jadwal kereta stasiun lamongan DIREKTORI

JADWAL KERETA STASIUN LAMONGAN DAN STASIUN BABAT (1)

Di Lamongan ada dua stasiun utama, yaitu Stasiun Babat dan Stasiun Lamongan Kota. Stasiun di Babat lebih besar daripada Stasiun di Lamongan Kota karena ketika dibangun pada zaman Belanda, Kota Babat memang lebih ramai daripada Lamongan Kota.

Kereta yang berangkat dari Surabaya ke Jakarta biasanya berhenti untuk menaikkan penumpang di Babat. Tapi kereta yang berangkat dari Jakarta menuju Surabaya biasanya berhenti di Babat dan Lamongan Kota. Di Lamongan, kereta biasanya hanya berhenti satu menit. Hanya untuk menurunkan penumpang.

Kalau Anda dari arah Jakarta/Semarang berencana pergi ke Lamongan, misalnya untuk bertemu dengan calon mertua, Anda perlu merencanakan jemputan di Stasiun Lamongan. Sebaliknya, pada saat kembali ke arah Jakarta/Semarang, Anda perlu jasa antar ke Stasiun Babat.

Angkutan Umum di Stasiun Lamongan/Stasiun Babat

Sampai saat ini Lamongan belum memiliki angkutan umum yang terpadu. Jadi, kita harus mengandalkan jemputan atau layanan sejenis ojek lokal. LamonganPos.com sudah pernah menulis tentang Ojek Lokal. Selengkapnya bisa dibaca di sini

Satu-satunya angkutan yang bisa diandalkan adalah bus jurusan Babat-Lamongan-Surabaya. Kebetulan stasiun Lamongan letaknya persis di dekat halte bus jalan raya Surabaya-Lamongan. Jadi, keluar dari stasiun kita bisa langsung menunggu di halte bus. Kalau kita sampai di stasiun masih terlalu pagi, kita bisa sarapan sego boran dulu di seberang stasiun.

Adapun Stasiun Babat letaknya cukup jauh dari jalan raya. Keluar dari stasiun kita harus jalan kaki sebentar ke arah Pasar Babat untuk bisa sampai di pemberhentian bus.

Jam berapa kereta sampai di Lamongan?

Gampangnya, kereta api sampai di Lamongan kira-kira 45 menit sebelum kereta tiba di Surabaya. Jadi, misalnya jadwal kereta tiba di Pasar Turi pukul 5 pagi, maka Anda bisa minta ojol untuk siap di Stasiun Lamongan jam 4 pagi. Karena kereta hanya berhenti satu menit di stasiun, sebelum kereta sampai di Lamongan, Anda harus bersiap-siap dekat pintu keluar. Jangan sampai tertidur. Kalau telat turun, bisa-bisa batal ketemu calon mertua. 

Tidak semua kereta Jakarta ke Surabaya berhenti di Stasiun Lamongan. Untuk pastinya, tanyakan ke petugas tiket. 

Jadwal Lengkap Kereta Api Jakarta-Surabaya yang Berhenti di Lamongan 

Dari Jakarta, kereta kelas eksekutif seperti Argo Anggrek dan Sembrani berangkat dari Stasiun Gambir. Sementara kereta bisnis dan ekonomi seperti Gumarang dan Kertajaya berangkat dari Stasiun Pasar Senen. Semua kereta yang lewat Pantura tujuan akhirnya adalah Stasiun Pasar Turi Surabaya. Bukan Stasiun Gubeng Surabaya. Stasiun Gubeng hanya untuk kereta jalur selatan. 

Kereta ekonomi biasanya berhenti di Stasiun Babat dan Stasiun Lamongan. Karena sering berhenti di stasiun kecil, waktu tempuhnya paling lama. Lebih detailnya silakan langsung cek di website Kereta Api Indonesia.

NOKERETA APIJURUSANJAM BERANGKATJAM TIBA
1ARGO BROMO ANGGREKSurabaya Pasar Turi – Gambir09.3517.45
2ARGO BROMO ANGGREKGambir – Surabaya Pasar Turi08.2016.30
3ARGO BROMO ANGGREKSurabaya Pasar Turi – Gambir21.0505.15
4ARGO BROMO ANGGREKGambir – Surabaya Pasar Turi20.3504.45
5SEMBRANISurabaya Pasar Turi – Gambir18.5504.27
6SEMBRANIGambir – Surabaya Pasar Turi19.0004.30
7SEMBRANI TAMBAHANGambir – Surabaya Pasar Turi21:1507:08
8SEMBRANI TAMBAHANSurabaya Pasar Turi – Gambir20:0005:50
9JAYABAYAMalang – Surabaya Pasar Turi – Pasar Senen11.5001.25
10JAYABAYAPasar Senen – Surabaya Pasar Turi  – Malang16.4506.28
11HARINASurabaya Pasar Turi – Semarang Tawang – Bandung17.4004.52
12HARINABandung – Semarang Tawang – Surabaya Pasar Turi20.2508.05
13GUMARANGSurabaya Pasar Turi – Jakarta Pasar Senen15.5502.42
14GUMARANGPasar Senen – Surabaya Pasar Turi 15.5002.45
15DHARMAWANGSA EKSPRESSurabaya Pasar Turi – Jakarta Pasar Senen22.3509.25
16DHARMAWANGSA EKSPRESPasar Senen – Surabaya Pasar Turi 08.5519.35
17KERTAJAYASurabaya Pasar Turi – Pasar Senen21.2008.25
18KERTAJAYAPasar Senen – Surabaya Pasar Turi14.1001.25

 Apakah di Stasiun Lamongan/Babat ada Swab Rapid Test Antigen?

