Jenis-Jenis Ular Berbisa dan Pertolongan Pertama Jika Digigit
Kemarin ada berita menyedihkan dari Kalitengah. Seorang warga meninggal dunia karena digigit ular. Ia meninggal karena Puskesmas setempat tak punya serum anti-bisa-ular dan ia telat dibawa ke rumah sakit.
Yang punya serum penangkal memang biasanya rumah sakit besar seperti RS Muhammadiyah Lamongan dan RSUD Soegiri. Korban sebaiknya memang segera mendapat penangkalnya kurang dari empat jam setelah gigitan.
Buat orang Lamongan, pengetahuan dasar tentang ular termasuk ilmu penting. Sebab di tempat tinggal kita banyak ular berbisa berkeliaran. Apalagi di musim hujan seperti sekarang.
- Ular kobra paling sering dijumpai
Dari sekian banyak ular berbisa, ular kobra (Naja Sputatrix) mungkin adalah yang paling sering kita jumpai. Tidak hanya di semak atau sawah tapi juga di rumah. Ular ini tergolong agresif. Saat hendak menyerang, ia berdiri dan mengembangkan lehernya, kadang sambil mendesis.

- Bisa ular tidak ditentukan ukurannya
Size doesn’t matter. Ular yang besar tidak otomatis berbahaya. Contohnya adalah ular piton. Ular ini sangat besar, diameternya sebesar lengan atau bahkan paha orang dewasa. Melihatnya saja bikin kita bergidik ngeri. Padahal ular ini tidak berbisa.

Sebaliknya, ada ular kecil yang diremehkan tapi ia sangat berbisa. Level bisanya seperti ular kobra. Ular ini punya ciri warna lehernya beda dari badannya. Biasanya lehernya berwarna merah.

Namanya ular picung atau ular pudak (Rhabdophis subminiatus). Ukurannya hanya sekitar 30 cm. Diameternya hanya sebesar jempol tangan orang dewasa. Suka berjemur di pagi hari. Walaupun kecil, bisanya mematikan.
- Ada yang berbisa tapi jarang ditemui
Di bawah kobra dan picung, ada kelompok ular yang juga berbisa tapi jarang ditemui, misalnya ular welang (Bungarus candidus), ular weling (Bungarus fasciatus), dan ular bandotan tanah (Agkistrodon rhodostoma).



- Ada yang berbisa tapi tidak mematikan
Contoh ular hijau atau ular pucuk daun (Ahaetulla prasina), ular cincin mas (Boiga dendrophila), dan ular kadut (Homalopsis buccata). Ular hijau kulitnya berwarna hijau terang, gerakannya gesit. Ular cincin mas berwarna selang-seling hitam-kuning-hitam-kuning.
Ular kadut berwarna cokelat, mirip kadut (karung goni), biasa keluar di malam hari untuk berburu ikan di air. Ketiga ular ini memang berbisa tapi tidak sampai mematikan. Biasanya hanya menyebabkan demam yang bisa sembuh sendiri.



