OPINI

Kenapa Persela Lamongan Tidak Bisa Bersaing di Liga 1 Musim Ini?

Foto-foto: Persela FC

LamonganPos.com – Persela Lamongan baru saja dikalahkan pemuncak klasemen Liga 1, Bali United dengan skor tipis 1-2 pada pekan ke-28, Selasa (01/03/2022). Kekalahan dari Bali United tentu saja membuat kans Persela untuk lolos dari jurang degradasi semakin berat pada musim ini. Laskar Joko Tingkir saat ini baru mengumpulkan 20 poin dari 28 pertandingan dan berada di posisi ke-17 dari 18 klub.

Dwi Kuswanto dan kolega terpaut tujuh poin dari Barito Putera yang berada di zona aman. Mengingat pertandingan Liga 1 hanya menyisakan enam laga lagi, peluang Persela sepertinya cukup berat untuk bisa bertahan di Liga 1 pada musim depan.

Lantas, faktor apa saja yang membuat Laskar Joko Tingkir tampil sangat mengecewakan sepanjang musim ini?

  1. Pemain asing yang minim kontribusi

Persela sejak dulu dikenal selalu memiliki para pemain asing berkualitas setiap musimnya. Sayangnya, hal tersebut tidak terlihat sama sekali pada musim ini. Demerson Bruno, Guilherme Batata, Ivan Carlos, dan Jabar Sharza belum tampil memukau sepanjang putaran pertama.

Alhasil, dua nama terakhir digantikan oleh Jose Wilkson dan Selwan Al-Jaberi pada bursa transfer Januari lalu. Namun, dua pemain baru itu juga belum terlalu memberikan kontribusi besar sampai saat ini. Jose Wilkson baru mencetak 1 gol dan 1 assist dari 8 laga bersama Persela. Sedangkan, Al-Jaberi juga baru membukukan 1 gol serta 1 assist dalam 7 pertandingan.

  • Terlalu mengandalkan pemain muda yang minim jam terbang

Selain diingat memiliki pemain asing hebat, Persela Lamongan juga selalu dikenal melahirkan bakat-bakat muda potensial. Sudah cukup banyak pemain muda berkualitas yang lahir dari tim asal Lamongan itu, seperti Dendy Sulistyawan, Saddil Ramdani, hingga Ahmad Birrul Walidain.

Akan tetapi, para pemain muda Persela musim ini belum tampil sesuai ekspektasi. Riyatno Abiyoso, Gian Zola, ataupun Malik Risaldi harus diakui memiliki kualitas yang mumpuni. Namun, mereka belum bisa membuat perbedaan besar sejauh ini bagi Persela. Kapasitas mereka juga tidak terlalu terlihat jika menghadapi lawan-lawan yang lebih berpengalaman.

  • Lini pertahanan bobrok, lini depan tumpul

Sampai pekan ke-28 ini, Persela Lamongan menjadi tim kedua yang kebobolan paling banyak di Liga 1. Gawang Laskar Joko Tingkir sudah kemasukan 45 gol sejauh ini. Persela hanya lebih baik dari Persiraja Banda Aceh yang sudah kebobolan 55 gol. Kemasukan banyak gol tentu saja menjadi salah satu faktor yang membuat Persela gagal meraih banyak poin.

Selain itu, lini depan Persela juga sangat tumpul pada musim ini. Persela baru memasukkan 25 gol dari 28 pertandingan. Itu artinya, klub kebanggaan arek Lamongan tersebut hanya memiliki rata-rata 0,8 gol setiap pertandingannya. Gak sampai satu gol per laga. Hal tersebut tentu sangat mengecewakan.

Enam pertandingan terakhir Persela akan menghadapi Borneo FC, Persikabo 1973, PSM Makassar, Bhayangkara, PSS Sleman, dan PSIS Semarang. Di atas kertas, para lawannya itu lebih diunggulkan daripada Persela. Namun, masih ada peluang bagi Persela untuk tetap bertahan di Liga 1 pada musim depan, walau peluang itu sangat kecil.

