
Buku ini buuuwagus sekali. Sayang sekali, entah kenapa buku ini tidak begitu terkenal. Mungkin karena diterbitkan oleh penerbit lokal, Pustaka Wacana, yang markasnya di Desa Brangsi, Kecamatan Laren. Bahkan kami saja baru mengetahui buku ini setelah melakukan riset mengenai batik Sendang. Seandainya kami tidak melakukan riset, kami mungkin tidak akan tahu ada buku bagus ini.
Buku ini ditulis oleh Sifwatir Rif’ah, dosen Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran, wong Sendang asli. Kedua orangtua Rif’ah adalah penerima hadiah Upakarti dari Presiden Soeharto atas dedikasinya menghidupkan kembali batik Sendang yang sempat mati suri puluhan tahun.
Rif’ah sendiri saat ini adalah pemilik rumah batik Sendang Cahaya Utama. Jadi, buku ini memang ditulis oleh orang yang punya otoritas di bidangnya.
Buku ini membahas batik Sendang secara sangat lengkap, mulai dari sejarahnya, sampai dengan kondisi mutakhir. Walaupun ini bukan buku sejarah, paparannya lebih menarik daripada buku-buku sejarah Lamongan yang pernah ada.
Menurut penelusuran Rif’ah, batik Sendang pertama kali diperkenalkan oleh istri Sunan Sendang, yaitu Raden Ajeng Tilarsih pada abad ke-16. Jadi batik Sendang sudah berusia sekitar lima abad. Batik Sendang sempat mati sejak Gestapu sampai awal tahun 1980. Kemudian batik ini dihidupkan kembali di masa kepemimpinan Bupati Moh. Safi’i Asari.
Buku ini bisa sangat cocok untuk referensi mengenai sejarah dan budaya Lamongan. Anda bisa membacanya di Perpustakaan IAI Tarbiyatut Tholabah Kranji. Atau hubungi Pustaka Wacana di WA 085731201677 atau email pustakawacana6@gmail.com