
Lamongan punya banyak sekali kyai. Bahkan kadang di satu desa saja ada beberapa kyai yang punya pesantren sendiri-sendiri. Tapi kyai Lamongan yang satu ini bisa dibilang istimewa. Khos. Limited edition. Tiada duanya.
Ini bukan majas hiperbola tapi memang begitu adanya.
Kita tahu, banyak kyai jadi terkenal karena lucu. Misalnya Anwar Zahid dari Bojonegoro yang terkenal dengan ceramahnya “qulhu wae”. Ada pula kyai yang terkenal karena punya pondok pesantren yang besar seperti Yai Abdul Ghofur Sunan Drajat. Ada pula kyai yang terkenal karena jabatannya, seperti Abdul Rouf, wakil bupati Lamongan.
Masnif memang tidak selucu Anwar Zahid. Tidak punya santri sebanyak Abdul Ghofur Sunan Drajat. Juga tidak punya jabatan tinggi seperti Abdul Rouf. Tapi Masnif punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar kyai di sekitar Lamongan. Ceramahnya seperti gabungan antara khutbah dan pertunjukan seni. Dijamin anti-ngantuk.
Kyai sekaligus qori’
Ustad yang ahli ceramah biasanya tidak mahir qiroah. Begitu pula sebaliknya, orang yang ahli qiroah jarang yang sekaligus ahli ceramah. Masnif bisa memadukan kedua keahlian ini. Ia mahir ceramah sekaligus pandai qiroah. Ketika sedang mengutip ayat al-Quran di dalam ceramahnya, ia membacanya dengan gaya seperti Muammar ZA, qori’ legendaris yang rekaman kasetnya biasa diputar di masjid-masjid kampung.
Kyai sekaligus penyanyi
Pada masa mudanya, Masnif adalah pemusik. Pandai bermain piano, biola, dan gitar. Ia bahkan sempat menciptakan lagu untuk musisi zaman dulu seperti Ebiet G Ade dan Nasida Ria. Keahlian menyanyi ini biasanya akan ditampilkan kalau sedang memberi ceramah di acara informal, misalnya khutbah nikah atau ceramah akhirus sanah kelulusan sekolah. Sambil ceramah, ia menyanyikan lagu-lagu zaman dulu, terutama lagu-lagu Rhoma Irama. Walaupun sudah usia pensiun, kualitas vokalnya masih kualitas kaset Musica Studio. Badannya kecil tapi suaranya bisa menggelegar dan melengking tinggi.
Selain pandai menirukan Rhoma, ia juga banyak menciptakan lagu yang dinyanyikan sendiri, juga lagu mars sekolah dan universitas di sekitar Lamongan. Salah satunya adalah Mars Unisda Sukodadi. Kebetulan ia dulu pernah menjadi dosen di sini sebelum pensiun.
Ceramahnya anti-ngantuk
Salah satu ciri khas ceramahnya adalah materinya yang banyak berisi cerita. Bukan hanya kisah-kisah agama tapi juga kisah-kisah Lamongan zaman dulu. Masnif melewati masa mudanya pada tahun 1970-an. Ia lahir dan besar di pinggir Bengawan Solo di daerah Laren dan sekarang menetap di seberang bengawan di Desa Pringgoboyo, Maduran.
Ia bisa bercerita dengan ingatan yang sangat baik tentang Bengawan Solo zaman dahulu ketika orang-orang Laren pergi ke Babat naik perahu. Atau tentang orang-orang Laren yang pergi ke Blimbing menembus jalan hutan Dadapan yang saat itu masih berupa belantara dan menjadi sarang begal.
Saat sedang berceramah di acara pernikahan, ia biasa meminta panitia untuk membagikan makan agar para undangan tidak lapar dan mengantuk. Ia berceramah ketika para undangan sedang menikmati makan. Banyak kyai yang menganggap cara seperti ini tidak etis dan merendahkan kyai. Mendengarkan ceramah kok sambil makan. Masnif tidak berpandangan kolot seperti ini. Baginya, memang tugas kyai untuk berceramah yang enak supaya hadirin tetap tertarik mendengarkan ceramah walaupun sedang makan soto.
Tidak fanatik Muhammadiyah atau NU
Walaupun latar belakang pendidikannya lebih dominan NU, Masnif tidak fanatik NU. Ia biasa berceramah di depan khalayak Muhammadiyah maupun NU. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan pentingnya orang Muhammadiyah dan NU untuk meninggalkan permusuhan karena pada hakikatnya orang NU dan Muhammadiyah itu satu guru satu ilmu.
Ini kelebihan Masnif yang sangat penting di zaman sekarang ketika orang-orang NU bersaing dengan orang Muhammadiyah begitu sengit sampai mereka lupa bahwa mereka bersaudara. Bahkan di Lamongan saja sebagian besar kyai masih terbagi menjadi “kyai NU” dan “kyai Muhammadiyah”. Kyai NU tidak bisa berceramah di masjid Muhammadiyah, dan sebaliknya.
Bisa ceramah di depan aneka khalayak
Masnif adalah kyai generasi lama. Tapi ia tidak ketinggalan zaman. Ia bahkan punya kanal Youtube sendiri. Ia pernah menjadi guru SD, SMP, SMA, sampai dosen perguruan tinggi dan dewan pakar partai politik. Ia doktorandus, sarjana hukum, magister pendidikan agama. Latar belakangnya komplet sehingga ia bisa berceramah di hadapan emak-emak penggemar Rhoma Irama, atau di depan mahasiswa generasi TikTok, hingga di depan para pejabat.
Kalau penasaran dengan ceramah dan lagu-lagu ciptaannya, silakan kunjungi kanal Yotube-nya di sini. Barangkali jenengan berminat mengundangnya untuk berceramah.