Mari berdoa saja.

tebing cafe paciran lamongan BERITA

Tebing Cafe Paciran vs Taman Kuliner Paciran vs Kafe Aola (2)

Ahsan Panna

Di Pantura sekarang ada tiga tempat nongkrong yang mbois, yaitu Tebing Cafe Paciran, Taman Kuliner Paciran, dan Cafe Aola. Jika Anda jalan-jalan ke Pantura Lamongan, tiga tempat ini layak dikunjungi untuk ngupi-ngupi. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Silakan ditimbang sendiri.

Taman Kuliner Paciran

Kafe di Desa Paciran ini adalah tempat nongkrong yang paling awal buka. Statusnya Badan Usaha Milik Desa. Pilihan menunya sangat beragam, harga mulai dari beberapa ribu rupiah. Paling murah dibandingkan dua kafe lainnya. Bisa untuk ngupi hemat.  Paling ramah dompet.

Rezacharwa

Di sini ada tempat bermain buat anak-anak. Jadi cocok buat keluarga yang jalan-jalan bersama anak. 

Tempat makannya berupa panggung di pantai yang adem, dekat rumpun bakau. Sayangnya, lantai pantai tidak berpasir melainkan bebatuan, jadi kita tidak bisa turun ke air. 

Gesang Ahmad

Lokasinya strategis karena berada persis di pinggir jalan raya Pantura. Paling dekat dengan Wisata Bahari Lamongan dan Maharani Zoo. Tapi tempat parkirnya hanya nyaman untuk sepeda motor. Mobil agak repot parkir. Google Maps klik di sini

Kafe Aola

Aola dibuka belakangan setelah TKP. Kami sudah pernah mengulasnya di sini dan di sini. 

Pemiliknya adalah Duta Group, salah satu jaringan bisnis terbesar di Pantura. Kafe ini letaknya juga persis di pantai di pinggir jalan raya Pantura. Parkirnya mudah, baik motor maupun mobil. Bangunannya juga luas, muat ratusan orang sekaligus. Cocok buat nongkrong satu geng yang anggotanya banyak. 

Ada tempat bermain anak-anak, bahkan ada wahana bianglala juga. Yang paling asyik, pantainya berpasir, jadi anak-anak bisa nyebur ke air. Cocok buat keluarga yang jalan-jalan bersama anak kecil. Ini kafe ramah anak.

Pilhan menunya macam-macam. Harganya juga bersahabat. Di waktu-waktu tertentu, ada live music. Google Maps klik di sini

Tebing Cafe Paciran

Kafe ini baru buka awal tahun ini. Yang menarik, kafe ini dikelola oleh Yayasan Lingkar Perdamaian. Yayasan ini merupakan wadah “deradikalisasi” para mantan napi terorisme. Ketua yayasan ini, yang juga komisaris kafe, Ali Fauzi, adalah adik kandung dari Amrozi, terpidana mati Bom Bali. Pembukaan kafe bulan Januari lalu dihadiri oleh Komjen Polisi Boy Rafli Amar, ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

tebing cafe paciran lamongan
Nurul Fithriyanti

Lokasi kafe tidak berada di pinggir jalan raya Pantura. Kita harus masuk ke arah selatan, sekitar 3 km dari jalan raya Deandels. Google Maps klik di sini

Sesuai namanya, Tebing Cafe Paciran ini berada di tebing gunung kapur. View-nya bagus sekali. Dari kafe ini, kita bisa melihat lanskap Desa Paciran, laut, pantai, dan perahu-perahu nelayan. Lanksap ini paling bagus dinikmati sore. Siang hari hawanya panas, kurang nyaman. 

tebing cafe paciran lamongan
Dedy F

Bangunannya luas, muat beberapa ratus orang sekaligus. Ada yang indoor dan outdoor. Bisa untuk acara gathering. Lokasi parkir luas. Buka 24 jam. Pilihan menunya ala kafe. Harga segelas minuman sekitar belasan ribu rupiah. Paling mahal dibanding dua kafe lainnya. Sesekali ada live music juga.

Di jalan menuju ke kafe ini kita bisa melihat lubang-lubang bekas tambang kapur. Banyak di antaranya yang sangat instagrammable. Sekitar 2 km lagi sebelah selatan kafe, kita bisa mengunjungi salah satu situs sejarah penting Lamongan, yaitu Masjid Sendang Dhuwur. Sekali jalan, kita bisa berwisata sejarah, wisata alam, wisata kuliner. 

tebing cafe paciran lamongan
Hai Coy
FEATURED

Pengurus Muhammadiyah Lamongan Dipukul Ketua Banser

Ini kisah nyata. Diceritakan oleh Muhamad AS Hikam, menristek di zaman Presiden Gus Dur, di dalam bukunya, Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita

Suatu kali Gus Dur berkunjung ke Lamongan. Kisah ini terjadi sebelum ia menjadi Presiden Paling Kocak Sejagad Raya. Kedatangannya untuk berceramah dalam rangka maulid Nabi.

