pemain yang sudah berumur.
Di awal laga, Persela All Star cukup mendominasi. Namun beberapa kali serangan balik Persebaya All Star cukup membuat lini belakang Persela All Star kewalahan.
Ketika babak pertama sudah berjalan setengah pertandingan, Persebaya All Star mampu membuka skor yang membuat Persela All Star ketinggalan. Setelah gol itu terjadi, Persela All Star berupaya untuk bermain lebih menyerang. Sayang, beberapa peluang yang terjadi gagal berbuah gol.
Alhasil, kedudukan 0-1 untuk keunggulan Persebaya All Star berakhir hingga akhir babak pertama.

Di babak kedua, Persela All Star mengubah hampir semua pemainnya dan menggantikannya dengan para pemain lebih muda. Nama-nama seperti Birrul Walidain (Persela FC), Ahmad Nur Hardianto (Bhayangkara FC), dan Dendy Sulistyawan (Bhayangkara FC) dimasukkan untuk mengejar ketertinggalan.
Keputusan Persela All Star untuk memasukkan para pemain muda tersebut akhirnya berbuah hasil. Gol yang ditunggu-tunggu pun lahir dari kaki Hardianto setelah menerima umpan matang dari Dendy.
Selepas gol tersebut, serangan Persela All Star semakin menggebu-gebu. Alhasil, 3 gol kembali tercipta dari kaki Dendy, Birrul, dan pemain nomor punggung 9. Hingga peluit berakhir, tak ada lagi gol yang tercipta. Kedudukan 4-1 menutup laga sore itu.

Pertandingan tersebut tidak hanya menjadi tontonan warga sekitar, namun juga bagi pendukung Persebaya All Star. Ada hampir seratus Bonek (pendukung Persebaya) datang untuk melihat laga tersebut. Pendukung Persela pun tak mau kalah, Curva Boys pun ikut hadir untuk memeriahkan laga itu.
Seperti Ari yang jauh-jauh langsung datang dari Surabaya untuk menonton laga tersebut.
“Saya sedikit kecewa dengan laga itu, bukan hanya hasil pertandingan saja. Namun para pemain Persebaya All Star ternyata tidak sesuai seperti yang saya bayangkan. Padahal di poster yang beredar ada foto Anang Ma’ruf dan Evan Dimas. Namun kenyataannya, tidak ada kedua pemain tersebut,” imbuhnya.
Di sisi lain, Roni, warga Kecamatan Laren, mengaku cukup terhibur dengan pertandingan tersebut.
“Saya sudah cukup rindu menonton laga Persela. Terlebih lagi saya tidak pernah absen ketika Persela bertanding di Stadion Surajaya. Pertandingan ini cukup membuat saya terhibur, lebih-lebih di babak kedua,” ujarnya.
—- Informasi ini dipersembahkan oleh by.U, kartu internet cepat & murah—-
Tradisi Perempuan Melamar Laki-laki di Lamongan

Penulis: Safiroh Isvi Ayu Lestari
Di sebagian besar masyarakat Jawa, tradisi lamaran pada umumnya dilakukan oleh pihak pria kepada pihak wanita. Tapi di sebagian desa di Lamongan, ada tradisi lamaran yang unik. Yang memulai proses lamaran bukan pihak pria melainkan pihak wanita.
Prosesnya tidak jauh berbeda dari lamaran pada umumnya. Keluarga wanita membawa rombongan lengkap dengan segala pernik seserahan (bingkisan) ke rumah keluarga pihak pria. Seserahan ini sesuai dengan tingkat sosial ekonomi keluarga wanita. Biasanya berupa makanan, pakaian, dan benda berharga lain, kadang berupa sepeda motor.
Lalu dalam waktu beberapa minggu kemudian pihak laki-laki wajib membalas lamaran tersebut dengan cara melakukan lamaran balik ke pihak wanita sambil membawa seserahan. Isi seserahan juga tergantung tingkat sosial ekonomi pihak pria. Biasanya berupa makanan, pakaian, dan perhiasan.
Kalau pihak wanita merasa terlalu lama menunggu lamaran balik, mereka biasanya akan mengutus wakil dari keluarga untuk mengingatkan pihak pria mengenai lamaran balik. Di acara lamaran balik inilah biasanya disepakati tanggal pernikahan.
Kebiasaan wanita melamar ini dilakukan turun-temurun, bahkan konon sudah menjadi tradisi sejak zaman kerajaan dulu. Pada masa itu awalnya proses lamaran dilakukan oleh pihak pria kepada pihak wanita. Tapi kebiasaan ini berubah setelah ada sebuah peristiwa yang terkenal.
Konon pada masa itu ada seorang ningrat yang memiliki dua putra yang tampan rupawan. Ketampanan dua pemuda itu sangat terkenal dan akhirnya membuat pasangan putri kembar dari seorang tokoh ningrat lainnya terpikat. Singkat cerita, ayah dari wanita kembar itu mendahului melamar pihak laki-laki agar mau menikah dengan anaknya. Ia melawan tradisi karena sangat khawatir pemuda tampan itu memilih wanita lain.
Sejak saat itulah tradisi perempuan melamar laki-laki bukan hal yang tabu. Meskipun begitu tidak semua daerah di Lamongan menjalankan tradisi unik ini. Hanya beberapa daerah yang masih tetap mempertahankan tradisi ini sampai sekarang.
Kisah mengenai pemuda tampan dan perempuan kembar itu diduga masih berkaitan dengan legenda Ande-Ande Lumut. Cerita rakyat ini berlatar kisah yang terjadi di wilayah kerjaaan-kerajaan yang sekarang masuk ke dalam wilayah Jawa Timur, yaitu Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala, yang meliputi wilayah Sidoarjo sekarang.
Dalam legenda itu, pihak perempun yakni Kleting Kuning dan saudara-saudaranya, datang melamar pihak pria, yakni Ande-Ande Lumut. Dalam legenda ini, Ande-Ande Lumut berada dalam posisi memilih salah satu dari Kleting bersaudara. Kisah inilah yang tampaknya menjadi dasar tradisi unik di Lamongan yang masih bertahan hingga sekarang.
—- Informasi ini dipersembahkan oleh by.U, kartu internet cepat & murah—-
Mbah Lan, Penjual Gado-gado yang Umurnya Hampir Seabad

