Kampanye Pilpres 2024 Sudah Dimulai di Lamongan

BERITA, OPINI

Pilpres 2024 masih lama. Tapi kampanye capres sudah mulai di mana-mana, termasuk di Lamongan. Hingga hari ini memang belum ada capres sungguhan. Semua baru cek ombak tapi gelagatnya sudah terbaca. Dari semua kandidat, capres PDIP adalah yang paling agresif. 

  1. Puan Maharani. PDIP masih belum tergoyahkan sebagai partai pemenang pemilu, mungkin sampai pilpres depan. Hingga hari ini PDIP memang kelihatan masih belum pede dengan kandidat capres yang hendak diusung. Namun, dari sinyal-sinyal partai selama ini, mereka mungkin akan menyodorkan Puan Maharani. 

Puan adalah capres dengan modal politik paling besar. Dia punya partai pemenang pemilu. Semua keputusan ada di tangan emaknya. Dia tidak perlu khawatir batas presidential threshold.

Balihonya sudah dipasang di mana-mana, bahkan sampai ke pesisir Lamongan. Di Brondong, baliho Puan Maharani sebesar layar tancap sempat dibeber di dekat pelabuhan lawas. 

Anggota DPR RI Dapil Lamongan tahun kemarin juga membagi-bagikan sembako bergambar Puan di Lamongan

Tapi tampaknya kampanye ini tidak begitu berhasil menjangkau orang di luar PDIP. Ini setidaknya bisa kita lihat dari survei-survei keterpilihan Puan di tingkat nasional yang cenderung stagnan. Apalagi di Lamongan PDIP masih kalah dari PKB. 

  1. Ganjar Pranowo. Sebetulnya Ganjar adalah kandidat dari PDIP yang cukup populer. Puan memang mewarisi trah Sukarno. Tapi di luar PDIP, Ganjar sebetulnya lebih diterima, lebih-lebih di kalangan muda. 

Sayangnya, Ganjar sepertinya tidak direstui Partai. Sejauh ini ia bergerak sendiri, mengandalkan jaringan media sosial, termasuk media sosial influencer Lamongan. Salah satu yang cukup aktif mempromosikan Ganjar adalah akun Instagram @LamonganPopuler yang memiliki pengikut lebih dari 200 ribu. Tahun lalu, akun ini sangat gencar mempromosikan Ganjar.

Saking seringnya @LamonganPopuler mempromosikan Ganjar, ada yang meledeknya agar ganti nama akun menjadi @GanjarPopuler. Sebetulnya tak ada yang salah dengan mengkampanyekan Ganjar walaupun kegiatanya sama sekali tak berhubungan dengan Lamongan. 

Toh sejauh ini Ganjar bermain bersih. Kampanyenya hanya fokus mempromosikan dirinya, tidak menjual isu kadrun. Kalau kita tak suka, tinggal unfollow saja toh? Wong itu akun IG milik pribadi. 

Di grup-grup Facebook wong Lamongan bahkan sudah ada undangan menjadi relawan Ganjar. Sayang, posisi Ganjar serba tanggung. Sebab semua keputusan partainya ada di tangan emak kompetitornya, Puan Maharani. 

  1. Anies Baswedan. Di medsos orang-orang Lamongan, Anies terbilang cukup populer, terutama di kalangan Muhammadiyah dan mereka yang tak puas dengan Jokowi. Berbagai survei nasional juga menyebut Anies adalah kandidat kuat capres. 

Kesulitannya adalah dia tidak punya kendaraan politik. Kalaupun ada yang meminang, masih ada hambatan presidential threshold. Surya Paloh memang pernah bilang akan mencapreskan Anies. PKS juga mungkin tak punya pilihan selain Anies. Partai-partai lain yang sekadar ikut arah angin mungkin juga akan ikut mencapreskan Anies. Tapi kita tahu politik Indonesia selalu punya banyak kejutan di detik terakhir. 

Apalagi tahun ini jabatannya sebagai gubernur berakhir dan pilgub DKI disetop oleh Jokowi. Tapi bisa saja kesempatan ini malah membuat Anies makin bebas bermanuver. Selama ini dia selalu “bejo”. Ketika ia didepak dari kursi menteri, ndilalah ketua PKS adalah Sohibul Iman, sohibnya di Paramadina. Jadinya ia malah seperti ketiban pulung menjadi Gubernur DKI. Kalau saja ketua PKS saat itu bukan Sohibul, mungkin ceritanya sama sekali lain.

Anies memang tak punya sumber daya untuk berkampanye sampai di Lamongan. Tapi militansi orang-orang Muhammadiyah yang jumlahnya cukup besar di Lamongan adalah modal yang lebih dari cukup. Mereka adalah jurkam Anies di Facebook dan grup-grup WA. 

  1. Prabowo Subianto. Sejauh ini hanya Gerindra yang cukup pede akan mencapreskan pemimpin partainya sendiri. Masalah utama Prabowo adalah bahwa dia sudah kehilangan basis dukungan di luar Gerindra. Di Lamongan, Gerindra adalah partai medioker. Kalah oleh PKB, PDIP, Demokrat, Golkar, PAN. 

Para pemilih Prabowo di pilpres lalu spektrumnya cukup luas, mulai dari simpatisan Gerindra, PAN, PKS, orang Muhammadiyah yang apatis terhadap partai, sampai emak-emak yang kesengsem pada Sandiaga Uno. Yang benar-benar pendukung Prabowo sebetulnya hanya sedikit. 

Di pilpres depan, mereka yang kecewa telah mencoblos Prabowo itu lebih mungkin akan beralih ke Anies. Walaupun Prabowo punya partai sendiri, dia mungkin justru lebih sulit nyapres daripada Anies, kecuali jika Gerindra berkoalisi dengan PDIP. Kalaupun nyapres lagi, Prabowo kembali berisiko mengalami kutukan “capres abadi”.

Silakan bagikan, klik ikon di bawah

Leave a Reply