APOTEK

Kalau kita googling obat kolesterol, rekomendasi Google nomor satu adalah simvastatin. Ini adalah obat penurun kolesterol yang sangat populer di apotek. Biasa diresepkan dokter karena ampuh dan murah. Harga generiknya hanya di bawah Rp 10 ribu per strip.

Namun, sebelum kita tahu nama obat simvastatin, mestinya kita sudah paham lebih dulu mengenai ikhwal kolesterol. Ini yang biasanya luput dari perhatian. Pengetahuan mengenai kolesterol jauh lebih penting daripada pengetahuan mengenai obat penurun kolesterol.

Obat-obat kolesterol di apotek pada umumnya ampuh. Minum satu strip saja sudah bisa menurunkan kadar kolesterol. Tapi kita layak bertanya, kalau obatnya begitu manjur, kenapa masih banyak orang menderita kolesterol tinggi? Ini adalah pertanyaan paling penting.

Jawaban ringkasnya adalah: tidak ada satu pun obat yang bisa menurunkan kadar kolesterol secara permanen selain perubahan pola hidup. Obat-obat di apotek, tak peduli semahal apa pun harganya, hanya menurunkan kadar kolesterol SESAAT. Begitu kita berhenti minum, maka kadar kolesterol akan naik lagi. Ini harus disadari sejak awal.

Bagaimana kalau obatnya diminum terus-menerus supaya efeknya permanen? Tidak semudah itu. Semua obat yang diminum terus-terusan pasti akan menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping obat antikolesterol antara lain: mengganggu pencernaan, liver, dan otot. Juga bisa meningkatkan kemungkinan diabetes. Karena inilah obat-obat antikolesterol termasuk golongan obat keras. Harus konsultasi dulu ke dokter. 

Kalau begitu apa dong gunanya obat penurun kolesterol? Obat penurun kolesterol hanya untuk membantu program penurunan kolesterol, sembari kita melakukan perubahan pola hidup. Jadi, intinya jangan lupa, yaitu perubahan pola hidup. Antara lain dengan diet dan olahraga. Tanpa itu, obat kolesterol hanya akan memberi harapan palsu. Pehape.

Bagaimana dengan obat kolesterol yang harganya mahal? Sama saja. Misalnya Lipitor (berisi atorvastatin) yang harganya sekitar seperempat juta rupiah satu blister. Tanpa disertai perubahan pola hidup, penurunan kolesterol oleh Lipitor pun hanya berlangsung sementara.Tahu nama obat simvastatin atau atorvastatin tanpa tahu sifat kolesterol adalah pengetahuan pintas yang tidak lengkap.

Contoh lain pengetahuan pintas adalah kata kunci pertanyaan googling, “obat kolesterol yang  aman buat ibu hamil”. Setidaknya ada dua salah kaprah di sini. Pertama, ibu hamil harus sangat berhati-hati minum obat. Sebaiknya bumil tidak memutuskan beli obat sendiri hanya berdasarkan googling

Kedua, ibu hamil pada umumnya tidak membutuhkan obat penurun kolesterol walaupun tes laboratorium menunjukkan kolesterolnya tinggi. Bumil memang membutuhkan banyak kolesterol untuk pembentukan janin. Kalau produksi kolesterol dihalangi, justru berbahaya. Ini contoh bagaimana kolesterol tinggi tidak harus selalu diikuti minum obat penurun kolesterol. 

Salah Kaprah Soal Kolesterol

Orang awam gampang sekali bilang kolesterol untuk sakit yang bukan kolesterol. Leher tegang dibilang kolesterol. Migrain dibilang kolesterol. Sama halnya dengan asam urat. Pokoknya ada nyeri, langsung dibilang asam urat padahal belum tentu.

Kalau kita sakit dan dokter belum tahu penyakitnya, biasanya kita akan disuruh tes darah. Macam-macam yang dites, salah satunya kolesterol. Kalau ternyata kolesterol kita tinggi, tidak berarti penyakit yang sedang kita derita saat itu adalah masalah kolesterol.

