Mandi air hangat memang sangat menyenangkan. Tapi tempat pemandian seperti ini tidak kita jumpai di banyak tempat. Kalaupun ada, untuk masuk ke dalam tempat tersebut akan dikenakan tarif yang cukup mahal.
Tidak banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Lamongan ada sebuah tempat pemandian air panas yang relatif murah. Tempat ini bernama Pemandian Air Panas Brumbun. Bertempat di Dusun Tepanas, Desa Kranji, Kecamatan Paciran. Lokasinya yang berada di tengah-tengah hutan, menjadikan tempat ini memiliki pemandangan yang sangat asri, membuat kita merasa benar-benar berada di tengah hutan. Pepohonan yang rindang di kanan-kiri juga menjadikan tempat ini teduh meskipun di siang hari.
Sebelumnya, sumber air panas yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu ini hanya digunakan sebagai tempat mandi warga setempat saja. Namun pemberitaan dari mulut ke mulut menjadikan pemandian ini mulai ramai oleh orang-orang yang berdatangan dari berbagai tempat.
Dari situlah mulai tahun 2006, pemandian ini dijadikan sebagai tempat wisata dan mulai dibangun meskipun dengan sarana yang masih sangat minim. Sebelumnya tempat ini hanya berupa dua kolam kecil dengan dinding yang sebagian besar terbuat dari batu-batuan. Air dialirkan dari kolam kecil tempat sumber air panas yang keluar dari bawah tanah, tepat di bawah sebuah pohon besar. Sekarang, meski tidak banyak perubahan, dua kolamnya kini telah direnovasi menjadi kolam yang lebih besar dan terbuat dari semen. Dan juga mulai ada tempat ganti baju dan warung-warung yang menyediakan makanan atau minuman bagi pengunjung.
Ada dua versi legenda tentang asal-muasal sumber air panas ini. Versi pertama menyatakan bahwa area pemandian ini merupakan tempat peninggalan Sunan Drajat dan tempat bertapa serta berkumpulnya para wali.
Sedangkan versi kedua menyatakan bahwa tempat ini sebelumnya adalah daerah ramai saat masa jayanya Kerajaan Majapahit. Saat Kerajaan Majapahit mulai runtuh, tempat ini mulai sepi hingga akhirnya menjadi hutan. Teori kedua ini di tunjang oleh adanya patung-patung (ciri masyarakat Hindu Majapahit) di sekitar daerah ini yang telah dipindahkan oleh pemerintah. Namun sejak dipindahkan, sampai saat ini patung-patung tersebut tidak diketahui lagi keberadaannya.
Kedua versi tersebut diyakini oleh mayoritas penduduk setempat, meskipun mereka tidak bisa memastikan versi mana yang benar.
Saat ini, setiap hari pemandian yang tidak pernah habis sumber air panasnya ini didatangi oleh puluhan, bahkan ratusan pengunjung dari berbagai tempat. Mulai dari tetangga desa sekitar, sampai luar kota seperti, Bojonegoro, Malang, sampai Madura.
Mereka umumnya datang dengan berbagai alasan, mulai dari hanya ingin melihat-lihat saja, sampai yang datang dengan tujuan menyembuhkan penyakit, seperti gatal-gatal, stroke, atau penyakit-penyakit lainnya. Kandungan belerang yang telah dinyatakan aman oleh Pemda Lamongan juga membuat pengunjung lebih yakin untuk mandi di sana.
Luas tempat pemandiannya kira-kira 5 x 10 meter yang terbagi menjadi dua tempat. Sebenarnya maksud dibagi menjadi dua tempat ini agar bisa memisahkan antara perempuan dan laki-laki. Namun karena pengunjung lebih suka memilih semaunya, akhirnya dua tempat ini bisa digunakan untuk siapa saja.
Namun sayang, karena lokasinya yang berada di tengah-tengah hutan dengan banyak tempat-tempat tersembunyi, banyak pasangan muda-mudi yang menjadikan tempat ini sebagai ajang mesum.
Jika dibandingkan dengan pemandian air panas lain di Jawa Timur seperti Wisata Air Panas Pacet di Mojokerto, pemandian Air Panas Brumbun ini jauh lebih sedehana. Sarana–prasarana yang kurang memadai jelas sangat kontras dengan Wisata Air Panas Pacet yang selain memiliki kolam air panas yang lengkap, juga memberikan arena bermain bagi anak-anak. Tapi Pemandian Air Panas Brumbun ini jauh lebih murah, untuk masuk ke dalam, Anda hanya perlu membayar parkir kendaraan seharga Rp 5.000 saja.
Selain sebagai tempat pemandian, area kawasan ini juga sering digunakan untuk tempat berkemah sehingga membuat pemandian air panas ini memiliki nilai plus edukatif.
Untuk sampai di pemandian yang buka 24 jam ini, Anda bisa lewat jalur pantura (pantai utara), sekitar 5 km dari pertigaan Drajat ke arah selatan. Atau sekitar 25 km dari Pertigaan Sukodadi ke arah utara. Di Jalan Raya Sukodadi-Drajat ini nanti Anda akan menemukan petunjuk arah kecil yang mengarahkan kita ke lokasi. Namun karena petunjuk arahnya sangat kecil, Anda harus benar-benar memperhatikan jika tidak mau sampai kelewatan hehehe…
Dari petunjuk arah ini Anda akan melewati jalur hutan dengan jalan yang sebagian besar masih berupa tanah dan bebatuan dengan jarak sekitar 2 km lagi. Meski harus melewati jalan yang tak mudah, Anda akan terpuaskan setelah sampai dan mandi air hangat di sana.
Sekadar saran saja, apabila Anda ingin datang untuk menikmati panas terbaik, Anda bisa datang tengah malam. Karena di waktu itulah pemandian ini sampai pada panas terbaiknya. Kalau ingin menikmatinya dengan tenang, Anda disarankan untuk tidak datang pas hari libur dan hari besar. Pada saat-saat seperti itu, pemandian ini akan sangat ramai pengunjung.
Tempat ini juga pas dijadikan pelepas lelah setelah Anda seharian berkeliling Wisata Bahari Lamongan (WBL), Mazola, atau setelah Anda pulang dari makam Sunan Drajat atau Sunan Sendang Duwur. Tertarik untuk mencoba?