Anies Presiden 2024 Karena Blunder Jokowi & PDIP (2)

OPINI, PEMILU 2024

Beberapa bulan lalu, LamonganPos menurunkan tulisan prediksi “Anies Presiden 2024 Karena Blunder PDIP”. Silakan dibaca di sini. Ini adalah tulisan yang paling banyak diklik pengunjung.

Blunder pertama, Jokowi mendepak Anies persis menjelang pilgub DKI. Padahal pada saat itu Presiden PKS adalah Sohibul Iman, sohib Anies di Paramadina. Kelihatannya ini karena Jokowi melihat PKS dengan kacamata monokrom sehingga ia menganggapnya sebagai “Partai Kanan Saklek”. Anies tidak melakukan apa-apa. Ia bejo. Kalau Jokowi cerdik, harusnya dia memecat Anies setelah masa pendaftaran Cagub DKI ditutup. Tapi memang ini sudah menjadi kadrun (qadrun, ketetapan Tuhan).

Blunder kedua, Jokowi merangkul Prabowo. Kelebihan Jokowi adalah kemampuannya merangkul dan membagi kue ke semua pihak yang mau mendukungnya. Dalam ilmu kejawen, jurus ini disebut “dipangku mati”. Tapi dalam psikologi, semua yang namanya kelebihan adalah sekaligus kekurangan. Ia tidak menyadari bahwa kapasitas mangku ada batasnya. Ketika ia memangku Prabowo, Surya Paloh marah besar sampai-sampai ia menyatakan mendukung Anies padahal pilpres 2019 baru selesai. Anies tidak melakukan apa-apa. Lagi-lagi ia bejo. 

Blunder ketiga, pilgub DKI disetop. Ternyata Anies tidak meredup tapi malah bebas bermanuver dan berkampanye. Ia bahkan lebih bebas berkampanye daripada Ganjar.

Blunder keempat, adu panco kubu Puan dan Ganjar, pemenangnya tetap Anies. Gara-gara konflik internal ini, amunisi PDIP banyak terbuang sia-sia. Banyak pendukung Ganjar yang akhirnya menjadi lawan PDIP.

Sebelum ada partai yang mencapreskan Ganjar, PSI sudah menyatakan dukungannya lebih dulu. Tapi justru PSI diludahi oleh PDIP karena dianggap sebagai bocil pengganggu. Sekarang PSI mendukung Prabowo padahal dulu mereka meludahi Prabowo habis-habisan. Khas politik Indonesia. Politik telan ludah. Gabungan antara komedi dan tragedi. Tidak bermutu tapi lucu. Sikap politik tidak digerakkan oleh ideologi tapi sakit hati.

Blunder kelima, Jokowi dan PDIP berusaha menghancurkan nasrun (Nasdem gurun) dengan menguliti korupsi menteri dari Nasdem. Tapi rupanya kasus korupsi ini melebar ke mana-mana, termasuk ke PDIP dan menteri Jokowi yang lain. Anies tidak terpengaruh, mereka jadi repot sendiri.

Tampaknya, daftar blunder Jokowi dan PDIP akan makin panjang. Hari ini kita melihat peta copras-capres makin menarik. PDIP mulai menyerang program pemerintah. Hasto menyebut program tanam singkong Prabowo adalah kejahatan lingkungan. Padahal ini adalah program Jokowi. Mereka mulai menyerang Prabowo secara frontal karena ada tanda-tanda Prabowo merebut dukungan Jokowi. 

PDIP punya kelemahan besar, yaitu sikap jumawa. Mereka jumawa karena dua kali pilpres menang terus. Padahal mereka menang bukan karena mereka hebat tapi karena lawan tandingnya adalah Prabowo, yang punya banyak titik serang. 

Dan sikap jumawa inilah yang tampaknya akan menjatuhkan mereka sendiri. Perang antara kubu Ganjar dan Prabowo hampir pasti tidak akan terelakkan. Lagi-lagi yang akan diuntungkan adalah Anies. 

Dengan peta seperti ini, kubu Anies tidak perlu mengeluarkan rudal. Sebab pesawat musuh akan jatuh dengan sendirinya. Kubu Anies hanya perlu bermain tenang. Tidak perlu main serang pakai rudal. Sebab bahkan Anies sendiri pun, seperti kata Eep Saefulloh Fatah, terlalu banyak melakukan serangan yang malah berbahaya bagi dirinya. Kubu Anies sering tidak bisa membedakan rudal dan bumerang. Yang mereka sangka sebagai peluru kendali itu sebetulnya adalah peluru tanpa kendali.

Yang akan membuat Anies menang bukan kehebatan Anies membuat gol tapi gol bunuh diri yang dibuat kubu sebelah. Persis saat pilgub DKI. Yang membuat Anies menang bukan kehebatannya melainkan gol bunuh diri yang dibuat kubu Ahok.

Ketika lawan tanding sangat bernafsu menyerang, kata Mourinho, bermain tenang itu penting. Selama ini kubu Jokowi sudah terlalu capek KERJA KERJA KERJA. Sekarang mereka semua kena tipes. 

Kalau kubu sebelah mengejek, balas dengan humor saja. Membalas ejekan dengan ejekan itu hanya memuaskan ego kubu Anies, tapi sama sekali tidak menambah suara. Cukup beri tahu saja mereka bahwa kadrun dan nasrun itu artinya ketetapan Tuhan untuk menang. Bahasa kejawennya, wahyu keprabon.

lamonganpos
Author: lamonganpos

Redaksi LamonganPos

Silakan bagikan, klik ikon di bawah

Leave a Reply