BERITA

Setia Hati Terate vs Pagar Nusa

Beberapa hari ini di medsos wong Lamongan berseliweran video tawuran di Karanggeneng. Kabarnya, antara anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Pagar Nusa. Entah benar atau tidak. Jika benar, ini bukan yang pertama. Tahun kemarin anggota dua perguruan silat ini juga bentrok di Sugio. Di kabupaten lain, kedua perguruan ini juga sering diberitakan bentrok.

Kita tidak tahu duduk perkaranya. Tapi banyak yang berkomentar menyudutkan perguruan silatnya. Bagaimanapun, tawuran memang tidak bisa dibenarkan. Tapi perguruan silatnya tentu tidak bisa otomatis dianggap sebagai sumber kerusuhan. Sama halnya, kalau anak STM sering tawuran, apakah STM sebaiknya dibubarkan?

Kita tidak tahu kronologinya. Yang jelas kita tahu adalah bahwa baik PSHT maupun Pagar Nusa sama-sama didirikan untuk tujuan mulia. Hardjo Oetomo, pendiri Setia Hati Terate, membuat perguruan silat ini agar bisa melatih pemuda-pemuda untuk melawan penjajah Belanda. Karena aktivitasnya ini, Ki Hardjo berkali-kali dipenjara oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Hardjo Oetomo bersama gurunya, Eyang Suro (Foto: Rendi Saputra)

Gambar di bawah ini adalah arsip koran Belanda tahun 1923 yang memberitakan bahwa Hardjo Oetomo menjadi target pengawasan polisi Belanda. Waktu itu ia baru setahun mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club, cikal bakal yang kelak menjadi PSHT.

Sementara koran di bawah ini, yang terbit tahun 1931, memberitakan tentang Ki Hardjo Oetomo alias Samingun (nama aslinya) yang dibebaskan dari pengasingan. Dari sejarah ini kita bisa melihat, PSHT didirikan bukan agar anggotanya bisa petantang-petenteng. Itu cemen sekali. Ada tujuan besar yang mulia. 

Dulu warga Setia Hati Terate memang suka tawuran. Tapi yang ditawur adalah Pemerintah Belanda. Di situ levelnya. Maka kalau sekarang ada warga PSHT gemar tawuran dengan perguruan silat lain, itu sebetulnya menurunkan kelas PSHT. 

Pagar Nusa juga tak beda. Sebagai organisasi, Pagar Nusa memang baru dibentuk tahun 1986. Tapi silat di pesantren NU umurnya sudah sama tua dengan pesantren itu sendiri. Jauh sebelum organisasi Pagar Nusa dibentuk, pesilat-pesilat dari kalangan santri adalah pejuang terdepan melawan penjajahan. Tanpa laskar santri, TNI saja tidak akan sanggup menghadang tentara Sekutu. 

Satu hal yang sangat mendasar, di lambang Pagar Nusa, ada tulisan “La ghaliba illa billah”. Artinya, tidak ada yang menang kecuali dengan pertolongan Allah. Ini adalah falsafah dasar sikap rendah hati. Tidak merasa diri hebat, pendekar, atau sakti.

Maka kalau ada yang merasa hebat setelah menjadi pesilat, apalagi petantang-petenteng, sebetulnya itu adalah bentuk kelemahan diri. Sebab, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, “Orang kuat bukanlah orang yang jago gelut tapi orang yang bisa mengendalikan diri saat marah.”  

Ini adalah dasar silat yang harus ditanamkan lebih dulu sebelum berlatih jurus pertama. Perlu ada sah-sahan khusus untuk naik kelas dari level dasar ini. Hanya dengan sabuk ini, seorang pesilat tidak mudah nantang gelut hanya karena perkara sepele seperti nyeknyekan

BERITA

Selamat Datang Singa Khurasan di Lamongan

Persela baru saja mendatangkan pemain baru, Jabar Sharza. Wong adoh, Afghanistan. 

Lho di Afghanistan juga ada balbalan? Kirain cuma ada Taliban.

Jabar adalah potret luka perang generasi muda Afghanistan. Ia lahir di Kabul, ibukota Afghanistan, 6 April 1994. Pada saat itu Afghanistan sedang dilanda perang saudara di antara kelompok mujahidin. 

