Ini adalah lagu yang paling menggambarkan kondisi Tanah Air kita hari ini. Lagu berbahasa Jawa halus. Yang unik, lagu Jawa ini dibawakan oleh penyanyi balada alm. Franky Sahilatua dan diciptakan oleh Johnny Sahilatua, dua musisi kakak beradik dari Maluku.
Bahkan sebagai orang Jawa pun, saya hanya bisa meraba-raba maknanya. Sesambating Manah. Ratapan Batin.
Dengan iringan musik tradisional Jawa dan Sunda yang lembut, lagu ini menciptakan suasana lagu maskumambang yang sedih tapi tegar. Kesedihan karena mengalami kenyataan yang pahit, tetapi pada saat yang sama tidak kehilangan daya juang.
Sinten-sinten kang kerso mirengaken Lelakoning tanah Nuswantoro Tumindak olo manunggil rogo Kabecikan sami pun sela’i Duh Pengeran, nyuwun gung pangaksami Dumateng poro pamong negari Kathah pitutur iso ing lamis Tumindak lan polah aji mumpung Kok mekaten lelakone Jejamu ing pelataran Mboten kerso mirengaken Sesambat manahing bongso Sami ngaku inggil budayane Nanging tumindak ing damel pasulayan | Mari-mari dengarkan Kisah tanah Nusantara Perilaku buruk sudah membudaya Perilaku baik malah jadi langka Wahai Tuhan, mohon sebesar ampunan Buat para pejabat negara Yang pandai bermulut manis Perilakunya aji mumpung Kenapa begitu kelakuannya Hidup bermewah-mewahan Tidak mau mendengarkan Keluh kesah dari rakyat Katanya mengaku berbudaya tinggi Tapi perilakunya suka ingkar janji (Terima kasih jika ada ahli bahasa Jawa yang berkenan membantu koreksi) |
Video asli bisa dilihat di kanal Youtube Johnny Sahilatua.
https://www.youtube.com/watch?v=PXW8n5jgHCg
Di blantika musik Indonesia, nama Franky Sahilatua kalau jauh tenar daripada Iwan Fals atau Ebiet G Ade. Padahal Franky adalah juga seorang maestro musik yang bisa disejajarkan dengan dua nama besar itu.
Tak ada yang bisa menandinginya dalam hal lagu-lagu balada. Lagu-lagunya menciptakan suasana tenang dan damai seperti ketika kita berada di tengah-tengah orang tercinta. Tapi tak hanya itu, Franky juga banyak membawakan lagu-lagu kritik sosial yang sangat tajam dan berani. Bahkan lebih terang-terangan daripada Iwan Fals. Di masa pemerintahan Presiden SBY, dilatarbelakangi oleh kekecewaannya kepada Susilo yang sibuk tebar pesona, Franky membuat lagu “Aku Mau Presiden Baru”.
Aku mau presiden baru
Bela rakyat yang punya ketegasan jadi pemimpin
Rakyat semakin susah
Rakyat hilang harapan
Karena salah pilih Pemilu kemarin
Aku mau presiden baru
Jangan tebar pesona
Rakyat tak butuh
Sebagai penggemar berat Franky, saya selalu merasa masygul mendengarkan lagu ini. Franky meninggal terlalu cepat, tahun 2011, beberapa tahun sebelum datangnya presiden baru.
Saya membayangkan, seandainya Franky masih hidup, mungkin dia juga akan terbawa euforia mendukung capres segar dari kalangan rakyat jelata yang tampangnya ndeso, merakyat, dan didukung oleh kalangan intelektual saat itu. Tapi setelah itu, ia, sebagaimana para intelektual lainnya, kemudian kecewa lagi. Sebagaimana juga saya, kami, dan kita semua, Franky hanya berpindah dari satu kekecewaan ke kekecewaan lain.
Di semua fase kekecewaan itu, hanya lagu ini yang bisa merangkum semuanya. “Pamong negeri” datang dan pergi, silih berganti. Tapi kebiasaan mereka tidak pernah berganti. Mulut manis dan suka ingkar janji.
Semestinya lagu kebangsaan Indonesia bukanlah Indonesia Raya gubahan WR Supratman melainkan lagi gubahan kakak beradik Sahilatua ini.