Orang Lamongan non-Pantura mungkin belum pernah makan sayuran ini. Bentuknya sekilas mirip bunga mainan dari plastik. Prentil-prentil, indah sekali. Terlalu indah untuk masuk kategori sayuran.
Tak hanya indah bentuknya, rasanya pun enak. Orang pesisir menyebutnya “latoh”. Ini adalah salah satu jenis rumput laut. Bahasa Indonesianya “anggur laut”. Disebut demikian karena bentuknya berdompol-dompol mirip anggur. Berbeda dari rumput laut yang biasa digunakan untuk membuat agar-agar.
Dompolan-dompolan itu sebetulnya adalah kantung yang berisi cairan. Jika digigit, kantung air itu akan meletus. Menciptakan sensasi unik. Basah tapi krispi, krenyes-krenyes. Rasanya asin agak gurih.
Anggur laut ini biasanya tumbuh di perairan dangkal yang berpasir. Bisa dimakan begitu saja tanpa harus dimasak. Cukup dibilas dengan air panas untuk membersihkannya.
Dimakan langsung dengan nasi pun enak karena rasanya asin agak gurih. Tapi paling enak jika dinikmati dengan urap kelapa. Orang Pantura biasa menikmatinya dengan sambal kacang. Dicampur lauk apa pun bisa. Tidak mengganggu lauk utama karena rasa latoh hanya asin gurih.
Latoh ini tidak hanya khas Lamongan sebab bisa dijumpai di semua wilayah pesisir landai. Di toko-toko online, sayuran eksotik ini dijual dengan harga yang lumayan mahal, puluhan ribu sampai seratusan ribu rupiah sekilo. Pembelinya tentu saja horang-horang kaya yang suka bereksplorasi masakan.
Di Pantura Lamongan, latoh dijual hampir di semua pasar. Harganya murah meriah. Satu plastik kresek kecil cuma Rp 5 ribu. Bisa dimakan sehari untuk sekeluarga.
Soal gizi tak perlu diragukan lagi. Sayur laut ini sumber mineral, vitamin, antioksidan, asam lemak tak jenuh, dan tentu saja serat. Rasanya gurih karena mengandung glutamat. Glutamat adalah amino yang menjadi penyusun micin (penyedap rasa sodium glutamat).
Anggur laut sebetulnya macam-macam jenisnya. Latoh hanya salah satunya. Semua anggur laut punya potensi ekonomi tinggi, bahkan termasuk komoditas ekspor. Di pasar nasional pun harganya lumayan. Latoh bisa dibudidayakan di tambak jadi cocok buat mata pencaharian alternatif masyarakat pesisir.
Karena tumbuhnya di perairan dangkal, anggur laut sangat dipengaruhi oleh sampah laut. Kalau kita membuang sampah ke laut, cemarannya akan mengkontaminasi biota laut dekat pantai seperti latoh dan kerang.
Kalau tercemar, latoh tentu tak menyehatkan.