Sebelumnya para mujahidin itu berjuang bersama-sama mengusir Uni Soviet. Dengan bantuan Pakistan dan Amerika yang khawatir Asia Tengah akan menjadi wilayah komunis, mereka berhasil mengusir Soviet. Tapi rupanya mereka tidak bisa berkompromi dengan saudara sendiri.

Di tengah kecamuk perang saudara inilah muncul kelompok militan yang dipelopori oleh para mahasiswa. Kita mengenal kelompok ini dengan nama Taliban. Thalibun dalam bahasa Arab artinya orang-orang yang menuntut ilmu (mahasiswa). 

Ketika Jabar berusia dua tahun, Taliban menguasai penuh Afghanistan. Mereka memang tidak begitu peduli dengan dunia olahraga tapi mereka juga tidak melarang sepakbola, asal pemainnya laki-laki dan memakai celana panjang.

Pada tahun 2000, ketika Jabar berusia enam tahun, tim sepakbola Afghanistan mengadakan pertandingan melawan tim dari Pakistan. Para pemain Pakistan datang ke Afghanistan datang mengenakan celana pendek. Taliban menahan mereka dan menggunduli kepala mereka.

Tahun 2001, ketika Jabar berusia tujuh tahun, Amerika menginvasi negara ini. Dalih mereka, Taliban menyembunyikan Osama bin Laden, dalang serangan 11 September. Kalah persenjataan, akhirnya Taliban tumbang. 

Afghanistan kemudian menjadi negara sekutu Amerika. Di bawah pengaruh Amerika, sepakbola negara ini bangkit. Amerika menguasai Afghanistan selama 20 tahun. Jabar melewati masa remaja dan beranjak dewasa di masa ini.

Di Afghanistan, ia berhasil mencapai posisi pemain inti di tim nasional yang punya julukan garang, Singa Khurasan. Khurasan adalah sebuah wilayah luas yang membentang di Iran-Afghanistan. 

Tak hanya bermain di timnas, ia juga bermain di Eropa walaupun bukan di liga utama. Karier internasionalnya ia jalani di Denmark. Sebelum pindah ke Republik Bandeng Lele, ia sempat bermain untuk tim Finlandia. 

Di tengah prahara yang tak henti-hentinya melanda Afghanistan, Jabar adalah satu dari sedikit orang Afghan yang bernasib baik. Ketika banyak orang Afghanistan datang ke Indonesia sebagai gelandangan, ia datang sebagai gelandang serang. 

Bahkan di usianya yang 27 tahun ini, kabarnya, ia masih bojoable. Wah, bahaya ini. Bajul-bajul Joko Tingkir bisa kalah saingan.

BERITA

Sejarah Orang Cina di Lamongan

Warga Desa Sukosongo, Kembangbahu, Lamongan baru saja dibuat heboh dengan penemuan uang koin kuno. Uang-uang koin itu bertuliskan huruf Cina. Dari foto yang dimuat di media-media online, tampaknya uang koin itu ada yang berasal dari masa Dinasti Song. Dugaan ini berdasarkan bentuk tulisan di uang koin itu.

Dinasti Song berkuasa sebelum masa Kubilai Khan, pendiri Dinasti Yuan. Cucu Jengis Khan ini pernah mengirim utusan ke Singasari pada masa Raja Kertanegara. Utusan ini dikirim untuk membawa pesan agar Singasari tunduk dan membayar upeti kepada Kubilai Khan.

Namun, Kertanegara menolak tunduk. Ia bahkan memotong telinga utusan itu dan menyuruhnya pulang ke Cina. Aksi potong telinga ini adalah pesan tegas: Jawa tak mau tunduk kepada Cina. 

Semprul matamu picek! Enak wae njaluk upeti. Memange sopo kowe? Kira-kira begitu pesannya. 

Mendapati utusannya dipotong telinganya, Kubilai Khan murka. Sia Lan Kowe Olang! Belani-belaninya sama owe. Situ gak tahu siapa owe hah? Owe cucunya Jengis Khan hah!”

Maka ia pun mengirim belasan ribu tentara ke Jawa. Pasukan ini mendarat di Tuban dan Sedayu. Ada  ahli sejarah yang bilang, Sedayu ini adalah Sedayu Gresik, ada yang bilang Sedayulawas Brondong

Pada masa itu, butuh waktu berbulan-bulan bagi utusan yang dipotong telinganya itu untuk pulang ke Cina. Armada tempur juga butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai ke Jawa. Sehingga ketika pasukan bersenjata ini sampai di Jawa, mereka tidak tahu bahwa Kertanegara sudah dibunuh pemberontak. Singasari sudah terbelah menjadi dua kubu, kubu Jayakatwang dan kubu Raden Wijaya, menantu Kertanegara. 

