MEGILAN

Di era yang serba modern seperti ini, apa pun bisa dibuat di rumah. Seperti halnya Rasmian, warga RT 19 RW 03 Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan yang memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam padi sekaligus menyibukkan diri saat pandemi.

Saat ditemui di rumahnya, Jumat (29/5/2020), pekarangan berukuran 4 x 12 meter disulapnya menjadi kebun dan kolam ikan dadakan. Yang unik, di atas kolam ikan berukuran 3 x 5 meter ia membuat “sawah” untuk menanam padi dengan sistem hidroponik.

Kolam yang menggunakan alas terpal itu diisi dengan berbagai jenis ikan seperti nila, mujair dan tombro. Adapun jenis padi yang ditanam di 8 pipa hidroponik tersebut adalah padi mentik wangi susu dan jasmine.

Untuk mengerjakan hal tersebut, pria yang juga berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Lamongan itu tidak sendirian. Ia juga dibantu oleh mantan muridnya yang kebetulan menyukai dunia pertanian yaitu Somad.

Rasmian yang dibantu oleh Somad memulai menanam padi tersebut saat awal Bulan Februari. Kini di usia tanam yang hampir menginjak empat bulan, daunnya sudah mulai menguning dan butir-butir padi sudah siap dipanen.

Rencananya setelah menanam padi, Rasmian ingin kembali menyibukkan diri dengan menanam sayur-sayuran hidroponik seperti sawi dan selada.

“Perbedaan bertani di sawah dan di rumah hanyalah soal kebersihan. Kalau di lahan (pekarangan) seperti ini kita bertani tanpa kotor,” ujar Somad.

Pupuk yang digunakan untuk menanam padi sendiri adalah pupuk organik tanpa menggunakan pupuk kimia. Sedangkan gangguan hama yang paling berpengaruh adalah wereng.

“Untuk hama sebenarnya hampir sama dengan di sawah, cuma kalau di rumah lebih condong ke hama wereng karena terpengaruh oleh cahaya lampu. Itu bisa mengundang hama wereng untuk datang karena terdapat cahaya yang terang. Untuk penyakit sendiri, sejauh ini Alhamdulillah tidak ada penyakit yang menyerang,” lanjut pemuda berusia 24 tahun itu.

Biaya yang dihabiskan untuk membuat tanaman hidroponik tersebut mencapai 2,5 juta. Biaya mahal karena untuk membeli pipa paralon yang berukuran besar. Untuk penanaman selanjutnya, Rasmian tak lagi perlu mengeluarkan biaya sebesar itu.

Mungkin apa yang dilakukan oleh Rasmian di rumahnya bisa menjadi inspirasi buat orang yang bingung mencari kesibukan di rumah saat pandemi virus corona. Tertarik mencoba?