MEGILAN

Ada yang tidak biasa di Jalan Raya Jembatan Laren Desa Laren, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, setiap Minggu sore. Tempat yang biasanya biasa-biasa saja mendadak ramai.

Mendadak banyak hewan reptil di sana, mulai dari ular, musang, iguana, hingga biawak. Alih-alih takut, orang-orang yang ada di sana malah memegangnya dan berfoto bersama.

IMG_20190512_172335Pemandangan itu terlihat pada Minggu (30/6/2019). Komunitas Hewan Marvel memperlihatkan hewan-hewannya sembari mengedukasi masyarakat sekitar agar paham tentang hewan.

Komunitas ini merupakan kelompok para pencinta binatang, salah satunya reptil. Tetapi tak hanya reptil, mereka juga memiliki berbagai jenis binatang yang lain.

“Nama Komunitas Marvel sendiri memiliki kepanjangan yaitu Mamalia Reptil Aves Lovers. Mamalia adalah hewan menyusui, Reptil adalah hewan melata, Aves adalah hewan unggas dan Lovers adalah pecinta,” tutur Arif salah satu anggota Komunitas Hewan Marvel.

Orang yang datang ke sana dari berbagai kalangan. Ada yang hanya sebatas melihat-lihat, memegang, hingga menggendong binatang sembari menunggu azan magrib,” imbuhnya.

Komunitas ini baru terbentuk pada 1 April 2019. Komunitas ini bermula saat Arif dan teman-temannya mengikuti sebuah perkumpulan komunitas serupa di Lamongan bagian utara. Karena jarak yang begitu jauh akibatnya ia memutuskan untuk mendirikan komunits sendiri yang beranggotakan 7 orang saja.

“Awalnya kami ikut serta dalam salah satu komunitas yang ada di Lamongan bagian utara, namun karena jarak yang begitu jauh dan memakan waktu begitu lama untuk berkumpul, akhirnya kami membuat komunitas di daerah kami,” imbuhnya.

Untuk hewan-hewannya Arif mendapatkan kebanyakan dari peternak.

“Bagi siapapun boleh gabung ke komunitas kami. Tidak harus punya hewan, asal punya minat yang serius kepada hewan. Sekaligus tukar pengetahuan dan saling belajar bersama tentang hewan,” lanjutnya.

IMG_20190512_171003

Salah satu target lanjutan komuntas ini adalah mengedukasi dan sosialisasi ke sekolah-sekolah dari TK hingga SMA. Mereka untuk mengenalkan hewan-hewan itu kepada para siswa. Agar mereka tahu, misalnya, mana ular berbisa dan tidak berbisa, serta cara penanganannya.

“Kejadian paling unik yang pernah teman saya alami, pernah digigit ular 3,5 meter. Tapi karena penanganan yang tepat, dia tidak kenapa-kenapa. Meskipun sudah pernah digigit ular tapi dia masih suka pelihara ular. Alasnnya karena hobi,”imbuhnya.

Tujuan komunitas ini adalah mengubah mindset masyarakat bawasannya semua jenis binatang, reptil khususnya, itu tidak selamanya menakutkan dan berbahaya. Asalkan tau penanganannya.