Ketidaktahuan pasuka Cina terhadap politik lokal dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Ia menemui mereka dan berjanji akan tunduk kepada Kubilai Khan. Syaratnya, mereka harus membantunya mengalahkan Jayakatwang. Permintaan ini dipenuhi.

Pasukan Kubilai Khan pun membantunya mengalahkan Jayakatwang. Di saat tentara Cina sudah berkurang dan kecapekan, Raden Wijaya mengajak mereka untuk mengambil hadiah upeti buat Kubilai Khan. Tapi ini hanya tipuan. Di saat pasuka Cina lengah, mereka disergap oleh tentara Raden Wijaya.

Mereka kocar-kacir, ribuan orang mati. Sisanya yang masih hidup pulang lintang pukang dengan menanggung malu. Sementara Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.

Entah uang kepeng di Kembangahu itu terkait dengan peristiwa ini atau tidak, yang pasti orang Cina memang sudah berinteraksi dengan orang Jawa, termasuk Lamongan, jauh sebelum orang-orang Portugis dan Belanda datang. 

Bahkan sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa yang berperan besar menyebarkan Islam ke Pulau Jawa adalah orang-orang Cina Muslim. Salah satu yang terkenal adalah rombongan Muslim di ekspedisi Laksamana Cheng Ho, yang juga pernah mampir ke Tuban.

Teori ini sebetulnya masuk akal mengingat Cina adalah bangsa yang sangat besar, mencakup wilayah yang sangat luas. Wilayah Cina yang berbatasan dengan Afghanistan, yang sekarang masuk Xinjiang, sudah mengenal Islam jauh lebih dulu daripada orang Nusantara.

Salah satu wilayah Lamongan yang banyak didiami orang Cina adalah Babat. Pada masa Belanda, Babat adalah poros ekonomi paling maju di Lamongan. Di sini mereka pada umumnya berdagang. Pada zaman Belanda, mereka menguasai perdagangan tembakau yang saat itu dihasilkan di wilayah pertanian di sekitar Babat. Salah satu dari mereka, Loe Soe Siang, memilih berjualan wingko. 

Usaha wingko ini diteruskan oleh dua anaknya. Di tangan anak laki-lakinya yang bernama Loe Lan Ing, wingko ini menjadi terkenal sampai sekarang. Sementara anak perempuannya, Loe Lan Hwa, pindah ke Semarang dan mendirikan usaha wingko di sana dengan merek Wingko Cap Sepoor, yang kemudian terkenal sebagai Wingko Babat Semarang. 

Ketika Gestapu meletus, sebagian orang keturunan Cina di Lamongan memilih pindah ke Surabaya. Sebab pada masa itu, hubungan mereka dengan orang pribumi rusak gara-gara Gestapu. Negara Cina dituduh mendalangi peristiwa ini. 

Ini sebetulnya prasangka yang tidak logis sebab orang-orang keturunan Cina di Indonesia ini tak punya sangkut paut dengan kebijakan Negara Cina. Mereka pindah ke Surabaya karena komunitas keturunan Cina di kota ini lebih banyak sehingga memberi rasa aman.

Sampai sekarang masih ada jejak makam orang-orang keturunan Cina generasi awal di Gunung Pegat, selatan Babat. Anda bisa simak videonya di Channel Youtube Yulius Kurniawan Kristianto, peneliti sejarah yang juga keturunan Cina Babat. Ia menyebut dirinya “Cireng” (Cina Ireng) karena hobinya ngeluyur berburu situs sejarah. 

