Sejak plastik menguasai hidup kita, kebanyakan tempe tidak lagi dibungkus daun-daunan melainkan plastik. Plastik memang praktis dan murah. Tapi sebetulnya ini tidak sesuai dengan habitat ragi tempe.
Dalam biologi, ragi tempe (Rhizopus sp) termasuk jenis kapang (kita biasanya menyebutnya “jamur”). Idealnya tempe dibungkus dengan materi yang bisa ditumbuhi oleh kapang seperti daun jati, daun pisang, atau daun waru. Plastik jelas tidak bisa ditumbuhi kapang.
Pada zaman dulu sebelum ada pabrik ragi tempe, bibit kapang biasanya berasal dari daun bekas pembungkus tempe. Cara ini sekarang hanya dilakukan oleh segelintir pembuat tempe organik.
Sekarang tempe berbungkus daun agak sulit dijumpai, apalagi yang bungkusnya daun jati. Harap maklum, beli plastik jauh lebih mudah dan lebih murah daripada mencari daun jati ke hutan.
Tapi jika Anda tinggal di daerah Mantup dan sekitarnya, Anda masih bisa mendapatkan tempe godong jati ini di Desa Tugu Kecamatan Mantup. Satu ikat yang isinya 10 tempe harganya cuma Rp 7.000.
Bisa cash on delivery (COD). Tempe dikirim ke alamat. Bayar di tempat. Kalau rumah Anda masih di sekitar Desa Tugu, beli dua ikat gratis ongkos kirim. Bisa dihubungi di nomor WA 082257169153.
Apa kelebihan tempe daun jati dibandingkan tempe bungkus plastik?
Karena bahannya alami, tempe daun jati lebih menyehatkan. Dalam keadaan terbungkus daun jati, pertumbuhan kapang lebih optimal sehingga proses fermentasi biji kedelai juga lebih optimal. Selain itu di permukaan daun jati mungkin ada mikroba menguntungkan lainnya.
Agar manfaat kesehatannya juga optimal, tempe daun jati ini sebaiknya tidak dimasak dengan panas tinggi dalam waktu lama. Misalnya digoreng sampai garing.
Tempe pada dasarnya adalah makanan yang siap disantap mentah karena kedelainya sudah matang dan sudah dicerna oleh kapang. Kalau dimasak, tempe lebih menyehatkan dimasak sebentar seperti tumis. Atau dimasak dengan panas maksimal suhu air mendidih, misalnya disayur, dipepes, dibacem, dan sejenisnya.