Sekarang sudah tidak ada. Penumpang yang sudah divaksinasi Covid 19 lengkap tidak perlu menunjukkan tes antigen. Kalau Anda belum menerima vaksinasi dan membutuhkan tes antigen, Anda bisa datang ke Puskesmas atau klinik terdekat. Semua Puskesmas dan klinik di Lamongan saat ini sudah bisa melayani tes antigen. Biayanya puluhan ribu rupiah, tidak lagi ratusan ribu. 

Foto stasiun Lamongan: Huda M. dan Alie Zuhri

Foto stasiun Babat: Kndaru

jalur alternatif lamongan malang DIREKTORI

Jalur Alternatif Lamongan Surabaya/Malang (2)

LamonganPos.com sudah pernah menulis tentang Jalur Alternatif Lamongan Pantura. Kali ini giliran jalur selatan, yaitu Jalur Alternatif Lamongan-Malang dan Lamongan Surabaya/Sidoarjo. Jalur ini jarak tempuhnya lebih panjang. Waktu tempuhnya juga lebih lama.

Kita memerlukannya bukan untuk menghindari kemacetan jalan utama Lamongan-Surabaya, melainkan untuk menghindari kendaraan-kendaraan besar.

Hari ini Jembatan Ngaglik Lamongan yang kemarin ambles sudah bisa dilewati kembali. Sebentar lagi jalur utama Lamongan-Surabaya akan kembali padat dengan bus, truk gandeng, dan trailer. Bagi pengendara sepeda motor, ini adalah jalur neraka sebab sopir-sopir kendaraan besar ini sering membahayakan pengendara sepeda motor. Kalau kita hendak mudik dari Surabaya atau Sidoarjo, kita bisa melewati jalur lebih sepi yang tidak dilewati bus dan truk besar. 

Jalur Alternatif Lamongan Surabaya

Orang luar Lamongan sering bertanya, Surabaya-Lamongan berapa jam? Kalau kita berkendara lewat jalur utama Surabaya Lamongan, waktu tempuhnya hanya sekitar 1,5 jam. Tapi kalau kita lewat jalur alternatif, waktu tempuhnya lebih dari 2 jam.

  • Jika kita mudik dari Surabaya tengah, kita bisa lewat Benowo Surabaya dengan tujuan Mantup Lamongan. Nanti kita akan melewati Jl Raya Benowo, Jl. Raya Kepatihan, Jl. Raya Boboh, Jl. Raya Ngembung, Jl. Raya Leker Rejo, Jl. Raya Benjeng, Jl. Raya Balongpanggang, Jl. Raya Mojopuro, Jl. Raya Mantup. Dari Mantup kita bisa ke Ngimbang, Modo, Kedungpring, Babat, atau Sukorame. Gampangnya kita bisa minta bantuan Google Maps dengan memasukkan Direction, dari Benowo Surabaya dan titik akhir Mantup Lamongan. Atau klik di sini.
  • Jika kita mudik dari Surabaya Selatan atau Sidoarjo, dan tidak ingin ketemu truk-truk besar, kita bisa lewat Menganti. Masuknya di pertigaan Jl. Raya Mastrip dan Jl.Raya Menganti, persis di sebelah selatan Pintu Gerbang Tol Gunungsari 2. Ikuti saja lurus Jl. Raya Menganti, Jl. Raya Lakarsantri, sampai Jl. Raya Morowudi. Kalau kita minta bantuan Google Maps, kita harus menginput beberapa tujuan.
  • Setelah jembatan Boboh, kita sampai di pertigaan Boboh-Morowudi. Ini adalah titik simpang penting. Kalau kita hendak ke Lamongan Selatan, kita bisa belok kiri menuju ke arah Balongpanggang kemudian Mantup. 

Tapi kalau kita hendak ke Lamongan Pantura, dari pertigaan Boboh-Morowudi kita bisa belok kanan menuju Terminal Bunder, lurus ke utara ke arah Suci, sampai tembus Manyar. Di Manyar kita belok ke barat menyusuri Jl. Raya Daendels.

Kalau Jl. Daendels macet, kita bisa belok kiri di pertigaan Golokan, Sedayu, menuju pertigaan Lasem. Sampai di pertigaan Lasem, kita belok ke barat menyusuri Jl. Lowayu Dukun sampai tembus Desa Petiyin. Sampai Petiyin kita terus lanjut ke Barat melewati Desa Bulubrangsi, lalu Godog, hingga tembus kantor Polisi di Desa Gampang Sejati, Laren.  

Jalur Alternatif Lamongan Malang

Jalur paling cepat Lamongan ke Malang tentu saja adalah lewat tol Manyar-Gresik-Surabaya-Malang. Jalur alternatif hanya untuk pengendara dari Lamongan Selatan, dengan titik masuk dari Ngimbang. Jalur alternatif Lamongan Malang ini sama dengan jalur bus mini (dulu Puspa Indah), jurusan Tuban-Malang. Jalur besarnya: Malang-Batu-Jombang-Ngimbang-Babat. Rutenya penuh kelokan, tanjakan, dan turunan.

Jika kita minta bantuan Google Maps, kita harus memasukkan beberapa tujuan satu demi satu. Atau, gampangnya, klik di sini.

Dari Terminal Landungsari, ke arah Jl. Sengkaling, ke Jl. Sukarno, ke Jl. Pattimura, ke Jl. Sultan Agung, ke Jl. Surapati, ke. Jl. Hasanuddin, ke Jl. Trunojoyo, ke Jl. Songgoriti, ke Jl. Arumdalu, ke Jl. Rajekwesi, ke Jl. Brigjen Abdul Manan Wijaya yang sangat panjang dan berkelok-kelok, ke Jl. Mulyorejo, ke Jl.Bendorejo, ke Jl. Sumberagung, ke Jl. Jombok lalu ke Jl. Kasembon yang keduanya juga panjang dan berkelok-kelok.

