Pohon Harry Potter ada di Lamongan





Wisata Kapur Gunung Suru Lembor
Penulis: Auliyau Rohman
Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan tak pernah kehabisan tempat wisata. Setelah sebelumnya Pantai Kutang di Desa Labuhan dan Pohon Trinil di Dusun Wide, Desa Sendangharjo, satu lagi wisata baru muncul, yakni Gunung Suru Lembor di Desa Lembor.
Sebelum menjadi tempat wisata, Gunung Suru Lembor merupakan pegunungan kapur biasa. Sebagaimana umumnya pegunungan kapur yang ada di bagian utara Lamongan. Namun masyarakat sekitar mempunyai ide untuk mengubah pegunungan kapur tersebut menjadi lebih bermanfaat.
Afiq (23) warga Desa Lembor sekaligus tim perintis desa wisata atau dalam umumnya sering disebut Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ikut berperan dalam pembangunan Gunung Suru Lembor.
“Idenya muncul awal mulanya ketika pegunungan kapur ini tidak bisa digunakan untuk menanam padi karena tekstur tanahnya yang kurang mendukung. Kalau ditanami jagung ketika jagungnya sudah berbuah malah dimakan oleh monyet-monyet yang berada di pegunungan kapur ini,” kata Afiq.
Dari situlah, ia mengajak masyarakat desa bermusyawarah lalu membahas untuk dibentuknya pegunungan itu menjadi wisata kekinian. Apalagi kondisi alamnya sudah mendukung.
Diberi nama Suru Lembor sebab pegunungan kapur tersebut sering ditumbuhi tanaman suru (semacam kaktus yang berbentuk seperti centong nasi). Masyarakat sekitar menyebutnya tanaman entong-entongan. Sementara nama Lembor diambil dari nama desa tersebut.
“Gunung Suru Lembor sendiri jika dilihat dari maps, kurang lebih memiliki tinggi sekitar 200 mdpl (meter dari permukaan laut),” imbuhnya.
Pembiayaan untuk menjadikan Gunung Suru Lembor hampir seluruhnya dari desa. Rencananya, waduk Desa Lembor yang juga berada di tempat itu akan dijadikan tempat wisata. Luas waduknya sekitar 6 hektare. Rencananya, akan ada wahana sepeda air, bebek air, dan tempat pemancingan.
Pada Rabu (25/7/2018), Bupati Lamongan H. Fadeli, SH. MM resmi membuka wisata Gunung Suru Lembor di Desa Lembor, Kecamatan Brondong, Lamongan. Pembukaan tersebut dilakukan dengan pemotongan pita.
Gunung Suru Lembor memiliki spot-spot foto antara lain pintu langit, dream star, dan studio alam. Selain itu Gunung Suru Lembor bisa dijadikan sebagai tempat perkemahan, out bound dan bahkan panjat tebing.
Bagi kalian yang ingin menggunakan mobil bersama keluarga menuju lokasi tak perlu khawatir. Akses jalan menuju Gunung Suru Lembor bisa ditempuh dengan mobil.
Untuk mengikuti kegiatan atau ingin tahu lebih tentang Gunung Suru Lembor bisa diakses melalui Instagram @lemborbeautiful atau jika ingin langsung berkunjung ke lokasi bisa mengetik di google maps Gunung Suru Lembor.
Wisata Luka Bumi di Bluri Lamongan
Penulis: Auliyau Rohman, mahasiswa Unisda Lamongan
Satu lagi tempat wisata baru di Lamongan yang mulai terkenal di awal tahun 2017 ini. Lokasinya di Desa Bluri, Kecamatan Solokuro, tepatnya di bukit bekas galian tambang batu kapur. Warga sekitar menyebutnya Puri.
Bekas lubang tambang yang luasnya kira-kira selapangan sepakbola ini sekarang menjelma menjadi sebuah danau dengan pemandangan yang menawan. Cocok buat latar belakang foto selfie untuk dipasang di Instagram atau Facebook. Air danau yang bening kehijauan dikelilingi oleh dinding-dinding bukit kapur yang menjulang tegak lurus dengan tinggi belasan meter. Menurut warga sekitar, air danau ini berasal dari mata air yang muncul dari dasar bekas galian tambang.