Menjelang sampai di lokasi, Gus Dur disambut oleh spanduk yang sangat istimewa. Sebuah ucapan selamat datang. Yang membuatnya istimewa adalah ucapan itu disampaikan oleh pengurus Muhammadiyah setempat.

Ketika sampai di lokasi pengajian, Gus Dur bertanya kepada panitia tentang spanduk itu. Tentu saja maksudnya hanya penasaran. Kok tumben orang Muhammadiyah menyambut kedatangannya.

Tapi rupanya panitia pengajian yang juga Ketua Banser ini salah tangkap. Mungkin karena ia punya pengalaman tidak menyenangkan dengan orang Muhammadiyah. Maka ia mencari tahu siapa yang memasang spanduk itu lalu melabraknya. Spanduk itu pun kemudian dicopot oleh pemasangnya. 

Ketua Banser itu pun kembali menemui Gus Dur dan melapor, “Sudah saya bereskan, Gus.”

Tentu saja Gus Dur bingung. “Apanya yang dibereskan?”

“Yang memasang spanduk sudah saya labrak dan saya minta menurunkan.”

“Waduh!” Gus Dur tentu makin bingung. Kok main labrak? Memangnya siapa yang nyuruh?

“Itu kan ndak sopan, Gus. Masak orang Muhammadiyah memberi ucapan selamat datang kepada ketua NU.”

Sembari menahan geli, Gus Dur justru jengkel dan merasa bersalah. 

“Sampeyan ini gimana sih. Wong ucapan selamat datang untuk menghormati kok dianggap ndak sopan.”

Gus Dur kemudian meminta Ketua Banser itu untuk minta maaf kepada pemasang spanduk.

Moral cerita: Kalau mengantuk, tidurlah. Jangan minum kopi.

Entah di daerah mana tepatnya cerita ini terjadi. Mungkin ada pembaca yang bisa memberi informasi?

BERITA

Kampanye Pilpres 2024 Sudah Dimulai di Lamongan

Pilpres 2024 masih lama. Tapi kampanye capres sudah mulai di mana-mana, termasuk di Lamongan. Hingga hari ini memang belum ada capres sungguhan. Semua baru cek ombak tapi gelagatnya sudah terbaca. Dari semua kandidat, capres PDIP adalah yang paling agresif. 

  1. Puan Maharani. PDIP masih belum tergoyahkan sebagai partai pemenang pemilu, mungkin sampai pilpres depan. Hingga hari ini PDIP memang kelihatan masih belum pede dengan kandidat capres yang hendak diusung. Namun, dari sinyal-sinyal partai selama ini, mereka mungkin akan menyodorkan Puan Maharani. 

Puan adalah capres dengan modal politik paling besar. Dia punya partai pemenang pemilu. Semua keputusan ada di tangan emaknya. Dia tidak perlu khawatir batas presidential threshold.

Balihonya sudah dipasang di mana-mana, bahkan sampai ke pesisir Lamongan. Di Brondong, baliho Puan Maharani sebesar layar tancap sempat dibeber di dekat pelabuhan lawas. 

Anggota DPR RI Dapil Lamongan tahun kemarin juga membagi-bagikan sembako bergambar Puan di Lamongan

Tapi tampaknya kampanye ini tidak begitu berhasil menjangkau orang di luar PDIP. Ini setidaknya bisa kita lihat dari survei-survei keterpilihan Puan di tingkat nasional yang cenderung stagnan. Apalagi di Lamongan PDIP masih kalah dari PKB. 

  1. Ganjar Pranowo. Sebetulnya Ganjar adalah kandidat dari PDIP yang cukup populer. Puan memang mewarisi trah Sukarno. Tapi di luar PDIP, Ganjar sebetulnya lebih diterima, lebih-lebih di kalangan muda. 