Dari Jl. Kasembon, ke Jl. Raya Malang, ke Jl. Kandangan, ke Jl. Jombang, Jl. Kandangan, Jl. Arjuno, Jl. Supriadi, Jl. Suropati, Jl. Pattimura, Jl.Gajah, Jl. Kamboja, Jl. Mojowarno, Jl. Bulurejo–Jogoroto, Jl. Sumberbendo, Jl. Jogoroto, Jl. Jogoroto–Peterongan, Jl. Brawijaya, Jl. Veteran, Jl. Kenanga, Jl. Cempaka, Jl. Seroja, Jl. PS, Jl. Jombang–Ploso, Jl. Raya Tembelang, melintasi Kali Brantas, Jl. Raya Babat Jombang, sampai Ngimbang, kemudian Babat.

Waktu tempuh dan jarak tempuhnya dua kali lipat daripada lewat tol. Bisa bikin sakit pinggang dan geger cuklek

vaksin booster OPINI

Soal Vaksin Covid 19, Mari Ikuti Jumhur Ulama Saja!

Selama pandemi ini, kita sibuk berdebat:

  • Apakah vaksin Covid 19 itu aman?
  • Apakah vaksin Covid 19 itu konspirasi perusahaan farmasi?
  • Apakah vaksin Covid 19 itu halal? 

Bahkan sampai sekarang masih ada yang tidak mau ikut vaksinasi karena menganggap vaksin Covid 19 itu berbahaya.

Sebagai orang awam, kita mungkin bingung. Kita maunya ikut pemerintah saja tapi jadi bimbang setelah membaca argumen kelompok antivaksin yang tampak meyakinkan. Ini bukan semata-mata soal tinggi rendahnya pendidikan. Banyak promotor antivaksin adalah orang-orang berpendidikan tinggi, ada yang profesor, ada juga yang dokter. 

Dalam situasi seperti ini, sebetulnya kita bisa meniru pedoman agama. Kalau kita bimbang mengenai satu urusan, ikuti saja jumhur ulama atau pendapat mayoritas ulama. Dalam hal vaksin, ulama ini bisa kita maknai sebagai ulama di bidang agama maupun ilmuwan di bidang kedokteran.

vaksin halal

Fatwa Ulama dan Ilmuwan Tentang Vaksin Covid 19

Bagaimana pendapat para ulama agama? Majelis Ulama Indonesia sudah menyatakan bahwa vaksin Covid 19 halal dan suci. Majelis Ulama Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan negara-negara lain juga memfatwakan demikian. Jadi, secara fikih agama sudah tidak ada masalah. Mayoritas ulama sudah memfatwakan demikian.

Sekarang bagaimana dengan “ulama” (ilmuwan) di bidang kedokteran? Yang ini lebih terang lagi. Praktis semua lembaga kesehatan di dunia menyarankan vaksin. Kalau kita masih ragu juga, hm… kata Bang Haji Oma Irama sih, ter-la-lu!

Mereka yang mempromosikan antivaksin hanya kelompok minoritas. Apakah pendapat mayoritas pasti lebih benar daripada pendapat minoritas? Belum tentu. Dulu Galileo Galilei juga melawan pendapat mayoritas ketika mengatakan bahwa Bumi mengelilingi Matahari. 

Kita boleh saja tidak mengikuti pendapat mayoritas asal kita punya argumen yang sepadan dengan argumen pendapat mayoritas. Masalahnya, kita ini siapa? Kita ini hanya ingus kering yang tidak mengerti apa-apa. Membedakan jenis-jenis virus corona saja tidak bisa, apalagi memahami konsep mutasi virus. Kita cuma tahu mutasi rekening, mutasi kerja, dan mutasi balik nama kendaraan. Kalau kita tahu diri, kita tidak mudah menyombongkan diri. Juga tidak mudah percaya begitu saja kiriman di media sosial atau grup Whatsapp. 

Hidup kita sebetulnya mudah. Kita sendirilah yang membuatnya jadi rumit. Mengikuti pendapat mayoritas sebetulnya lebih mudah dan lebih menenangkan. Ikut vaksinasi sesuai anjuran dokter, pemerintah, ulama. Vaksin dosis 1, vaksin dosis 2, vaksin booster. Untuk urusan yang sulit-sulit seperti ini, serahkan saja kepada ahlinya. Lebih baik kita menikmati hidup saja.

Ini tidak hanya berlaku untuk vaksinasi Covid 19 tapi juga untuk vaksinasi lain seperti program imunisasi untuk bayi. Sampai sekarang masih banyak orangtua tidak mengikutkan anaknya program imunisasi dengan alasan bahwa manusia sudah diciptakan dalam kondisi “fi ahsani taqwim” (sebaik-baik penciptaan). Padahal jumhur ulama maupun jumhur ilmuwan sama-sama menegaskan bahwa vaksinasi adalah bentuk ikhtiar menjaga kesehatan masyarakat. Dan ini sebetulnya adalah ikhtiar menjaga agar kita tetap berada dalam sebaik-baik penciptaan. 

vaksin sinovac

Efek Samping dari Vaksin Covid 19

Banyak orang percaya vaksin bisa menyebabkan efek buruk begini dan begitu. Ada pula yang bilang, buat apa ikut vaksinasi, toh masih bisa kena Covid juga. Sebetulnya data penelitian ilmiah sudah cukup banyak. Akan tetapi kita sebagai orang awam mungkin tidak bisa membaca laporan ilmiah.

Gampangnya begini saja. Program vaksinasi Covid 19 sudah berlangsung setahun. Banyak dari kita sudah mendapatkan vaksin lengkap. Dari situ kita bisa melihat, apakah mereka yang divaksinasi ini jadi meninggal dunia? Atau kena stroke? Kejang-kejang? Atau jadi lumpuh? 

Tentu saja ada sebagian kecil yang mengalami efek samping buruk setelah vaksinasi seperti demam, alergi, badan pegal-pegal. Tapi semua ini masih dalam batas normal. Semua tindakan medis, termasuk vaksinasi, didasarkan pada pertimbangan antara manfaat dan mudarat (istilah medisnya, “risiko”). Semua ada risikonya. Bahkan minum obat flu saja ada risikonya jantung berdebar-debar. Tinggal ditimbang saja, mana yang lebih besar: manfaatnya atau mudaratnya. 

