R&D HANDICRAFT, MODE TRENDI DENGAN TAS “ALAMI”

DIREKTORI, JUAL BELI

Show RoomMengenakan tas dengan bahan dasar tanaman seperti eceng gondok, daun pandan, tempurung kelapa, atau mendong memang tidak semewah menggunakan tas berbahan kulit seharga jutaan rupiah. Namun di balik itu semua, ada keeleganan dan unsur etnik yang tidak dimiliki tas-tas lain, bahkan sekelas tas Hermes pun.

Minat Pak Dody Arimawanto dalam berdagang sejak duduk di bangku kuliah, berbuah manis di masa kini. Sempat memasarkan barang milik orang lain keluar pulau, kini, bersama istri dan 60 karyawannya, Pak Dody telah memproduksi sendiri dan memiliki bisnis menjanjikan beromzet puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan.

R&D Handicraft, begitulah Pak Dody memberi label usahanya. Seperti namanya, usaha ini memproduksi barang-barang kerajinan. Lebih tepatnya kerajinan berupa tas dengan bahan dasar tanaman serta sandal dan     sepatu dari bahan yang juga unik.

Show room R&D Handicraft yang terletak di jalan Sunan Kalijogo nomor 120, Lamongan, memang tidak terlihat sangat ramai. Bahkan di saat ramai-ramainya, tidak lebih ramai dari sebuah warung soto di jam makan siang. Lalu bagaimana bisa usaha ini mendapatkan pundi-pundi uang yang jumlahnya tidak sedikit? Bagaimana caranya?

Di ruang yang  luasnya tidak lebih dari 100 meter persegi ini, puluhan tas “alami” serta aneka macam sandal dan sepatu khusus perempuan dipajang. Berbagai model, motif, dan ukuran ditata berjajar untuk dipilih oleh pembeli. “Kami tetap menyediakan stok untuk konsumen sekitar Lamongan, tapi fokus pasar kami yang sebenarnya bukan di sini,” ujar Ibu Mudah, salah satu staf R&D Handicraft.

Meski bertempat di Lamongan, usaha ini seakan tidak mau berkutat hanya di “kandangnya” sendiri. Pak Dody senantiasa membuka peluang-peluang untuk bisa masuk ke pasar yang lebih luas, mulai dari luar kota sampai luar negeri. Sepanjang tahun hampir selalu ada pesanan dengan jumlah ribuan hingga puluhan ribu dari sana. Kita tahu, saat ini mencari pasar lokal saja susah, apalagi untuk mencari pasar di luar itu. Tapi R&D Handicraft punya cara tersendiri untuk bisa sampai ke sana.

Selain menawarkan pada kolega Pak Dody di banyak tempat, R&D Handicraft juga aktif dalam pameran-pameran di Indonesia, mulai dari  tingkat provinsi sampai tingkat nasional. “Ini cara yang paling efektif,” tutur Ibu Mudah. Dengan mengikuti pameran, produk R&D Handicraft dengan cepat dikenal khalayak luas. Otomatis peluang menemukan peminat baru produk-produknya juga lebih terbuka lebar.

MenjahitBu Mudah memberikan contoh, dua tahun lalu lewat sebuah pameran di Jakarta, R&D Handicraft bertemu dengan perwakilan PT Sari Husada yang tertarik dengan produk mereka untuk dijadikan parsel lebaran dan bahan seminar. Tak tanggung-tanggung, dua tahun berturut-turut PT Sari Husada memesan 22.000 lebih tas “tanaman”.

Selain itu, produk R&D Handicraft juga dikirimkan ke hampir seluruh kota besar di tiap provinsi di Indonesia. Kebanyakan pemesan membeli secara massal untuk dijual kembali di kotanya masing-masing. Untuk pasar luar negeri, usaha R&D, yang merupakan singkatan dari rahmat & doa, ini pernah mengekspor kerajinan mereka ke Arab Saudi, Hongkong, dan Jamaika. Kebanyakan produk jenis tas lebih diminati di negara-negara tersebut daripada sandal atau sepatu.

Tas eceng gondok dan sepatu goni

Natural exclusive products, begitulah semboyan yang dipegang oleh usaha ini. Hampir semua tas yang dibuat berbahan dasar tumbuhan alami. Mulai dari tumbuhan yang memang sudah umum digunakan sebagai kerajinan seperti daun pandan, tempurung kelapa, dan mendong, juga tumbuhan yang dianggap perusak perairan atau dalam bahasa kerennya disebut gulma, seperti eceng gondok.

Produk 2Eceng gondok memang bukan hal baru dalam dunia prakarya. Banyak tempat di Indonesia telah memanfaatkannya sebagai bahan dasar kerajinan. Banyak  industri juga yang mengolah sendiri eceng gondoknya hingga menjadi produk jadi. R&D Handicraft pun sama, hanya saja, usaha ini berkerja sama dengan perajin asal Desa Pengumbulanadi, Kecamatan Tikung, Lamongan sebagai penyuplai anyaman eceng gondoknya. “Di sana memang sudah dari dulu menjadi pusat kerajinan anyaman eceng gondok di Lamongan,” terang Bu Mudah.