Sayangnya, Ganjar sepertinya tidak direstui Partai. Sejauh ini ia bergerak sendiri, mengandalkan jaringan media sosial, termasuk media sosial influencer Lamongan. Salah satu yang cukup aktif mempromosikan Ganjar adalah akun Instagram @LamonganPopuler yang memiliki pengikut lebih dari 200 ribu. Tahun lalu, akun ini sangat gencar mempromosikan Ganjar.

Saking seringnya @LamonganPopuler mempromosikan Ganjar, ada yang meledeknya agar ganti nama akun menjadi @GanjarPopuler. Sebetulnya tak ada yang salah dengan mengkampanyekan Ganjar walaupun kegiatanya sama sekali tak berhubungan dengan Lamongan. 

Toh sejauh ini Ganjar bermain bersih. Kampanyenya hanya fokus mempromosikan dirinya, tidak menjual isu kadrun. Kalau kita tak suka, tinggal unfollow saja toh? Wong itu akun IG milik pribadi. 

Di grup-grup Facebook wong Lamongan bahkan sudah ada undangan menjadi relawan Ganjar. Sayang, posisi Ganjar serba tanggung. Sebab semua keputusan partainya ada di tangan emak kompetitornya, Puan Maharani. 

  1. Anies Baswedan. Di medsos orang-orang Lamongan, Anies terbilang cukup populer, terutama di kalangan Muhammadiyah dan mereka yang tak puas dengan Jokowi. Berbagai survei nasional juga menyebut Anies adalah kandidat kuat capres. 

Kesulitannya adalah dia tidak punya kendaraan politik. Kalaupun ada yang meminang, masih ada hambatan presidential threshold. Surya Paloh memang pernah bilang akan mencapreskan Anies. PKS juga mungkin tak punya pilihan selain Anies. Partai-partai lain yang sekadar ikut arah angin mungkin juga akan ikut mencapreskan Anies. Tapi kita tahu politik Indonesia selalu punya banyak kejutan di detik terakhir. 

Apalagi tahun ini jabatannya sebagai gubernur berakhir dan pilgub DKI disetop oleh Jokowi. Tapi bisa saja kesempatan ini malah membuat Anies makin bebas bermanuver. Selama ini dia selalu “bejo”. Ketika ia didepak dari kursi menteri, ndilalah ketua PKS adalah Sohibul Iman, sohibnya di Paramadina. Jadinya ia malah seperti ketiban pulung menjadi Gubernur DKI. Kalau saja ketua PKS saat itu bukan Sohibul, mungkin ceritanya sama sekali lain.

Anies memang tak punya sumber daya untuk berkampanye sampai di Lamongan. Tapi militansi orang-orang Muhammadiyah yang jumlahnya cukup besar di Lamongan adalah modal yang lebih dari cukup. Mereka adalah jurkam Anies di Facebook dan grup-grup WA. 

  1. Prabowo Subianto. Sejauh ini hanya Gerindra yang cukup pede akan mencapreskan pemimpin partainya sendiri. Masalah utama Prabowo adalah bahwa dia sudah kehilangan basis dukungan di luar Gerindra. Di Lamongan, Gerindra adalah partai medioker. Kalah oleh PKB, PDIP, Demokrat, Golkar, PAN. 

Para pemilih Prabowo di pilpres lalu spektrumnya cukup luas, mulai dari simpatisan Gerindra, PAN, PKS, orang Muhammadiyah yang apatis terhadap partai, sampai emak-emak yang kesengsem pada Sandiaga Uno. Yang benar-benar pendukung Prabowo sebetulnya hanya sedikit. 

Di pilpres depan, mereka yang kecewa telah mencoblos Prabowo itu lebih mungkin akan beralih ke Anies. Walaupun Prabowo punya partai sendiri, dia mungkin justru lebih sulit nyapres daripada Anies, kecuali jika Gerindra berkoalisi dengan PDIP. Kalaupun nyapres lagi, Prabowo kembali berisiko mengalami kutukan “capres abadi”.

WISATA

5 Perbandingan Kafe Terakota Lamongan vs Kafe Aola Paciran

Orang luar Lamongan banyak yang mencari informasi mengenai kafe Terakota Lamongan, kafe Aola Paciran, dan Tebing Cafe Paciran, Lamongan. Bahkan ada yang ingin tahu perbandingannya. 

