OPINI

Banyak yang mengejek Rhoma sebagai musisi jadul. Musiknya udik. 

Astaghfirullah. 

Yang berpikiran seperti ini pasti tidak bisa membedakan antara urusan musik dengan kehidupan pribadi sang musisi. 

Anda boleh benci kepada Ahmad Dhani, tapi faktanya dia memang pencipta lagu yang piawai. Saya sendiri pun sering merasa geli dengan laku hidup Bang Haji, terutama dalam soal kawin-mawin, tapi itu sama sekali tidak mengurangi penilaian saya terhadap karya musiknya. Jika saya harus menggambarkan musik Bang Haji dengan satu kata saja, saya tanpa ragu memilih kata “genius”.

Ahmad Dhani adalah musisi Indonesia terhebat di zaman sekarang. Tapi jika dibandingkan dengan Rhoma Irama di masa jayanya, Dhani itu tak ada seujung upilnya Rhoma. Dhani sekadar pandai bermusik. Rhoma jauh lebih dari itu. Ia tidak hanya pandai bermusik tapi juga membawa aliran baru dalam bermusik. Dialah yang membawa suara gitar distorsi ke orkes melayu sehingga musik ini berubah menjadi sesuatu yang benar-benar lain.

Bagi saya, Rhoma adalah musisi paling progresif di Indonesia. Sebagai latar pembanding, saya adalah penggemar berat Pink Floyd, Porcupine Tree, dan Radiohead. Saya juga penikmat musik Fairuz dari Lebanon, Dhafer Youssef dari Tunisia, hingga qawwali Faiz Ali Faiz dari Pakistan.

Bagi saya, Rhoma adalah musisi paling hebat se-Indonesia. Iwan Fals juga musisi hebat tapi ia tidak bisa menyamai pencapaian Rhoma dalam hal kesesuaian karya musiknya dengan selera Indonesia.

Saya menikmati musik Rhoma praktis sepanjang hayat. Sejak zaman radio transistor 2 band sampai era Youtube. Kalau kita mengikuti musik-musik Rhoma, kita akan tahu bagaimana Rhoma memainkan hampir semua aliran musik. Banyak yang tidak tahu, ia pernah membuat album gambus padang pasir, yang gambar sampulnya menampilkan Rhoma seperti Nabi Musa.

Di telinga saya, musik Rhoma adalah musik rok progresif. Sebutan dangdut sama sekali tidak menggambarkan kualitasnya. Lagu-lagu Rhoma penuh vitalitas sementara lagu-lagu dangdut non-Rhoma seperti musik orang yang hidupnya kurang bergairah.

Coba simak baik-baik lagu berjudul Ghibah dan Bimbang. Bagi saya lagu-lagu ini setara dengan Octavarium milik Dream Theater atau Shine On You Crazy Diamond dari Pink Floyd. Di lagu Ghibah, suara gitar Rhoma seperti sedang bicara bersahut-sahutan dengan piano, tabla, dan seruling. Sepertinya lagu ini dibuat sesaat setelah para awak Soneta mendapat bagian amplop dari Rhoma yang sedemikian banyaknya sampai membuat mereka tak henti-hentinya bergumam masyaallah.

Lagu Ghibah ini jauh lebih enak daripada lagu Sweet Child in Time milik Deep Purple yang sering dikaitkan-kaitkan sebagai lagu yang menginspirasi Rhoma menggubah Ghibah.

Dengan mengesampingkan kesan jadul dari filmnya, mari kita simak lagu Bimbang. Ini sama sekali bukan dangdut melainkan lagu rok psikedelik. Sama seperti musik-musik rok psikedelik Inggris era Pink Floyd.

Lagu-lagu rok Rhoma ini jauh di atas pencapaian terbaik Ahmad Dhani di dua album terbaiknya, menurut saya, yaitu Terbaik Terbaik dan Ideologi, Sikap, Otak. Saya memang bukan ahli musik, tidak bisa bermain gitar, tetapi penilaian saya terhadap kualitas musik Indonesia sama dengan penilai Rolling Stone Indonesia, bahwa album musik Indonesia terbaik sepanjang masa adalah Badai Pasti Berlalu. No debat. 

Rhoma tak hanya jauh di atas Dhani dalam hal kualitas musik tapi juga kematangan lirik lagu. Selama ini Ahmad Dhani dianggap sebagai maestro lagu-lagu cinta. Lagu-lagunya romantis-maskulin. Di depan lagu-lagu Rhoma, lirik-lirik cinta romantis Ahmad Dhani tak ubahnya rayuan gombal remaja yang baru masuk masa pubernya. Lagu-lagu Rhoma tidak hanya maskulin tapi juga mengintimidasi.

Bandingkan lagu Dewa berjudul Sedang Ingin Bercinta dengan lagu Rhoma berjudul Masyaallah. Ini seperti membandingkan seorang anak remaja yang sedang merayu pacarnya dengan seorang sultan yang sedang duduk dikelilingi selir-selirnya. Rhoma sudah selesai dengan dirinya. Bahkan ketika mendesah saja, ia mengikuti makhraj yang sangat fasih.

Dari desahan Mulan Jameela di lagu Makhluk Tuhan Paling Seksi, kita bisa membayangkan bagaimana rayuan Ahmad Dhani yang membuat Mulan Jameela jatuh cinta. Sekarang bandingkan dengan lagu Rhoma berjudul Melodi Cinta. Di sini kita bisa melihat bagaimana Rhoma dengan tenang bisa membuat Ricca Rahim klepek-klepek sampai pingsan di bahunya. Beda kelas walaupun kisah cinta mereka serupa.

Kalau Ahmad Dhani saja seperti anak SMA di depan Rhoma, bagaimana dengan Slank? Mungkin ini terlalu kasar, tapi maaf, semua lagu Slank kalau digabung jadi satu masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan lagu Rhoma yang berjudul Seni.

Rhoma bukan hanya seorang ksatria bergitar yang suka memamerkan bulu dada sambil menunggang kuda. Rhoma adalah dewa sesungguhnya. Yang lain hanya pengagumnya. 

Silakan bagikan, klik ikon di bawah