Dalam urusan vaksin, semua sudah jelas sekali. Vaksinasi bisa menurunkan tingkat keparahan sakit. Kalaupun kena Covid 19, orang yang sudah divaksinasi tidak perlu dirawat di rumah sakit, atau kalaupun masuk rumah sakit, tidak sampai meninggal dunia. Bukti penelitiannya sudah terlalu banyak. Kalau masih tidak percaya juga, hm… ter-la-lu!

vaksin booster

Vaksinasi adalah salah satu penemuan penting di dunia kedokteran. Kalau kita menolak vaksinasi, harusnya kita juga menolak semua penemuan medis. Bahasa kasarnya, kalau kita sakit, tidak usah minum obat apotek, tidak usah pergi ke dokter. Sebab obat apotek, operasi bedah, dan semua prosedur di rumah sakit adalah produk penelitian medis yang sama dengan vaksin. 

Vaksin Covid 19 dan Konspirasi 

Semua penemuan medis didasarkan pada satu metode yang sangat ketat, yang dikenal sebagai “metode ilmiah”. Metode ini disepakati oleh ilmuwan seluruh dunia. Mereka saling menguji dan saling mengoreksi satu sama lain sehingga kalau ada yang keliru bisa langsung diketahui. Karena ada metode ilmiah ini, pabrik farmasi tidak bisa gampang mengklaim produknya bisa mengobati ini dan itu. Semua harus melewati prosedur ilmiah. Harus ada penelitiannya, yang melibatkan ribuan orang. Hasil penelitian harus dipaparkan terbuka. Bisa diuji dan dibantah oleh para ilmuwan sedunia. 

Contoh gampang adalah vaksin Covid 19 buatan Sinovac yang digunakan di Indonesia. Penelitiannya melibatkan ribuan orang di banyak negara selama berbulan-bulan. Dan ternyata tingkat keampuhannya hanya sekitar 65%. Sinovac tidak boleh mengklaim vaksinnya bisa mencegah penularan Covid 19. Sebab faktanya orang yang sudah divaksinasi masih bisa kena Covid 19. Sinovac hanya boleh bilang, vaksinnya bisa menurunkan tingkat keparahan penyakit kalau kita kena Covid 19. Dari sini kita bisa melihat bagaimana ketatnya para ilmuwan di seluruh dunia saling mengoreksi.

Vaksin adalah produk metode ilmiah. Bukan konspirasi pabrik farmasi. Pembuat vaksin memang menangguk banyak untung dari pandemi ini. Tapi mereka hanyalah pedagang yang pandai mengambil kesempatan. Mereka bukan dalang konspirasi virus dan vaksin. 

Sekadar untuk diketahui, tidak semua pabrik farmasi meraih untung. Banyak juga yang buntung. Mereka sudah telanjur menghabiskan uang untuk mengembangkan vaksin, ternyata vaksinnya tidak lulus uji klinis. Contohnya adalah Sanofi-Pasteur, perusahaan pembuat vaksin asal Prancis, serta Merck, perusahaan farmasi kondang asal Amerika. 

Dua perusahaan ini adalah pabrik farmasi dengan reputasi yang jauh di atas Sinovac Cina. Sanofi-Pasteur bahkan adalah perusahaan farmasi spesialis vaksin. Tapi keduanya gagal mengembangkan vaksin Covid karena vaksin mereka ternyata tidak cukup aman dan ampuh. Bagaimana cara mengukur aman dan ampuh itu? Jawabannya jelas: metode ilmiah. 

Metode ilmiah inilah yang membuat umat manusia bisa mengirim pesawat ke Bulan dan Mars. Yang membuat kita bisa menghitung kapan terjadinya gerhana bulan dan matahari hingga satu abad ke depan. Yang bisa membuat manusia mengembangkan bermacam-macam teknologi yang memudahkan hidup kita hari ini. Menolak metode ilmiah pada dasarnya adalah menolak sains. 

Kita mudah percaya teori konspirasi kalau kita tidak berpikir dengan sains. Bayangkan saja, masih ada yang percaya bahwa di dalam cairan vaksin yang bening itu ada microchip yang disuntikkan ke dalam tubuh kita untuk memata-matai. Ini keyakinan level waham. Kalau mau memata-matai, tak usah pakai chip. Ponsel kita saja sebetulnya menyediakan semua data kita: lokasi, teman, percakapan, riwayat browsing, hingga transaksi perbankan. Kenapa harus repot-repot pakai vaksin.

Selama pandemi ini, vaksin adalah penemuan medis yang paling banyak disalahpahami. Mereka yang salah justru merasa paling paham.

OPINI

Pamer Udel

Saiki ono istilah anyar sing lagi populer: crazy rich. Boso Jowone, (wong) sugih mbrewu. Kadang-kadang iso ugo artine wong sugih anyaran. Utowo jarene simbah-simbah mbiyen, wong kere munggah bale.

Biasane wong-wong ngene iki seneng pamer duwik. Contone: Indra Kenz karo Doni Salmanan sing ulan wingi dicekel pulisi mergo terlibat penipuan berkedok trading.

Menungso pancen seneng pamer, seneng digunggung. Pamer dunyo. Pamer bojo. Pamer kapinteran. Pamer kealiman. Lan liyo-liyane. 

Nanging asline pamer iku ora apik. Mergo yo ora ono manfaate blas, kanggo sing pamer, utowo sing dipameri. Wong ibadah iku apik. Tapi nik niate pamer, dadine ora apik. Jenenge riya’. Opo maneh pamer harta. Malah nggarai wong liyo iri. Iso-iso malah ngundang penjahat. 