Terakota, Aola, dan Tebing Cafe memang sama-sama sedang nge-hit di Lamongan. Tapi sebetulnya ketiga kafe ini tidak bisa dibandingkan. Sebab Kafe Terakota ada di Lamongan Kota, sementara Kafe Aola dan Tebing Cafe ada di Kecamatan Paciran. Jarak lokasi keduanya cukup jauh, sekitar 1-1,5 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. 

Lamongan itu luas, Gaes.

Orang luar Lamongan mungkin mengira keduanya berdekatan sehingga pilihannya Aola ATAU Terakota ATAU Tebing Cafe. Padahal tidak demikian. Kafe Aola dan Tebing Cafe masih bisa dibandingkan karena keduanya sama-sama di Paciran.

Kalau yang dikunjungi adalah wilayah Lamongan utara, maka pilihannya adalah Kafe Aola atau Taman Kuliner Paciran atau Tebing Cafe. Terlalu jauh kalau harus ke Terakota.

Sebaliknya, kalau yang dikunjungi adalah Lamongan tengah, pilihannya adalah Terakota atau kafe dalam kota lainnya. Terlalu jauh ke Aola atau Tebing. 

Kami sudah pernah mengulas Aola di sini. Jka memang harus membandingkan dengan kafe di Paciran, baiklah, mari kita bandingkan dulu kafe Terakota Lamongan dengan kafe Aola Paciran. Nanti kita akan bandingkan keduanya dengan Tebing Cafe Paciran.  

Terakota trendi, Aola family-friendly

Di Aola ada taman bermain untuk anak-anak. Ada pantai berpasir putih. Anak-anak bisa bermain pasir atau nyebur ke air. Bahkan sekarang ada wahana bianglala di sini. Anak-anak yang diajak ke sini bisa ketagihan. Ini memang strategi Aola menggaet pelanggan. Banyak pengunjung yang datang ke tempat ini beberapa kali bukan karena ingin berkunjung lagi tapi karena anaknya merengek minta ke sini untuk nyebur ke air.

kafe aola paciran

Kafe Terakota sulit didesain demikian karena lokasinya di tengah kota. Terakota adalah kafenya orang kota. Desainnya minimalis-artistik.

kafe terakota lamongan

Terakota instagrammable, Aola instagrammabler

Tidak bisa diingkari, sekarang aspek ke-Instagram-an selalu menjadi pertimbangan pertama jalan-jalan. Aola punya kelebihan ini. Lokasi tepi pantai dan lahan yang luas membuat Aola memang sangat Instagrammable. Bahkan sebetulnya bisa saja Aola didesain lebih artistik daripada yang sekarang. Sayang sekali, bangunan utamanya terlalu mainstream.

Spot foto di Terakota memang tidak seunik Aola. Tapi untuk ukuran kafe tengah kota, Terakota sudah termasuk kategori recommended.

kafe terakota lamongan

Menu Aola ala pujasera, menu Terakota ala resto

Ini sebetulnya mudah dipahami karena memang Aola berada di wilayah pinggiran. Di sini kedai yang menjual makanan adalah pihak ketiga. Mereka menyewa kios ke Aola dan menjual makanan mereka sendiri. Maka harganya adalah harga sesuai standar mereka sendiri. Rata-rata hanya belasan ribu rupiah sudah dapat seporsi. 

Yang dikelola sendiri oleh Aola adalah kedai minuman. Minuman Aola tidak semuanya level kafe. Banyak juga minuman siap seduh yang harganya di bawah sepuluh ribu. Jadi uang Rp 25.000 saja sudah bisa untuk pesan makan dan minum level standar.

Jika dibandingkan dengan Aola, menu di Terakota memang lebih mahal. Namanya saja banyak yang pakai basa enggres. Tapi, lagi-lagi, perbandingan ini tidak adil karena lokasinya yang berbeda jauh. Harga minuman plus makanan di Terakota kira-kira mulai 50 ribu. 

kafe terakota lamongan

Menu-menu Terakota lebih kosmopolitan dengan nama-nama Barat. Tidak seperti di Aola yang menunya level sempol ayam, pekpek, atau ayam goreng. 

