Dari sekian banyak caleg DPR pusat dari dapil Lamongan, barangkali tak ada yang lebih aktif turun ke Lapangan daripada Zainuddin Maliki dari Partai Amanat Nasional (PAN). Memang ada nama anggota DPR RI lain seperti Jazilul Fawaid (PKB), Debby Kurniawan (Demokrat, putra almarhum bupati Lamongan, Fadeli), juga Nasyirul Falah Amru (PDIP).
Namun dari keempat orang itu, yang paling rajin turun ke lapangan di Lamongan dengan programnya sebagai anggota DPR adalah Zainuddin Maliki. Terakhir, Zainuddin datang ke Lamongan di acara yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional RI di Lamongan, hari Senin, 28 Agustus 2023, di Pendopo Lokatantra Lamongan.
Kedatangan Zainuddin ini sesuai dengan kapasitasnya sebagai anggota DPR RI komisi X yang bermitra dengan Perpusnas dalam program meningkatkan budaya membaca warga Lamongan.
Profesor Abal-Abal
Di kertas coblosan pemilu, nama Zainuddin Maliki sangat mudah dikenali karena menampilkan gelar profesor doktor. Di kalangan caleg, gelar-gelar akademis memang sering digunakan sebagai sejenis “obat bius” untuk meningkatkan citra di mata pemilih awam yang mudah terpesona dengan gelar-gelar. Namun Zainuddin Maliki memang pantas menyandang gelar akademis ini karena memang dia bukan akademisi abal-abal.
Gelar magister dan doktornya ia peroleh dari Universitas Airlangga Surabaya. Ia pernah menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya. Juga mengajar di beberapa universitas Muhammadiyah. Pernah menjadi wakil ketua Muhammadiyah Jatim. Menulis cukup banyak buku dan jurnal ilmiah. Terlalu panjang jika daftar riwayat hidupnya ditulis satu-satu. Intinya, dalam hal keprofesordoktoran, gelarnya adalah gelar “abal-abal” (asli bin orisinal).
Peninggalan buat Lamongan
Tapi dalam hal fungsi sebagai anggota DPR, gelar akademis sama sekali bukan hal penting. Ada yang jauh lebih penting dari itu. Pintar saja buat apa kalau tidak membawa aspirasi Lamongan. Zainuddin sendiri menyebut bahwa anggota DPR itu bisa dinilai dari dua hal, yaitu kehadiran dan peninggalan. Lebih spesifik lagi, apa peninggalan buat Lamongan?
Kebetulan Zainuddin bertugas di Komisi X yang salah satu bidangnya adalah pendidikan. Salah satu peninggalannya adalah meningkatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Lamongan dari Rp67 miliar menjadi Rp94 miliar di tahun 2023. Total Rp160 miliar lebih.
Selain DAK, ia juga berhasil membawa jatah beasiswa Indonesia Pintar (KIP) dalam jumlah cukup banyak. Selama tiga tahun terakhir, jatah Lamongan tiap tahun sebanyak 25 ribu. Tahun 2023 ini Lamongan mendapat jatah beasiswa sebanyak 50 ribu buat siswa dari keluarga tidak mampu.
Apakah ini layak disebut prestasi? Bukankah ini memang uang negara, bukan uang pribadi?
Tentu saja ini uang negara. Akan tetapi tanpa lobi dan penyampaian aspirasi, mungkin jatah Lamongan tidak sebanyak ini.
Tapi kabarnya beasiswa ini lebih banyak diberikan ke siswa Muhammadiyah?
Ini pertanyaan yang sangat bagus. Tapi jawabannya sangat pahit.
Ini adalah kelemahan politik kita. Para pejabat membawa aspirasi warga, lalu mengirim bantuan dari Pemerintah, dengan harapan para warga yang dibantu itu akan mencoblosnya di bilik pemilu. Timbal balik di tahun politik.
Tapi ini masih jauh lebih bermartabat daripada melakukan serangan fajar dengan amplop berisi uang Rp50 ribu tapi setelah menjadi pejabat sibuk memperkaya diri atau bahkan sampai melakukan korupsi dan melupakan warga.
Mungkin praktik penyaluran bantuan ala pertemanan ini belum sepenuhnya adil tapi Zainuddin sendiri secara terbuka di acara Perpusnas mengatakan, siapa pun warga Lamongan bisa mengajukan beasiswa KIP lewat dirinya, asalkan punya akun KIP yang sudah terverifikasi. Jadi tak ada pembedaan Muhammadiyah atau bukan.
Jumlah bantuannya lumayan. Per tahun siswa SD memperoleh Rp450 ribu, siswa SMP Rp750 ribu, siswa SMA Rp1 juta. Untuk jenjang mahasiswa, beasiswanya bisa untuk bayar uang kuliah tahunan (UKT) dan uang makan bulanan. Jika kuliah di kampus dengan akreditasi B, beasiswanya sebesar 4 juta per semester, uang makan Rp750 ribu per bulan, selama 4 tahun. Jika kampusnya terakreditasi A, UKT-nya sebesar Rp10 juta per semester.
Jika Anda punya keluarga atau tetangga yang memiliki akun KIP, silakan hubungi Zainuddin Maliki. Ikuti akun IG-nya di @zainuddin.maliki
Silakan tonton sendiri videonya di Youtube di bawah, menit 1.50.00
Secara umum, kami merekomendasikan Zainuddin Maliki untuk DPR RI. Terutama buat warga Lamongan yang berafiliasi ke Muhammadiyah atau PKS. Daripada Anda mencoblos caleg lain yang suaranya tidak bakal cukup untuk ke Senayan, lebih baik kumpulkan suara di caleg yang aspirasinya paling dekat dan peluangnya paling besar melaju ke Senayan.
Warga Muhammadiyah Lamongan harus berhitung dan sadar bahwa suara Muhammadiyah Lamongan tidak begitu banyak. Tidak sebanyak suara warga NU. Hanya cukup untuk mengirim satu orang wakil Muhammadiyah ke Senayan. Kalau suara ini dibagi-bagi ke caleg PAN, PKS, Gelora, dan Ummat, yasudah, wassalam. Tidak ada yang berangkat ke Senayan karena semuanya dapat suara tanggung.
Satu-satunya yang mengganjal rekomendasi kami adalah, sayang seribu sayang, sungguh sayang disayang, PAN di tingkat pusat hari ini sekadar menjadi partai “Oh-Posisi Aman Nasional”. Padahal kami jelas merekomendasikan capres Anies Baswedan. Tapi secara diam-diam kami meyakini Zainuddin Maliki di bilik pemilu nanti akan mencoblos Anies Baswedan.
Iya, kan, Pak? Awas kalau tidak.