ANEKA

Awam, Retail Lokal dari Babat

Di Lamongan, ada beberapa perusahaan lokal yang usahanya bisa kita temukan di banyak kecamatan. Salah satunya adalah Awam Group, yang nama perusahaannya adalah PT Awam Bersaudara.

Usaha ini dirintis oleh keluarga Ahmad Wasil Maksum (alm) dan Dewi Masitoh pada tahun 1972 di Pasar Babat. Saat itu usahanya baru berupa toko perlengkapan rumah tangga. Sekarang usaha ini dikelola oleh anak-anaknya, “Ahmad Bersaudara”, yaitu Ahmad Zainal Fanani, Ahmad Arif Rahman Saidi, Ahmad Muflikh Asyrofi, dan Ahmad Dzaqolbi Nadhifi.

Bidang usaha Awam kini sudah sangat beragam, melayani semua kebutuhan orang awam. Mulai dari toko perabot rumah (home store), toko swalayan (minimarket), toko komputer dan alat elektronik, hingga apotek. Lokasinya tidak hanya di Babat tapi sudah merambah beberapa kecamatan.

Awam Bersaudara mengembangkan lini apotek karena “Ahmad Pertama” dari Ahmad Bersaudara ini adalah seorang apoteker.

Supermarket perabot rumah ada di sebelah Pasar Babat dan Desa Gembong Kecamatan Babat. Toko swalayannya ada di Babat, Pucuk, Paciran, Sekaran, Ngimbang, dan Kedungpring. Sementara apotek Awam ada di Babat, Kaliotik Lamongan, Ruko LTC Lamongan, dan Ngimbang.

Sesuai slogannya, “Lebih Lengkap, Lebih Murah”, kelebihan Toko Awam adalah harga dan variasi produk. Jika dibandingkan dengan Alfamart dan Indomaret, barang di Toko Awam memang lebih lengkap dan lebih murah.

Tapi jika dibandingkan dengan toko swalayan lokal sejenis, perbedaan harganya tidak signifikan. Perbandingan ini misalnya berlaku antara Toko Awam dengan Toko Annisa yang sama-sama ada di Paciran. Bahkan untuk sebagian jenis barang, harga di Annisa sedikit lebih murah.

Pada hari-hari tertentu, kadang ada promo cuci gudang di Awam yang menawarkan harga sangat murah. Karena harganya yang relatif murah, toko swalayan ini bisa juga dijadikan tempat kulak. Untuk memperoleh harga kulak, pembeli bisa minta kartu member khusus. Kartu ini tidak selalu tersedia di toko. Harus dipesan lebih dulu ke Kepala Toko di jam kerja.

PT AWAM BERSAUDARAJl. Pendidikan, Babat, Lamongan
Facebookhttps://www.facebook.com/tokoawam
Instagramhttps://www.instagram.com/tokoawam/
Telp.(0322) 451419
Awam Grosir081232583248
Awam Apotek Babat085895819610
Awam Elektronik081232583250
Awam Home Store Babat082311113350
Awam Home Store Gembong082139372474
Awam Apotek Kaliotik Lamongan085895819611
Awam Apotek LTC Lamongan085895819612
Awam Apotek Ngimbang085895819613
Awam Shopeehttps://shopee.co.id/tokoawam
Awam Bukalapakhttps://www.bukalapak.com/u/tokoawam
bupati lamongan yuhronur efendi BERITA

Yuhronur Efendi, Birokrat Kawakan Calon Bupati Lamongan

Foto: Instagram Yuhronur

Lamongan akan punya bupati baru. Bupatinya memang baru tapi ia adalah pejabat lama. Selama 34 tahun Yuhronur Efendi sudah malang melintang di birokrasi Lamongan.

Dibandingkan dengan dua cabup lain di pilkada kemarin, pengalaman Yuhrnonur memang paling komplet di Lamongan. Dari aspek ini, YES memang unggul dan layak menang.

Dia mengawali karier birokratnya benar-benar dari nol, dengan menjadi PNS rendahan di tahun 1986. Saat itu ia baru setahun lulus dari SMA Negeri 1 Tuban. Umurnya baru 18 tahun.