Mangkane sing enak iku asline wong sing sederhana. Contone koyok tonggoku, nandi-nandi numpak honda Suzuki Jet Cooled. Emboh tahun piro. Ragangane wae wis mbulak kabeh. Tapi wonge iki mungkin wong paling tenang sak ndonyo. Nandi-nandi kunci sepeda montore nemplek terus nang setang. Ora tau dijabut. Yo enak wae ora kepikiran dicolong uwong mergo yo opo tumon ono maling nyolong Jet Cooled.

Nik sepedaan, mesti alon-alon mergo memang hondae wis ra iso mlaku banter. Naliko ditakoni lapo kok ora ganti honda sing banter, jarene mergo nik sepedae banter, deweke ora iso moco dzikir lan sholawat. 

Saiki bandingno karo wong sugih sing nandi-nandi nggowo barang larang. Nandi-nandi mesti kuwatir. Numpak montor, wedi kesrempet. Numpak honda, wedi dicolong. 

Asline wong-wong ngene iki uripe gelisah terus. Kepingin digunggung wong liyo terus. Padahal nik wis digunggung, terus piye? Opo nik bar digunggung trus rasane koyok orgasme ngono opo piye?

Biasane wong sing seneng pamer iku ora sesuai karo kenyataane. Sing pamer duwik, asline ora sugih tenanan, contone yo koyok Indra Kenz iku. Sing seneng pamer foto-foto keluarga romantis, asline keluargane ora seromantis iku, contone yo koyok artis-artis sing nang tivi iku. 

Sing seneng pamer kapinteran, biasae ora sepinter iku, contone yo koyok sing nulis nang LamonganPos.com iki. Sing pamer kealiman, asline ora sealim iku, contone yo koyok ustad terkenal sing seneng ngejak wong sedekah padahal asline cuma kanggo keuntungan pribadine.  

Memuji utowo dipuji iku podo-podo ora apike. Senajan memuji wong sing bener-bener alim wae ora apik. Ali bin Abi Thalib wae, naliko digunggung, langsung ngomong nang ngarepe wonge sing muji, “Aku asline ora seapik iku.” Nik dipuji, Sayyidina Ali malah wedi, trus langsung ndungo, “Ya Allah, mugi panjenengan mboten nyikso kulo amergi pujian tiyang meniko.”

Alhamdu lillah. Kabeh puji-pujian mung kanggo Gusti Allah.

BERITA

Jalur Alternatif Lamongan Pantura

jalur alternatif lamongan

Pagi ini, 8 April 2022, jalan Pantura macet parah. Jalan Raya Deandels berubah menjadi dealer truk gandeng dan trailer. 

Anda yang datang dari atau ke arah Sekaran-Pucuk, bisa melewati jalur alternatif menembus Pantura. Jalan ini pintu masuknya berada di sebelah utara Desa Gampang Sejati, Kecamatan Laren. Melewati Desa Godog, Bulubrangsi, Petiyin, dan tembus ke wilayah Dukun, Gresik. Jalan di sini agak gronjal-gronjal. Tidak “jamula”. Harap maklum, jalanan wilayah Laren selama ini memang selalu dianaktirikan. 

Desa Petiyin berada di sebelah utara Jembatan Karanggeneng yang menghubungkan antara Sukodadi dan Drajat, Paciran. Sampai di Petiyin, jangan menuju arah Deandels, lanjut terus ke timur menuju ke Desa Lowayu, Dukun, Gresik. Lurus terus ke timur sampai ke pertigaan Lasem, Dukun. Dari sini kita belok ke utara, menuju pertigaan Golokan, wilayah Sedayu Gresik. 

Jadi kalau kita melewati jalan alternatif ini, kita bisa menghindari Jalan Raya Deandels mulai dari Blimbing-Paciran-Drajat-Weru-Panceng. 

Untuk mudahnya, gunakan Google Maps, dan masukkan Direction dari Kantor Polsek Laren, Lamongan ke Golokan, Sedayu, Gresik. Atau klik di sini.

Jalur Alternatif Lain:

TIPS

2 Cara Membuat Website Murah dan Mudah buat Pemula

Saya ingin bikin website murah. Tapi saya tidak mengerti kode-kode html. Saya ingin yang praktis saja seperti blog gratisan di WordPress. Tidak usah belajar kode macam-macam. Bagaimana caranya?

Ini pertanyaan saya ketika hendak membuat situs Lamonganpos.com/

Saat itu saya bahkan belum paham apa hubungan domain dan hosting. Saya mengira, urusannya hanya membeli alamat domain “LamonganPos.com” dan selebihnya saya bisa nge-blog seperti biasa di WordPress. Ternyata tidak begitu. Urusannya ternyata lumayan rumit. Buat orang yang maunya praktis, ini agak merepotkan. Ternyata saya juga harus membayar hosting, sewa server. Di luar perkiraan, biayanya ternyata 4 kali lipat lebih mahal daripada beli alamatnya.

Jadi rinciannya:

  • Membeli domain sekitar Rp 175 ribu setahun
  • Membayar hosting sekitar 700 ribu setahun

Domain dan Hosting Murah

Sempat browsing layanan-layanan penyedia domain murah dan hosting murah, akhirnya saya memilih Rumahweb.com/ Alasannya sederhana: Rumahweb paling “gaptek friendly”. Cocok buat pemula yang maunya praktis dan tidak begitu paham urusan coding.

Yang paling saya apresiasi dari Rumahweb adalah customer service bagian teknisnya. Mereka mau menjawab semua pertanyaan saya. Bahkan, tidak sekadar menjawab pertanyaan, mereka juga mau memeriksa jeroan web. Misalnya, saya tidak bisa membuat menu rubrik. Sudah googling tapi masih bingung. Akhirnya saya minta bantuan CS teknis untuk login ke akun saya. Dia saya beri username dan password agar bisa mengecek bagian mana yang salah.