Bukit kapur Bluri ini hanya salah satu dari sekian banyak lokasi tambang kapur di wilayah Lamongan bagian utara. Tapi dibanding bekas-bekas tambang lainnya, danau Bluri ini memang yang paling indah pemandangannya.
Kalau ingin melihat bekas tambang lain, dari Bluri kita bisa mampir ke bekas tambang di Paciran. Lokasinya berada di belakang Kantor Pemadam Kebakaran, sebelah barat Wisata Bahari Lamongan. Kalau masih ada waktu, kita bisa mampir juga ke bekas tambang kapur di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong.
Sepanjang pesisir Lamongan wilayahnya banyak yang berupa bukit-bukit kapur. Bukit ini ditambang untuk diambil batuannya. Hasil utamanya adalah bata putih (yang oleh warga setempat disebut saren). Cara menambangnya cukup dengan digergaji mesin menjadi balok-balok batako. Sisa remah-remahnya menjadi batu makadam yang biasanya digunakan untuk mengurug jalanan tanah liat agar tidak becek. Bisa juga digunakan untuk kapur pertanian.
Oh ya, buat kalian yang belum tahu Desa Bluri, desa ini bisa dijangkau dari Sukodadi maupun dari Jalan Deandels. Buat pengunjung yang berasal dari arah Babat dan Lamongan Kota, Desa Bluri bisa dijangkau dari Jalan Raya Sukodadi-Drajat, lewat Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro. Adapun buat pengunjung yang melewati Jalan Deandels, desa ini bisa dijangkau lewat Desa Tlogosadang atau Banjarwati, Kecamatan Paciran.
WBL DAN MAZOLA MINI DI WADUK GONDANG
Berwisata di Kabupaten Lamongan, tidak melulu berkutat di Lamongan bagian utara saja (Kecamatan Paciran dan sekitarnya), meskipun Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Mazola sebagai ikon wisata kabupaten ada di sana. Sekali-kali, cobalah sedikit menengok ke Lamongan bagian barat, lebih spesifik lagi di Kecamatan Sugio. Di sana ada tempat wisata yang cukup tua, yakni wisata Waduk Gondang.
Di Jawa Timur, gondang ialah sebutan untuk hewan air sejenis siput yang biasa hidup di kali. Namun, nama waduk yang dibangun tahun 1972 ini tidak ada hubungannya dengan hewan berlendir dan bercangkang itu. Nama gondang diambil dari nama desa letak waduk ini, yakni di desa Gondang Lor.
Belum juga memasuki pagar gerbang Waduk Gondang, kita sudah dibuat sejuk oleh pepohonan tinggi besar di sekitar jalan. Tidak hanya di luar, di dalam tempat wisata, berbagai pohon memenuhi setiap area. Dari itu, di tempat ini Anda mungkin tidak merasa terlalu panas meskipun siang hari.
Tempat wisata seluas 6,6 hektar ini memperbolehkan Anda membawa masuk kendaraan. Tapi sebelumnya, Anda harus membayar karcis dulu seharga Rp 3.000 per orang. Di dalam, jalan paving dan beraspal sudah menanti. Anda bisa mulai menyusuri dari belokan mana saja dan parkir di mana saja, asal tidak melanggar ketertiban dan mengganggu pengunjung lain.
Saran saya, ada baiknya Anda langsung mengarah ke waduk. Waduk ini berada di sebelah selatan. Sebagian besar arena wisata lainnya juga berada di sekitar sana. Namun jangan sekali-kali mencoba berenang di waduk ini. Meski tepiannya dangkal, di sebagian titik memiliki kedalaman hingga 29 meter. Sangat dalam bahkan untuk menenggelamkan sembilan kali tinggi Sultan Kosen, manusia tertinggi di dunia itu.
Di sini, ada beberapa perahu motor yang bisa disewa untuk mengelilingi waduk. Ongkosnya sekitar Rp 60.000 sekali antar. Satu perahu motor bisa memuat belasan orang. Mirip seperti wahana perahu tradisional di WBL yang digunakan untuk mengelilingi pantai.