- Sebagian besar ular tidak berbisa
Sebetulnya jenis ular berbisa hanya sekitar 5% dari 300-an jenis ular yang ada. Sebagian besar tidak berbisa. Masalahnya adalah kita tidak tahu, mana yang berbisa dan mana yang tidak.
Karena kita bukan Panji-manusia-ular, paling aman anggap saja semua ular berbisa agar kita lebih berhati-hati. Pakai selop dan celana panjang kalau pergi ke semak-semak. Bersihkan rumah. Nyalakan lampu saat malam. Pangkas cabang pohon yang menempel rumah. Tutup lubang-lubang dengan kawat kasa.
- Pertolongan pertama saat digigit ular
- Pasang perban elastis di organ dekat gigitan. Misalnya, jika tangan yang tergigit, pasang perban elastis di lengan bawah.
- Rendam bagian yang tergigit di dalam air hangat yang agak panas. Jika yang tergigit adalah lengan, kompres lengan dengan air hangat.
- Segera bawa ke rumah sakit terdekat. Jika tidak segera ditangani, bawa ke RS besar.
- Jika ular yang menggigit itu berbisa, usahakan organ yang tergigit berada di bawah jantung supaya racun tidak cepat menyebar.
- Ingat-ingat ciri ularnya. Di rumah sakit, korban akan ditanya ciri ular yang menggigit. Ini penting buat dokter untuk memilih penangkalnya. Karena itu, walaupun panik, sebisa mungkin ingat-ingat ciri ular yang menggigit. Jika perlu, buka hape dan lihat gambar-gambar ular supaya bisa ingat.
Jual Cabe Murah di Lamongan… Tapi Boong
Hari ini harga cabe lebih mahal daripada harga daging sapi. Orang kota yang tidak mengerti daun cabe puret mungkin heran, bagaimana harganya bisa semahal itu?
Cabe memang komoditas pertanian yang sulit dikendalikan. Produksinya sangat dipengaruhi oleh faktor alam.
Pada saat musim hujan terus-terusan seperti sekarang, banyak kebun cabe diserang penyakit. Maka produksinya turun drastis. Lalu sesuai hukum ekonomi: suplai anjlok, harga nanjak. Satu kilogram bisa sampai Rp 100 ribu.
Memang ada sebagian kecil petani yang untung besar. Tapi sebetulnya sebagian besar mereka buntung besar karena gagal panen.
Sebaliknya pada musim hangat, cabe mudah sekali berbuah. Bahkan tidak dirawat sama sekali pun tetap berbuah lebat. Lalu hukum ekonomi kembali berlaku: suplai melimpah, harga kelewat murah.
Saking murahnya, biaya memetik cabe saja lebih mahal daripada harga jualnya. Kenapa begitu?
Cabe buahnya kecil-kecil, memetiknya harus telaten, satu-satu. Petani biasanya mempekerjakan buruh petik. Ongkos membayar buruh ini saja tidak bisa ditutupi dengan hasil penjualan cabe.
Itu sebabnya pada musim cabe murah, banyak petani membiarkan begitu saja cabenya mengering di lahan. Itu adalah saat-saat nelangsa para petani. Bekerja keras selama berbulan-bulan tanpa hasil sama sekali.
Sejauh ini memang tidak ada solusinya. Tidak seperti beras yang masih bisa disimpan beberapa bulan, cabe cepat sekali membusuk.
Ada yang mengusulkan kita membiasakan diri mengonsumsi cabe kering. Masalahnya adalah rasanya yang tidak enak. Tidak seperti cabe segar. Coba saja bikin sambal pakai cabe bubuk. Rasanya aneh. Bubuk cabe hanya sesuai untuk industri macam Bon Cabe.
Kalaupun ada solusi pengolahan cabe, itu sudah di luar kemampuan petani. Harus skala program pemerintah.
Misalnya, pada saat panen raya, cabe dibeli semacam Bulog lalu langsung diekstrak kapsaisinnya (zat pedasnya). Kapsaisin ini bisa disimpan lama untuk digunakan di industri farmasi atau makanan.
Selama solusi pengolahan cabe belum ada, maka sepanjang tahun fluktuasi pedas cabe akan menyengat penyuka pedas maupun petani.
Yuhronur Efendi, Birokrat Kawakan Calon Bupati Lamongan

Lamongan akan punya bupati baru. Bupatinya memang baru tapi ia adalah pejabat lama. Selama 34 tahun Yuhronur Efendi sudah malang melintang di birokrasi Lamongan.
Dibandingkan dengan dua cabup lain di pilkada kemarin, pengalaman Yuhrnonur memang paling komplet di Lamongan. Dari aspek ini, YES memang unggul dan layak menang.
Dia mengawali karier birokratnya benar-benar dari nol, dengan menjadi PNS rendahan di tahun 1986. Saat itu ia baru setahun lulus dari SMA Negeri 1 Tuban. Umurnya baru 18 tahun.

