Obat batuk sebetulnya tergolong obat yang jamak diketahui. Meski demikian masih banyak orang tidak bisa membedakan antara obat untuk batuk kering dengan batuk berdahak. Apalagi memahami penyebab-penyebab batuk.
Sebagian besar obat batuk yang beredar di pasaran berisi kombinasi beberapa jenis obat. Kadang memang agak membingungkan. Untuk mengetahui kegunaannya, pertama-tama kita harus membaca komposisinya.
- Dekstrometorfan
Ini obat pereda batuk. Cara kerjanya adalah menekan otak agar tidak memerintahkan batuk. Sebagian besar merek obat batuk di Indonesia mengandung zat ini. Contoh merek yang terkenal: Vicks Formula 44 dan merek-merek lain yang biasanya namanya ditambahi “Antitussive”.
- Pengencer dahak
Contoh obat bromheksin, guaifenesin/gliseril guaiakolat/ GG, ambroksol. Obat ini hanya untuk batuk berdahak. Kalau batuknya kering, tidak perlu pakai obat ini. Sebab malah bisa mendatangkan efek samping iritasi lambung. Contoh merek yang terkenal: Bisolvon dan merek-merek lain yang namanya ditambahi “Ekspektoran”.
- Obat Alergi
Misalnya difenhidramin dan CTM (klorfeniramin). Obat ini cocok untuk batuk alergi yang disertai gatal tenggorokan atau hidung meler dan bersin-bersin. Contoh merek yang terkenal: Benadryl dan merek-merek lain yang berakhiran -dryl. Kenapa obat alergi masuk ke dalam kelompok obat batuk? Karena bersin, hidung meler, dan keluar dahak itu sebetulnya sejenis reaksi alergi.
- Parasetamol
Ini obat sakit kepala dan demam. Biasa ditambahkan ke dalam obat batuk karena gejala batuk sering disertai dengan flu dan sakit kepala. Obat-obat flu batuk ini biasanya juga ditambahi pelega hidung, misalnya fenil-propanolamin. Contoh merek yang terkenal: Mixagrip Flu-Batuk (Mixagrip Hijau).
Walaupun isinya macam-macam, semua obat batuk punya satu persamaan, yaitu hanya meredakan gejala. Tidak menyembuhkan batuk. Kalau penyebabnya masih ada, batuk tidak akan hilang. Inilah yang membuat orang googling obat batuk. Mereka mungkin sudah minum obat batuk berhari-hari tapi batuknya tidak hilang-hilang.
Batuk sebetulnya adalah refleks saluran napas kita untuk mengusir sesuatu yang dianggap berbahaya. Jadi, batuk sebetulnya tidak berbahaya karena gerakan ini justru berusaha mengusir benda asing.
Kemungkinan penyebab batuk banyak sekali, antara lain:
- Flu. Flu disebabkan oleh infeksi virus. Tidak ada obatnya. Nanti akan sembuh sendiri. Batuk terjadi karena saluran nafas kita memproduksi dahak untuk menangkap virus flu lalu mengeluarkannya dengan gerakan batuk. Tanpa diobati pun, batuk jenis ini akan sembuh sendiri, biasanya 1-2 minggu. Kalau batuknya berdahak, kita bisa minum obat-obat flu-batuk.
- Alergi dan iritasi di saluran nafas. Penyebabnya juga macam-macam. Mungkin karena debu, udara dingin, asap, polusi, gorengan, pemanis buatan, makanan atau minuman tertentu, dan lain-lain. Kalau penyebabnya alergi dan iritasi, kita harus menghindari pencetusnya dan minum obat batuk alergi. Kalau alerginya hilang, otomatis batuknya juga akan hilang.
- Infeksi saluran nafas. Infeksi saluran nafas juga macam-macam. Bisa infeksi virus seperti Covid 19. Bisa juga infeksi bakteri, misalnya tuberkulosis. Selama infeksi masih ada, batuk tidak akan hilang. Yang ini orang awam sulit membedakannya. Intinya, kalau batuknya membandel, sebaiknya ke dokter.
Tiga penyebab di atas adalah penyebab yang paling umum. Tapi sebetulnya selain tiga di atas masih ada banyak kemungkinan lain. Hal-hal yang sama sekali di luar dugaan bisa saja menjadi penyebab batuk, misalnya parfum, pengharum ruangan, pewangi baju, minum obat tertentu, dll. Kita harus melakukan pengamatan untuk mengetahui penyebabnya.
OBAT BATUK YANG TIDAK SEMBUH-SEMBUH
Pada umumnya batuk biasa akan sembuh sendiri sekitar dua minggu. Tapi ada kalanya batuk tidak sembuh-sembuh. Bahkan sampai satu bulan atau lebih. Ini adalah jenis batuk yang tidak biasa.
Tahap paling penting adalah mencari tahu penyebabnya. Dokter pun mungkin akan kesulitan menemukannya jika informasi dari pasien terbatas. Karena itu, untuk mengetahui penyebabnya, pasien harus memberikan informasi sebanyak mungkin.