*) Foto-foto hanya ilustrasi, koleksi Universitas Leiden

Bahan Bacaan:

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

http://lailahistoria-fib11.web.unair.ac.id/ 

https://www.researchgate.net/

BERITA

Update Info Vaksinasi Lamongan, September 2021

  1. Dinas Kesehatan Lamongan

Pendaftaran Vaksinasi Dosis 1
Di Dinas Kesehatan Kab.Lamongan
.
Kriteria Peserta Vaksin :
– Usia diatas 12 tahun
– Khusus warga Lamongan
* Untuk KTP Luar lamongan membawa surat keterangan Domisili dari RT/surat Keterangan bekerja di lamongan
.
Link Pendaftaran :

.
Pelaksanaan Vaksin setiap Selasa & Kamis
Pendaftaran dibuka secara online dengan sistem buka-tutup menyesuaikan ketersediaan vaksin.
KUOTA TERBATAS
.
Daftar nama sasaran akan diumumkan H-1 sebelum pelaksanaan vaksin di IG @dinkes_kablamongan, dan di papan pengumuman di kantor Dinas Kesehatan Kab. Lamongan.

https://www.instagram.com/p/CTekDtSBYNA/
BERITA

Info Jadwal Vaksinasi Terbaru, 28 Agustus 2021

Vaksin Dosis 1 Astrazeneca

Lokasi: alun-alun Lamongan dan Ponpes Sunan Drajat Paciran

 

BERITA

KABAR BURUK BUAT WIRAUSAHAWAN LAMONGAN

LamonganPos.com menghadirkan fitur baru yang sudah lama ditunggu-tunggu, yaitu Pengisian Mandiri Direktori Bisnis. Anda bisa menggunakan fitur ini tanpa perlu Login apa pun. Anda cukup mengisi formulir di bawah ini selengkap mungkin. Lalu klik tombol KIRIM. Maka otomatis data usaha Anda akan langsung kami muat di website ini.

Situs LamonganPos.com ini setiap hari diindeks oleh Google. Sehingga data usaha Anda pun akan diindeks oleh Google. Jika ada orang yang googling mencari sesuatu, usaha Anda berpeluang tampil di atas di mesin pencarian Google. Tugas Anda hanya mengisi sedetail mungkin.

Langsung saja. Srat-sret. Klik di sini atau klik gambar di bawah.

BERITA

Welcome Home, Pak Abdul Aziz Alimul Hidayat

Hari ini Universitas Muhammadiyah Lamongan punya rektor baru. Masih muda. Ganteng. Pinter. Necis. Kelimis. Mbois. Agamis.

Namanya panjang, Abdul Aziz Alimul Hidayat. Sama panjang dengan gelar akademisnya.

Abdul Aziz adalah potret tipikal orang Lamongan yang tekun. Semasa SMA, ia bukan siswa yang langganan ranking satu. Tapi ada satu hal yang membedakan Aziz dengan kebanyakan temannya, yaitu persistensi. 

Ketika teman-temannya yang juara kelas di SMA Negeri Babat masuk PTN, ia justru mengambil jalan sunyi ilmu keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS). Waktu itu, 1993, UMS bukan pilihan favorit lulusan SMA Lamongan, apalagi SMA negeri. 

Tapi di jalan sunyi ini, Dayat, demikian panggilan di kalangan kawan-kawannya, berhasil membuktikan pilihannya tidak salah. Pemuda asal Gempol Pading Pucuk itu menjadi ikan besar di kolam yang sepi. 

Lulus program D3 keperawatan, ia menjadi staf pengajar di almamaternya. Tiga tahun kemudian, ia melanjutkan program S1 Keperawatan, lalu jenjang profesi Ners di Universitas Airlangga yang saat itu baru dibuka.

Tahun 2005 ia kembali mengajar di almamaternya, kali ini sebagai dosen PNS Kopertis VII. Tak ada satu tahun pun yang stagnan di dalam hidup Aziz. Ia terus tumbuh, membesar, mencari tantangan baru. Baju lama cepat menjadi kecil di perjalanan akademis Aziz. 

Tahun 2008, ia melanjutkan kuliah magister di Universitas Airlangga. Setahun kemudian ia melanjutkan program doktor di tempat yang sama. Sementara di UMS, kariernya terus melesat, sampai ia dipercaya menjabat sebagai wakil rektor. Di luar UMS, ia dipercaya menjadi assessor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) di bidang Keperawatan. Dan masih banyak lagi jabatan yang ia emban.

Yang lebih mengagumkan, di sela-sela kesibukannya mengajar dan belajar itu, ia juga menulis. Tak cuma menulis buku akademis tapi juga artikel-artikel ilmiah populer buat media massa. Tak cuma satu dua buah tapi puluhan. Tulisannya “sak jagat kerat”. Buku-buku Aziz menjadi buku ajar ilmu keperawatan, tak hanya di kampusnya tapi semua kampus keperawatan di Indonesia. 