Untuk mendapatkan stok tanaman air ini juga tidak susah. Eceng gondok sangat mudah ditemui di banyak telaga, rawa, dan sungai yang tersebar di Lamongan.  Bahkan, eceng gondok untuk kebutuhan R&D Handicraft bisa dipenuhi hanya dari satu sampai dua rawa saja. Pengolahannya pun mudah. Eceng gondok yang sudah diambil dari rawa tinggal dijemur sampai kadar airnya 0%. Tidak diperlukan alat khusus, paling-paling kalau ingin anyaman model pipih, eceng gondok tinggal dipipihkan dengan alat pemipih sederhana.

Masalahnya, meski bahan baku melimpah, tidak banyak orang yang ahli mengolah eceng gondok dan tanaman lain. Memang keahlian ini dapat dipelajari, tapi R&D Handicraft hanya mempercayakan bahan bakunya pada perajin-perajin yang memang sudah ahli. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk buatannya. Ya, kualitas memang tetap jadi yang nomor satu bagi usaha yang berdiri tahun 2002 ini, apalagi untuk pasar Internasional.

Tas1Untuk sepatu, R&D Handicraft juga menggunakan bahan yang tak kalah unik. Model yang sempat menjadi tren adalah sepatu dari bahan kain goni yang dibordir. Kain goni merupakan kain berwarna cokelat tebal yang biasa digunakan sebagai bahan karung untuk tempat gula. Karung ini juga sering dipakai dalam perlombaan lompat karung saat acara tujuh belasan.

Tas, sepatu goni, serta sepatu-sepatu lain di sini didesain sendiri oleh R&D Handicraft dengan berpatok pada tren yang sedang berkembang. Untuk itu mereka – Pak Dody dan pegawainya – tidak pernah telat update mode terbaru. “Tren sekarang lebih ke warna-warna yang bertabrakan, kuning kombinasi hijau, misalnya,” terang Ibu bernama lengkap Mahmudah ini.

Buat Anda yang gemar dengan barang-barang “berbau” alam, etnik nan unik, mungkin tas dan sepatu buatan R&D Handicraft akan cocok untuk Anda. Harganya dipatok mulai dari Rp 25.000 sampai Rp 160.000, tergantung jenis, model, dan bahan barang.

Kebutuhan perempuan akan mode yang tidak ada habisnya berhasil ditangkap  dengan baik oleh R&D Handicraft. Dari sana, mereka membatasi target pada konsumen perempuan saja dan tidak memproduksi barang untuk laki-laki. “Laki-laki kalau punya tas atau sepatu, baru ganti kalau sudah rusak. Nanti stok lain nggak laku-laku dong,” pungkas Ibu 40 tahun ini sambil bercanda.Sandal

Rawat secara rutin tas Anda

Banyak orang mengurungkan niatnya memiliki tas berbahan “alam” karena tingkat keawetannya yang jauh di bawah tas berbahan kulit, plastik, atau lainnya. Memang benar, namun, jika si pemilik bisa merawatnya dengan baik, tas dari bahan tanaman juga bisa bertahan lama sampai lebih dari 5 tahunan.

Berikut tips untuk Anda yang sudah memiliki atau berencana membeli tas “alam” agar lebih tahan lama:

  1. Usahakan tas tidak terkena air. Karena tas berbahan tanaman sangat mudah berjamur jika lembap, akan lebih baik jika dijauhkan dari tempat yang basah. Namun, jangan juga ditaruh di tempat yang terlalu panas. Jika ingin menyimpan, cukup di suhu normal saja. Bila perlu simpan di tempat kedap udara yang diberi silika gel agar lebih tahan terhadap jamur.
  2. Bersihkan debu dengan sikat lembut. Sapu bagian-bagian yang berdebu secara rutin, supaya tidak menumpuk menjadi noda membandel. Usahakan juga tidak terlalu kencang saat menyikat agar serat tumbuhannya tidak rusak.
  3. Lap dengan kain yang diberi pewangi. Sebenarnya tas “alam” tidak perlu dicuci. Namun jika telanjur kotor, Anda bisa mengusap bagian yang kotor dengan lap yang sedikit basah (ingat: jangan terlalu basah). Jika ingin wangi, Anda bisa menambahkan sedikit pewangi pada lap. Setelah itu, langsung keringkan.

R&D HANDICRAFT
Instagramhttps://www.instagram.com/yoiku.official/
Telp/WA08123119035, 085216140180 (Valis/Dody)
AlamatJl. Sunan Kalijaga No.120, Sukomulyo, Sukorejo, Kec. Lamongan
Silakan bagikan, klik ikon di bawah

7 comments

Leave a Reply