Mbah Lan, Penjual Gado-gado yang Umurnya Hampir Seabad
Di usia yang sudah hampir menginjak satu abad, Mbah Lan, begitulah orang-orang memanggilnya, masih tetap berjualan gado-gado dengan berjalan dan keliling dari desa ke desa. Ia memulai berjualan dari rumahnya, Desa Gampang Sejati pada jam 9 pagi hingga 4 sore.
Seperti gado-gado pada umumnya, jualan Mbah Lan juga berisikan lontong, kentang, telur, dan sayur-sayuran. Namun dengan harga Rp10.000 per porsi, gado-gado tersebut bisa dimakan untuk porsi berdua karena begitu banyaknya isian.
Mbah Lan sendiri baru berjualan setidaknya lima bulan di daerah Kecamatan Laren itu. Ia sebelumnya berjualan gado-gado di Surabaya. Namun karena pandemi Covid-19 membuatnya harus pulang dan berjualan di rumah. Saat masih berjualan di Surabaya, Mbah Lan mengontrak rumah dan berjualan dengan sistem yang sama, yakni mendorong gerobak.
“Saya baru berjualan di rumah ini hampir lima bulan. Sebelumnya, saya berjualan di Surabaya,” ujarnya.
Waktu pulang, Mbah Lan sebenarnya sudah dilarang oleh anak dan cucunya untuk berjualan lagi. Maklum, umurnya sudah menginjak 95 tahun. Meski demikian, ia terlihat bugar dan masih kuat mendorong gerobak gado-gadonya untuk berkeliling desa.
Saat ditanya mengenai resep bugar di usia senjanya itu, Mbah Lan hanya mengatakan satu hal.
“Makanan yang membuat sakit badan itu tinggalkan saja,” imbuhnya sambil tertawa.
Sebagai orang yang cukup tua, Mbah Lan masih tergolong sehat dalam indra penglihatan dan pendengarannya. Namun seperti orang tua pada umumya, ia juga tidak begitu memperhatikan sekitar dengan seksama. Hal itu yang membuatnya sempat tertipu oleh pembeli dengan membeli menggunakan uang mainan Rp100.000.
Kejadian tersebut sempat menjadi viral di Facebook. Cucu Mbah Lan dengan nama akun Facebook, Revi mengunggah foto uang mainan di akun pribadinya. Sontak saja, hal itu menjadi bahan pembahasan di media sosial.
Mengenai kasus itu, Mbah Lan hanya bisa pasrah dan mengembalikan semuanya kepada Tuhan.
“Uang sedikit saja kok sampai berbohong. Biar jadi urusannya dengan Tuhan,” imbuhnya.
Mbah Lan mengaku lebih menyukai pekerjaannya di rumah daripada saat di Surabaya. Selain karena dekat dengan keluarga, ia juga dibantu oleh anak dan cucunya dalam menyiapkan gado-gado. Tentu saja, hal tersebut sangat membantu.
Dengan porsi yang cukup banyak, dagangan Mbah Lan pun hampir tiap hari habis. Bahkan saking banyak dan enaknya, ia sudah memiliki langganan sendiri dari Kecamatan Solokuro hingga Kecamatan Maduran. Di gerobaknya tersebut terdapat spanduk kecil yang bertuliskan “Gado-gado Mbah Lan, Pasti Enak”.
Untuk mendapatkan gado-gado Mbah Lan, kalian bisa mencarinya di tiga titik. Ia biasanya mangkal di depan kantor Kecamatan Laren, pertigaan masuk Desa Taman Prijek, dan di Desa Laren. Tertarik membeli?
—- Informasi ini dipersembahkan oleh by.U, kartu internet cepat & murah—-