Kita yang melihatnya dari jauh mungkin menyangka seolah perjalanannya mulus dan mudah. Sebetulnya tak ada yang beda dengan perjalanan kita. Sesuatu yang tampak mudah itu sebetulnya tidak semudah kelihatannya. 

Persistensi. Inilah kunci keberhasilan Aziz. Tengok saja tulisan-tulisan Aziz di internet pada saat ia baru mulai belajar menulis. Tak beda jauh dengan tulisan kebanyakan kita. Masih grathul-grathul. Yang membedakan Aziz dari kita adalah dia tidak berhenti memperbaiki diri. 

Di samping punya prestasi akademis yang cemerlang, Aziz juga adalah seorang aktivis Muhammadiyah sejati. Saat ini ia adalah Wakil Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Surabaya. Jadi, semua bekal yang dibutuhkan untuk mengelola universitas milik Muhammadiyah sudah lengkap. Itu sebabnya ia secara bulat ditunjuk untuk menggantikan Budi Utomo yang meninggal beberapa waktu lalu.

Terlahir dari keluarga Muhammadiyah tulen, aktivisme Dayat muda mulai ditempa saat mondok di Pesantren “Kalikonang” Muhammadiyah Babat asuhan Kiai Muchlis Sulaiman. Ketika sebagian besar kawannya tak begitu tertarik berorganisasi, Dayat sebaliknya. Sejak dulu, ia necis, tertib, suka di depan, terorganisasi, rapi, bahkan ketika sedang makan di warung santri, Bu Anshor. 

Pengukuhannya sebagai rektor UMLA ibarat mudik. Seperti yang ia tuturkan di pidato pengukuhannya, ia tidak bisa menolak amanah ini karena ini adalah tanggung jawab sebagai orang yang lahir di tanah Lamongan. 

Jika Budi Utomo adalah rektor pioner pembabat alas, maka Aziz adalah rektor manajer yang akan merapikan UMLA. Kampus boleh lokal, prestasi harus nasional. Begitu kira-kira target yang ia canangkan di pidato pengukuhannya hari ini. Jika UMS bisa, UMLA tentu harus bisa. 

Semoga selamat, semoga sukses, Pak Abdul Aziz, Pak Alimul, Pak Dayat.

BERITA

Daftar dan Jadwal Vaksinasi Covid di Lamongan

Banyak warga Lamongan yang bertanya info jadwal vaksinasi Covid. Pertanyaan ini sangat sulit dijawab. Stok vaksin per akhir Juli ini menipis.

Program vaksinasi di Lamongan sampai saat ini masih sangat terbatas. Baru diprioritaskan di Lamongan Kota dan desa-desa zona merah. Itu pun kuotanya masih sedikit. 

Di kantor Dinas Kesehatan Lamongan ada jadwal vaksinasi rutin setiap hari Selasa dan Kamis. Tentu saja kuotanya dibatasi. Untuk informasi pendaftaran, silakan hubungi 085738762156.

Di desa-desa, program vaksinasi hanya “sak gradakan”. Rekan kami di Brondong berbagi pengalamannya mengikuti vaksinasi. Brondong termasuk salah satu wilayah zona merah. Pemberitahuan adanya vaksinasi dilakukan lewat mobil keliling.

Dua hari berturut-turut, ia datang ke kelurahan tapi kuota sudah habis. Kuota sebetulnya cukup banyak, sehari 250 orang. Tapi karena penduduknya belasan ribu, kuota sebesar itu diperebutkan oleh sangat banyak orang.

Gagal di kelurahan, akhirnya ia dapat suntikan vaksin pertama pada tanggal 14 Juli di program vaksinasi oleh TNI Angkatan Laut di Tempat Pelelangan Ikan Brondong. Tinggal menunggu vaksinasi suntikan kedua.

Daftar Online  

Pemerintah Pusat sebetulnya sudah menyediakan jalur pendaftaran online di situs Pedulilindungi.id Cara daftarnya sangat praktis. Tinggal masukkan nomor HP, email, dan data KTP, lalu kita akan dapat nomor tiket. 

Sayangnya, setelah dapat tiket, tidak ada notifikasi lebih lanjut soal kapan dan di mana bisa ikut vaksinasi. Kita harus tetap bertanya langsung ke Puskesmas sesuai alamat KTP. 

