SEJARAH

Ini buku klasik terbitan tahun 1975. Sudah setengah abad yang lalu tapi masih terus relevan sampai sekarang. Karena memang situs Masjid Sendang Duwur masih terus dikunjungi peziarah sampai sekarang, nanti, dan seterusnya.

Buku ini ditulis oleh ahli purbakala terkemuka, Uka Tjandrasasmita, dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Sekarang versi terjemahan bahasa Indonesia sudah tersedia. Judulnya Peninggalan Purbakala Islam Sendang Duwur, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Bisa dibeli online

Kalau tidak keberatan membaca bahasa Inggrisnya, Anda cukup membaca Islamic Antiquities of Sendang Duwur saja. Berkasnya bisa dicari di internet. Kalau tidak bisa menemukannya, silakan hubungi kami di redaksi@lamonganpos.com

Sebelum berkunjung ke Masjid Sendang Duwur, sebaiknya Anda membaca buku ini lebih dulu. Dengan begitu, ketika Anda sampai di Masjid Sendang, Anda bisa mengamati setiap objek dengan ilmu yang sudah ada di kepala. 

Contoh kecil, kalau Anda masuk di kompleks makam, maka Anda akan melewati beberapa gapura. Gapura pertama berbentuk gapura bentar (gapura tidak beratap yang bbiasa dijumpai di candi Hindu). Gapura kedua berupa gapura paduraksa (gapura beratap). Gapura ini tidak memiliki ukiran sayap garuda di sebelah kiri dan kanannya. 

Dari buku Uka Tjandrasasmita kita tahu bahwa dulunya gapura ini punya sayap garuda. Tapi sayap ini runtuh pada saat gempa besar tahun 1940. Di buku Tjandrasasmita, kita masih bisa melihat foto asli gapura ini pada saat masih punya sayap. Foto ini dibuat pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda.

Contoh kedua, pada masa lalu di depan gerbang kompleks ini ada patung singa dengan posisi duduk. Kita sekarang mengenalnya dengan sebutan singo mengkok, yang sekarang menjadi motif khas batik Lamongan. Sekarang patung singa ini sudah tidak ada di kompleks Masjid Sunan Sendang karena sudah dipindah ke Museum Nasional, Jakarta.

Masih ada banyak pengetahuan menarik lainnya, yang hanya akan kita ketahui kalau kita membaca buku ini. Kalau kita cuma berziarah ke makam tanpa membaca lebih dulu, kita hanya akan datang sebagai tukang foto.