APOTEK

Kalau kita googling obat tipes, hasil pencarian akan merekomendasikan macam-macam antibiotik seperti tiamfenikol, kloramenikol, ciprofloxacin. Ini sebetulnya berbahaya. Antibiotik adalah wilayah dokter. Orang awam jelas sulit membedakan satu antibiotik dari lainnya.

Pertanyaan pertama, bagaimana kita yakin penyakit yang kita derita itu tipes? Gejala tipes mirip gejala penyakit lain. Penyakit tipes tidak bisa cuma dikira-kira. Yang kita sangka sebagai tipes itu tidak selalu tipes. Untuk memastikan kita kena tipes, dokter pun tidak bisa main tebak. Harus berdasarkan gejala yang khas dan tes laboratorium.

Salah satu tes yang biasa dilakukan untuk diagnosis tipes adalah tes Widal. Tapi hasil tes ini tidak bisa serta merta dijadikan dasar untuk bilang tipes atau tidak. Hasil tes positif pun belum tentu tipes. Ini sudah terlalu rumit buat orang awam.

Banyak penyakit yang gejalanya mirip tipes. Demam tinggi, badan lunglai, tidak doyan makan, muntah. Orang sering dengan gampang menyimpulkan sakit tipes hanya karena sebelumnya pernah mengalami gejala yang sama. Padahal penyakit-penyakit infeksi lain juga gejalanya seperti itu. Salah satu gejala tipes yang khas adalah siklus demamnya. Malam hari demam tinggi tapi siangnya tidak.

Tipes tergolong penyakit serius. Sebaiknya pasien pergi ke dokter. Jangan memutuskan untuk membeli obat sendiri.

Tipes disebabkan oleh infeksi bakteri yang agak bandel. Bakteri ini tidak bisa dibasmi dengan antibiotik kelas ringan seperti amoxicilin atau ampisilin. Harus antibiotik yang cukup kuat. Pemilihannya harus dilakukan oleh dokter.

Kalau kita salah beli obat, penyakitnya bisa saja malah makin parah. Kalaupun sembuh, nanti akan mudah kambuh. Maka, serahkan saja urusan ini kepada dokter. Kalau panas tidak turun dalam 3 hari, segera ke dokter. Dokter biasanya akan memberi antibiotik dan obat demam.

Adapun obat-obat tradisional seperti ekstrak cacing, obat cina, atau obat herbal lain itu bukanlah obat utama. Pasien boleh saja mengonsumsinya. Tapi obat yang utama adalah antibiotik dari dokter.

Antibiotik ini harus diminum sampai habis walaupun gejala sudah hilang. Ini pedoman umum yang berlaku untuk semua jenis pil antibiotik. Kalau dokter meresepkan dua strip, antibiotik ini harus diminum sampai habis walaupun pasien sudah tidak demam. Tujuannya supaya proses pembasmian kuman berjalan sampai tuntas. Kalau proses ini tidak tuntas, kuman bisa menjadi lebih bandel. Besok-besok kalau kita kena tipes lagi, mengobatinya jadi lebih susah.

Obat selain antibiotik ini boleh dihentikan kalau gejalanya sudah hilang. Bersama antibiotik, dokter biasanya akan meresepkan obat demam parasetamol. Kalau memang sudah tidak ada demam, parasetamol boleh dihentikan. Tapi antibiotik harus dilanjutkan sampai habis.

Harus Dibarengi Istirahat

Sembari minum obat, pasien harus istirahat total. Tiduran saja di rumah. Ini penting karena banyak orang kena tipes masih memaksakan diri bekerja. Biasanya setelah tiga hari minum antibiotik, demam akan reda. Tapi ini tidak berarti penyakit sudah sembuh.

Sebetulnya infeksinya masih ada. Antibiotik masih bertempur melawan kuman. Demam turun itu hanya karena kuman sedang mundur bersembunyi. Pasien sebetulnya masih sakit.

Kalau dia memaksakan diri bekerja, maka proses pengobatan ini bisa terganggu. Kuman tidak akan terbasmi tuntas. Kalaupun sembuh, nanti mudah kambuh.

Dibarengi Pengaturan Diet

Penderita tipes biasanya disuruh makan yang halus-halus, misalnya bubur. Yang repot, makan bubur setiap hari itu sungguh membosankan. Padahal pasien tipes harus cukup makan bergizi.

Sebetulnya pasien boleh saja makan nasi dengan lauk enak seperti hari-hari biasa. Tapi nasinya yang lembut. Lauknya yang mudah dicerna. Hindari sayur yang banyak serat kasarnya. Pilih sayur yang seratnya lembut seperti bayam, brokoli, kembang kol, wortel. Kalau masak sayur, panaskan sampai benar-benar matang dan gampang dikunyah.

Makan buah pun boleh asal seratnya lembut seperti pisang, pepaya, blewah, semangka, melon, alpukat. Buah berserat kasar boleh saja dikonsumsi tapi diambil sarinya saja, misalnya sari buah jeruk manis, sari buah nanas madu. Hindari makanan yang pedas dan kecut sebab bisa mengiritasi saluran cerna. Pilih buah yang manis.

Obat Tradisional Ekstrak Cacing

Salah satu obat tradisional buat tipes yang sangat populer adalah ekstrak cacing. Misalnya merek Vermint, Shang Han Ning, dan Tileng.

Sampai sekarang ilmu kesehatan belum bisa menjelaskan hubungan antara ekstrak cacing dan sakit tipes. Ekstrak cacing tidak bisa membunuh kuman tipes tapi mungkin meningkatkan daya tahan tubuh.

Mungkin asam amino dari ekstrak cacing bekerja seperti ekstrak ikan gabus pada orang sesudah operasi. Karena cara kerja ekstrak cacing belum jelas, jangan menjadikannya sebagai obat utama. Vermint dkk boleh saja diminum tapi fungsinya sebagai pelengkap obat dokter, bukan obat utama.

Sebagian orang beralih ke kapsul cacing karena merasa sakitnya tidak sembuh-sembuh di tangan dokter. Cara berpikir seperti ini sebetulnya keliru. Pertanyaannya adalah: kenapa tidak sembuh-sembuh? Apakah memang penyakitnya itu tipes? Bukan penyakit lain? Kalau memang penyakitnya bukan infeksi bakteri, tentu saja memang tidak akan sembuh kalau diberi antibiotik.

Pencegahan Tipes

Tipes disebabkan oleh bakteri. Cara terbaik mencegah tipes adalah menghindari bakteri itu. Caranya dengan menerapkan hidup bersih, menjaga daya tahan tubuh, menerapkan pola hidup sehat. Kalaupun di makanan kita ada sedikit kuman tipes, kuman itu tidak sampai menyebabkan kita jatuh sakit.

Sebetulnya setiap hari kita terpapar kuman. Tapi kenapa kita tidak jatuh sakit? Karena kita punya daya tahan tubuh yang baik. Kalau kita pernah sakit tipes, kita harus lebih hati-hati makan. Hindari makanan yang mengiritasi seperti makanan pedas atau kecut. Iritasi akan membuat kuman mudah menginfeksi.

Agar daya tahan tubuh tidak anjlok, jangan terlalu ngoyo bekerja. Sebab siklus tipes sudah jelas: kerja-kerja-kerja-tipes. Kalau ini diulang-ulang terus, siklusnya akan berubah: kerja-tipes-kerja-tipes. Mau?