Di usia yang sudah hampir menginjak satu abad, Mbah Lan, begitulah orang-orang memanggilnya, masih tetap berjualan gado-gado dengan berjalan dan keliling dari desa ke desa. Ia memulai berjualan dari rumahnya, Desa Gampang Sejati pada jam 9 pagi hingga 4 sore.
Seperti gado-gado pada umumnya, jualan Mbah Lan juga berisikan lontong, kentang, telur, dan sayur-sayuran. Namun dengan harga Rp10.000 per porsi, gado-gado tersebut bisa dimakan untuk porsi berdua karena begitu banyaknya isian.
Mbah Lan sendiri baru berjualan setidaknya lima bulan di daerah Kecamatan Laren itu. Ia sebelumnya berjualan gado-gado di Surabaya. Namun karena pandemi Covid-19 membuatnya harus pulang dan berjualan di rumah. Saat masih berjualan di Surabaya, Mbah Lan mengontrak rumah dan berjualan dengan sistem yang sama, yakni mendorong gerobak.

“Saya baru berjualan di rumah ini hampir lima bulan. Sebelumnya, saya berjualan di Surabaya,” ujarnya.
Waktu pulang, Mbah Lan sebenarnya sudah dilarang oleh anak dan cucunya untuk berjualan lagi. Maklum, umurnya sudah menginjak 95 tahun. Meski demikian, ia terlihat bugar dan masih kuat mendorong gerobak gado-gadonya untuk berkeliling desa.
Saat ditanya mengenai resep bugar di usia senjanya itu, Mbah Lan hanya mengatakan satu hal.
“Makanan yang membuat sakit badan itu tinggalkan saja,” imbuhnya sambil tertawa.
Sebagai orang yang cukup tua, Mbah Lan masih tergolong sehat dalam indra penglihatan dan pendengarannya. Namun seperti orang tua pada umumya, ia juga tidak begitu memperhatikan sekitar dengan seksama. Hal itu yang membuatnya sempat tertipu oleh pembeli dengan membeli menggunakan uang mainan Rp100.000.
Kejadian tersebut sempat menjadi viral di Facebook. Cucu Mbah Lan dengan nama akun Facebook, Revi mengunggah foto uang mainan di akun pribadinya. Sontak saja, hal itu menjadi bahan pembahasan di media sosial.

Mengenai kasus itu, Mbah Lan hanya bisa pasrah dan mengembalikan semuanya kepada Tuhan.
“Uang sedikit saja kok sampai berbohong. Biar jadi urusannya dengan Tuhan,” imbuhnya.
Mbah Lan mengaku lebih menyukai pekerjaannya di rumah daripada saat di Surabaya. Selain karena dekat dengan keluarga, ia juga dibantu oleh anak dan cucunya dalam menyiapkan gado-gado. Tentu saja, hal tersebut sangat membantu.
Dengan porsi yang cukup banyak, dagangan Mbah Lan pun hampir tiap hari habis. Bahkan saking banyak dan enaknya, ia sudah memiliki langganan sendiri dari Kecamatan Solokuro hingga Kecamatan Maduran. Di gerobaknya tersebut terdapat spanduk kecil yang bertuliskan “Gado-gado Mbah Lan, Pasti Enak”.

Untuk mendapatkan gado-gado Mbah Lan, kalian bisa mencarinya di tiga titik. Ia biasanya mangkal di depan kantor Kecamatan Laren, pertigaan masuk Desa Taman Prijek, dan di Desa Laren. Tertarik membeli?
—- Informasi ini dipersembahkan oleh by.U, kartu internet cepat & murah—-