Mengajar di Unisla. Foto: Instagram Yuhronur

Bekerja Sambil Kuliah

Di jalur PNS, kariernya naik setahap demi setahap. Sembari bekerja, ia menyempatkan diri menempuh kuliah. Gelar sarjana ekonomi ia dapatkan dari Universitas WR Supratman Surabaya tahun 1998 alias 20 tahun terhitung sejak ia menjadi PNS.

Tak berhenti di situ, Yuhronur melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas Gadjah Mada. Gelar Master of Business Administration (MBA) ia peroleh tahun 2010.

Lagi-lagi ia tak berhenti di sini. Selesai S2 ia langsung menempuh pendidikan S3. Gelar doktor di bidang ilmu administrasi didapat dari Universitas Brawijaya tahun 2015.

Semenjak lulus sarjana, kariernya mulai melesat. Tahun 1999, setahun setelah menyandang sarjana ekonomi, Yurohnur menjabat sebagai Kasubag Verifikasi BKBD Lamongan. Setelah itu ia berturut-turut diangkat sebagai Kepala Bidang Anggaran Kabupaten Lamongan, lalu Direktur BPR Bank Daerah Lamongan.

Selama menjadi PNS, Yuhronur pernah tiga kali mendapat penghargaan sebagai ASN Teladan tingkat nasional. Pertama kali saat ia lulus sarjana, kedua saat ia sedang kuliah S2, dan terakhir setelah ia selesai menempuh pendidikan S3. Komplet.

Jabatan terakhirnya adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan. Posisi ini hanya selangkah dari kursi bupati. Ia mengundurkan diri dari jabatan yang ia pegang sejak 2012 ini untuk maju di pilbup kemarin.

Keputusannya itu memang tidak salah. Dengan dukungan sebagian besar parpol, ia memenangi pilkada walaupun dengan selisih yang tipis dari pesaingnya.

Ibarat pemain catur, Yuhronur adalah pemain yang sangat telaten. Ia memang bukan grandmaster yang menang lewat strategi besar yang sulit ditebak. Ia mencapai tujuan lewat langkah-langkah kecil. Bidak demi bidak.

Penyanyi Rock

Di luar birokrasi pemerintahan, Yuhronur punya kegiatan “sak embong”. Ia menjadi dosen di Universitas Islam Lamongan (Unisla), CEO Persela, Ketua Kwarcab Pramuka Lamongan, dan Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Lamongan.

Kehidupan di luar pekerjaannya juga terbilang megilan. Hobinya menyanyi rock. Sejak SMA, pria kelahiran Karanggeneng 12 Januari 1968 ini bahkan punya grup band. Saat ia menjabat Sekda, ia sempat menghasilkan album rock religi bertajuk “Gemerlap Cahaya-Mu”.

Jiwa mudanya tak hanya tampil lewat hobi musik. Di media sosial, ia juga cukup aktif seperti anak muda kebanyakan. Mulai dari medsos anak gaul sepert Facebook dan Instagram, hingga medsos orang serius macam Twitter hingga LinkedIn.

Di acara wisuda anaknya. Foto: Instagram Yuhronur

Keluarga Terpelajar

Prestasi Yuhronur tidak sebatas di kantor. Keluarganya sendiri adalah potret keluarga yang terdidik dan berprestasi. Istrinya, Anis Kartikawati, adalah Ners (profesi keperawatan) yang, seperti lazimnya istri pejabat, punya banyak jabatan kedharmawanitaan.

Anak pertama, Yustika Izziyatu Anindita adalah dokter lulusan Undip Semarang. Anak kedua, M. Aindra Imawan lulusan agrobisnis, Universitas Gadjah Mada. Anak ketiga, Vinisalasi Ramadhanty, arsitek ITS.

