APOTEK

Di hasil pencarian Google, antibiotik sering sekali direkomendasikan untuk mengatasi berbagai penyakit. Mulai dari infeksi kulit, radang tenggorokan, sakit gigi, sakit mata, sakit telinga, hingga sakit perut. Contoh antibiotik yang terkenal adalah ampisilin dan amoxicilin. Fungsinya untuk membunuh bakteri. 

Ini sebetulnya adalah sisi buruk dari internet. Antibiotik termasuk obat keras. Tidak boleh dijual bebas. Kenapa begitu? Antibiotik itu macamnya banyak sekali. Bakteri penyebab infeksi juga macam-macam. Tiap jenis bakteri ini perlu dibasmi dengan antibiotik tertentu. Tidak boleh sembarang. Pengetahuan ini terlalu rumit buat orang awam. Serahkan saja urusannya kepada dokter.

Antibiotik berbeda dari obat pada umumnya sebab ia bisa menyebabkan bakteri justru menjadi lebih bandel dan sulit dibasmi. Ini bisa terjadi kalau antibiotik digunakan secara sembarangan. Misalnya salah jenisnya, salah dosisnya, terlalu sering dipakai, atau dipakai padahal tidak ada infeksi bakteri. Misalnya amoxicilin dipakai untuk flu padahal flu disebabkan oleh infeksi virus. 

Ini berbeda dengan obat lain, misalnya parasetamol. Obat ini umurnya sudah hampir satu abad. Tapi sejak dulu sampai sekarang parasetamol tetap ampuh untuk obat demam walaupun orang seluruh dunia mengonsumsinya. Begitu pula obat mag, obat diare, dan lainnya.

Dulu dokter masih sering meresepkan antibiotik amoxicilin. Sekarang obat ini sudah terlalu banyak dipakai orang awam, akhirnya banyak kuman yang bandel. Akhirnya sekarang dokter sudah jarang sekali meresepkannya. Dalam dua puluh tahun ke depan, amoxicilin mungkin akan kita tinggalkan karena sudah tidak mempan lagi membasmi kuman.

Intinya, antibiotik tidak boleh sering-sering dipakai. Harus dihemat. Contoh antibiotik: ampisilin (contoh merek Binotal), amoxicilin (contoh merek Amoxsan), cefadroxil, cefixim, tertrasiklin (contoh merek Super Tetra), cotrimoxazol (contoh merek Bactoprim), kloramfenikol, tiamfenikol, ciprofloxacin, clindamycin, doxicylin, ceftriaxon, metronidazol, eritromisin, azitromisin (yang sangat terkenal pada saat wabah Covid kemarin), dan masih banyak lagi. Kalau kita googling dan mendapat rekomendasi obat di atas, sebaiknya konsultasi ke dokter.

Salah Kaprah Pemakaian Antibiotik

Tiga antibiotik yang paling terkenal di kalangan awam adalah ampisilin, amoxicillin, dan Super Tetra (tetrasiklin). Obat-obat ini sangat populer dan banyak digunakan secara sembarangan. Berikut ini contoh penggunaan yang serampangan:

  • Untuk luka luar

Biasanya orang membeli Super Tetra, lalu bubuknya dikeluarkan dari kapsulnya. Bubuk ini kemudian ditaburkan di luka. Ini cara yang salah. 

Tetrasiklin harus dihemat supaya bisa tetap ampuh untuk diminum. Kalau ia banyak digunakan untuk luka luar, nanti akan banyak kuman yang kebal dengan tetrasiklin. Kalau kuman ini masuk ke dalam perut kita, maka tetrasiklin tidak lagi ampuh untuk membasminya. 

Luka luar tidak sulit diobati. Pilihan obatnya ada banyak sekali. Kalau luka ringan, kita bisa pakai Betadine atau alkohol. Bisa juga pakai getah daun yodium (tanaman jarak cina). Kalaupun perlu bubuk antibiotik, cukup pakai antibiotik luar saja, misalnya bubuk merek Enbatic. Tidak perlu Super Tetra.

  • Untuk sakit perut

Sakit perut itu bermacam-macam. Diare hanya salah satunya. Bahkan diare sendiri juga bermacam-macam penyebabnya. Kalau disebabkan oleh racun, maka tetrasiklin tidak berguna. 

Seandainya pun diare disebabkan oleh kuman, tidak berarti kita harus minum antibiotik. Dengan rebusan daun jambu pun bisa. Sekali lagi antibiotik harus dihemat supaya saat kita benar-benar membutuhkannya, antibiotik itu masih ampuh. 

  • Untuk hewan piaraan

Penyakit pada hewan itu bermacam-macam. Ada yang disebabkan bakteri, atau virus, atau jamur, atau parasit. Kalau penyebabnya adalah jamur, virus, atau parasit, maka tetrasiklin hanya akan mubazir dan menyebabkan kuman kebal. 

Sebetulnya ada banyak pilihan antiseptik untuk hewan. Salah satu yang masih ampuh sampai sekarang adalah bubuk PK. Bubuk PK bisa dicari di toko-toko obat hewan atau apotek yang lengkap. 

  • Untuk ibu hamil atau menyusui

Ini penggunaan yang berbahaya. Tetrasiklin tidak boleh diminum ibu hamil dan menyusui karena antibiotik ini bisa mengganggu pertumbuhan tulang dan gigi bayi. Ibu hamil harus benar-benar berhati-hati minum obat. 

  • Untuk radang tenggorokan

Sebagian besar radang tenggorokan tidak disebabkan oleh bakteri. Jadi, tidak perlu antibiotik. Sebab tetrasiklin bekerja dengan cara membunuh bakteri. Radang tenggorokan lebih sering disebabkan oleh virus atau bahan makanan yang mengiritasi. Radang seperti ini cukup diobati dengan pelega tenggorokan seperti Strepsils, atau antialergi seperti difenhidramin. 

  • Untuk gatal kulit

Gatal kulit biasanya disebabkan oleh alergi atau jamur. Sementara tetrasiklin membunuh bakteri jadi tidak bisa untuk gatal. Kalau penyebabnya alergi, kita bisa pakai obat alergi. Kalau penyebabnya jamur, kita bisa pakai anti jamur seperti salep yang berisi mikonazol atau ketoconazol. 

  • Untuk sakit gigi dan gusi bengkak

Sakit gigi penyebabnya macam-macam. Tidak selalu karena infeksi bakteri. Obatnya pun harus disesuaikan dengan penyebabnya. Kalaupun ada infeksi bakteri, sebetulnya tidak perlu minum antibiotik. Cukup berkumur pakai rebusan daun sirih saja atau larutan garam pekat secara rutin. Untuk pereda nyerinya kita bisa pakai antinyeri misalnya asam mefenamat. 

Memang ada kondisi sakit yang membutuhkan antibiotik. Namun, kita sebagai orang awam tidak paham pemilihan antibiotik yang tepat. Itu sebabnya untuk urusan ini,  serahkan saja ke dokter.

Silakan bagikan, klik ikon di bawah