Di apotek sebetulnya ada banyak merek obat cacing. Sebagai orang awam, kita fokus saja mengetahui seluk-beluk informasi obat cacing yang paling terkenal dan paling banyak tersedia di apotek, yaitu Combantrin. Untuk anak, kita bisa memilih Combantrin sirup. Isinya pirantel pamoat.
Combantrin kemasan botol mini berisi 10 ml sirup. Cara minum obat cacing itu hanya sekali minum dalam dosis besar. Cukup sekali saja. Besoknya sudah tidak perlu minum lagi.
Dosis minum obat yang paling tepat sebetulnya didasarkan pada berat badan, bukan pada umur. Kalau anak usia SD berat badannya 50 kg, maka ia harus mengikuti dosis orang dewasa. Tapi kalau anak kita berat badannya rata-rata umum, kita bisa memakai patokan sederhana:
- Anak PAUD-TK: setengah botol sirup.
- Anak SD: 1 botol sekali tenggak langsung habis.
- Anak SMP: 2 botol sekali tenggak langsung habis.
- Anak SMP bisa juga minum Combantrin tablet. Lebih murah.
OBAT CACINGAN PADA ORANG DEWASA
Orang dewasa bisa minum Combantrin tablet. Kemasan Combantrin tablet ada 2 macam. Ada yang berisi 4 tablet, masing-masing 125 mg. Ada yang berisi 2 tablet, masing-masing 250 mg.
Cara minumnya sama dengan anak-anak, yaitu sekali tenggak. Dosisnya 500 mg atau 1 blister (1 strip) diminum semua sampai habis. Kalau yang tersedia di apotek adalah tablet 125 mg, maka dosisnya adalah 4 tablet ditenggak langsung sampai habis. Kalau yang tersedia di apotek adalah tablet 250 mg, maka dosis sekali minum adalah 2 tablet langsung.
Kalau memang minumnya langsung habis 500 mg, kenapa harus ada kemasan isi 4, ada yang isi 2? Kenapa tidak cukup isi 1 saja 500 mg? Adanya pilihan miligram itu supaya siapa pun bisa minum. Tinggal dosisnya saja disesuaikan. Misalnya:
- Anak SMA dan orang dewasa minum 4 tablet @ 125 mg sekaligus.
- Anak SMP minum 3 tablet @ 125 mg.
- Anak SD minum 2 tablet @ 125 mg.
CARA MENCEGAH CACINGAN
- Di tempat makan
Zaman sekarang memang sebagian besar orang BAB di WC siram. Tinja langsung masuk ke septic tank. Tapi penyebaran telur cacing masih mudah terjadi. Di kota-kota besar, di kawasan permukiman kumuh, banyak yang mengalirkan WC siramnya ke sungai. Sebetulnya ini bukan sungai melainkan got besar.
Air got ini biasa digunakan untuk menyiram jalanan saat musim kemarau. Sementara kalau musim hujan, airnya meluap membawa telur cacing. Ketika tanah kering, telur ini akan beterbangan bersama debu. Hinggap di warung-warung makan. Untuk mencegah cacingan, kita sebaiknya memilih makan di warung yang menjaga kebersihan.
- Di dapur
Di lahan pertanian, sayuran mungkin mengandung telur cacing dan terbawa sampai ke dapur kita. Misalnya bawang daun, bayam cabut, kangkung cabut. Sayuran ini biasa dicabut utuh sampai akarnya lalu dijual di pasar. Akarnya sengaja disertakan supaya daunnya tidak cepat layu. Untuk menghilangkan telur cacing, sayuran harus dibilas dulu lalu dimasak sampai matang. Sementara sayuran yang dimakan mentah seperti selada air atau kubis harus dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
Cacing bisa juga mengontaminasi daging ternak dan ikan. Kalau kita mengiris daging mentah atau ikan, pisau dan bekas tempat mengiris harus segera dibersihkan.
- Di kamar mandi
Cacing bisa saja masuk ke dalam kamar mandi lewat got. Di kamar mandi yang jarang dibersihkan, cacing bisa saja bertelur di lantainya. Telur cacing tertentu bisa masuk tubuh lewat pori-pori kaki. Untuk mencegah cacingan, kita harus rutin membersihkan lantai kamar mandi dan memakai sandal setiap ke kamar mandi.
- Dari kuku
Kalau kita sering memegang tanah, misalnya karena hobi berkebun atau memancing, kuku yang panjang bisa saja membawa kotoran dan telur cacing. Untuk mencegah cacingan, kita harus rajin memotong kuku dan mencuci tangan.
- Dari hewan piaraan
Hewan piaraan mungkin saja pulang membawa cacing setelah berkeliaran di tanah. Kaki mereka harus sering dibersihkan, terutama setelah dari luar rumah. Intinya, mencegah cacingan adalah dengan menjaga kebersihan.
Minum obat cacing setiap 6 bulan sekali?
Ada pendapat yang menyarankan kita sebaiknya minum obat cacing setiap 6 bulan sekali. Alasannya, obat cacing relatif aman, harganya murah, ampuh, dan mungkin dalam jangka waktu itu kita kena cacingan.
Sebetulnya saran yang lebih penting adalah menjaga kebersihan lingkungan. Cuci tangan, potong kuku, membersihkan sayuran, masak sampai matang, pakai alas kaki.
Kita boleh saja minum obat cacing tiap 6 bulan kalau memang kita hidup di lingkungan yang berisiko tinggi kena cacingan. Misalnya, tinggal di dekat lingkungan kumuh dan sering beraktivitas di tanah. Kalau memang kita menjaga kebersihan dengan baik, dan tidak merasakan gejala cacingan, kita tak perlu minum obat cacing secara rutin.
Salah satu gejala cacingan yang populer adalah gatal di anus. Pada anak, gatal ini membuat mereka sering menggaruk-garuk anusnya. Mereka mungkin rewel tanpa penyebab yang jelas. Namun, anus gatal tidak selalu cacingan, mungkin saja jamuran.
Obat herbal buat cacingan
Di internet ada banyak rekomendasi obat herbal buat cacingan. Sesuai dengan pedoman umum obat tradisional, yang layak direkomendasikan adalah temu ireng. Ini rimpang yang mirip jahe tetapi rasanya pahit sekali.
Sejak zaman dulu sudah biasa digunakan untuk mengobati cacingan. Sekarang jarang yang menanam rimpang ini. Kita bisa membelinya di marketplace seperti Tokopedia atau Shopee. Pilih rimpang segar, bukan bubuk.
Kelebihannya, temu ireng juga punya khasiat bisa meningkatkan nafsu makan. Cocok buat anak yang sulit makan. Kekurangannya, rasanya super pahit. Agak sulit meminumkannya pada anak kecuali dengan cara dicekokkan.