Tidak hanya di jam kerja, saya beberapa kali kirim chat tengah malam. Ternyata dibalas juga sampai masalahnya selesai. Salut sama CS-nya. Saya jadi kasihan, jangan-jangan mereka ini jomblo gara-gara melayani pelanggan seperti saya.

website murah

Ini adalah layanan Rumahweb yang nilainya paling tinggi, menurut saya. Di internet ada banyak panduan membuat web. Kita bisa googling. Tapi ada kalanya kita tetap tidak paham dengan panduan-panduan ini. Di sinilah pentingnya CS teknis yang sigap membantu sampai selesai. 

Tidak hanya satu dua kali saya minta bantuan memeriksa jeroan web. Mungkin CS teknis sampai hafal dengan username dan password saya. Tak masalah. Toh tidak ada konten rahasia.

Soal tarif, Rumahweb mungkin bukan yang paling murah. Tapi, buat saya, yang terpenting adalah layanan CS-nya. 

Domain Murah dan Hosting Gratis

Setelah bikin web pertama bersama Rumahweb, saya baru mengerti bahwa kita bisa beli alamat domain saja tanpa perlu bayar hosting WordPress. Kita cukup pakai hosting gratisan di Blogspot milik Google. Jadi, modalnya hanya Rp 200 ribu setahun, untuk membeli alamat domain. 

Saya membeli alamat kedua ini di luar Rumahweb karena saya merasa sudah bisa membuat web sendiri tanpa bantuan. Ternyata, saya baru sadar, Blogspot sulit sekali dioprek tampilannya. Kalau tidak dioprek, tampilannya jadul sekali. Tidak ada fitur macam-macam.  Tiap kali login dan melihat kode html, rasanya ingin kuberkatakasartapinggakjadi.

website murah

Berbeda dengan WordPress. Kalau kita ingin sebuah fitur baru, kita bisa mencari plugin-nya. Ini juga baru saya ketahui dari CS Rumahweb. Plugin itu mirip aplikasi di Play Store hape Android. Di Blogspot tidak ada plugin. Jadi harus paham coding. Ini benar-benar bikin pusing. Bahkan sampai sekarang saya masih belum bisa membuat menu rubrik di Blogspot karena harus mengedit kode-kode. 

Setelah mencoba hosting gratis di Blogspot, saya makin menyadari bahwa layanan CS teknis adalah layanan nomor satu. Bukan tarif hosting murah. Bukan fitur hosting unlimited dan sejenisnya. 

Sekarang banyak layanan hosting yang menawarkan harga murah-murah. Bahkan ada yang memberi gratis satu tahun pertama. Tapi buat pemula yang butuh banyak konsultasi, layanan CS teknis adalah yang utama.

Kekurangan dan Kelebihan Rumahweb

Apakah Rumahweb bebas dari masalah? Tentu saja tidak. Saya pernah mengalaminya. Selama dua minggu, saya sulit login. Kebetulan saya pakai internet Indihome, yang alamat IP-nya berubah-ubah dan entah kenapa secara otomatis masuk black list di server Rumahweb. Kalau mau login, saya harus lapor dulu ke CS teknis agar IP-nya tidak masuk black list. Tapi bagi saya kendala seperti ini lebih merupakan masalah eksternal karena kalau saya pakai jaringan non-Indihome, lancar-lancar saja.

Beberapa bulan lalu para pelanggan Rumahweb juga banyak yang komplain gara-gara servernya kena kebakaran. Tapi lagi-lagi ini masalah eksternal. Buat mereka yang mengelola web bisnis besar, gangguan server ini tentu merugikan. Tapi bagi pemula seperti saya yang cuma bikin web kecil-kecilan, ini bukan masalah besar. 

Selain CS-nya yang sigap, kelebihan lain Rumahweb yang layak dapat bintang 5 adalah mau mengerti sobat misqueen. Ini benar-benar saya alami. Saat harus membayar biaya perpanjangan tahunan, ndilalah saya bokek berat. Saya minta tenggang beberapa bulan. Ternyata Rumahweb bersedia menerimanya. Padahal menurut ketentuan, hosting yang tidak diperpanjang akan otomatis dihapus datanya karena tentu saja akan membebani server. Mungkin karena pengelola Rumahweb pernah tahu rasanya jadi sobat misqueen.

Jadi geli sendiri kalau mengingat ini. Sudah gaptek, belagu, bokek lagi. Untung Rumahweb mau mengerti.

OPINI

Kita Semua Adalah Abu Nawas

Di Indonesia, Abu Nawas dikenal sebagai tokoh fiktif yang naif, cerdik, dan banyak akal. Suka ngerjain Khalifah Harus ar-Rasyid. Padahal sebetulnya Abu Nawas bukan tokoh fiktif. Ia adalah seorang penyair yang hidup sezaman dengan Imam Syafii. Tapi kisah hidupnya sama sekali tidak seperti Abu Nawas yang kita kenal dari cerita-cerita lucu. 

Ia seorang penyair kontroversial. Syair-syairnya banyak memuji khamar, minuman keras. Sampai ia dikenal sebagai “penyair khamar”. Dalam ungkapan zaman sekarang, Abu Nawas adalah seorang hedonis. Ia pernah menghina syariat Islam lewat sebuah syairnya yang terkenal:

Tinggalkanlah masjid buat para ahli ibadah

Kemarilah bersulang dan minum-minum bersama kami

Sebab Tuhan tidak berkata, “Celakalah orang-orang yang mabuk.”

Tapi ia berkata, “Celakalah orang-orang yang shalat”.

Baris terakhir dari syair ini adalah pelesetan dari ayat di Surat al-Ma’un “fawaylun lil mushallin”. Artinya, maka celakalah orang-orang yang shalat.

Tapi secara kurang ajar Abu Nawas memisahkan kalimat ini dari konteksnya. Surat al-Maun di atas tidak seharusnya dipotong sebab ada lanjutannya: “Yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya, yang berbuat riya, serta tidak memberi pertolongan”.