Aola semi-outdoor, Terakota Indoor

Aola berada di tepi pantai, anginnya kencang sekali, lokasinya luas, bangunan utamanya tidak berdinding. Lokasi seperti ini lebih menguntungkan di masa pandemi. Untuk meminimalkan resiko penularan Covid, pengunjung bisa memilih meja kursi di tempat terbuka.

kafe terakota lamongan

Bangunan utama kafe Terakota Lamongan memang berdinding. Kurang menguntungkan di masa pandemi seperti sekarang. Tapi pengunjung bisa meminimalkan resiko penularan Covid dengan memilih meja outdoor atau rooftop di lantai dua. 

Musik Aola hiburan, musik Terakota pertunjukan

Kedua kafe sama-sama menyajikan musik live. Kafe Aola bahkan sempat viral gara-gara menampilkan grup musik lokal, The Drunken Boys feat Baku Hantam. Tapi dalam hal musik ini, kafe Terakota Lamongan lebih berkelas. Tidak sekadar menghibur pengunjung, panggung musik di Terakota bahkan sering digunakan untuk mempromosikan karya baru musisi-musisi lokal.

OLEH-OLEH KHAS LAMONGAN
SEJARAH

Orang Lamongan di Pertempuran Surabaya November 1945

Selama ini kisah pertempuran 10 November 1945 identik dengan perlawanan arek-arek Surabaya. Sebetulnya pejuang saat itu tidak hanya arek-arek Surabaya tapi juga orang-orang dari berbagai kabupaten, termasuk Lamongan.

Pertempuran Surabaya adalah perang semesta. Semua kelompok tumplek blek di sini. Mulai dari laskar santri, kelompok nasionalis, hingga barisan komunis. Santri NU maupun Muhammadiyah turut serta di peperangan ini. Yang mengobarkan semangat juang bukan hanya pidato Bung Tomo tapi juga resolusi jihad Kiai Hasyim Asy’ari tanggal 22 Oktober 1945.

Mobil yang dinaiki AWS Mallabay usai digranat pejuang, 30 Oktober 1945.

Waktu itu Paciran adalah basis santri sebab di sini sudah banyak kiai, baik NU maupun Muhammadiyah. Pejuang Lamongan yang paling terkenal adalah dua kiai bersaudara dari Paciran, yaitu Kiai Muhtadi Sendangagung dan Kiai Amin Tunggul. Kiai Amin adalah komandan laskar Hizbullah Pantura. Bersama keduanya diperkirakan ada ribuan orang yang ikut menghadang tentara Sekutu. Termasuk dalam rombongan ini adalah pemuda Abdurrahman Syamsuri yang nantinya mendirikan Pesantren Karangasem Paciran.

Pada akhirnya pejuang Jawa Timur kalah karena kalah persenjataan. Tapi kedua kiai Lamongan ini bisa pulang dari Surabaya dengan selamat. Namun pada masa agresi militer Belanda tahun 1948, keduanya ditangkap oleh tentara Belanda dan ditembak mati di Desa Dagan, Solokuro. Keduanya lalu dimakamkan di desa ini.

Sejak 1945, Paciran terkenal sebagai basis pejuang dari kalangan santri. Selama agresi militer 1948, Paciran dibombardir Belanda menggunakan pesawat tempur. Foto-foto agresi militer pernah kami muat di sini. Saat itu pesawat tempur Belanda meraung-raung di atas atap rumah penduduk.

Daerah lain seperti Babat, Ngimbang, Mantup, Lamongan kota diserbu Belanda dengan armada darat. Khusus Paciran, mereka mengerahkan pesawat tempur. Sebab tentara Belanda dari arah Tuban dicegat para pejuang di Lohgung, Brondong. Sementara tentara dari arah Sukodadi dicegat para pejuang di Karanggeneng.

DIREKTORI
SEJARAH

Riwayat Tambangan Bengawan Solo

Musim hujan baru saja tiba tapi ia sudah merenggut korban. Di Rengel, Tuban, perahu angkutan terbalik. Dari video yang beredar, kita bisa melihat arus sungainya begitu deras. Airnya keruh, banyak eceng gondok hanyut.

Bagi orang Lamongan, Bengawan Solo dan anak sungainya adalah urat nadi kehidupan. Kebudayaan Lamongan bermula dari air sungai ini. Di mana-mana, manusia memilih tinggal dekat dengan air. Itu sebabnya manusia purba Pithecanthropus erectus zaman dulu memilih hidup di dekat Bengawan Solo di Ngawi. 

