Kalau Anda lewat jembatan Sedayulawas, Brondong, Lamongan bersama anak-anak, ajaklah mereka turun ke bawah jembatan Sedayulawas yang bagian timur. Di sini anak-anak bisa diajak belajar biologi langsung di alam. Di pinggir sungai yang berlumpur, Anda akan menjumpai ikan-ikan kecil yang punya kemampuan berjalan di darat. Ikan ini biasanya hidup di lumpur di pinggir kali sudetan Bengawan Solo, di antara batang-batang bakau.
Dalam bahasa Inggris, ikan ini disebut mudskipper. Tukang lompat di lumpur. Di Indonesia ikan ini dinamai ikan tembakul atau ikan gelodok. Sekilas bagian kepalanya mirip katak. Matanya menonjol dan punya daya jangkau penglihatan 360 derajat. Mereka bisa bernapas di dalam air, juga bernapas di darat. Rongga mulutnya bisa menyimpan udara untuk bernapas saat mereka berada di dalam lumpur.
Saat berada di darat, mereka memanfaatkan sirip untuk berjalan layaknya reptil. Bahkan mereka juga bisa melompat dan memanjat batang pohon bakau.
Di kalangan ahli biologi evolusi, manusia diyakini berevolusi dari hewan air yang naik ke darat. Mungkin salah satu mata rantainya adalah ikan sejenis ikan tembakul ini. Wallahu a’lam.
“Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki.”