Namun, jika Anda hanya sendiri atau berdua, sepeda air bisa menjadi opsi yang lebih baik. Harga sewanya juga lebih murah, hanya sekitar Rp 5.000 saja. Nama yang sama juga dipakai di WBL, hanya saja di WBL sepeda air benar-benar berupa sepeda dengan ban pelampung, sedangkan di Waduk Gondang, sepeda air berbentuk menyerupai bebek.
Sayangnya, di Waduk Gondang, kedua kendaraan air tersebut tidak memberikan baju pelampung atau alat keselamatan lainnya untuk berjaga-jaga jika terjadi kecelakaan. Jadi, jika Anda tidak bisa berenang, ada baiknya Anda tidak terlalu ke tengah waduk saat mengendarai sepeda air. Juga saat naik perahu motor, Anda bisa bilang kepada pengemudinya untuk lewat tepi saja.
Selain menyuguhkan keindahan waduk, di tempat wisata ini juga memiliki kebun binatang mini. Karena mini, tentu koleksi binatangnya tidak sebanyak koleksi binatang di Mazola, jumlahnya hanya belasan jenis. Meski sedikit, jenis hewan di kebun binatang mini Waduk Gondang tergolong hewan yang jarang kita temui di tempat umum, sebut saja buaya air tawar, burung elang, burung merak, rusa, ular sanca bodo, owa-owa, landak, dan orang utan.
Jika Anda lelah, beberapa tempat duduk beratap disediakan untuk tempat Anda beristirahat sambil memandangi waduk. Di area tengah juga terdapat aula terbuka besar, cocok untuk kumpul bersama banyak teman.
Anda lapar dan haus pun tak jadi masalah. Karena banyak penjual makanan dan minuman di wisata Waduk Gondang. Selain semua itu, lapangan sepak bola, lapangan bakset kecil, dan beberapa permainan khusus anak-anak melengkapi fasilitas tempat wisata ini.
Sebenarnya bukan cuma waduknya, tumpahan air waduk yang dialirkan ke kali juga cukup menarik. Untuk sampai ke sana, Anda harus beranjak sedikit jauh dari area beristirahat. Letaknya di sebelah tenggara tugu peresmian waduk ini. Jika Anda beruntung, Anda bisa juga menemui beberapa anak mandi sambil beratraksi di sana.
Waduk yang sebenarnya berfungsi sebagai irigasi tersebut, selain dijadikan sebagai tempat wisata, juga dijadikan sebagai bumi perkemahan. Wah, bukan hanya sebagai tempat hiburan ternyata, wisata ini pun memiliki nilai plus edukatif.
Setelah pulang dari Waduk Gondang, Anda bisa berwisata religi ke makam Mbok Rondo Gondang yang bernama asli Dewi Sekardadu, ibu kandung Sunan Giri.
Bagaimana? Sudah berpikir untuk memasukan Waduk Gondang ke daftar wisata Anda nanti?
Rute menuju Waduk Gondang:
Dari pertigaan Unisda Sukodadi, ke arah selatan sekitar 8 km sampai ujung pertigaan. Dari pertigaan tersebut, ke arah barat sekitar 10 km. Di sepanjang jalan ini, ada perbatasan antara kecamatan Sukodadi dan Kecamatan Sugio. Nanti ada papan petunjuk arah yang mengarahkan ke Waduk Gondang (belok ke selatan). Dari papan petunjuk tersebut sekitar 3 km hingga ujung pertigaan lagi. Lalu belok barat sekitar 1 km.
Akses dari pertigaan Unisda Sukodadi ke Waduk Gondang hanya bisa mengunakan kendaraan pribadi, karena jalur ini tidak dilalui oleh kendaraan umum.
TAMAN TELAGA, SUMBER OKSIGEN DI TENGAH KOTA
Terletak tidak jauh dari pesisir pantai utara pulau jawa, membuat kota ini memiliki cuaca yang cukup panas. Meski begitu, bukan berarti tidak ada lagi tempat yang “adem ayem” untuk disinggahi. Salah satu tempat yang masih menunjukkan dua kata sifat tersebut adalah taman telaga Bandung.
