Jika Anda sedang berada di Kota Lamongan, sempatkan diri untuk mengunjungi alun-alun. Terletak di Jalan Lamongrejo, Jetis, sekitar 300 meter sebelah selatan pertigaan Dapur Lamongan, alun-alun ini merupakan sebuah public space yang disediakan untuk masyarakat umum. Jadi tidak hanya untuk masyarakat Lamongan, dari mana pun Anda berasal bisa mampir ke sana.
Karena alun-alun dengan luas sekitar 4.900 meter persegi ini dibuka untuk ruang umum, banyak fasilitas disediakan bagi pengunjung. Jika Anda sedang berada di sana, mungkin yang paling menarik perhatian Anda adalah keberadaan sebuah pesawat terbang di dalam alun-alun ini.
Lamongan tidak memiliki lapangan udara layaknya kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang. Untuk itu, terlihat aneh memang jika kita bisa menemukan pesawat di bumi Lamongan, di sebuah alun-alun pula. Di badan samping pesawat berwarna abu-abu ini bertuliskan “TNI ANGKATAN LAUT” beserta logonya yang seakan memberi kita informasi pemilik pesawat tesebut. Dari sini timbul sebuah pertanyaan, bagaimana pesawat milik TNI AL ini bisa “nyasar” ke alun-alun Lamongan?
Pesawat terbang yang berjenis Nomad dengan nomor lambung P. 086 N 2255 ini dulunya digunakan untuk patroli udara dan tergabung dalam Sukadron Udara 800 dan bermarkas di Lanudal Juanda Surabaya. Saya katakan “dulunya”, karena sekarang pesawat terbang ini sudah dalam keadaan grounded alias sudah tidak dapat terbang lagi. Jadi jangan heran jika pesawat Nomad di alun-alun ini disangga dengan tiga tiang setinggi 2 meter. Karena di Kota Soto, pesawat Nomad ini diberdirikan sebagai monumen.
Jika dilihat dari bentuknya, pesawat Nomad berbeda dengan pesawat yang biasa digunakan untuk penerbangan komersial. Karena pesawat ini dibuat untuk keperluan tentara, bentuknya lebih kecil, memiliki panjang 12,5 meter, dengan lebar 16,46 meter, dan berat 2.627 kilogram. Lebih kecil daripada pesawat untuk penerbangan komersial yang beratnya bisa berpuluh kali lipat.
Selain dari ukuran dan berat, bentuk pesawat Nomad juga berbeda dengan pesawat untuk penerbangan komersial. Jika pesawat untuk penerbangan komersial yang biasa kita lihat berbentuk besar panjang, dengan puluhan tempat duduk di dalamnya, dan sayap yang menempel di bagian tengah badan pesawat, pesawat Nomad buatan Australia tahun 1974 ini berbentuk ramping, hanya ada dua tempat duduk di depan, dan kedua sayapnya menempel di bagian atas pesawat. Pesawat Nomad memiliki dua baling-baling yang berada di setiap sayapnya. Bagian depanya juga lebih lancip daripada bagian depan pesawat untuk penerbangan komersial.
Meski sudah dalam keadaan grounded, fisik monumen pesawat ini masih terlihat bagus. Dan meski sudah berada di alun-alun sejak tahun 2009, monumen pesawat ini juga terawat dengan baik, terlihat dari bagian-bagian eksteriornya yang masih utuh.
Jika Anda pernah melihat monumen pesawat lainnya di Kabupaten Jombang, tepatnya di Jalan Raya Jombang – Surabaya, di pertigaan terminal, atau juga monumen pesawat di depan museum Kabupaten Probolinggo, Anda akan mendapati banyak kesamaan pada dua monumen pesawat tersebut dengan monumen pesawat di alun-alun Lamongan. Karena semua monumen pesawat ini berjenis sama dan sama-sama berasal dari pemberian TNI Angkatan Laut.
Selain monumen pesawat, di alun-alun Lamongan juga menyediakan fasilitas umum lain seperti Islamic Garden. Tempat ini berada di sebelah selatan dan menempati sekitar seperempat dari luas alun-alun. Dengan berbagai macam tanaman dan pepohonan yang membuat rindang, kita bisa duduk-duduk besantai di sana sambil menikmati pemandangan.
Di dalam area ini juga ada fasilitas lain, yakni jogging track. Sesuai namanya, fasilitas ini berupa lintasan jalan berkeliling islamic garden yang sangat cocok digunakan untuk ber-joging ria sambil melihat sangkar burung dengan berbagai koleksi burung warna-warni. Oh iya, di alun-alun Lamongan juga memiliki koneksi wifi. Buat Anda yang suka browsering di internet bisa membawa laptop atau gadget Anda ke tempat ini.
Anda yang membawa anak kecil, tampaknya harus betah berlama-lama menemani anak Anda. Karena selain fasilitas yang sudah saya sebutkan tadi, alun-alun ini juga memiliki cukup banyak arena bermain. Benar-benar tempat rekreasi gratis dengan banyak fasilitas, bukan?
Meski Anda bisa datang ke alun-alun ini setiap saat, tapi ada baiknya Anda datang di jam-jam sore sampai malam. Karena di jam-jam ini biasanya pengunjung cukup ramai, apalagi di akhir pekan.