Kita tidak tahu apa yang dimaksud Abu Nawas lewat syairnya ini. Ada yang menafsirkan, Abu Nawas mengkritik para ahli ibadah yang akhlaknya buruk, tak ada bedanya dengan tukang mabuk-mabukan. 

Gara-gara syair ini, Imam Syafii murka kepada Abu Nawas. Sampai ketika Abu Nawas meninggal dunia, Imam Syafii tidak mau menshalati jenazahnya. Tapi ia berubah pikiran ketika membaca kertas yang berisi syair terakhir yang ditulis oleh Abu Nawas.

Tuhanku, aku tahu dosaku sangatlah besar

Tapi aku juga tahu, ampunanmu jauh lebih besar

Jika hanya orang baik saja yang Engkau terima

Lalu kepada siapa para pendosa berserah diri dan memohon pertolongan?

Aku memohon dan tunduk kepadamu sebagaimana perintahmu 

Kalau Engkau menolak tanganku, lalu siapa lagi yang akan mengasihiku

Membaca puisi ini, Imam Syafii seketika menangis tersedu-sedu karena ia sendiri pun merasa masih banyak berdosa kepada Tuhan. Setelah itu Imam Syafii bersedia menshalati jenazah Abu Nawas. 

Momen ini adalah momen kita semua. Bahkan seorang imam seperti Imam Syafii saja menangis membaca puisi Abu Nawas karena ia merasa masih banyak berdosa. Bagaimana lagi dengan kita?

Kita semua adalah Abu Nawas. Orang yang dosanya tak terhingga. Yang tidak pantas dishalati jenazahnya. Tapi kita masih akan dishalati jenazahnya karena semua orang, termasuk para imam shalat, adalah juga orang-orang yang berdosa. 

Dalam versi lain, syair terakhir Abu Nawas adalah puisi yang sering dinyanyikan dengan syahdu di masjid-masjid kampung, termasuk di Lamongan. Kita mengenalnya dengan nama syair I’tiraf. Puisi pengakuan dosa. Ilahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa ala naril jahimi…

اِلٰهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهْلًا

وَلَا اَقْوٰى عَلٰى نَارِ الْجَحِـيْمِ

فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَّاغْـفِرْ ذُنُـوْ بِي

فَاِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ

Tuhanku, sesungguhnya aku tidak pantas masuk surgamu

Tapi aku juga tidak sanggup menanggung nerakamu

Maka berilah aku taubat dan ampunilah dosa-dosaku

Karena sesungguhnya Engkau maha pengampun dosa-dosa besar

Ini adalah puisi kita semua. Puisi orang-orang yang penuh dosa.

SEJARAH

Orang Desa Balun Turi Adalah Kerabat Orang Brondong

Foto: Riska Arum Meiyanti

LamonganPos.com sudah pernah menulis tentang sejarah Desa Brondong. Dari sejarah ini kita tahu ternyata orang Brondong masih keturunan bangsawan kerajaan Blambangan Banyuwangi.  Selengkapnya bisa dibaca di sini

Dan ternyata sejarah Desa Brondong masih terkait dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, yang sekarang banyak dilewati orang karena jembatan Balun ambles. 

Nama “Balun” berasal dari kata “Mbah Alun”. Dia adalah leluhur desa, yang menyebarkan Islam di desa ini pada abad ke-17. Menurut legenda, nama asli Mbah Alun adalah Tawangalun. Dia merupakan raja terakhir Kerajaan Blambangan di Banyuwangi. Ketika kerajaan ini diserang oleh Kerajaan Islam Mataram, Tawangalun dan keluarganya melarikan diri. 

Anak laki-lakinya, Pangeran Lanang Dangiran, melarikan diri ke Laut Jawa dan terdampar di Brondong. Ia kemudian diambil menantu oleh kiai di Pantura, lalu belajar Islam, dan kemudian dikenal sebagai Kiai Brondong.

Sementara itu Tawangalun mengungsikan diri ke sebuah desa kecil di wilayah Kedaton Giri yang berpusat di Gresik. Di sini Tawangalun menyembunyikan identitasnya sebagai bekas Raja Blambangan. Ia belajar Islam dari cucu Sunan Giri kemudian mengajarkan Islam di desa kecil ini sampai meninggal dunia dan dimakamkan di sini. Sampai sekarang makam Mbah Alun ini masih rutin dikunjungi para peziarah.

Sekarang Desa Mbahalun ini lebih dikenal sebagai Desa Pancasila karena di desa ini ada tiga agama yang hidup rukun. Islam tetap menjadi agama mayoritas. Agama Kristen mulai masuk ke desa ini setelah peristiwa Gestapu. Baca juga tulisan Sejarah PKI Lamongan di sini.

Sebelum Gestapu meletus, banyak warga Desa Balun menjadi anggota dan simpatisan PKI. Begitu Gestapu meletus, mereka ditangkap dan dibunuh sampai menyebabkan Balun tidak punya perangkat desa. Situasi desa mencekam, sampai warga memanggil pulang putra Balun yang berdinas TNI di Papua untuk menjadi kepala desa. Pak Batih, tentara ini, kebetulan beragama Kristen. Sejak itulah satu demi satu warga desa memeluk agama Kristen.

Agama Hindu masuk ke desa ini hampir bersamaan dengan agama Kristen setelah Gestapu, dibawa oleh pemuka agama Hindu, Tahardono Sasmito, tahun 1967. Ketiga agama ini bisa hidup berdampingan dengan rukun. Bahkan di desa ini ada masjid, gereja, dan pura yang letaknya berdekatan.

