APOTEK

Salah satu fakta menarik di internet adalah dominannya Tokopedia dkk di hasil pencarian Google, termasuk dalam urusan kesehatan. Misalnya, kalau kita memasukkan kata kunci OBAT KULIT GATAL YANG AMPUH, situs Tokopedia ada di halaman pertama hasil pencarian.

Beberapa tahun lalu, kalau kita googling masalah obat dan kesehatan, Google lebih banyak merekomendasikan situs-situs kesehatan. Tokopedia hampir tidak pernah masuk halaman pertama pencarian Google. Sekarang situasinya sudah berbeda. Tokopedia merajai hasil pencarian obat dengan kata kunci khas orang awam, misalnya obat <penyakit anu> yang ampuh.

Tokopedia memang bukan situs informasi kesehatan tetapi munculnya di halaman pertama Google mudah dipahami. Robot Google mengindeks halaman website dengan algoritma tertentu. 

Yang paling paham dengan urusan ini adalah ahli Search Engine Optimization (SEO). Mereka mengetahui teknik agar website tertentu bisa masuk halaman pertama Google dengan cara mengutak-atik artikel agar sesuai algortima Google.

Sebagai marketplace terbesar di Indonesia, dengan dana melimpah, tentu Tokopedia tak akan kesulitan melakukannya. Mereka punya satu departemen tersendiri yang mengurus SEO. Kalau penasaran, masuk saja ke LinkedIn dan cari spesialis SEO Tokopedia di sana.

Inilah yang bisa menjelaskan kenapa kalau kita googling surat di dalam al-Quran, tiba-tiba Google menyuguhkan website Tokopedia.com atau bahkan Bola.com. Semua situs memang berlomba-lomba merajai halaman pertama Google. Mereka akan menulis topik apa saja dan merebut kue apa saja di internet. Situs bola saja bisa menulis tentang surat al-Quran, apalagi Tokopedia yang memang lebih luas cakupannya.

Semua website sekarang menyembah berhala baru yang bernama “klik”. Di era kompetisi konten seperti sekarang, ini wajar saja. Tidak melanggar hukum walaupun mungkin terkesan serakah.

Yang repot adalah orang awam. Mereka mencari rekomendasi obat tetapi mereka terdampar di depan “apotek” Tokopedia. Tokopedia jelas bukan referensi kredibel soal kesehatan. Ketika merekomendasikan obat gatal, misalnya, Tokopedia akan langsung menyebut obat merek ini dan itu. 

Banyak di antaranya yang termasuk golongan obat keras yang mestinya tidak boleh dijual di Tokopedia. Contohnya adalah obat berisi dexametasn dan metilprednisolon. Obat ini memiliki banyak efek samping yang tidak mungkin dijelaskan di Tokopedia atau sejenisnya.

Padahal urusan kulit gatal sebetulnya cukup kompleks. Mustahil kita bisa langsung merekomendasikan obat merek ini dan itu tanpa melakukan diagnosis penyebabnya. Gatal karena jamur butuh obat yang berbeda dari gatal karena alergi atau karena kutu parasit. Pengetahuan instan tidak akan membawa kita kepada keputusan yang tepat.

Karena itu orang awam harus menyadari bahwa halaman pertama hasil pencarian di Google tidak selalu merupakan informasi yang layak diikuti begitu saja. Pengetahuan ini sangat penting sebelum seseorang mulai mencari apa pun di Google.

Bagi orang awam, artikel di Tokopedia lebih menyenangkan karena langsung menyebut merek obat. Apalagi di bawah merek obat itu ada gambar dan tombol BELI OBAT DI SINI. Tinggal klik-klik, obat langsung dikirim ke rumah.

Ini berbeda dengan situs-situs kesehatan seperti Alodokter atau Halodoc. Karena alasan etika, mereka hanya akan menyebut nama-nama obat generik. Bagi orang awam, ini tidak praktis. Apalagi tulisannya sering menggunakan istilah-istilah medis yang sulit dipahami. 

Kelemahan inilah yang dimanfaatkan dengan baik oleh Tokopedia. Mereka tidak ahli di bidang kesehatan. Artikel mereka mungkin hanya tulisan ulang dari situs-situs kesehatan, tapi mereka lebih unggul dalam hal SEO sehingga bisa merajai halaman pertama Google. Tapi kita tahu: raja tidak selalu benar, tidak selalu bijaksana.

Silakan bagikan, klik ikon di bawah