Pengurus Muhammadiyah Lamongan Dipukul Ketua Banser

FEATURED

Ini kisah nyata. Diceritakan oleh Muhamad AS Hikam, menristek di zaman Presiden Gus Dur, di dalam bukunya, Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita

Suatu kali Gus Dur berkunjung ke Lamongan. Kisah ini terjadi sebelum ia menjadi Presiden Paling Kocak Sejagad Raya. Kedatangannya untuk berceramah dalam rangka maulid Nabi.

Menjelang sampai di lokasi, Gus Dur disambut oleh spanduk yang sangat istimewa. Sebuah ucapan selamat datang. Yang membuatnya istimewa adalah ucapan itu disampaikan oleh pengurus Muhammadiyah setempat.

Ketika sampai di lokasi pengajian, Gus Dur bertanya kepada panitia tentang spanduk itu. Tentu saja maksudnya hanya penasaran. Kok tumben orang Muhammadiyah menyambut kedatangannya.

Tapi rupanya panitia pengajian yang juga Ketua Banser ini salah tangkap. Mungkin karena ia punya pengalaman tidak menyenangkan dengan orang Muhammadiyah. Maka ia mencari tahu siapa yang memasang spanduk itu lalu melabraknya. Spanduk itu pun kemudian dicopot oleh pemasangnya. 

Ketua Banser itu pun kembali menemui Gus Dur dan melapor, “Sudah saya bereskan, Gus.”

Tentu saja Gus Dur bingung. “Apanya yang dibereskan?”

“Yang memasang spanduk sudah saya labrak dan saya minta menurunkan.”

“Waduh!” Gus Dur tentu makin bingung. Kok main labrak? Memangnya siapa yang nyuruh?

“Itu kan ndak sopan, Gus. Masak orang Muhammadiyah memberi ucapan selamat datang kepada ketua NU.”

Sembari menahan geli, Gus Dur justru jengkel dan merasa bersalah. 

“Sampeyan ini gimana sih. Wong ucapan selamat datang untuk menghormati kok dianggap ndak sopan.”

Gus Dur kemudian meminta Ketua Banser itu untuk minta maaf kepada pemasang spanduk.

Moral cerita: Kalau mengantuk, tidurlah. Jangan minum kopi.

Entah di daerah mana tepatnya cerita ini terjadi. Mungkin ada pembaca yang bisa memberi informasi?

Silakan bagikan, klik ikon di bawah

Leave a Reply