Pemerintah juga menyediakan situs covid19.go.id/faskesvaksin untuk menemukan lokasi vaksinasi. Namun, informasi di sini juga kurang membantu. Cuma seperti peta sebaran vaksinasi yang sudah dilakukan selama ini. Bukan jadwal vaksinasi yang akan datang.  

Kesimpulannya, kalau mau ikut vaksinasi, harus pasang telinga lebar-lebar sebab pengumumannya mungkin lewat mobil keliling. Kalau datang di hari-H, usahakan sepagi mungkin.

Setelah divaksin dua kali suntikan, kita nanti akan dapat sertifikat seperti ini. (Jangan umbar sertifikat ini di media sosial karena ia berisi data pribadi kita. Foto di bawah sudah kami edit untuk keamanan).

BERITA

Mari Kencangkan Masker Ganda

Gelombang kedua Covid sudah melanda negara kita. Di kota-kota besar, ranjang rumah sakit banyak yang penuh. Di Lamongan sudah mulai ada laporan tentang rumah sakit yang kewalahan menerima pasien. Kalau masih ragu, silakan scroll Twitter @infoLMG dan instagram @seputarlamonganmegilan

Tak peduli kita percaya atau tidak percaya kopit, kalau kita sakit, sama-sama tak ada kamar buat kita. 

Dalam keadaan krisis, semua orang akan berpikir tentang dirinya sendiri. Itu sifat dasar manusia. Maka, dalam situasi seperti sekarang, mari berpikir tentang keselamatan diri dan keluarga masing-masing. 

Jangan pernah tinggalkan masker. Bila perlu, ketika berada di dalam ruangan bersama orang lain, gunakan masker dobel. Masker kain dan masker medis. Ini pedoman medis terbaru sebab virus Covid varian Delta dari India sangat mudah menular.

Tak usah berdebat dengan pengikut Jerinx. Buang-buang energi saja. Tak ada urusan dengan mereka.  

Saat mengobrol, jangan lepas masker. Justru di situ pentingnya masker. Jangan mencontoh orang-orang di tivi.

Sebisa mungkin pilih aktivitas luar ruang. Penularan Covid sebagian besar terjadi di dalam ruangan tertutup: rumah sakit, kantor, rumah, mobil, bus, kereta api, pesawat terbang.

Kalau terpaksa mudik, lakukan tes antigen lebih dulu. Ini tak ada urusannya dengan syarat perjalanan dari Pemerintah. Tes antigen harus dilihat sebagai bentuk cinta kita kepada orang yang kita temui. Jangan sampai kita menulari mereka tanpa disadari. 

Covid penyakit yang unik. Pada sebagian orang, tak menyebabkan gejala apa-apa. Tapi pada sebagian yang lain, sangat mematikan. Keduanya sama-sama bisa menularkan.

Kita tidak tahu kita ada di kelompok mana. Tapi kita tahu, sakit dan mati ada di tangan Tuhan. Dia hanya menyuruh kita mengikat tali kekang unta lalu berdoa. 

Maka mari kencangkan masker. Itu ikhtiar kita. Selebihnya, semoga Allah yang mahakuasa dan maharahman maharahim itu merahmati dan menyelamatkan kita dari wabah ini. 

BERITA

Lowongan CPNS Kabupaten Lamongan 2021

Redaksi LamonganPos menerima file ini dengan keterangan “Forwarded many times”. File ini belum resmi. Jika sudah resmi, tentu akan diumumkan di web Pemkab Lamongan.

Tapi TAMPAKNYA file ini valid. Beberapa media berita online sudah memuatnya. Tetangga kita, Pemkab Bojonegoro juga sudah mengumumkannya resmi dua hari lalu di media sosialnya.

Karena masih belum resmi, tentu file ini belum bisa dijadikan pedoman. Cukup anggap saja sebagai kisi-kisi untuk mempersiapkan diri dan minta restu Ayah Bunda.

File ini tersedia dalam format PDF 18 MB dan Word 3 MB. Keduanya sama saja, hanya beda tingkat keterbacaannya. Jika tulisan di Word kurang jelas, silakan unduh format PDF-nya.

File Word, klik di sini.

File PDF, klik di sini.

Semoga berhasil. Kalau diterima jadi pegawai negeri, jangan lupa traktir mimin LamonganPos. Mimin sebetulnya juga disuruh Emak mendaftar tapi waktu Mimin mau sign up, ada tulisan begini: