Refresh Swimming Pool vs Kolam Renang Penanjan

Di Pantura ada dua kolam renang besar yang punya banyak pengunjung, yaitu Kolam Renang Penanjan di Paciran dan Refresh Swimming Pool di selatan Pasar Blimbing. Dalam hal bangunan, Refresh lebih luas, lebih indah, dan lebih modern daripada Penanjan. Refresh memang didesain sebagai tempat wisata.
Tapi dalam hal pengunjung, Penanjan masih jauh lebih meriah. Saking ramainya, pada hari libur kolam renang ini penuh sesak, sampai kadang tidak nyaman berenang di sini. Kelihatannya ini disebabkan oleh banyak faktor:

Tiket Refresh lebih mahal
Di Penanjan karcis masuknya murah meriah, cuma Rp 5.000. Tak peduli hari libur atau bukan. Sementara di Refresh tiket masuknya tergantung hari. Senin sampai Kamis tiketnya Rp 8.000. Tapi Jumat sampai Ahad Rp 10.000. Masih dua kali lipat karcis Penanjan.
Dulu saat awal Refresh buka tiketnya bahkan Rp 15.000, lalu sempat turun jadi 12.000. Tapi karena memang kolam renangnya bagus, tiket sebesar Rp 10.000 sebetulnya tidak terhitung mahal.

- Air di Refresh agak bau kaporit
Walaupun letak kolam Penanjan di dekat laut, kualitas airnya bagus, tidak payau. Juga tidak bau kaporit. Ini agak berbeda dengan air di Refresh yang bening tapi masih tercium bau kaporit. Jika berenang agak lama, mata bisa sampai merah. Ini tidak menyenangkan buat anak-anak yang matanya sensitif.

- Kolam Penanjan lebih hangat
Banyak anak-anak yang mengeluh, air kolam di Refresh lebih dingin. Sebetulnya yang membuat kolam Refresh lebih dingin bukan airnya tapi udaranya. Refresh berada dekat dengan hutan dan sawah sehingga anginnya cenderung kering dan lebih dingin. Berbeda dari Penanjan yang dekat laut sehingga angin yang bertiup membawa uap air laut yang hangat dan lembab.
Selain itu Refresh juga luas sekali. Di dalam kolam juga tidak banyak pepohonan tinggi yang menahan tiupan angin sehingga angin cenderung bertiup lebih kencang. Ini berbeda dengan kolam Penanjan yang tidak begitu luas, dan banyak pepohonan yang menahan tiupan angin.
Ada pendapat lain?
Jika ada, silakan tinggalkan komentar di bawah. Agar menjadi masukan bagi pengelolanya.
WBL DAN MAZOLA MINI DI WADUK GONDANG
Berwisata di Kabupaten Lamongan, tidak melulu berkutat di Lamongan bagian utara saja (Kecamatan Paciran dan sekitarnya), meskipun Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Mazola sebagai ikon wisata kabupaten ada di sana. Sekali-kali, cobalah sedikit menengok ke Lamongan bagian barat, lebih spesifik lagi di Kecamatan Sugio. Di sana ada tempat wisata yang cukup tua, yakni wisata Waduk Gondang.
Di Jawa Timur, gondang ialah sebutan untuk hewan air sejenis siput yang biasa hidup di kali. Namun, nama waduk yang dibangun tahun 1972 ini tidak ada hubungannya dengan hewan berlendir dan bercangkang itu. Nama gondang diambil dari nama desa letak waduk ini, yakni di desa Gondang Lor.
Belum juga memasuki pagar gerbang Waduk Gondang, kita sudah dibuat sejuk oleh pepohonan tinggi besar di sekitar jalan. Tidak hanya di luar, di dalam tempat wisata, berbagai pohon memenuhi setiap area. Dari itu, di tempat ini Anda mungkin tidak merasa terlalu panas meskipun siang hari.
Tempat wisata seluas 6,6 hektar ini memperbolehkan Anda membawa masuk kendaraan. Tapi sebelumnya, Anda harus membayar karcis dulu seharga Rp 3.000 per orang. Di dalam, jalan paving dan beraspal sudah menanti. Anda bisa mulai menyusuri dari belokan mana saja dan parkir di mana saja, asal tidak melanggar ketertiban dan mengganggu pengunjung lain.
Saran saya, ada baiknya Anda langsung mengarah ke waduk. Waduk ini berada di sebelah selatan. Sebagian besar arena wisata lainnya juga berada di sekitar sana. Namun jangan sekali-kali mencoba berenang di waduk ini. Meski tepiannya dangkal, di sebagian titik memiliki kedalaman hingga 29 meter. Sangat dalam bahkan untuk menenggelamkan sembilan kali tinggi Sultan Kosen, manusia tertinggi di dunia itu.
Di sini, ada beberapa perahu motor yang bisa disewa untuk mengelilingi waduk. Ongkosnya sekitar Rp 60.000 sekali antar. Satu perahu motor bisa memuat belasan orang. Mirip seperti wahana perahu tradisional di WBL yang digunakan untuk mengelilingi pantai.
Namun, jika Anda hanya sendiri atau berdua, sepeda air bisa menjadi opsi yang lebih baik. Harga sewanya juga lebih murah, hanya sekitar Rp 5.000 saja. Nama yang sama juga dipakai di WBL, hanya saja di WBL sepeda air benar-benar berupa sepeda dengan ban pelampung, sedangkan di Waduk Gondang, sepeda air berbentuk menyerupai bebek.
Sayangnya, di Waduk Gondang, kedua kendaraan air tersebut tidak memberikan baju pelampung atau alat keselamatan lainnya untuk berjaga-jaga jika terjadi kecelakaan. Jadi, jika Anda tidak bisa berenang, ada baiknya Anda tidak terlalu ke tengah waduk saat mengendarai sepeda air. Juga saat naik perahu motor, Anda bisa bilang kepada pengemudinya untuk lewat tepi saja.
Selain menyuguhkan keindahan waduk, di tempat wisata ini juga memiliki kebun binatang mini. Karena mini, tentu koleksi binatangnya tidak sebanyak koleksi binatang di Mazola, jumlahnya hanya belasan jenis. Meski sedikit, jenis hewan di kebun binatang mini Waduk Gondang tergolong hewan yang jarang kita temui di tempat umum, sebut saja buaya air tawar, burung elang, burung merak, rusa, ular sanca bodo, owa-owa, landak, dan orang utan.
Jika Anda lelah, beberapa tempat duduk beratap disediakan untuk tempat Anda beristirahat sambil memandangi waduk. Di area tengah juga terdapat aula terbuka besar, cocok untuk kumpul bersama banyak teman.
Anda lapar dan haus pun tak jadi masalah. Karena banyak penjual makanan dan minuman di wisata Waduk Gondang. Selain semua itu, lapangan sepak bola, lapangan bakset kecil, dan beberapa permainan khusus anak-anak melengkapi fasilitas tempat wisata ini.
Sebenarnya bukan cuma waduknya, tumpahan air waduk yang dialirkan ke kali juga cukup menarik. Untuk sampai ke sana, Anda harus beranjak sedikit jauh dari area beristirahat. Letaknya di sebelah tenggara tugu peresmian waduk ini. Jika Anda beruntung, Anda bisa juga menemui beberapa anak mandi sambil beratraksi di sana.
Waduk yang sebenarnya berfungsi sebagai irigasi tersebut, selain dijadikan sebagai tempat wisata, juga dijadikan sebagai bumi perkemahan. Wah, bukan hanya sebagai tempat hiburan ternyata, wisata ini pun memiliki nilai plus edukatif.
Setelah pulang dari Waduk Gondang, Anda bisa berwisata religi ke makam Mbok Rondo Gondang yang bernama asli Dewi Sekardadu, ibu kandung Sunan Giri.
Bagaimana? Sudah berpikir untuk memasukan Waduk Gondang ke daftar wisata Anda nanti?
Rute menuju Waduk Gondang:
Dari pertigaan Unisda Sukodadi, ke arah selatan sekitar 8 km sampai ujung pertigaan. Dari pertigaan tersebut, ke arah barat sekitar 10 km. Di sepanjang jalan ini, ada perbatasan antara kecamatan Sukodadi dan Kecamatan Sugio. Nanti ada papan petunjuk arah yang mengarahkan ke Waduk Gondang (belok ke selatan). Dari papan petunjuk tersebut sekitar 3 km hingga ujung pertigaan lagi. Lalu belok barat sekitar 1 km.
Akses dari pertigaan Unisda Sukodadi ke Waduk Gondang hanya bisa mengunakan kendaraan pribadi, karena jalur ini tidak dilalui oleh kendaraan umum.
PESAWAT DI TENGAH ALUN-ALUN LAMONGAN
Jika Anda sedang berada di Kota Lamongan, sempatkan diri untuk mengunjungi alun-alun. Terletak di Jalan Lamongrejo, Jetis, sekitar 300 meter sebelah selatan pertigaan Dapur Lamongan, alun-alun ini merupakan sebuah public space yang disediakan untuk masyarakat umum. Jadi tidak hanya untuk masyarakat Lamongan, dari mana pun Anda berasal bisa mampir ke sana.
