Kita hidup di zaman yang serba pincang, serba jomplang. Informasi datang begitu kencang. Sementara kebijaksanaan selalu tertinggal di belakang.
Youtube dan Instagram membuat kita terlalu cepat jatuh cinta. Juga terlalu cepat kecewa. Baru tahun kemarin Nissa Sabyan menjadi idola, sekarang dia dicela.
Internet menyebarkan berita tak penting seolah-olah itu hal genting. Seandainya pun gosip-gosip soal Duo Sabyan itu benar, apa pentingnya buat kita? Jika Aa Gym jadi bercerai atau batal bercerai, apakah itu penting buat kita?
Fathuba liman syagholahu ‘aibuhu ‘an ‘uyubinnas.
Maka berbahagialah orang yang matanya kelilipan oleh aibnya sendiri sehingga tidak bisa melihat aib orang lain. Dan merugilah orang-orang yang gesit mengomentari gosip.
Mimbar dan panggung, sebagaimana Instagram, membuat kita mudah ditipu oleh citra. Di sana semua tampak begitu menawan. Seolah-olah hidup isinya cuma hari Lebaran. Mirip foto-foto Instagram. Yang selalu indah, selalu menawan. Seolah-olah setiap hari adalah liburan di Pantai Kutang dan Pengkolan.
Padahal setiap orang disibukkan oleh masalahnya sendiri-sendiri. Tak terkecuali mereka yang setiap hari mengutip ayat-ayat suci. Tapi kita selalu menyangka hidup mereka selalu indah. Seindah kata-katanya. Seindah puisi-puisinya.
Itu sebabnya kita mudah terpesona. Dan tentu saja mudah kecewa.
Di internet, informasi datang seperti air bah. Isinya ghibah dan marah-marah untuk hal-hal yang tak berfaedah.
Maka kita cepat sekali pintar dan piawai sekali berkomentar. Lupa bagaimana caranya diam.
Falyaqul khoiron aw liyasmut.
Kendalikan jempol atau MUTE.
*) Ahmad Muqodam, fotografer-videografer, tinggal di Sedayu Lawas, Brondong. Lihat karya lainnya di akun Instagramnya. Untuk kerja sama, hubungi WA 088230230662.