Bekerja Sambil Kuliah
Di jalur PNS, kariernya naik setahap demi setahap. Sembari bekerja, ia menyempatkan diri menempuh kuliah. Gelar sarjana ekonomi ia dapatkan dari Universitas WR Supratman Surabaya tahun 1998 alias 20 tahun terhitung sejak ia menjadi PNS.
Tak berhenti di situ, Yuhronur melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas Gadjah Mada. Gelar Master of Business Administration (MBA) ia peroleh tahun 2010.
Lagi-lagi ia tak berhenti di sini. Selesai S2 ia langsung menempuh pendidikan S3. Gelar doktor di bidang ilmu administrasi didapat dari Universitas Brawijaya tahun 2015.
Semenjak lulus sarjana, kariernya mulai melesat. Tahun 1999, setahun setelah menyandang sarjana ekonomi, Yurohnur menjabat sebagai Kasubag Verifikasi BKBD Lamongan. Setelah itu ia berturut-turut diangkat sebagai Kepala Bidang Anggaran Kabupaten Lamongan, lalu Direktur BPR Bank Daerah Lamongan.

Selama menjadi PNS, Yuhronur pernah tiga kali mendapat penghargaan sebagai ASN Teladan tingkat nasional. Pertama kali saat ia lulus sarjana, kedua saat ia sedang kuliah S2, dan terakhir setelah ia selesai menempuh pendidikan S3. Komplet.
Jabatan terakhirnya adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan. Posisi ini hanya selangkah dari kursi bupati. Ia mengundurkan diri dari jabatan yang ia pegang sejak 2012 ini untuk maju di pilbup kemarin.
Keputusannya itu memang tidak salah. Dengan dukungan sebagian besar parpol, ia memenangi pilkada walaupun dengan selisih yang tipis dari pesaingnya.
Ibarat pemain catur, Yuhronur adalah pemain yang sangat telaten. Ia memang bukan grandmaster yang menang lewat strategi besar yang sulit ditebak. Ia mencapai tujuan lewat langkah-langkah kecil. Bidak demi bidak.

Penyanyi Rock
Di luar birokrasi pemerintahan, Yuhronur punya kegiatan “sak embong”. Ia menjadi dosen di Universitas Islam Lamongan (Unisla), CEO Persela, Ketua Kwarcab Pramuka Lamongan, dan Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Lamongan.
Kehidupan di luar pekerjaannya juga terbilang megilan. Hobinya menyanyi rock. Sejak SMA, pria kelahiran Karanggeneng 12 Januari 1968 ini bahkan punya grup band. Saat ia menjabat Sekda, ia sempat menghasilkan album rock religi bertajuk “Gemerlap Cahaya-Mu”.
Jiwa mudanya tak hanya tampil lewat hobi musik. Di media sosial, ia juga cukup aktif seperti anak muda kebanyakan. Mulai dari medsos anak gaul sepert Facebook dan Instagram, hingga medsos orang serius macam Twitter hingga LinkedIn.

Keluarga Terpelajar
Prestasi Yuhronur tidak sebatas di kantor. Keluarganya sendiri adalah potret keluarga yang terdidik dan berprestasi. Istrinya, Anis Kartikawati, adalah Ners (profesi keperawatan) yang, seperti lazimnya istri pejabat, punya banyak jabatan kedharmawanitaan.
Anak pertama, Yustika Izziyatu Anindita adalah dokter lulusan Undip Semarang. Anak kedua, M. Aindra Imawan lulusan agrobisnis, Universitas Gadjah Mada. Anak ketiga, Vinisalasi Ramadhanty, arsitek ITS.
Dari riwayat kerja, pendidikan, hobi, dan kehidupan pribadinya, Yuhronur memang terbilang komplet. Sebagai akademisi maupun birokrat, sebagai pribadi maupun pejabat. Dari latar belakang keluarganya, kita layak berharap Yuhronur nanti tidak akan disibukkan oleh urusan membangun dinasti politik seperti Bupati Fadeli.