Dari riwayat kerja, pendidikan, hobi, dan kehidupan pribadinya, Yuhronur memang terbilang komplet. Sebagai akademisi maupun birokrat, sebagai pribadi maupun pejabat. Dari latar belakang keluarganya, kita layak berharap Yuhronur nanti tidak akan disibukkan oleh urusan membangun dinasti politik seperti Bupati Fadeli. 

Mari Bantu dan Awasi

Soal pengalaman, Yuhronur tak perlu diragukan. Ia sudah kenyang asam garam pemerintahan. Tapi apakah itu jaminan dia tidak akan menyelewengkan kekuasaan? Tentu saja tidak ada jaminan. Kompetensi dan integritas adalah dua hal yang berbeda. Karena itu kita sebagai warga harus membantunya supaya ia mengemban amanat ini dengan amanah.

Sekarang adalah era warganet. Dalam berbagai kesempatan, Yuhronur menjanjikan pemerintahan Lamongan yang Go Digital. Janji ini bisa terpenuhi pertama-tama dengan cara mengunggah dokumen-dokumen pemerintahan, terutama yang melibatkan anggaran, di internet sehingga bisa diakses oleh semua warga.

Dengan cara ini, warga bisa terlibat langsung mengawasi jalannya Pemerintahan. Jika Yuhronur melakukan ini, ia akan dicatat sebagai Bupati Lamongan yang melakukan lompatan besar transparansi pemerintahan. Hanya dengan cara ini, slogan kampanyenya akan terwujud.

YESSSS. Yuhronur Efendi Semoga Sukses.

Semoga Selamat!

DIREKTORI
DIREKTORI

Kampus ITS dan Unair Cabang Lamongan

Universitas ini sering dijadikan bahan guyonan sebagai ITS, Institut Telon Semlaran. Ada juga yang menyebutnya Unair, Universitas Airlangga, karena terletak di Jalan Airlangga Sukodadi.

Biasanya kampus ini hanya dipandang sebagai pilihan terakhir setelah gagal masuk perguruan tinggi negeri. Kebetulan sekali, perintis dan pengelola website ini adalah lulusan UNISDA. Satu dari Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, satu dari Pendidikan Matematika.

Dua-duanya, sebelum memutuskan masuk Unisda, memang mengikuti seleksi masuk PTN di Surabaya. Dengan restu dari orangtua tercinta, alhamdulillah keduanya diterima di PTN tujuan. Satu diterima di “Unair”. Satunya lagi diterima di “ITS”. Keduanya cabang Sukodadi.

Mbelgedhes.

Yowes kuliah nang Unisda wae”. Begitulah akhirnya.

Banyak pertimbangan. Terutama alasan ekonomi. Apalagi orangtua tinggal ibu. Kuliah di Unisda sudah jelas lebih murah. Tak perlu biaya kos. Juga bisa membantu orangtua di rumah.

Pada awalnya Unisda seperti hanya menjadi pelarian. Daripada tidak kuliah.

Pada suatu hari, di tengah perjalanan pulang dari kampus, ketika sedang membeli es tebu, mahasiswa “Unair” itu bertemu dengan seorang penjual bengkoang yang berjanggut putih panjang seperti domba jawa yang siap dikurbankan. Kata penjual bengkoang itu, “Anakku, nama besar universitas bukan hal penting. Bahkan jurusan kuliah juga bukan hal penting. Yang paling penting dari kuliah adalah pembentukan budaya belajar sendiri seumur hidup.”

Mak jleb!

Setelah mengucapkan kalimat itu, tiba-tiba penjual bengkoang itu menghilang begitu saja. Orangnya lenyap tapi kata-katanya lekat. Kata-kata inilah yang seketika membuat mahasiswa “Unair” itu mengubah pola pikirnya tentang kuliah, Unisda, dan kampus impian.

Sejak itu ia menjadi begitu bersemangat. Bukan bersemangat kuliah. Tapi bersemangat belajar hal-hal lain di luar kuliah. Seperti kata penjual bengkoang itu, jurusan kuliah bukan hal penting. Maka ia pun mulai keluyuran ke mana-mana mencari wangsit.