Karena alun-alun dengan luas sekitar 4.900 meter persegi ini dibuka untuk ruang umum, banyak fasilitas disediakan bagi pengunjung. Jika Anda sedang berada di sana, mungkin yang paling menarik perhatian Anda adalah keberadaan sebuah pesawat terbang di dalam alun-alun ini.
Lamongan tidak memiliki lapangan udara layaknya kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang. Untuk itu, terlihat aneh memang jika kita bisa menemukan pesawat di bumi Lamongan, di sebuah alun-alun pula. Di badan samping pesawat berwarna abu-abu ini bertuliskan “TNI ANGKATAN LAUT” beserta logonya yang seakan memberi kita informasi pemilik pesawat tesebut. Dari sini timbul sebuah pertanyaan, bagaimana pesawat milik TNI AL ini bisa “nyasar” ke alun-alun Lamongan?
Pesawat terbang yang berjenis Nomad dengan nomor lambung P. 086 N 2255 ini dulunya digunakan untuk patroli udara dan tergabung dalam Sukadron Udara 800 dan bermarkas di Lanudal Juanda Surabaya. Saya katakan “dulunya”, karena sekarang pesawat terbang ini sudah dalam keadaan grounded alias sudah tidak dapat terbang lagi. Jadi jangan heran jika pesawat Nomad di alun-alun ini disangga dengan tiga tiang setinggi 2 meter. Karena di Kota Soto, pesawat Nomad ini diberdirikan sebagai monumen.
Jika dilihat dari bentuknya, pesawat Nomad berbeda dengan pesawat yang biasa digunakan untuk penerbangan komersial. Karena pesawat ini dibuat untuk keperluan tentara, bentuknya lebih kecil, memiliki panjang 12,5 meter, dengan lebar 16,46 meter, dan berat 2.627 kilogram. Lebih kecil daripada pesawat untuk penerbangan komersial yang beratnya bisa berpuluh kali lipat.
Selain dari ukuran dan berat, bentuk pesawat Nomad juga berbeda dengan pesawat untuk penerbangan komersial. Jika pesawat untuk penerbangan komersial yang biasa kita lihat berbentuk besar panjang, dengan puluhan tempat duduk di dalamnya, dan sayap yang menempel di bagian tengah badan pesawat, pesawat Nomad buatan Australia tahun 1974 ini berbentuk ramping, hanya ada dua tempat duduk di depan, dan kedua sayapnya menempel di bagian atas pesawat. Pesawat Nomad memiliki dua baling-baling yang berada di setiap sayapnya. Bagian depanya juga lebih lancip daripada bagian depan pesawat untuk penerbangan komersial.
Meski sudah dalam keadaan grounded, fisik monumen pesawat ini masih terlihat bagus. Dan meski sudah berada di alun-alun sejak tahun 2009, monumen pesawat ini juga terawat dengan baik, terlihat dari bagian-bagian eksteriornya yang masih utuh.
Jika Anda pernah melihat monumen pesawat lainnya di Kabupaten Jombang, tepatnya di Jalan Raya Jombang – Surabaya, di pertigaan terminal, atau juga monumen pesawat di depan museum Kabupaten Probolinggo, Anda akan mendapati banyak kesamaan pada dua monumen pesawat tersebut dengan monumen pesawat di alun-alun Lamongan. Karena semua monumen pesawat ini berjenis sama dan sama-sama berasal dari pemberian TNI Angkatan Laut.
Selain monumen pesawat, di alun-alun Lamongan juga menyediakan fasilitas umum lain seperti Islamic Garden. Tempat ini berada di sebelah selatan dan menempati sekitar seperempat dari luas alun-alun. Dengan berbagai macam tanaman dan pepohonan yang membuat rindang, kita bisa duduk-duduk besantai di sana sambil menikmati pemandangan.
Di dalam area ini juga ada fasilitas lain, yakni jogging track. Sesuai namanya, fasilitas ini berupa lintasan jalan berkeliling islamic garden yang sangat cocok digunakan untuk ber-joging ria sambil melihat sangkar burung dengan berbagai koleksi burung warna-warni. Oh iya, di alun-alun Lamongan juga memiliki koneksi wifi. Buat Anda yang suka browsering di internet bisa membawa laptop atau gadget Anda ke tempat ini.
Anda yang membawa anak kecil, tampaknya harus betah berlama-lama menemani anak Anda. Karena selain fasilitas yang sudah saya sebutkan tadi, alun-alun ini juga memiliki cukup banyak arena bermain. Benar-benar tempat rekreasi gratis dengan banyak fasilitas, bukan?
Meski Anda bisa datang ke alun-alun ini setiap saat, tapi ada baiknya Anda datang di jam-jam sore sampai malam. Karena di jam-jam ini biasanya pengunjung cukup ramai, apalagi di akhir pekan.