Bengawan Solo di Lamongan, mungkin di Babat. Dilukis oleh Ver Huell tahun 1824, sebelum era kamera Gambar aslinya tidak berwarna.
Bengawan Solo di Tuban.

Pada era Hindu-Buddha, sebelum datangnya Islam, orang Lamongan menyucikan Dewa Ikan. Ini diperkirakan karena hidup mereka saat itu sangat bergantung kepada sungai, utamanya Bengawan Solo dan Bengawan Jero.

Saat ini desa-desa Lamongan di sepanjang aliran Bengawan Solo banyak yang tertinggal dari desa-desa di pinggir jalan beraspal. Tapi pada masa lalu desa-desa ini adalah daerah yang lebih dulu maju. Menurut Supriyo, ahli sejarah Lamongan, pada era Majapahit desa-desa di sepanjang Bengawan Solo adalah wilayah penting karena mengelola jalur transportasi penting masa itu, yaitu tambangan. Desa-desa itu adalah Babat, Kendal (Sekaran), Siwuran dan Parengan (Maduran), Prijek (Laren-Karanggeneng), Sambo dan Blawi (Karangbinangun).

Perahu penyeberangan di Babat. Tampaknya difoto pada saat banjir.
Tambangan di Karanggeneng, tahun 1920. Tampak sawah tenggelam. Ini juga sepertinya difoto pada saat banjir. (Univ. Leiden)
Tambangan Bengawan Solo di Gresik.

Wajah Bengawan Solo zaman dulu sedikit berbeda dari Bengawan Solo hari ini. Salah satu contohnya adalah kelokan di Kecamatan Laren. Di peta buatan Belanda di bawah ini ada desa bernama Selempit (kecamatan Laren), di seberang Desa Gedangan (kecamatan Maduran). Tapi saat ini desa tersebut sudah tidak ada karena tanahnya jugruk (longsor) terbawa arus sungai.

Sebelum ada jembatan Laren-Pangkatrejo, orang dari Laren kadang bepergian ke Babat naik perahu menyusuri Bengawan Solo. Ini masih belum seberapa jika dibandingkan dengan legenda Joko Tingkir. Menurut dongeng, Joko Tingkir sehabis bertapa di Desa Pringgoboyo (Maduran) pergi ke Surakarta (Solo) naik rakit menyusuri Bengawan Solo. Entah berapa ratus kilometer. Selama dalam perjalanan itu, ia bertarung dan mengalahkan 40 ekor buaya.

Empat puluh, Gaes. Kita baru melihat buaya berjemur di Parengan saja sudah bergidik.

DIREKTORI

Jadwal dan Layanan Klinik Mata Utama (KMU) Lamongan

Foto: Albar Adnani

Klinik mata KMU Lamongan ini adalah bagian dari Klinik Mata KMU yang punya beberapa cabang di Gresik, Bangkalan, dan Sidoarjo. Salah satu layanan andalannya adalah operasi katarak modern dengan teknik phacoemulsifikasi. Operasi katarak dilakukan tanpa jahitan, dan hanya membutuhkan waktu 15 menit, dengan biaya Rp 5 juta.

Hampir semua layanan kesehatan mata ada di sini. Mulai dari gangguan mata minus, rabun jauh, rabun dekat, mata silinder, glaukoma, dll. Melayani pasien BPJS Kesehatan.

Jadwal Praktek Dokter

JadwalSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
Pagidr. Irma Suryani, SpMdr. Irma Suryani, SpMdr. Uyik Unari, SpM(K)dr. Danti Ayu Irawati, SpMdr. Danti Ayu Irawati, SpMdr. Irma Suryani, SpM
dr. Rina Wulandari, SpMdr. Idham Mustahid, SpMdr. Irma Suryani, SpMdr. Rina Wulandari, SpM
Soredr. Irma Suryani, SpMdr. Irma Suryani, SpMdr. Irma Suryani, SpMdr. Danti Ayu Irawati, SpMdr. Idham Mustahid, SpMdr. Idham Mustahid, SpM
AlamatRuko Permata Kav. 34, Lamongan
WA082363330838
Telp0322-319256
Google MapsKlik di sini
Website https://kmu.id/klinik-mata-kmu-lamongan/