Tempat pertama yang ia kunjungi adalah makam Sunan Sendang Duwur. Pulang dari makam, ia mencoba menulis perjalanan ini dalam sebuah diary yang kacau balau. Tak jelas subjek predikatnya. Diary inilah yang menjadi konten pertama dari cikal bakal blog yang kini berkembang menjadi LamonganPos.com/

Ternyata membuat diary terasa begitu menyenangkan. Sejak itu ia merasa ketagihan. Lalu keluyuran lagi. Melihat pemanjat siwalan memanen legen, lalu membuat gula merah, yang kemudian dijual untuk dibikin rujak, jumbrek, dawet siwalan, dan seterusnya. Ia mengikuti perjalanan air sadapan pohon siwalan itu ke mana-mana. Lalu menulis lagi. Keluyuran lagi. Menulis lagi. Keluyuran lagi. Sampai tak terasa, blog yang memuat diary itu sudah banyak sekali isinya.

Suatu hari, entah bagaimana awal-mulanya, di tengah perjalanan pulang dari kampus, saat sedang duduk minum es tebu, ia tiba-tiba berjumpa lagi dengan si penjual bengkoang berjanggut panjang yang dulu. “Anakku, kamu harus baca koran Surya hari ini.”

Belum sempat kaget, dengan sekelebatan mata, penjual bengkoang itu lagi-lagi menghilang begitu saja. Merasa penasaran dengan ucapan orang misterius itu, ia pun membuka koran Surya di internet. Dan… sungguh di luar logika, ucapan penjual bengkoang itu ternyata ada maksudnya. Di koran itu ada tulisan tentang es dawet. Mirip sekali dengan tulisannya. Tapi penulisnya seseorang yang tidak ia kenal.

“Wah gawat, daripada begini, kenapa tidak kukirim saja tulisanku ke Surya?”

Lalu ia pun mengirim satu tulisan dan, di luar dugaan, ternyata dimuat! Kirim lagi, dimuat lagi, kirim lagi, dimuat lagi. Walaupun tak mendapat honor sama sekali, tulisan-tulisan yang dimuat itu membuat ia seperti melihat penjual bengkoang itu ada di mana-mana.

Setahun, dua tahun, akhirnya berbekal tulisan-tulisan inilah mahasiswa “Unair” cabang Sukodadi itu diterima bekerja sebagai wartawan.

Semua bermula dari diary yang tidak jelas subyek predikatnya. Yang sekarang berkembang menjadi konten dari website ini.

Semua bermula dari Unisda.

Universitas ini memang bukan kampus bonafid. Tapi ia memberi suaka buat calon mahasiswa yang menghadapi banyak keterbatasan ekonomi dan sosial. Ia juga memberi banyak waktu kepada mahasiswanya untuk belajar sendiri, apa saja, sesukanya, di luar kampus.

Ada banyak pilihan jurusan di Unisda. Bisa dilihat di unisda.ac.id/ Tapi jurusan tidak usah dianggap begitu penting. Bisa dipilih saja secara acak. Sebab yang paling penting dari kuliah, seperti kata penjual bengkoang itu, adalah pembentukan budaya belajar sendiri seumur hidup. Lifelong learning.

Long Live Learning!

Long Live Unisda!

DIREKTORI

Universitas “STIKES” Muhammadiyah Lamongan

Universitas ini pada awalnya adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah. Sampai sekarang pun kernet-kernet bus saat menurunkan penumpang masih menyebutnya STIKES.

Sebetulnya universitas ini berasal dari gabungan beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah. Tidak hanya STIKES, tapi juga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Paciran dan Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Paciran. Sekarang kampus-kampus Muhammadiyah di Paciran itu berubah menjadi Kampus 2 UMLA.

Program studi utama dari UMLA adalah ilmu-ilmu kesehatan, seperti kebidanan keperawatan, dan farmasi. Karena lulusannya cepat diserap dunia kerja, jurusan ilmu kesehatan memang tak pernah sepi peminat. Apalagi dengan banyaknya rumah sakit dan klinik Muhammadiyah di Lamongan.