Mari Bantu dan Awasi
Soal pengalaman, Yuhronur tak perlu diragukan. Ia sudah kenyang asam garam pemerintahan. Tapi apakah itu jaminan dia tidak akan menyelewengkan kekuasaan? Tentu saja tidak ada jaminan. Kompetensi dan integritas adalah dua hal yang berbeda. Karena itu kita sebagai warga harus membantunya supaya ia mengemban amanat ini dengan amanah.
Sekarang adalah era warganet. Dalam berbagai kesempatan, Yuhronur menjanjikan pemerintahan Lamongan yang Go Digital. Janji ini bisa terpenuhi pertama-tama dengan cara mengunggah dokumen-dokumen pemerintahan, terutama yang melibatkan anggaran, di internet sehingga bisa diakses oleh semua warga.
Dengan cara ini, warga bisa terlibat langsung mengawasi jalannya Pemerintahan. Jika Yuhronur melakukan ini, ia akan dicatat sebagai Bupati Lamongan yang melakukan lompatan besar transparansi pemerintahan. Hanya dengan cara ini, slogan kampanyenya akan terwujud.
YESSSS. Yuhronur Efendi Semoga Sukses.
Semoga Selamat!
Tempat Rapid Test Antigen dan Swab PCR Covid-19 di Lamongan
DI LAMONGAN, SEKARANG SEMUA PUSKESMAS DAN KLINIK SUDAH MELAYANAI RAPID TEST ANTIGEN UNTUK UMUM.
Puskesmas Turi, Tikung, Sukorame, Sukodadi, Sugio, Solokuro, Sekaran, Sarirejo, Sambeng, Pucuk, Paciran, Ngimbang, Modo, Mantup, Maduran, Laren, Lamongan, Kembangbahu, Kedungpring, Karanggeneng, Karangbinangun, Kalitengah, Glagah, Deket, Brondong, Bluluk, Babat.
Untuk informasi selengkapnya, silakan hubungi saa nomor WA Puskesmas di daerah Anda. Daftar nomor WA Puskesmas se-Kabupaten Lamongan bisa dibaca di sini.
Di Puskesmas mungkin antreannya cukup banyak. Paling gampang sebetulnya tes di klinik terdekat. Di Lamongan banyak klinik Muhammadiyah tersebar di semua kecamatan.
Kalau Anda mau tes di rumah sakit, silakan tanyakan dulu informasinya lewat telepon atau WA. Nomor telepon seluruh rumah sakit di Lamongan bisa dibaca di sini.
Beberapa data di sini mungkin sudah tidak updated lagi karena tarif tes antigen dan PCR makin lama makin murah. Tarif tes antigen sekarang rata-rata puluhan ribu rupiah. Sementara tarif tes PCR rata-rata 300 ribu rupiah.
Apa sih bedanya tes antigen, antibodi, dan PCR? Secara ringkas, perbedaannya sbb:
- Tes antibodi: akurasinya rendah, biaya paling murah.
- Tes antigen: akurasinya cukup bagus, biaya menengah.
- Tes PCR: akurasi paling bagus, biaya paling mahal.
Tes Antigen RS NU Nahdlatul Ulama Babat Lamongan




- Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan


Pastikan untuk bertanya dulu lewat WhatsApp 082257622320. Jangan datang lewat jam 10 pagi.
Selain melayani tes antigen, RS Muhammadiyah Lamongan juga melayani tes Swab PCR mandiri.


Di RS Muhammadiyah Lamongan, jam tes hanya pagi hari. Di RS Muhammadiyah Babat, jam tes siang sampai sore hari. Jika di RSML sudah tutup, kita bisa ke RSM Babat. Tentu saja paling aman tetap tanya dulu lewat telepon atau WhatsApp ke 081264582851 atau 085655020485.
RS UMUM Muhammadiyah Babat Baru (Timur Pasar Agrobis)
Buat yang rumahnya dekat Ngimbang, tak usah jauh-jauh ke Lamongan atau Babat. Cukup ke RSUD Ngimbang saja. Sama seperti di RSM Lamongan, jadwal tes antigen di Ngimbang juga cuma pagi hari dan dibatasi kuota per hari sebanyak 30 orang. Untuk pastinya, silakan hubungi WhatsApp 085855055410.
RSUD Dokter Soegiri Lamongan
Dibandingkan layanan serupa di RS Muhammadiyah, RSUD Dr. Soegiri menawarkan tarif yang lebih murah.

Puskesmas Kalitengah
Puskesmas Lamongan Kota
RS Intan Medika Blawi Karangbinangun
RSU dr Suyudi Paciran
Puskesmas Karangbinangun
RS Citra Medika Lamongan

Rapid Test Antigen di Stasiun
Saat ini stasiun kereta api di Babat dan Lamongan sudah tidak lagi melayani tes antigen. Penumpang yang sudah divaksinasi lengkap tidak perlu melakukan tes antigen lagi. Yang masih perlu tes antigen hanya penumpang yang belum divaksinasi. Kalau Anda memerlukan tes antigen, Anda bisa datang ke Puskesmas atau klinik terdekat. Semua Puskesmas dan klinik sekarang sudah bisa melayani tes antigen. Biayanya tidak lagi ratusan ribu seperti tahun lalu, tapi hanya puluhan ribu rupiah.
JPPR Lamongan Sosialisasikan Pilkada ke Lansia dan Pemula

Setelah terdaftar dan terakreditasi secara kelembagaan, Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR) Kabupaten Lamongan bergerak dengan cepat. Demi mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020, JPPR Kabupaten Lamongan langsung menyiapkan program awal dan unggulan yakni sosialisasi bagi pemilih pemula dan lansia.
Program tersebut diadakan bukan tanpa alasan. Menurut Aan Andri Ardiansyah selaku koordinator JPPR Kabupaten Lamongan, masih banyak warga yang belum paham betul cara berdemokrasi dengan benar, terutama pemilih pemula dan lansia. Karena masalah tersebutlah tercetus sebuah program yang siap memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pemilih awal dan lansia.
“Kita memiliki banyak program, salah satunya adalah memberikan pendidikan bagi pemilih pemula dan lansia. Hal tersebut dilakukan agar mereka (pemula dan lansia) tahu betul bagaimana cara menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (12/11).
JPPR Kabupaten Lamongan sendiri baru terdaftar secara resmi pada 5 November 2020 lalu. Sebenarnya lembaga tersebut sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Namun kali ini mereka kembali dengan wajah dan semangat baru.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris JPPR Kabupaten Lamongan, Bayu Rangga Dirga Hutama. Menurutnya masih ada sejumlah program lain yang akan dijalankan dalam beberapa waktu ke depan.
“Program ini (sosialisasi pemilih pemula dan lansia) baru yang pertama. Masih ada beberapa program lagi, tentunya bertahap satu-satu,” imbuh pemuda yang akrab disapa Rangga itu.
JPPR akan mengawasi jalannya pemilu, baik dalam segi money politic hingga kecurangan yang lainnya. Tujuannya adalah supaya Pilkada di Lamongan berjalan lancar dan antusiasme masyarakat semakin tinggi.
Sementara itu, Ali Faizin selaku Pembina JPPR Kabupaten Lamongan secara pribadi mendukung penuh program yang akan digagas oleh teman-temannya itu.
“Semoga JPPR Kabupaten Lamongan mampu bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu sehingga program tersebut mampu berjalan dengan baik,” ucapnya.
“Setelah sosialisasi itu sudah berjalan, harapannya pemilih pemuda dan lansia dapat meningkatkan proses berjalannya demokrasi dengan baik dari awal hingga akhir,” tambahnya.
JPPR Kabupaten Lamongan hadir untuk mensukseskan Pilkada dalam melakukan pendidikan untuk masyarakat dan pemantau terhadap jalannya pemilu. JPPR juga bisa dikatakan sebagai lembaga pemantau independen yang membantu KPU dan Bawaslu dalam mensukseskan Pilkada Lamongan 2020.
Laga Persahabatan: Persela All Star Hajar Persebaya All Star

Persela All Star kembali menggelar laga persahabatan. Jika sebelumnya melawan tim-tim dari desa, kini mereka menghadapi Persebaya All Star, Kamis sore (29/10). Laga itu dilangsungkan di Lapangan Garuda, Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.
Laga tersebut terbilang cukup spesial karena diisi beberapa pemain aktif yang berlaga di Liga 1.
Persela All Star memulai babak pertama dengan menurunkan para pemain yang sudah tak lagi muda, macam Ragil Sudirman. Demikian pula Persebaya All Star, mereka juga memainkan para pemain yang sudah berumur.
Di awal laga, Persela All Star cukup mendominasi. Namun beberapa kali serangan balik Persebaya All Star cukup membuat lini belakang Persela All Star kewalahan.
Ketika babak pertama sudah berjalan setengah pertandingan, Persebaya All Star mampu membuka skor yang membuat Persela All Star ketinggalan. Setelah gol itu terjadi, Persela All Star berupaya untuk bermain lebih menyerang. Sayang, beberapa peluang yang terjadi gagal berbuah gol.
Alhasil, kedudukan 0-1 untuk keunggulan Persebaya All Star berakhir hingga akhir babak pertama.

Di babak kedua, Persela All Star mengubah hampir semua pemainnya dan menggantikannya dengan para pemain lebih muda. Nama-nama seperti Birrul Walidain (Persela FC), Ahmad Nur Hardianto (Bhayangkara FC), dan Dendy Sulistyawan (Bhayangkara FC) dimasukkan untuk mengejar ketertinggalan.
Keputusan Persela All Star untuk memasukkan para pemain muda tersebut akhirnya berbuah hasil. Gol yang ditunggu-tunggu pun lahir dari kaki Hardianto setelah menerima umpan matang dari Dendy.
Selepas gol tersebut, serangan Persela All Star semakin menggebu-gebu. Alhasil, 3 gol kembali tercipta dari kaki Dendy, Birrul, dan pemain nomor punggung 9. Hingga peluit berakhir, tak ada lagi gol yang tercipta. Kedudukan 4-1 menutup laga sore itu.

Pertandingan tersebut tidak hanya menjadi tontonan warga sekitar, namun juga bagi pendukung Persebaya All Star. Ada hampir seratus Bonek (pendukung Persebaya) datang untuk melihat laga tersebut. Pendukung Persela pun tak mau kalah, Curva Boys pun ikut hadir untuk memeriahkan laga itu.
Seperti Ari yang jauh-jauh langsung datang dari Surabaya untuk menonton laga tersebut.
“Saya sedikit kecewa dengan laga itu, bukan hanya hasil pertandingan saja. Namun para pemain Persebaya All Star ternyata tidak sesuai seperti yang saya bayangkan. Padahal di poster yang beredar ada foto Anang Ma’ruf dan Evan Dimas. Namun kenyataannya, tidak ada kedua pemain tersebut,” imbuhnya.
Di sisi lain, Roni, warga Kecamatan Laren, mengaku cukup terhibur dengan pertandingan tersebut.
“Saya sudah cukup rindu menonton laga Persela. Terlebih lagi saya tidak pernah absen ketika Persela bertanding di Stadion Surajaya. Pertandingan ini cukup membuat saya terhibur, lebih-lebih di babak kedua,” ujarnya.
—- Informasi ini dipersembahkan oleh by.U, kartu internet cepat & murah—-