Kita tentu sulit memverifikasi kebenaran sejarah ini. Sejarah Desa Brondong banyak tertulis di buku-buku yang terbit zaman Belanda. Akan tetapi sejarah Mbah Alun di Lamongan ini sama sekali tidak tertulis di buku-buku Belanda. Jika versi sejarah ini benar, berarti warga Balun dan Brondong masih punya hubungan kerabat. Keduanya masih sama-sama keturunan bangsawan. Biasanya keturunan bangsawan itu ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Sekarang kita lihat saja tampang orang Brondong dan Balun ☺

Halo, buat kamu-kamu yang asli Brondong dan Balun, tunjukkan pesonamu!

OPINI

Pertalite dan Bencana Sedang Dalam Perjalanan

Negara kita tidak sedang baik-baik saja. Minyak goreng mahal. Bensin mahal. Apa-apa mahal. Pajak naik. Apa-apa dipajaki. Mau mengurus SIM saja harus ikut BPJS Kesehatan sementara iurannya naik terus. 

“Ini semua salah Jokowi”. Demikian kesimpulan mereka yang tidak bisa move on dari kekalahan pemilu. 

“Ini semua karena faktor eksternal, pandemi dan perang Ukraina.” Demikian kata pendukung Jokowi harga mati. 

Dua-duanya adalah wajah suram Indonesia. Kebencian dan fanatisme politik membuat kita tidak bisa mengurai masalah. Pandemi dan perang Ukraina memang menyebabkan ekonomi dunia kocar-kacir. Semua negara kena dampaknya. Bukan cuma Indonesia. Siapa pun presidennya tak akan bisa menghindarinya. Bensin dan minyak sawit di mana-mana memang mahal. Jelas ini bukan salah Jokowi. 

Tapi jauh sebelum ada pandemi dan perang Ukraina, ekonomi Indonesia tidak pernah meroket seperti yang bolak-balik dikatakan Jokowi di dua kali pemilu. Okelah yang ini masih bisa dipahami. Ekonomi tidak meroket tidak apa-apa asal kesulitan ekonomi ini ditanggung bersama secara adil.

Tapi yang terjadi sekarang: rakyat makin melarat, harta para pejabat dan konglomerat naik berlipat-lipat.

Yang paling menyebalkan dari pemerintah kita hari ini adalah sikap belagunya. Mlete, kata orang Lamongan. Sudah tahu ekonomi hancur-hancuran, masih nekat bikin ibukota baru, kereta cepat, dan proyek-proyek mercusuar lain yang sama sekali tidak ada urgensinya. 

Lebih menyedihkan lagi, proyek ini terkait bagi-bagi konsesi buat para konglomerat. Sudah begitu Perdana Menteri Luhut masih sempat-sempatnya bilang 2,5 periode lewat penundaan pemilu. Culas sekali.

Sial betul nasib kita. Ekonomi suram. Politik lebih suram. Kita secara de jure dipimpin oleh Jokowi. Tapi secara de facto kita semua dicokok hidungnya oleh Luhut. Sampai Ketua Partai “Oh-Posisi Aman Nasional” saja ikut-ikutan mendukung rencana penundaan pemilu demi transaksi politik.  

Melihat Indonesia hari ini adalah membaca kembali puisi WS Rendra setengah abad lalu, yang masih sangat relevan:

Menghisap sebatang lisong

melihat Indonesia Raya

mendengar 130 juta rakyat

dan di langit

dua tiga cukong mengangkang

berak di atas kepala mereka

Kita tidak membutuhkan penundaan pemilu. Yang kita butuhkan adalah pemilu yang bermutu untuk memilih pemimpin yang berani mengembalikan prioritas. Kita tidak butuh presiden yang tampilannya merakyat, yang harga kemejanya seratus ribu, atau yang doktor lulusan Amerika, yang pintar pidato bahasa Inggris, cucu pahlawan, atau yang cucu presiden dan anak presiden. 

Persetan dengan semua itu. Kita butuh pemimpin baru yang berani menyetop pemborosan uang negara di proyek-proyek mercusuar. Itu saja dulu. Yang lain-lain belakangan.

OPINI

Doa yang Lengkap

Kita punya kecenderungan duniawi yang dominan. Ketika berdoa, misalnya, kita cenderung berdoa yang materialistis. Minta rezeki yang banyak. Minta usahanya lancar. Minta diterima di universitas negeri. Minta lulus S2. Minta dapat pasangan yang begini dan begitu. Bahkan secara eksplisit kita menyebut nama seseorang yang kita sukai. 

Padahal bisa jadi, orang yang kita sukai itu bukanlah pasangan yang baik buat kita. Bisa jadi juga kita lebih membutuhkan kebaikan-kebaikan lain. Misalnya, kesabaran, keikhlasan, sikap sukur, dan kerendahan hati. Tapi kebaikan-kebaikan ini luput dari doa yang kita panjatkan karena kecenderungan kita yang duniawi.

Nabi Muhammad, yang kepadanya Tuhan dan para malaikat pun bershalawat, mengajarkan kepada kita cara berdoa yang lengkap. Tidak hanya meminta hal-hal yang material. Tapi, lebih dari itu, meminta hal-hal yang spiritual dan esensial. 

Doa ini tercatat di dalam kitab Sahih Muslim. 

Allahumma ashlih li dinilladzi huwa ‘ishmatu amri, 

wa ashlih li dunyayallati fiha ma’asyi, 

wa ashlih li akhiratillati ilaiha ma’adi, 

waj’alil hayata ziyadatan li fi kulli khairin, 

waj’alil mauta rahatan li min kullisyarrin.

Ya Allah perbaikilah agamaku, perisai segala urusanku.

Ya Allah perbaikilah duniaku, tempat penghidupanku.

Ya Allah perbaikilah akhiratku, tempat berpulangku.

Jadikan hidupku sebagai penambah kebaikan

Dan jadikan matiku sebagai pemberhentian dari semua keburukan.

Doa yang indah sekali.

Sayang sekali, kita hanya berdoa. Hanya meminta. Tapi tidak sungguh-sungguh menghayati doa ini. Apalagi mengusahakannya.