Saat ini kebanyakan program studinya baru terakreditasi C. Hanya beberapa yang terakreditasi B, yaitu D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, dan Profesi Ners. Tapi dengan modal jaringan Muhamadiyah yang luas, universitas ini berpeluang besar menjadi perguruan tinggi level regional Jatim.

Dengan lokasi yang strategis, universitas ini bisa melayani mahasiswa dari Bojonegoro, Tuban, bahkan Gresik. Walaupun usianya masih kalah tua dibandingkan Universitas Muhammadiyah Gresik, UMLA sudah berani membuka jurusan S1 Farmasi, yang bahkan di UMG saja belum ada.

Berikut jurusan yang tersedia:

FakultasJurusanAkreditasi
Ilmu KesehatanS1 KeperawatanB
 S1 FarmasiC
 S1 Administrasi Rumah SakitC
 D3 KebidananB
 D3 FisioterapiC
 D3 FarmasiC
 Profesi NersB
Ilmu EkonomiS1 AkuntansiC
 S1 ManajemenC
 S1 Ekonomi SyariahC
Keguruan & Ilmu PendidikanS1 Pendidikan Guru SDC
Sains & TeknologiS1 BiologiC
 S1 FisikaC
 S1 Teknologi KomputerC
Websiteumla.ac.id
emailinfo@umla.ac.id
WA082331923447, 085854796474
Instagram/Twitterum_lamongan
FacebookUniversitas Muhammadiyah Lamongan
Telp0322-322356
DIREKTORI
BERITA

Tempat Rapid Test Antigen dan Swab PCR Covid-19 di Lamongan

DI LAMONGAN, SEKARANG SEMUA PUSKESMAS DAN KLINIK SUDAH MELAYANAI RAPID TEST ANTIGEN UNTUK UMUM.

Puskesmas Turi, Tikung, Sukorame, Sukodadi, Sugio, Solokuro, Sekaran, Sarirejo, Sambeng, Pucuk, Paciran, Ngimbang, Modo, Mantup, Maduran, Laren, Lamongan, Kembangbahu, Kedungpring, Karanggeneng, Karangbinangun, Kalitengah, Glagah, Deket, Brondong, Bluluk, Babat.

Untuk informasi selengkapnya, silakan hubungi saa nomor WA Puskesmas di daerah Anda. Daftar nomor WA Puskesmas se-Kabupaten Lamongan bisa dibaca di sini.

Di Puskesmas mungkin antreannya cukup banyak. Paling gampang sebetulnya tes di klinik terdekat. Di Lamongan banyak klinik Muhammadiyah tersebar di semua kecamatan.

Kalau Anda mau tes di rumah sakit, silakan tanyakan dulu informasinya lewat telepon atau WA. Nomor telepon seluruh rumah sakit di Lamongan bisa dibaca di sini.

Beberapa data di sini mungkin sudah tidak updated lagi karena tarif tes antigen dan PCR makin lama makin murah. Tarif tes antigen sekarang rata-rata puluhan ribu rupiah. Sementara tarif tes PCR rata-rata 300 ribu rupiah.

Apa sih bedanya tes antigen, antibodi, dan PCR? Secara ringkas, perbedaannya sbb:

  1. Tes antibodi: akurasinya rendah, biaya paling murah.
  2. Tes antigen: akurasinya cukup bagus, biaya menengah.
  3. Tes PCR: akurasi paling bagus, biaya paling mahal.

Tes Antigen RS NU Nahdlatul Ulama Babat Lamongan

rapid test antigen rs nu babat lamongan

Klinik Muhammadiyah Lamongan

  • Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan

Pastikan untuk bertanya dulu lewat WhatsApp 082257622320. Jangan datang lewat jam 10 pagi.

Selain melayani tes antigen, RS Muhammadiyah Lamongan juga melayani tes Swab PCR mandiri.

Di RS Muhammadiyah Lamongan, jam tes hanya pagi hari. Di RS Muhammadiyah Babat, jam tes siang sampai sore hari. Jika di RSML sudah tutup, kita bisa ke RSM Babat. Tentu saja paling aman tetap tanya dulu lewat telepon atau WhatsApp ke 081264582851 atau 085655020485.

