Nasi pecel bukanlah makanan khas Lamongan. Bila berbicara tentang pecel di kabupaten ini, kitamungkin akan ingat pecel lele. Itupun sebenarnya bukan pecel, melainkan lele goreng yang dihidangkan dengan sambal tomat. Kalau kita ingin mencari nasi pecel yang sebenarnya, mungkin nasi pecel stasiun Babat adalah jawabannya. Ini merupakan nasi pecel yang terkenal di Kota Wingko ini.
Seperti namanya, nasi pecel stasiun Babat berada di sekitar stasiun kota Babat. Jika Anda orang Lamongan yang sering berpergian naik kereta api, stasiun ini tentu bukan tempat yang asing buat Anda. Karena dulu stasiun ini merupakan satu-satunya stasiun yang menempuh perjalanan jarak jauh, sebelum stasiun di kota Lamongan digunakan untuk fungsi yang sama.
Buat Anda yang belum pernah ke stasiun Babat, stasiun ini terletak di pusat kota Babat kira-kira 500 meter sebelah tenggara pasar Babat. Tepat di depan stasiun terdapat warung-warung makan berpetak. Semua warung tersebut memberikan menu yang sama, yakni nasi pecel. Suasana hiruk pikuk penumpang kereta akan menemani Anda apabila datang sore sekitar pukul 17.00 atau pagi sekitar pukul 06.00 WIB saat jam berangkat dan jam datangnya kereta api.
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan nasi pecel stasiun ini. Bahan-bahan dasar untuk membuat pecelnya pun sama saja seperti pecel-pecel yang lain, yakni gula merah, kacang tanah, bawang merah, bawang putih, kencur, dan cabe, dan ada tambahan sedikit gula pasir. Sebagian warung di sini memasak pecelnya tanpa menggunakan minyak, jadi pecelnya tidak berminyak. Sebagian lagi memasak pecelnya dengan minyak, mirip seperti pecel khas daerah Blitar yang terkenal dengan bumbu pecel yang berminyak. “Di sini salah satu warung yang memasak pecel tanpa minyak,” ucap pemilik warung Indah.
Nasi pecel stasiun ini menggunakan daun pisang sebagai alas nasi, namun sebagai alas utamanya tetap mengunakan piring. Sayuran yang dipakai juga cukup variatif, seperti sayur kangkung, taoge, kacang panjang, kemangi, mentimun, dan biji lamtoro. Kemudian nasi dan sayur disiram dengan bumbu pecel dan diberi rempeyek kacang di atasnya.
Sebegai pelengkap pecel, disediakan juga lauk bagi Anda yang lebih suka makan pecel plus lauk. Ada jeroan, telur asin, telur dadar, perkedel dan lauk-lauk lainnya. Anda tinggal memilih saja lauk apa yang Anda mau.
Saat dikecap di lidah, bumbu pecel stasiun Babat cukup lembut. Nasi pecel stasiun ini juga cukup pedas. Buat Anda yang tidak betah dengan pedas, jangan lupa memesan minuman terlebih dahulu jika tidak mau kepedasan.
Nasi pecel di stasiun ini sebenarnya sudah ada kurang lebih sejak setengah abad yang lalu. Namun, dulu bukan berupa warung seperti sekarang. Penjual nasi pecel hanya menggelar dagangannya di depan stasiun. Karena sejak sekitar lima tahun yang lalu warung-warung dibangun dan disewakan oleh koperasi setempat, penjual “gelaran” mulai tidak berjualan lagi. “Dulu waktu belum dibangun gini penjualnya itu turun-temurun. Tapi sekarang di warung-warung sudah tidak ada lagi penerus penjual pecel yang dulu,” kata Ibu penjual tadi.
Meskipun bukan penerus dari nasi pecel stasiun “gelaran”, nasi pecel stasiun saat ini tak kalah enaknya. Buat Anda yang sedang berada di Babat, apalagi saat akan berangkat atau pulang dari perjalanan menggunakan kereta api, sempatkan waktu sejenak untuk mencoba nasi pecel stasiun Babat.
Seporsi nasi pecel harganya Rp 4.000. Namun jika ditambah lauk, harganya bertambah sesuai lauk apa dan berapa banyak yang Anda pilih.
Warung penjual nasi pecel stasiun Babat sebagian buka setengah hari dari pagi sampai sore, atau dari sore sampai malam, dan ada juga yang 24 jam. Jadi Anda tak perlu khawatir, jam berapa pun Anda datang, nasi pecel stasiun selalu tersedia buat Anda.