Mungkin saja saat itu kita sakit karena kecapekan, atau infeksi, atau lainnya. Kebetulan saja kolesterol kita sedang tinggi. Jadi, penyakit utamanya bukan kolesterol tinggi. 

Pada awalnya, kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala apa-apa. Sedikit demi sedikit kolesterol ini akan mengerak di dalam pembuluh darah. Proses ini terjadi berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Setelah keraknya cukup tebal, biasanya gejalanya baru akan muncul, misalnya nyeri dada di bagian jantung. Gejala kolesterol baru akan muncul ketika semua sudah terlambat. 

Itu sebabnya dalam hal kolesterol, jangan menunggu gejala muncul. Sebaiknya kita melakukan tes darah secara rutin. Di rumah sakit atau laboratorium klinik biasanya ada paket general check up yang salah satu pemeriksaannya adalah tes kolesterol. 

Dalam hal kolesterol, obat terbaik adalah perubahan pola hidup secara menyeluruh, antara lain:

  • Makan tidak berlebihan
  • Jika bisa, puasa sesekali atau secara sengaja menikmati rasa lapar
  • Melakukan aktivitas fisik setiap hari, misalnya jalan kaki 30 menit
  • Kurangi goreng-gorengan 
  • Banyak makan sayur dan buah, terutama buah yang manis asam
  • Jika bisa makan agak pedas, tambahkan cabe di dalam masakan sehari-hari
  • Jika mungkin, tambahkan rempah lebih banyak ke dalam bumbu masakan
  • Tambahkan juga perasan jeruk nipis di masakan atau minuman sehari-hari, jika mungkin
  • Biasakan minum kopi satu cangkir saja setiap hari

Dengan perubahan pola hidup seperti ini, kita memberi kesempatan kepada tubuh untuk mengatur kembali keseimbangan tubuh yang alami. Tubuh kita jadi lebih sehat. Tidak hanya kadar kolesterolnya tapi juga kadar lemak dan lainnya.

Kolesterol sebetulnya bukan zat berbahaya. Sama seperti gula darah, kolesterol juga zat penting yang mutlak diperlukan, misalnya untuk membentuk sel-sel baru, memproduksi hormon, terutama hormon seks, membuat vitamin D, cairan empedu, dan lain-lain. Ketika kita minum obat penurun kolesterol, sebetulnya kita mengganggu keseimbangan alami ini. Jadi, obat terbaik adalah pola hidup yang sehat.

Sebagian orang mengidap kolesterol tinggi karena keturunan. Yang ini memang tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi dengan pola hidup yang sehat,  faktor keturunan ini bisa diredam. 

Obat Tradisional Penurun Kolesterol

Di internet ada banyak sekali rekomendasi obat tradisional untuk menurunkan kolesterol. Daun ini, daun itu, macam-macam. Sebetulnya perubahan pola hidup dan pola makan saja sudah cukup.

Kalau mau pakai obat tradisional, sebaiknya pilih bahan herbal yang sudah terbukti aman diminum terus-menerus, terutama kategori makanan seperti buah, sayur, jeruk nipis, rempah dapur, cabe, seledri, bawang-bawangan, dan sejenisnya.

Obat-obat tradisional memang bisa cepat menurunkan kadar kolesterol tapi kita tidak tahu efek jangka panjangnya kalau diminum lama. Sebagai contoh, salah satu obat tradisional yang banyak disarankan di internet adalah daun sirsak. Daun ini mengandung racun dalam kadar kecil. Jika diminum sesekali memang tidak apa-apa. Tapi jika diminum terus justru racunnya bisa menumpuk dan berbahaya. 

Karena sifat racunnya ini, daun sirsak kadang dipakai sebagai pestisida nabati di pertanian. Selengkapnya tentang sifat racun daun sirsak bisa dibaca di sini. 

Daripada minum rebusan daun sirsak, jauh lebih sehat makan buah sirsak. Selain bisa menurunkan kolesterol, buah sirsak juga kaya vitamin C dan antioksidan. Bisa membuat daya tahan tubuh lebih baik, membuat kulit lebih cantik, antisariawan, dan masih banyak lagi. Yang paling penting, kita tidak perlu takut kena efek sampingnya.