RS UMUM Muhammadiyah Babat Baru (Timur Pasar Agrobis)

Buat yang rumahnya dekat Ngimbang, tak usah jauh-jauh ke Lamongan atau Babat. Cukup ke RSUD Ngimbang saja. Sama seperti di RSM Lamongan, jadwal tes antigen di Ngimbang juga cuma pagi hari dan dibatasi kuota per hari sebanyak 30 orang. Untuk pastinya, silakan hubungi WhatsApp 085855055410.

RS Bedah Mitra Sehat

RSIA FATIMAH LAMONGAN

RSUD Dokter Soegiri Lamongan

Dibandingkan layanan serupa di RS Muhammadiyah, RSUD Dr. Soegiri menawarkan tarif yang lebih murah.

Puskesmas Kalitengah

Puskesmas Lamongan Kota

RS Intan Medika Blawi Karangbinangun

RSU dr Suyudi Paciran

Puskesmas Karangbinangun

RS Citra Medika Lamongan

Rapid Test Antigen di Stasiun

Saat ini stasiun kereta api di Babat dan Lamongan sudah tidak lagi melayani tes antigen. Penumpang yang sudah divaksinasi lengkap tidak perlu melakukan tes antigen lagi. Yang masih perlu tes antigen hanya penumpang yang belum divaksinasi. Kalau Anda memerlukan tes antigen, Anda bisa datang ke Puskesmas atau klinik terdekat. Semua Puskesmas dan klinik sekarang sudah bisa melayani tes antigen. Biayanya tidak lagi ratusan ribu seperti tahun lalu, tapi hanya puluhan ribu rupiah.

ALAM

Pridjetan, Waduk Tua Peninggalan Belanda

Foto: Hadi Siswanto

Kalau saja tidak ada kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda ke tempat ini tahun 2018, mungkin kita tidak akan tahu bahwa di Lamongan ada waduk peninggalan Belanda yang masih berfungsi sampai sekarang. Selama ini kita cuma tahu Waduk Gondang dan Bendungan Babat.

Foto: Ahmad Ridwan

Menteri Belanda itu, Stephanus Abraham Blok, jauh-jauh pergi ke pelosok Lamongan karena kakek buyutnya adalah insinyur yang dulu ikut membangun waduk ini. Bahkan nenek buyutnya, Mevr. JF A Dligoor, meninggal pada tahun 1930 dan dimakamkan di sini. Sampai sekarang makam ini masih terawat dengan baik.

Waduk ini mulai dibangun tahun 1910 dan diresmikan pada 1917. Jadi usianya sudah satu abad dan sampai hari ini masih berfungsi dengan baik. Termasuk salah satu bendungan tertua di Indonesia.

Waduk seluas 320 hektare itu terletak di wilayah tiga desa, dua kecamatan, yaitu Desa Tenggerejo dan Mlati (Kedungpring) dan Desa Girik (Ngimbang). Dulu dibangun untuk mengairi lahan pertanian tebu yang pada masa itu merupakan komoditas ekspor yang penting. Sekarang waduk ini berfungsi sebagai tandon air untuk lahan sawah padi dan palawija di sekitarnya, yang meliputi wilayah Kedungpring, Sugio, dan Modo.

Foto: Hadi Siswanto

Lanskapnya yang masih asri membuat tempat ini cocok buat kegiatan bersepeda dan berwisata alam. Google Maps klik di sini.

Foto: Yuhronur Efendi, sebelum menjadi Bupati Lamongan.
ANEKA

Gamelan Sendang, dari Paciran ke Mancanegara

Desa “Dua Sendang” Kecamatan Paciran barangkali adalah desa yang paling lengkap di Lamongan. Desa Sendang Duwur dikenal sebagai destinasi wisata di Pantura. Di sini ada masjid kuno dan makam Sunan Sendang Duwur. Ada kerajinan emas dan perak. Ada juga kerajinan batik tulis dan bordir.