Kemungkinannya macam-macam, antara lain:
- Penyakit tuberkulosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri yang sangat bandel. Bakteri ini bersarang di dalam paru-paru. Tubuh berusaha menangkapnya dengan memproduksi dahak. Lalu dahak ini dikeluarkan dengan gerakan batuk.
Karena dahaknya di saluran nafas bagian dalam, batuk TBC ini berbeda dari batuk flu. Batuk flu biasanya ringan, terasa di tenggorokan. Adapun batuk TBC agak berat, terasa sakit di dada, bukan di tenggorokan. Dahaknya biasanya kental. Kalau akar masalahnya adalah TBC, kita harus periksa ke Puskesmas. Lalu minum obat TBC selama paling tidak 6 bulan. Tanpa pengobatan seperti ini, batuk tidak akan sembuh.
Kemungkinan ini perlu dicurigai terutama jika kita pernah berinteraksi dekat dengan penderita TBC. Biasanya batuk jenis ini berdahak dan dahaknya agak berat dikeluarkan karena berasal dari saluran nafas bawah. Untuk memastikannya, kita bisa periksa ke Puskesmas. Di sana dahak kita akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui ada tidaknya kuman TBC.
Kalau ternyata kita terkena TBC, kita akan mendapatkan obatnya dari Puskesmas. Gratis. Obat ini harus diminum paling tidak selama enam bulan. Tidak boleh kurang. Tidak boleh lupa satu hari saja. Harus disiplin. Beberapa bulan setelah rutin minum obat ini, batuk biasanya sudah reda. Tapi kita tetap harus terus minum obatnya sampai enam bulan sesuai petunjuk dari Puskesmas.
- Penyakit bronkitis kronis
Bronkitis adalah radang di saluran nafas menuju paru-paru. Kalau kita kena bronkitis yang kronis, maka batuk yang kita derita juga akan kronis. Kronis artinya berlangsung lama. Penyebabnya mungkin asap rokok, asap knalpot, asap pabrik, atau zat kimia. Sebaiknya kita periksa ke dokter spesialis paru.
3. Infeksi di paru-paru
Selain TBC, infeksi lain juga bisa menyebabkan batuk berkepanjangan, misalnya radang paru, yang biasa disebut pneumonia. Untuk memastikannya kita juga harus periksa ke dokter spesialis paru. Kalau penyebabnya infeksi bakteri, kita akan mendapatkan antibiotik. Harus diminum sampai habis.
- Mungkin karena penyakit kronis lain
Misalnya sakit mag kronis atau asma. Kalau sakit mag sudah parah dan kronis, asam lambung bisa sampai naik ke tenggorokan. Menyebabkan batuk yang juga berkepanjangan. Obatnya tentu saja menyembuhkan sakit magnya dulu.
Asma kronis juga bisa menyebabkan batuk kronis. Obatnya tentu obat asma dan menghindari pencetusnya. Radang di belakang hidung juga bisa menyebabkan batuk kronis. Radang ini menyebabkan pangkal hidung kita mengeluarkan cairan yang merembes terus-menerus ke tenggorokan. Selama penyakit ini belum sembuh, maka batuknya juga tidak akan sembuh. Untuk memastikannya kita harus ke dokter spesialis THT.
Beberapa obat tertentu juga bisa menyebabkan efek samping batuk. Biasanya batuk kering, tidak berdahak. Misalnya obat darah tinggi jenis kaptopril. Obat ini biasanya diminum terus-menerus sehingga efek sampingnya juga berkepanjangan. Untuk mengatasinya kita harus konsultasi ke dokter agar mengganti obat itu dengan jenis obat lain.
Intinya, batuk yang tidak sembuh-sembuh obatnya bukan obat batuk. Kalau kita sensitif terhadap polusi udara dan setiap hari kita menghirup polusi, maka batuknya juga setiap hari, tidak sembuh-sembuh. Minum Komix satu kardus pun batuk tidak akan hilang. Ke dokter spesialis paru pun tetap saja batuk tidak akan sembuh. Sebab masalahnya adalah udara yang kita hirup setiap hari.
Untuk mengatasinya, kita harus menghindari penyebabnya. Mungkin rumah kita terlalu dekat dengan sumber asap. Mungkin kamar kita terlalu dekat dengan gudang atau bahan-bahan yang berbau. Mungkin karena setiap hari kita mengendarai motor dan menghirup polusi jalanan.
Mungkin karena daya tahan tubuh kita lemah. Mungkin di rumah ada anggota keluarga yang merokok. Mungkin karena kita tidak tahan dengan bau parfum atau pewangi pakaian. Walaupun baunya wangi, kalau paru-paru kita sensitif, parfum itu termasuk kategori polusi.
Ringkasnya, cari penyebabnya, lalu atasi akar masalahnya lebih dulu. Kalau googling obat batuk kronis, lebih baik cari suplemen gizi yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau penyakitnya teratasi, maka batuknya akan hilang dengan sendirinya.