renovasi stadion surajaya lamongan BERITA

UPDATE 15 Desember 2023: Dana renovasi memang Rp292 miliar. Dua ratus sembilan puluh dua miliar. Namun, Pemkab Lamongan menyebut dana ini bukan hanya untuk renovasi stadion melainkan juga untuk membangun infrastruktur dan sarana pendukung seperti jalan di sekitarnya, tempat parkir, kedai makanan, musola, dan sebagainya.

Pemkab juga beralasan, renovasi ini membutuhkan dana yang besar karena, salah satunya, sifat tanah di area stadion tergolong tidak stabil sehingga membutuhkan pembangunan fondasi yang dalam dan kuat.

Namun, apa pun penjelasannya, renovasi ini memang harus dikawal oleh semua warga Lamongan. Jangan sampai uangnya dikorupsi. Kita sudah punya preseden buruk. Pembangunan Gedung Pemkab era Bupati Fadeli saja dikorupsi. Sampai sekarang kasunya masih ditangani KPK. Sudah ada tersangkanya. Hanya saja KPK belum mengumumkan namanya. Bupati Yuhronur sampai harus dua kali dipanggil ke KPK Jakarta.

________________________________________________________

Bulan ini Persela resmi meninggalkan Stadion Surajaya Lamongan untuk pindah ke markas baru di Stadion Bumi Wali Tuban. Tapi kepindahan ini hanya sementara karena Stadion Surajaya Lamongan akan direnovasi.

Renovasi ini didanai oleh Pemerintah Pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Renovasi stadion sepakbola ini tidak hanya dilakukan di Surajaya saja tapi ada 21 stadion lain di seluruh Indonesia yang juga direnovasi.

Dengan desain baru nanti, Surajaya bertribun 3 Lantai dengan 4 ruang ganti pemain. Adanya 4 ruang ganti pemain ini nantinya akan memungkinkan stadion ini menerima 4 tim dalam waktu bersamaan, misalnya untuk disewa tim lain. Untuk kapasitas penonton, Stadion Surajaya yang baru nantinya bisa menampung sekitar 12.097 dengan full single seat.

Stadion Surajaya baru ini berstatus tipe C dan sudah memenuhi dengan standar FIFA. Stadion ino nantinya akan menjadi percontohan stadion lainya di Indonesia. Penyusunan Desain yang sudah rilis itu sudah atas Persetujuan LIB.

Namun, desain baru ini banyak membuat fans Persela protes karena kapasitas penontonnya justru berkurang. Bahkan ada yang mengejeknya sebagai stadion badminton. Protes ini masuk akal mengingat kapasitas sekarang saja sudah 16.000. Menjadi aneh kalau direnovasi malah kapasitasnya turun 4.000. Bagaimana jika stadion ini nanti menyelenggarakan big match?

Apalagi dana untuk renovasi ini ditetapkan di pagu Rp300 miliar. Mereka membandingkannya dengan Stadion Kediri yang menelan biaya hanya separuhnya saja tapi kapasitasnya jauh lebih besar. Belum-belum, bahkan sudah ada yang menengarai korupsi.

Tampaknya angka Rp300 miliar ini yang membuat banyak kalangan memprotes. Sekadar diketahui, dana pagu adalah batas atas. Artinya, biaya renovasi tidak boleh lebih dari angka Rp300 miliar ini. Dana riilnya bisa saja jauh di bawah batas pagu ini. Sejauh ini belum ada keterangan resmi mengenai biaya riil yang dianggarkan.

Turunnya kapasitas penonton ini karena stadion baru nanti menggunakan tempat duduk single seat. Satu penonton, satu tiket, satu tempat duduk. Selain itu, ada tambahan perimeter atau pembatas di sekeliling stadion untuk screening penonton sesuai dengan standar FIFA.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Lamongan, Erwin Sulistya Pambudi, mengatakan, jumlah kursi ini sudah sesuai dengan perhitungan penonton pada waktu Liga 1 dulu yang tidak sampai 10.000 penonton. Waktu itu Persela menghadapi kesebelasan tim-tim besar. Masalahnya adalah Persela berada di Liga 1 itu sudah bertahun-tahun yang lalu… Jika nanti stadionnya bagus, tentu penonton akan lebih banyak lagi. Apalagi bila Persela bisa kembali ke Liga 1.