Di sebelahnya, Desa Sendangagung, ada pesantren Al-Ishlah yang terkenal sampai ke luar Lamongan. Dan yang tak kalah mengagumkan, desa kecil ini juga menghasilkan musisi yang karyanya terkenal se-Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara.

Tak tanggung-tanggung, ada dua grup musik yang berasal dari desa ini, yaitu Gafarock dan Gamelawan. Kedua grup musik ini dipunggawai oleh kakak beradik. Gafarock yang memilih musik rok dipimpin oleh si kakak, Faiz Alhabib. Sementara Gamelawan, yang memilih aliran musik pop gamelan ditukangi oleh si adik, Kholis Kurniawan.

Gafarock kependekan dari Gamelan Faiz Rock. Sementara Gamelawan kependekan dari Gamelan dan Awan, panggilan Kholis Kurniawan.

Rok Jawa

Gafarock, yang berdiri tahun 2016, spesialis memparodikan lagu-lagu Barat dengan lirik bahasa Jawa. Lagu-lagu ini diunggah di akun Youtube mereka, Gafarock.P5Pro. Dengan lirik yang lucu dan tetap mempertahankan rima mirip Inggrisnya, lagu-lagu ini dengan cepat menjadi terkenal.

Karena mereka berasal dari Paciran, tak mengherankan jika video klipnya pun banyak yang berlatar Lamongan. Misalnya, lagu Yo Uwis, yang memparodikan lagu Bon Jovi, Always. Di video yang sudah ditonton hampir 4 juta kali ini tampak jelas latarnya adalah Wisata Boom Anyar, jembatan Sedayu Lawas, bekas tambang kapur, dan Wisata Waduk Gondang.

Sebetulnya mereka juga membuat lagu-lagu sendiri tapi kalah populer dibanding lagu-lagu cover. Lagu-lagu cover inilah terutama yang membuat mereka terkenal. Ini mudah dipahami karena orang Jawa yang suka lagu Always, November Rain, atau Hotel California, tentu akan ketawa geli melihat klip video parodi mereka.

Hingga hari ini kanal Yuotube mereka sudah memiliki 269 ribu penggemar. Angka yang megilan untuk ukuran musisi asal desa di pelosok Lamongan.

Walaupun cuma lagu parodi, kualitas musik mereka lumayan. Gitar maupun vokalnya gak ngisin-ngisini. Faiz, vokalis yang merangkap gitaris, tak segan-segan menirukan lagu rok jadul, She’s Gone, yang butuh suara menjerit melengking seperti kecepit lawang. Ini adalah lagu Gafarok yang paling banyak ditonton, lebih dari 5 juta kali.

Walaupun menamakan diri grup rok, mereka juga banyak membawakan lagu-lagu religi. Tampang mereka yang “gedondong ora salak” alias gondrong ora galak membuat mereka cocok saja gonta-ganti aliran musik, rok, gamelan, dan religi. Jadi bisa diundang manggung untuk acara apa saja.

Adanya unsur Jawa yang kental di lagu-lagu Gafarock membuat mereka punya banyak penggemar dari Suriname, negara di Amerika Latin yang warganya banyak keturunan Jawa. Gafarock bahkan sudah dua kali diundang ke sana. Joss tenan.

YoutubeGafarock.P5Pro
Instagram@Gafarock
Emailgafarock299@gmail.com
Manajemen0857 3013 7575

Pop Gamelan

Sementara Gafarock mengambil jalur rok, Gamelawan mengambil jalur pop dan fokus ke musik etnik gamelan.

Sama seperti sang kakak, Gamelawan juga banyak meng-cover lagu-lagu milik musisi terkenal dan memajangnya di kanal Yuotube mereka, Gamelawan.P5Pro, yang saat ini sudah memiliki 164 ribu penggemar.

Walaupun belum pernah manggung di luar negeri, Gamelawan sudah masuk kategori musisi penting di Tanah Air. Mereka pernah tampil di acara YouTube FanFest, PopconAsia, Borobudur Nite, dan banyak lagi.

