APOTEK

Sebetulnya urusan pil KB ini sederhana. Kalau pasien enggan ke dokter, cukup berkonsultasi saja ke bidan. Murah. Nanti bidan akan merekomendasikan pil KB yang sesuai dengan kebutuhan pasien. 

Tapi mungkin karena kita sekarang sangat mengandalkan internet, sehingga urusan pil KB pun kita cenderung bertanya kepada Google. Kata kunci pencarian pil KB di Google secara umum tidak masuk kategori berbahaya. 

Misalnya, kalau kita memasukkan kata kunci “pil KB buat ibu menyusui”, di halaman pertama Google memang ada situs jual-beli seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Blibli. Namun, situs-situs ini akan merekomendasikan merek pil KB yang memang untuk ibu menyusui, misalnya merek Andalan Laktasi. Sampai di sini tidak ada masalah.

Namun ada pula kata kunci pencarian yang agak berisiko, misalnya “pil KB yang tidak bikin gemuk” atau “pil KB yang bisa menghaluskan kulit”. Kata kunci pencarian ini cukup populer karena memang sebagian perempuan akan mengalami efek samping jerawat dan kenaikan berat badan kalau menggunakan pil KB standar seperti Microgynon atau Andalan. 

Bagi kaum perempuan, urusan kecantikan tak mengenal tawar-menawar. Obat boleh punya efek samping lain asal jangan bikin jerawat dan badan gendut sebab bisa membuat penampilan tidak instagramable dan tiktokable.

Kalau kita memasukkan kata kunci di atas, hasil pencarian Google merekomendasikan merek-merek pil KB yang kategori harganya mahal. Mulai dari beberapa puluh ribu sampai beberapa ratus ribu rupiah. Contoh merek: Yaz, Yasmin, Mercilon, Mercilon 28, Marvelon, Gracial, Diane, Estelle, Neynna, Elzsa, Gynera, Lyndiol, Ovostat. 

Bagi orang berduit, ini mungkin tampak sebagai masalah sepele. Harga mahal tidak masalah. Krim kecantikan yang harganya setengah juta rupiah saja dibeli, apalagi pil KB. Tapi sebetulnya urusan obat tidak sekadar masalah uang. Pertanyaan pentingnya, apakah memang kita membutuhkan pil KB ini? Apakah efek sampingnya tidak berbahaya buat kita?

Pemilihan pil KB yang benar-benar tepat harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan kita. Tiap orang memiliki kadar hormon yang berbeda-beda. Memang merek-merek pil KB mahal ini pada umumnya efek sampingnya lebih sedikit. Bisa membuat haid jadi lebih teratur, nyeri haid berkurang, kulit lebih halus, dan jerawat berkurang.

Namun, sekali lagi, pemilihannya harus dilakukan oleh dokter atau bidan. Ini bukan soal uang. Pil KB yang mahal pun tetap punya efek samping. Misalnya, bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah. 

Justru pil KB yang murah seperti Microgynon lebih aman dalam hal efek samping penggumpalan darah. Jadi, walaupun ini cuma soal pil KB, pemilihannya tetap harus sangat hati-hati. Yang paling tepat adalah berkonsultasi ke dokter Sp.OG, atau setidaknya ke bidan.

Aturan umum minum pil KB sebetulnya harus dimulai dari pil KB standar yang isinya sama dengan Microgynon. Kalau ternyata timbul efek samping yang mengganggu, silakan konsultasi ke bidan atau dokter. 

Ilmu tentang pil KB terlalu rumit untuk orang awam sebab melibatkan hormon-hormon yang namanya saja sulit dilafalkan, apalagi dipahami. Serahkan saja kepada ahlinya. Kita cukup main Tiktok dan Instagram saja.

Berikut beberapa pedoman umum minum pil KB:

  1. Secara umum, pil KB standar yang dianjurkan untuk sebagian besar orang adalah yang isinya sama dengan Microgynon. Contoh merek lain: Nordette, Andalan, Cyclogynon, Planak, Mikrodiol, Pilkab, Planotab, Trinordiol. Kalau memang dengan pil KB yang murah ini tidak ada masalah, berarti itu sudah cukup. Tak perlu pil KB yang mahal. 
  2. Untuk ibu menyusui, gunakan pil KB khusus ibu menyusui. Sebab Microgynon dkk bisa mengganggu produksi ASI. Contoh merek: Andalan Laktasi, Cerazette, Exluton, Microlut. Kalau si ibu sudah tidak lagi menyusui, gunakan kembali pil standar Microgynon dkk. Sebab pil KB busui kurang ampuh jika digunakan oleh perempuan yang tidak menyusui.
  3. Kalau Microgynon dkk menyebabkan efek samping yang mengganggu, konsultasikan ke dokter dan bidan, mungkin pil KB perlu diganti dengan yang isinya berbeda.