Kita tidak sedang membicarakan telaga yang ada di Kota Kembang Bandung. Karena selain Kota Bandung tidak dekat dengan daerah pantura, kota ini juga tidak panas. Bahkan sebaliknya, ibu kota Jawa Barat ini terkenal memiliki udara yang sangat sejuk.Taman telaga Bandung yang saya maksud adalah taman telaga yang terletak di Jalan Andanwangi RT 01 RW 04, Desa Bandung, salah satu desa di Kota Lamongan.
Keberadaan taman telaga Bandung menjadi sumber oksigen baru di tengah pengapnya Kota Soto ini. Jika membahas sisi telaganya saja, memang tidak ada yang spesial. Hanya dua buah telaga yang tidak terlalu luas, ditumbuhi tumbuhan air, dan dipisahkan oleh sebuah bendungan kecil. Namun, jika kita melihat area sekelilingnya, taman telaga Bandung akan terasa nyaman dan indah dengan adanya bangunan dan tumbuh-tumbuhan yang sengaja didirikan dan ditanam.
Dulu, orang datang ke telaga Bandung hanya untuk mengambil air sebagai kebutuhan sehari-hari saja, atau paling meriah saat desa mengadakan lomba memancing. Sekarang, setelah tahun 2009, telaga Bandung mulai ramai didatangi setelah dibangun pemerintah daerah dan dijadikan sebagai taman terbuka hijau. Tujuannya jelas, untuk menghijaukan Kota Lamongan dan sebagai tempat berekreasi yang murah.
Taman telaga Bandung memang benar-benar taman wisata murah. Anda hanya perlu membayar parkir kendaraan Rp 2.000 saja. Untuk masuk ke dalam taman, tidak perlu membayar alias gratis.
Di taman yang memiliki luas sekitar 900 meter persegi ini, Anda bisa jalan-jalan mengelilingi telaga Bandung dengan menyusuri jalan setapak yang ada. Di kanan kiri jalan juga disediakan setidaknya 17 tempat duduk dan 10 gazebo. Anda bisa duduk santai di sana sambil melihat ke arah telaga. Taman ini benar-benar nyaman, cocok untuk kumpul bersama keluarga atau teman.
Karena memang dibangun untuk “menghijaukan” Lamongan, taman telaga Bandung dibuat indah dan sejuk oleh banyak pohon randu, pohon palem, pohon beringin, dan pohon-pohon lainnya.
Meski tidak begitu luas, taman ini juga menyisipkan fasilitas lain seperti jalan batu untuk pijat kaki refleksi dan arena bermain. Sayangnya, jika Anda ingin buang air, toilet di taman ini tidak bisa digunakan. Jadi, mau tidak mau Anda harus keluar untuk mencari toilet umum.
Fasilitas di taman telaga Bandung memang tidak sebanyak fasilitas di alun-alun Lamongan. Selain itu letak taman ini juga lebih sulit dicari, dan hanya bisa dikunjungi di pukul 07.00-17.30 saja setiap harinya. Berbeda dengan alun-alun yang bisa Anda datangi 24 jam.
Tapi di balik keunggulannya, alun-alun Lamongan tidak memiliki pemandangan telaga yang meski biasa, namun akan tampak indah jika dipadukan dengan tanaman-tanaman hias, buah, dan bunga yang mengelilinginya.
Oh iya, ada larangan memburu hewan di taman telaga Bandung, termasuk ikan di telaga sebelah timur. Namun, Jika Anda gemar sekali memancing, Anda bisa membawa perlengkapan pancing Anda ke telaga sebelah barat. Ikan di telaga ini bebas dipancing karena belum termasuk area taman.
Jika Anda merasa lelah dalam perjalanan di sekitar Kota Lamongan, atau Anda yang butuh refreshing setelah seharian berkerja, taman telaga Bandung juga cocok dijadikan sebagai tempat beristirahat.
Saat ini, pemerintah daerah telah merencanakan untuk memperluas wilayah taman ini, menambah area bermain, dan memberi wahana perahu motor di telaga tempat memancing tadi. Kapan dan bagaimana rupanya nanti? Mungkin tidak akan jadi seperti Wisata Bahari Lamongan (WBL), namun penambahan fasilitas ini tetap layak untuk kita nantikan.
Taman telaga Bandung
Jalan Andanwangi RT 01 TW 04, sebelah selatan Masjid Al- Azhar Lamongan
Desa Bandung, Kabupaten Lamongan.