Sama seperti sang kakak, Gamelawan juga menyanyikan lagu apa saja, tak hanya pop tapi juga campur sari hingga lagu religi. Jadi mereka bisa diundang untuk acara apa saja. Mulai dari festival musik, acara sekolah, sampai kongres ormas keagamaan.

Bagaimana Desa Sendang bisa menghasilkan musisi kelas nasional seperti mereka?

Di Pantura, kesenian gamelan bukan sesuatu yang asing. Di daerah Paciran dan Brondong, kesenian yang dinamai tongklek menjadi hiburan rakyat di setiap acara keramaian. Bahkan tiap tahun dilombakan. Mungkin ini masih ada hubungannya dengan cara dakwah Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur pada masa lalu yang menggunakan gamelan sebagai media.

Kebetulan, Faiz dan Awan mewarisi darah seni dari orangtua mereka yang musisi kasidah. Tapi selebihnya, mereka belajar sendiri. Faiz bahkan sempat belajar produksi musik dari Piyu, gitaris Padi, dengan membuat grup musik Monroe. Tapi eksperimen ini tidak begitu berhasil. Yang melambungkan namanya sampai ke mancanegara adalah gamelan. Tongklek Paciran.

YoutubeGamelawan.P5Pro
Instagram@Gamelawan
Emailgamelawan@gmail.com
Manajemen0896 8566 7677

OPINI

Lamongan Jangan Jadi Penyebar Hoaks, Ngisin-ngisini

Akhir tahun kemarin, orang Paciran ditangkap polisi gara-gara bikin hoaks tentang larangan pergi ke Malang karena kota ini dinyatakan sebagai zona hitam Covid-19. Mungkin maksudnya baik, untuk mencegah orang ketularan Covid-19. Di masa pandemi ini, kita semua memang dianjurkan untuk mengurangi perjalanan luar kota.

Tidak hanya Malang atau Surabaya, Lamongan pun sebetulnya sudah harus siaga satu menghadapi penyebaran Covid-19. Tapi masalahnya, Abdul  Cholik, orang Sendangagung yang diciduk polisi itu, membuat berita bohong, apalagi mengatakan imbauan itu berasal dari Kapolresta Malang.

Mungkin dia cuma bermaksud guyon, tapi guyon seperti ini jelas tidak bermutu. Juga berbahaya. Seperti kurang kerjaan saja.

Belum lama kasus ini selesai, warga Lamongan dihebohkan lagi oleh video viral seekor harimau di hutan jati. Disertai spekulasi harimau itu berada di hutan jati Solokuro.

Dengan logika paling sederhana saja, kita bisa memastikan spekulasi itu konyol sekali. Kelihatan jelas cuma cari sensasi. Dari mana harimau itu berasal? Harimau jawa sudah dinyatakan punah lama sekali. Di hutan asli di pegununungan saja tidak ada, mana mungkin ada di Solokuro yang cuma punya hutan jati seuprit.

Sudah jelas spekulasi ini konyol. Lebih konyol lagi yang menyebarkannya di medsos.

Video ini jelas berbeda dengan video yang sama-sama viral tahun lalu, yang memperlihatkan seekor harimau kurus di Kebun Binatang Maharani (Mazola). Video itu memang asli. Direkam dari atas. Yang pernah ke Mazola tentu tahu posisi pengunjung kalau melihat harimau dan singa. Setelah video ini beredar luas, pihak Mazola akhirnya membuat klarifikasi.

Ini jenis video yang bermutu. Yang melaporkan kondisi nyata di lapangan. Ini adalah bentuk baru laporan warga di era digital. Kita semua pun bisa melakukannya. Terutama yang berkaitan dengan layanan publik.

Ambil contoh, di jalanan Pantura banyak jalanan berlubang yang sering menyebabkan kecelakaan. Kita bisa merekamnya lalu melaporkan ke akun medos lembaga pemerintahan Lamongan atau portal-portal berita tentang Lamongan, misalnya LamonganPos.com/

Itu lebih bermutu. Dan tentu saja lebih bermanfaat untuk sesama.